Kajian Online Interaktif Ikhwan & Akhwat
- MASJID ASTRA -
SELASA, 26 Januari 2021
13 Jumadil Akhir 1442 H
Pukul, 19.45 WIB - Selesai
? Nara Sumber :
"Ustadz DR. Firanda Andirja, LC., MA."
~ KEUTAMAAN SAHABAT ABDURRAHMAN BIN AUF - Bagian 2 ~
Melanjutkan pembahasan tentang kisah sahabat yang mulia Abdurrahman bin Auf radhiallahu'anhu yang merupakan salah seorang dari sahabat yang sepuluh orang dijamin masuk surga oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
? Hadits-hadits Shahih tentang Abdurrahman bin Auf.
▪️Diantaranya,
Abdurrahman bin Auf ketika berhijrah, tadinya beliau adalah orang yang sangat kaya raya, pedagang besar di kota Mekkah. Bahkan beliau bergaul dengan pembesar2 Quraisy.
Diantara teman dekatnya adalah Umayyah bin Khallaf, yaitu majikannya Bilal bin Rabah.
Namun karena harus berhijrah meninggalkan kota Mekkah menuju kota Madinnah, pengorbanannya adalah meninggalkan seluruh harta yang ada di Mekkah.
Maka Abdurrahman bin Auf pergi dari kota Mekkah dalam keadaan tangan kosong tidak membawa apa2.
Dari yang tadinya kaya raya menjadi miskin mendadak.
Ini bukan perkara yang mudah, yang tadinya memiliki harta yang banyak, tiba2 bersafar yang jauh berpindah kesuatu daerah yang baru tanpa memiliki apa2.
Diantara perhatian Nabi shalallahu'alaihi wasallam kepada kaim Muhajirin, maka Nabi membuat aturan persaudaraan.
Yaitu seorang dari Muhajirin dipersaudarakan dengan seorang dari kaum Anshor. Dimana kalau sudah dipersaudarakan oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam, mereka seperti saudara senasab. Bahkan kalau ada yang meninggal diantara mereka saling mewariskan. Ini diawal Islam. Namun kemudian peraturan waris mewarisi tidak berlaku lagi kecuali dengan yang saudara senasab.
Ketika itu Nabi shalallahu'alaihu wasallam mempersaudarakan antara Abdurrahman bin Auf dengan Sa'ad bin Rabi Al-Anshari radhiallahu'anhu.
▪️Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Abdurrahman bin Auf bercerita,
"Ketika kami datang kekota Madinnah berhijrah, maka Nabi shalallahu'alaihi wasallam mempersaudarakan antara aku dengan Sa'ad bin Rabi."
Maka Sa'ad bin Rabi berkata,
“Wahai saudaraku, aku adalah kaum Anshor yang paling kaya raya. Aku akan memberikan separuh hartaku untukmu, dan aku mempunyai dua istri, pilihlah salah satu yang menurut anda lebih menarik dan akan aku ceraikan dia supaya anda bisa memperistrinya.”
Abdurrahman pun menjawab,
بَارَكَ اللّٰهُ لَكَ فِىْ اَهْلِكَ وَمَالِكَ
“Semoga Allah memberkahi kamu, keluargamu dan hartamu.” (HR. Bukhari)
“aku tidak memerlukan itu semua, tunjukkanlah aku jalan menuju pasar, aku inhin berdagang.”
Kata Sa'ad bin Rabi,
"Ada pasarnya Bani Qainuqa pasarnya orang Yahudi."
Maka Abdurrahman bin Auf masuk ke dalam pasar tersebut dengan tangan kosong, dan dia keluar dari pasar sudah bawa makanan.
Kemudian besoknya lagi dia masuk dalam pasar dan begitu seterusnya.
Entah berapa lagi kemudian dia muncul dengan memakai baju yang dibajunya ada warna kuning2.
Rasulullah melihat Abdurrahman bin Auf pakai baju ada warna kuning2nya, warna minyak wanginya wanita.
Karena minyak wangi laki2 di zaman para sahabat tidak kelihatan warna tapi aromanya tajam.
Adapun minyak wangi wanita ada warnanya tapi aromanya biasa.
Kata Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam,
"Wahai Abdurrahman kenapa kau pakai minyak wangi wanita, apakah kau menikah.?"
Kata Abdurrahman,
"Iya aku menikah."
Kata Rasulullah,
"Kau menikah dengan siapa.?"
Kata Abdurrahman,
"Aku menikahi seorang wanita dari kaum Anshor."
Kata Rasulullah,
"Berapa kau berikan maharnya.?"
Kata Abdurrahman,
"Yaitu nawat (sekitar seukuran emas 3 - 4 Dirham)."
Kata Rasulullah,
"Hendaknya kau bikin walimah meskipun hanya menyembelih seekor kambing."
Ini kisah menakjubkan tentang bagaimana keperdulian para sahabat, sampai Allah menurunkan ayat tentang hal ini.
★ Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam QS. Al-Hasyr ayat 8-9;
لِلۡفُقَرَآءِ الۡمُهٰجِرِيۡنَ الَّذِيۡنَ اُخۡرِجُوۡا مِنۡ دِيَارِهِمۡ وَاَمۡوَالِهِمۡ يَبۡتَغُوۡنَ فَضۡلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضۡوَانًا وَّيَنۡصُرُوۡنَ اللّٰهَ وَرَسُوۡلَهٗؕ اُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوۡنَۚ
"(Harta rampasan itu juga) untuk orang-orang fakir yang berhijrah yang terusir dari kampung halamannya dan meninggalkan harta bendanya demi mencari karunia dari Allah dan keridhaan(-Nya) dan (demi) menolong (agama) Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar."
[QS. Al-Hasyr : 8]
وَالَّذِيۡنَ تَبَوَّؤُ الدَّارَ وَالۡاِيۡمَانَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡ يُحِبُّوۡنَ مَنۡ هَاجَرَ اِلَيۡهِمۡ وَلَا يَجِدُوۡنَ فِىۡ صُدُوۡرِهِمۡ حَاجَةً مِّمَّاۤ اُوۡتُوۡا وَيُـؤۡثِرُوۡنَ عَلٰٓى اَنۡفُسِهِمۡ وَلَوۡ كَانَ بِهِمۡ خَصَاصَةٌ ؕ وَمَنۡ يُّوۡقَ شُحَّ نَـفۡسِهٖ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَۚ
"Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."
[QS. Al-Hasyr : 9]
Mereka kaum Anshor dan Muhajirin saling mencintai karena sama2 beriman.
Dan kaun Anshor tidak merasa hasad kepada kaum Muhajirin atas apa yang Allah anugerahkan kepada kaum Muhajirin yaitu,
- Kaum Muhajirin lebih utama dari pada Kaum Anshor.
- Kaum Muhajirin lebih dipuji oleh Allah dari pada kaum Anshor.
- Dan mereka lebih mendahulukan kepentingan Kaum Muhajirin dari pada kepentingan sendiri.
Kalau kisah Sa'ad bin Rabii ini yang mau memberikan setengah hartanya dan menawarkan salah satu istrinya, tidak diriwayatkan dalam Hadits yang shahih, maka ini dianggap hanya sebuah dongeng.
Ini kisah nyata yang diriwayatkan oleh,
- Anas bin Malik.
- Abdurrahman bin Auf.
Begitulah para sahabat, kalau kita lihat cerita mereka seakan2 sesuatu yang aneh, tapi tidak usah aneh karena guru mereka adalah Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam.
Dan Abdurrahman bin Auf mempunyai harga diri, dia tidak asal menerima saja tawarin itu,
Beliau sedang dalam kesusahan dan kesulitan, masuk kepasar dengan tangan kosong tidak membawa uang sepeserpun.
Tapi Allah berkahi dia, akhirnya bisa bawa makan, dan akhirnya punya uang.
Begitu punya uang yang pertama beliau lakukan adalah menikah demi menjaga diri.
Setelah itu Abdurrahman bin Auf berdagang di kota Madinnah, beliau adalah orang diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'aa.
Bahkan karomahnya luar biasa kalau berdagang pasti untung dan mudah harta datang kepadanya.
◆ Disebutkan dalam sebuah riwayat, beliau berkata;
“Sungguh mengherankan diriku ini, seandainya aku mengangkat batu tentulah kutemukan emas dan perak di bawahnya.”
Allah berikan kemudahan bagi Abdurrahman bin Auf untuk mendapatkan harta yang begitu banyak.
? Bagaimana Perdagangan Abdurrahman bin Auf radhiallahu'anhu.
Beliau adalah orang yang memiliki harta yang banyak dan sangat dermawan.
▪️Pada saat Perang Tabuk.
Beliau bersedekah dengan 4000 Dinar, waktu itu adalah setengah hartanya.
(1 Dinar = 4 seperempat gram emas. Sekitar 16 kg emas)
Semakin sering beliau bersedekah, semakin banyak hartanya.
▪️Disebutkan dikesempatan lain. Beliau juga pernah bersedekah 40.000 Dinar.
(Sekitar 160 kg emas)
▪️Beliau juga bersedekah dengan 500 ekor Kuda dan 1.500 Unta, semua beliau sedekahkan dijalan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
▪️Dalam sehari beliau bisa memerdekakan 30 budak.
Perdagangan beliau sangat besar. Sampai setelah Rasulullah meninggal, hartanya Abdurrahman bin Auf terus bertambah.
Ada satu kafilah datang ke kota Madinnah, menjadi heboh saat itu.
Aisyah tahu kalau ini adalah Kafilah dagangnya Abdurrahman bin Auf radhiallahu'anhu.
▪️Beliau adalah orang yang selalu perhatian kepada istri2 Nabi setelah wafatnya Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
- Beliau berikan biaya untuk istri2 Nabi untuk berhaji.
- Beliau berikan pemberian kepada Istri2 Nabi.
- Beliau sangat perhatian dari sisi ekonomi.
Tidak ada yang memberi perhatian kepada istri2 Nabi sepeninggalan Nabi shalallahu'alaihi wasallam seperti perhatiannya Abdurrahman bin Auf radhiallahu'anhu.
▪️Beliau pernah menjual sesuatu milik beliau yaitu 40.000 Dinar/Dirham, kemudian beliau bagi2kan kepada Istri2 Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
▪️Disebutkan beliau pernah menjual kebun kurma beliau yang harganya sekitar 400.000 Dirham/Dinar (zaman dahulu Dirham lebih kecil daripada Dinar, 1 Dinar kira2 12 Dirham).
Intinya dia pernah menjual kebun yang sangat mahal untuk dibagi2kan kepada Istri2 Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
▪️Beliau juga membagi2kan harta beliau kepada para mujahidin, bahkan beliau membagi harta beliau kepada para sahabat yang ikut perang badar yang masih hidup.
Disebutkan saat itu masih ada yang tersisa sekitar 100 orang yang ikut serta dalam Perang Badar.
Masing2 setiap orang mendapatkan 400 Dinar (kira 1,5 kg emas).
Saking banyak hartanya Abdurrahman bin Auf, beliau sudah banyak berinfaq dan sedekah, perhatian kepada istri2 Nabi, memerdekakan budak, bagi2 uang kepada mujahidin dan para peserta perang Badar.
Ketika beliau meninggal uangnya pun masih banyak.
▪️Disebutkan ketika beliau meninggal, beliau punya istri Empat.
Ada khilat, ada yang mengatakan masing2 istrinya mendapatkan 80.000 Dirham.
Ada yang mengatakan masing2 istrinya membawa 100.000 Dirham.
Kalau warisan bagian 4 istrinya adalah seperdelapan dari harta yang tersisa.
Ketika Abdurrahman bin Auf meninggal dunia, dia punya harta yang masih tersisa setelah dibagi2 dengan wasiat sekitar 3.200.000 Dirham.
Sudah dermawan luar biasa, tidak ada yang menyaingi kedermawanan Abdurrahman bin Auf. Walaupun Abu Bakar juga kaya tapi tidak seperti Abdurrahman bin Auf.
▪️Harta beliau ketika meninggal dunia.
- Istrinya 1 orang dapat 100.000 Dirham
(1 Dinar 10 Dirham, kira2 10.000 Dinar).
- 4 orang istri berarti 40.000 Dinar, ini adalah seperdelapan dari harta warisannya.
- Berarti harta warisannya 40.000 x 8 = 320.000.
Tarolah 300.000 Dinar.
(1 Dinar = 4 seperempat gram emas).
300 kg x 4 1/4 = 1.200.000 kg emas, kira2 harta Abdurahman bin Auf ketika dia meninggal dunia.
Wallahu'alam.
Dan itu semua dia dapat dengan kerjaannya sendiri, tidak berpangku tangan kepada siapapun, diberi tawaran tidak diterima, bertawakal kepada Allah.
Dan Allah berkahi dia sampai dia dia mengatakan,
"Kalau saya angkat batu maka saya dapati emas dan perak dibawah batu tersebut."
Semakin bertambah tahun semakin banyak sedekahnya, tapi hartanya tidak habis2.
Apakah Abdurrahman dengan kekayaannya seperti itu beliau kemudian sombong angkuh.? "Tidak."
Beliau tetap menjadi orang yang zuhud, beliau tetap rajin ibadah.
◆ Hadits yang disampaikan oleh Sufyan Ats-Tsauri, sampai kepada Tabi'in Abul Hayes al-Asadi dalam tafsir Ibnu Katsir, beliau berkata;
"Suatu hari aku sedang tawaf di Ka'bah, aku melihat ada seseorang ketika tawaf dia berdoa,
اللَّهُمَّ قِنِي شُحَّ نَفْسِيَ
(“Allahumma qinii syuhha nafsii,”)
"Ya Allah, hilangkanlah dariku sifat pelit lagi tamak."
Orang tersebut hanya berdoa itu saja, seakan2 dia orang pelit yang ingin terlepas dari kepelitan.
Ternyata orang ini adalah Abdurrahman bin Auf yang tidak pelit dan sangat dermawan, tapi dia tidak merasa dirinya hebat. Dia tetap berdoa seperti itu.
Intinya adalah;
Abdurrahman bin Auf tidak sombong, tidak ujub dengan ibadahnya, dan dia merasa dirinya masih ada rasa pelit harus dia lawan. Sehingga dia berdoa seperti itu ketika tawaf, tidak ada doa yang lain.
◆ Hadits yang diriwayatkan oleh anaknya tentang Abdurrahman bin Auf, yaitu Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf dalam Shahih Bukhari.
Suatu hari Abdurrahman bin Auf dihidangkan makanan dan dia sedang berpuasa. Waktunya berbuka, maka dia mengenang para shahabat yang meninggal dalam kondisi miskin.
Pada saat berbuka dia berkata;
"Telah terbunuh dalam peperangan Mush'ab bin Umair dan dia lebih baik dariku, ketika dia meninggal tidak ditemukan kain untuk mengkafaninya kecuali hanya sehelai kain, kalau ditutup bagian kepalanya kedua kakinya terlihat, kalau kedua kakinya ditutup kain tersebut kepalanya terbuka.
=> Artinya ;
Mush'ab bin Umair tidak memiliki apa2 sampai untuk kain kaffannya pun tidak ada.
Kemudian dibentangkan bagi kita dunia sebagaimana yang telah terlihat ini.
Kemudian dia berkata,
"Aku khawatir ini adalah kebaikan2 yang Allah segerakan bagi kita yang harusnya disimpan diakhirat di Surga, Allah segerakan kirimkan ke dunia."
Kemudian Abdurrahman bin Auf pun menangis dan dia tidak jadi buka puasa.
▪️Inilah Abdurrahman bin Auf seorang yang sangat mulia dikalangan para shahabat, kekayaan yang dia miliki tidak menjadikan dia sombong dan angkuh.
Bahkan dia tetap tawadhu dan dia ingat bagaimana kondisi2 dahulu, bagaimana susahnya kehidupan.
Bagaimana sahabat2 yang telah meninggal sebelumnya yang mereka hidup susah dan tidak merasakan dunia sedikitpun kemudian dia meninggal.
Para ulama mengatakan sahabat bertingkat2, yang paling mulia diantaranya adalah Khulafaur Rasyidin, setelah itu Sepuluh orang yang dijamin masuk Surga, diantaranya Abdurrahman bin Auf, yang beliau juga ikut Perang Badar, ikut semua peperangan.
Yang Nabi berkata kepada Khalid bin Walid,
"Jangan kau cela Abdurrahman bin Auf, kalau kau punya emas sebesar gunung uhud tidak akan sama dengan infaqnya Abdurrahman bin Auf yang hanya segenggam gandum."
▪️Abdurrahmna bin Auf tidak sombong, biasanya orang kalau sudah memiliki kekayaan akan sombong.
★ Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman;
كَلَّاۤ اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَيَطۡغٰٓىۙ
"Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas,
اَنۡ رَّاٰهُ اسۡتَغۡنٰىؕ
"Apabila melihat dirinya serba cukup."
[QS. Al-'Alaq : 6-7]
▪️Dalam riwayat lain dia mengatakan,
"Hamzah bin Abi Thalib terbunuh dalam perang Uhud, dia lebih baik dari pada aku."
Abdurrahman bin Auf, biarpun dia kaya dia tetap puasa, puasa sunnah, tetap rajin beribadah, tidak sombong dan tidak angkuh.
Oleh karenanya para Ulama mengatakan, Zuhud yang penting masalah hati.
Bisa jadi seseorang tidur ditempat yang nyaman tetapi dunia tidak didalam hatinya.
Begitu mudah dia keluarkan dunia untuk dijalan Allah Subhanahu wa Ta'ala, dia tahu bahwa itu sumbangan dia diakhirat. Dia cari dunia untuk dia buang diakhirat, bukan dia kumpulkan didunia.
Sebaliknya mungkin ada orang yang tidur diatas tikar, tapi hatinya penuh dengan dunia. Tapi dia gak dapat2.
Zuhud yang hakiki adalah masalah hati kita terhadap harta, kalau harta kita masukkan kedalam hati kita maka kita akan fikirkan dunia dunia terus.
Abdurrahman bin Auf, semakin banyak dia menyumbang, semakin banyak Allah kasih harta kepadanya.
Ini pelajaran bagi kita,
Punya dunia atau tidak punya dunia yang penting hati kita beres terhadap akhirat, jangan sampai hati kita tenggelam dengan dunia.
◇ Adapun Hadits yang menjelaskan,
"Bahwasanya Abdurrahman bin Auf karena hartanya banyak kemudian dia akan merangkak ketika di hisab."
-> Itu hadits tidak ada sanad yang shahih, bahkan sebagian mengatakan itu hadits yang bathil.
◇ Ibnu Taimiyah dan juga Ibnu Hajar menyebutkan,
"Bahwasanya benar orang yang memiliki harta yang banyak hisabnya lebih panjang dari pada yang gak punya harta."
◆ Disebutkan dalam sebuah hadits Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ الأَغْنِيَاءِ بِنِصْفِ يَوْمٍ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ
“Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun.”
(HR. Ibnu Majah no. 4122 dan Tirmidzi no. 2353. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
◇ Kata Ibnu Hajar,
"Bukan berarti dia hisabnya panjang maka Surganya rendah, bisa jadi dia masuk surga belakangan tapi surganya sangat tinggi. Setelah dihisab ternyata hartanya untuk sedekah dijalan Allah."
Disebutkan,
"Yang pertama kali melewati Shirot, adalah orang2 Muhajirin yang miskin,"
Yang kata Nabi shalallahu'alaihi wasallam,
"Yang pertama kali melewati Shirat adalah orang2 Faqir dari Muhajirin yang baju mereka kotor, karena tidak ada baju lain untuk diganti."
Orang2 yang kaya menunggu 500 tahun setelah orang2 miskin untuk masuk Surga, menunggu di Qonthoroh.
Kalau ternyata punya harta banyak seperti Abdurrahman bin Auf, bisa masuk surga tertinggi, tapi tetap saja menunggu 500 tahun.
Satu2nya cara bisa masuk Surga tanpa menunggu 500 tahun yaitu masuk Surga tanpa hisab.
Harus punya amal yang luar biasa yang bisa bikin masuk surga tanpa hisab.
Tapi masuk Surga tanpa hisab itu tidak mudah.
▪️Diantara kisah Abdurrahman bin Auf dalam Shahih Bukhari adalah kisah dalam perang Badar bersama Umayyah Bin Khallaf.
Abdurrahman bin Auf adalah temannya Umayyah bin Khallaf, sama2 pedagang dan sama2 kaya raya.
Dan Umayyah bin Khallaf selalu panggil Abdurrahman bin Auf dengan nama jahiliyahnya yaitu Abdu Amr.
Dia tidak mau panggil Abdurrahman (nama yang diberikan oleh Nabi).
Ketika perang Badar Umayyah bin Khallaf ikut dalam perang Badar. Beliaulah yang menyiksa Bilal dibawah terik matahari, dicambuk dan disiksa karena Bilal disuruh Kufur.
Bilal mengatakan Ahadun Ahad (Allah Maha Esa).
Akhirnya Bilal dibeli oleh Abu Bakar Ash Shiddik dan dimerdekakan.
Ketika perang Badar, tokoh2 musyrikin banyak yang tewas dalam peperangan, seperti Abu Jahal dan teman2nya.
Utbah bin Rabiah, Syaibah bin Rabiah.
Ada juga yang tewasnya belakangan, dan ada yang ditangkap diantaranya adalah Utbah bin Abi Mu'ayt.
Dialah adalah yang mengganggu Nabi, yang Nabi lagi sholat dia menaruh kotoran diatas punggung Nabi.
Utbah bin Abi Mu'ayt adalah mertuanya Abdurrahman bin Auf.
Ketika perang Badar selesai, diantara yang ditangkap adalah Umayyah bin Khallaf dan anaknya Ali bin Umayyah bin Khallaf.
Abdurrahman bin Auf ketika itu sedang mengambil Dirah (yaitu pakaian perang orang kafit yang dibunuh).
Dan baju perang itu mahal, ghonimah buat dia.
Ketika sedang membawa harta ghonimah, Abdurrahman bin Auf bertemu dengan Umayyah bin Khallaf, lalu dia memanggil,
"Ya Abdu Amr."
Tapi Abdurrahman tidak menoleh, maka dia dipanggil lagi,
"Ya Abdurrahman, maukah kau dapat harta yang banyak.? Aku jadi tawananmu saja."
Kemudian Abdurrahman membuang semua Ghonimah yang ada ditangannya, dan dia tangkap Umayyah bin Khallaf dan anaknya Ali bin Umayyah bin Khallaf dan dibawa.
Ketika itu bertemu dengan Bilal, kata Bilal,
"Saya yang mati atau dia yang mati, aku tidak selamat kalau dia selamat."
Kata Adburrahman,
"Wahai Bilal, ini adalah tawananku."
Kata Bilal,
"Tidak, saya yang mati atau dia yang mati."
Lalu Bilal berteriak,
"Wahai kaum Anshor, ini pemimpin kekufuran."
Akhirnya orang2 Anshor semua datang mulai menyerang menuju ke Abdurrahman bin Auf yang sedang membawa Umayyah bin Khallaf.
Karena Umayyah orangnya gemuk, dia tidak bisa dibawa lari, akhirnya dilepaskanlah anaknya Ali bin Umayyah bin Khallaf agar dibunuh oleh orang2 Anshor.
Ketika itu Umayyah dibawa lari oleh Abdurrahman bin Auf. Dan para sahabat sudah mulai mendekati mereka.
Kata Abdurrahman bin Auf,
"Ini adalah tawanan untuk ditebus."
Lalu Abdurrahman menyuruh Umayyah untuk tunduk, dan kemudian Abdurrahman menutupi badannya agar dia selamat.
Tetapi para sahabat menikam dari bawah, termasuk kakinya Abdurrahman bin Auf yang terkena tikaman.
Dalam satu riwayat Abdurrahman bin Auf berkata,
"Semoga Allah merahmati Bilal, gara2 Bilal baju perang saya tidak dapat, harta tebusan juga tidak dapat."
▪️Adapun keluarga Abdurrahman bin Auf, istrinya ada 12 orang.
Tetapi pada meninggal, intinya yang tersisa tinggal 4, tetapi dia menikah sampai 12 kali, kemudian dia juga memiliki anak2 yang banyak.
Demikianlah kisah Abdurrahman bin Auf radhiallahu'anhu.
Semoga dengan kita tahu kisah Abdurrahman bin Auf, menjadikan kita lebih dermawan, jangan terpedaya dengan dunia ini.
Bagi yang diberikan rizky oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, kesempatan untuk meraih surga yang tertinggi.
Jangan sampai sudah di hisab panjang2 surganya juga rendah, apalagi di hisab panjang2 ternyata masuk neraka jahannam.
Dan bagi yang sudah menymbang jangan pernah ujub, lihat Abdurrahman bin Auf tetap berdoa, "Ya Allah jangan jadikan saya orang yang pelit."
Dia tidak merasa apa yang sudah dia keluarkan itu sesuatu baginya.
Apa yang kita sumbangkan semoga bernilai, sedikit yang kita sumbangkan disisi Allah, akan menjadi besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.
▪️Abdurrahman bin Auf wafat tahun 32 Hijriah, yaitu wafat sebelum Utsman bin Affan dan disaat pemerintahan Utsman bin Affan radhiallahu'anhu.
Wallahu Ta'ala 'alam Bishowab.
? SOAL - JAWAB
1️⃣ Apakah syariat walimah baru ada setelah Abdurrahman bin Auf di Madinnah.?
↪️ Jawab :
Apakah syariat walimah baru ada di Madinnah, wallahu'alam bishowab.
Tetapi walimah adalah suatu kebiasaan diantara tradisi orang2 Arab, dan tradisi seluruh masyarakat kalau menikah ada pesta itulah walimah. Makanan yang dihidangkan ada makanan walimah.
Makanya Walimatul Ursy yaitu makanan yang dihidangkan tatkala acara pesta pernikahan.
Itu sudah ada sejak di zaman jahiliyah sebelum diutusnya Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
Kemudian setelah diutusnya Islam maka Nabi melanjutkan bahwasanya itu disyariatkan.
Tapi kapan awal disyariatkan wallahu'alam bishowab.
Kita tahu Nabi shalallahu'alaihi wasallam ketika di mekkah kondisinya tidak semudah yang dibayangkan. Kondisi baru nyaman ketika di Madinnah. Apakah itu yang pertama kali disyariatkan, wallahu'alam.
Yang jelas walimah adalah disunnahkan, bahkan kalau seseorang bisa walimah dengan kambing itu yang terbaik.
Kecuali kalau tidak mampu, sebagaimana Nabi shalallahu'alaihi wasallam terkadang pernah walimah dengan gandum saja yang dicampur dengan kurma ketika tidak ada kemampuan saat itu.
Wallahu'alam bishowab.
2️⃣ Bagaimana cara kita bersikap untuk zuhud apakah lebih mementingkan akhirat tetap membagi dengan 50% dunia dan 50% akhirat.?
↪️ Jawab :
Ini adalah cara berfikir yang salah, jangan kita menyamakan dunia dengan akhirat. Dunia tidak ada nilainya disisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.
◆ Nabi shalallahu'alaihi wasallam bersabda,
لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir.”
(HR. Tirmidzi, dan dia berkata: ‘hadits hasan sahih’)
Karena dunia itu tidak bernilai maka orang kafir dikasih dunia, kalau dunia itu ada nilainya Allah tidaknakan orang kafir dunia sama sekali.
Jadi tidak boleh kita membagi dunia 50% dan akhirat 50%. Itu adalah cara berfikir yang salah.
Dunia harus diorientasikan seletuhnya untuk akhirat.
Caranya bagaimana.?
Ya kita niatkan untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala, kita punya dunia tapi kita niatkan selalu untuk Allah.
- memberi nafkah keoada anak2 niatkan karena Allah.
- memberikan kepada orang tua niatkan karena Allah.
- apapun yang dengan uang kita lakukan, kita niatkan untuk Allah.
Jangan kita menyeimbangkam dunia dengan akhirat.
★ Allah Ta'ala mengatakan,
وَابۡتَغِ فِيۡمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ وَلَا تَنۡسَ نَصِيۡبَكَ مِنَ الدُّنۡيَا
"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia."
[QS. Al-Qasas : 77]
Jadi fokus 100% untuk akhirat tapi jangan lupa urusan dunia.
Karena mungkin ke masjid terus untuk ibadah kemudian lupa dengan anak istri, bukan seperti itu.
Tapi berusahalah untuk 100% keakhirat tapi jangan lupa kegiatan duniawi yang dibolehkan.
Sekarang dibalik oleh masyarakat, carilah duniamu jangan lupa akhiratmu, ini salah dan keliru, tidak sesuai dengan ayat Allah yang tadi.
Jadi semua harta yang kita miliki ini seperti, rumah, kendaraan, HP. Kita gunakan niatkan untuk Allah.
Ibadah itu bukan cuma baca Quran dan sholat wajib atau sholat malam. Tidak..!
Kita bermuamalah dengan baik, kita berbuat baik dengan pembantu, kita berbuat baik pada istri dan anak2, kita belikan hadiah untuk mereka niatkan semua karena Allah.
Jadi semua dunia yang kita miliki kita niatkan karena Allah. Orientasikan hati selalu untuk akhirat.
Tidak ada itu dibagi yang namanya 50% dunia dan 50% akhirat. Tidak boleh seperti itu.
Wallahu'alam bishowab.
3️⃣ Bagaimana caranya agar kita tidak dihisab.?
↪️ Jawab :
Tidak dihisab itu adalah tingkatan yang sangat tinggi.
Ketika Nabi bercerita tentang orang2 yang tidak dihisab,
◆ Kata Nabi shalallahu'alaihi wasallam,
وَعَدَنِى رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِى سَبْعِينَ أَلْفاً بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ مَعَ كُلِّ أَلْفٍ سَبْعُونَ أَلْفاً
“Rabbku ‘azza wa jalla telah menjajikan padaku bahwa 70.000 orang dari umatku akan dimasukkan surga tanpa hisab dan tanpa siksa. Setiap 1000 dari jumlah tersebut terdapat 70.000 orang lagi.”
(HR. Ahmad 5: 268. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dan sanad hadits ini hasan).
Berarti berdasarkan hadits ini ada 4.970.000 orang yang dimaksud.
Dan Nabi sebutkan ciri2 mereka adalah,
هُمْ الَّذِينَ لَا يَتَطَيَّرُونَ وَلَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Mereka itu tidak melakukan thiyaroh (beranggapan sial), tidak meminta untuk diruqyah, dan tidak menggunakan kay (pengobatan dengan besi panas), dan hanya kepada Rabb merekalah, mereka bertawakkal.”
(HR. Bukhari no. 5752)
Intinya mereka memiliki tawakal yang tinggi, maka seorang yang ingin masuk surga tanpa Adzab dan tanpa Hisab punya tawakal yang sangat tinggi.
Dan itu berat, ketika Allah membagi penghuni surga ada tiga,
★ Allah Ta’ala berfirman,
ثُمَّ أَوۡرَثۡنَا ٱلۡكِتَـٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصۡطَفَيۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۖ فَمِنۡهُمۡ ظَالِمٌ۬ لِّنَفۡسِهِۦ وَمِنۡہُم مُّقۡتَصِدٌ۬ وَمِنۡہُمۡ سَابِقُۢ بِٱلۡخَيۡرَٲتِ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ ذَٲلِكَ هُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡڪَبِيرُ
“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada [pula] yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.”
[QS. Fathir : 32]
Diantara mereka yaitu,
1. Orang yang disa dan kebaikan, tapi dia masuk surga.
2. Orang yang hanya menjalankan yang wajib2 saja, yang sunnah kurang semangat.
3. Orang yang semangat, dalam segala hal dia semangat. Kalau sedekah paling dahulu, kemesjid paling cepat, berbakti sama orang tua nomer satu. Mereka inilah yang diharapkan masuk surga tanpa hisab.
Wallahu'alam bishowab.
? PENCATAT :
~ Tim Kajian Online Masjid Astra ~