Kisah Mulia Hasan dan Husein - Bagian 4

Bang Pitung • 9 April 2021
di grup Masjid Astra

 

?NGAJI DARI RUMAH MASJID ASTRA 
Kajian Online Interaktif Ikhwan dan Akhwat. 

SELASA, 06 April 2021
?19.45 WIB - Selesai

? Nara Sumber :
"Ustadz DR. Firanda Andirja, LC., MA."


KISAH MULIA SAHABAT HASAN DAN HUSSEIN - Bagian 4


Kita melanjutkan pembahasan kita tentang keluarnya Al Hussein bin Ali bin Abi Thalib رضي لله عنه menuju Al Kufah karena rayuan orang-orang Kufah, yang mereka mengatakan siap untuk membaiat Al Hussein رضي لله عنه
Bahkan surat datang sampai puluhan ribu surat, intinya mereka mengatakan siap untuk membaiat Al Hussein dan siap berjuang bersama Al Hussein رضي لله عنه

Hussein mengirim Muslim bin Aqil sepupunya untuk mencek kondisi, ternyata orang-orang penduduk Al Kufah berkhianat dan akhirnya mereka meninggalkan Muslim bin Aqil sendirian, dan akhirnya di bunuh oleh Ubaidillah bin Ziyad yang merupakan Gubernur Bashrah di Kufah.

Sementara Al Hussein رضي لله عنه tidak tahu bahwasanya sepupunya sudah meninggal dunia. Surat yang datang pertama dari Muslim bin Aqil bahwasanya benar orang-orang siap untuk membaiat beliau, namun dengan berjalannya waktu semua adalah kedustaan. 
Dan sebelum Muslim bin Aqil meninggal dunia dia sempat menulis surat kepada Hussein dan mengabarkan bahwasanya orang-orang Kuffah adalah pengkhianat.

Namun Hussein terlanjur keluar, para sahabat banyak yang menghalangi beliau agar tidak keluar, seperti Ibnu Umar, Ibnu Zubair, Ibnu Abbas, bahkan saudara beliau Muhammad bin Hanafiyah melarang beliau untuk keluar. Namun dia sudah berazam dan sudah terlanjur keluar.

Ketika itu Hussein keluar dengan banyak anggota keluarganya. 
Diantaranya dengan dua saudarinya Ummu Kultsum dan Zainab yang keduanya adalah putri dari pernikah Ali bin Abi Thalib dan Fatimah.
Beliau juga keluar bersama saudara sebapak lain ibu, seperti Abu Bakar bin Ali, Ja'far bin Ali, Al Abbas bin Ali, semuanya keluar kecuali Muhammad bin Hanafiyah tidak ikut bersama beliau.
Kemudian juga seluruh anak-anaknya ikut bersama Al Hussein, dan sebagian anak-anak dari Al Hasan, kemudian juga sepupu-sepupunya seperti Aun bin Abdillah bin Ja'far, Muhammad bin Abdillah bin Ja'far, dan ponakan-ponakannya, kemudian juga anak-anak dari Aqil seperti Abdullah bin Aqil, Abdurrahman bin Aqil dan Ja'far bin Aqil.

Mulailah keluar Al Hussein رضي لله عنه menuju Al Kufah dengan rombongannya. Setiap beliau mampir kesuatu kampung yang ada sumber air, maka sebagian orang mengikutinya. Namun banyak juga diantara mereka yang akhirnya mundur.

Diantara yang ikut Al Hussein adalah seorang yang bernama Zuhair bin Qain, dia selesai haji baru mau pulang dari Mekah menuju Kufah.
Al Hussein tahu dia menuju Kufah maka Al Hussein mengirim surat kepada Zuhair bin Qain untuk bertemu, tetapi dia tidak mau bertemu dengan Al Hussein. 
Ketika itu Zuhair bersama istrinya, maka istrinya menegur Zuhair dan berkata,
"Subhanallah, bagaimana cucunya Rasulullah صلى لله عليه وسلم mengirim surat kepada engkau meminta untuk bertemu dengannya tapi engkau tidak mau bertemu dengan cucu Rasulullah."
Akhirnya sang suami Zuhair pergi menuju Al Hussein, setelah bertemu kemudian dia pulang bertemu dengan istrinya dengan wajah berseri-seri.
Kemudian dia berkata kepada istrinya,
"Kamu saya ceraikan, pulang kamu sama saudaramu, kamu  sudah saya cerai."
Kenapa dia mengatakan demikian, Zuhair berkata,
"Saya telah meyiapkan diri saya untuk meninggal dunia bersama Al Hussein."
Kemudian dia berkata kepada teman-temannya,
"Yang ingin mati syahid jalan sama saya, yang tidak mau silahkan lanjutkan perjalanan."


⏹️ Adapun lokasi-lokasi yang ditempuh Al Hussein dari kota Mekah menuju Iraq ada beberapa lokasi diantaranya:

1) Hussein melewati Tan'im. Beliau menuju Tan'im dan beliau tetap semangat. Karena begitu banyak surat dari Kufah yang meminta Al Hussein untuk datang dan siap membaiat Al Hussein, dan juga surat yang datang dari Muslim bin Aqil bahwa benar puluhan ribu orang siap membaiat Al Hussein.
Dan beliau menjadi yakin untuk menuju Kufah.

2) Beliau tiba di suatu tempat yang bernama Shofah.
Al Hussein bertemu dengan seorang yang bernama Al Farazdaq. Maka dia segera datang menuju Hussein, dia pegang tali ontanya Hussein.
Kemudian dia berkata,
"Wahai Al Hussein engkau adalah orang yang paling dicintai orang-orang, tetapi ingat pedang-pedang bersama Bani Umayyah bukan bersama orang-orang di Kufah, dan keputusan di tangan Allah سبحانه وتعالى ."
Kemudian Al Hussein bertanya kepada Al Farazdaq,
"Terangkan kepada kami tentang orang-orang di Kufah wahai Al Farazdaq."
Al Farazdaq berkata,
"Kau telah bertanya kepada orang yang ahli dalam hal ini, benar hati orang-orang Kufah bersama engkau, tapi pedang mereka bersama Bani Umayyah, mereka hanya sekedar bicara cinta dalam hati tetapi pedang mereka akan membunuhmu."
(Nasehat dari Al Farazdaq)
Tetapi qadarullah Hussein رضي لله عنه tetap terus berjalan.

3) Kemudian Al Hussein menuju suatu tempat yang bernama Battunurumah.
Sampai disana beliau tulis surat kepada Ahlul Kufah bahwasanya beliau sudah tiba di lokasi ini dan sebentar lagi akan sampai menuju Kufah.
Beliau kirim surat tersebut kepada seorang yang bernama Qais bin Mushir al-Shaidawi. Tetapi Qais bin Mushir yang mengantarkan surat Hussein kepada penduduk Kufah tertangkap oleh seorang yang bernama Hushain bin Tamim, kemudian dibawa kepada Ubaidillah bin Ziyad kemudian di bunuh.

4) Kemudian Al Hussein sampai disuatu tempat yang bernama Zurud, sudah mendekati Iraq.
Disana beliau bertemu dengan seseorang dari Bani Assad yang baru datang dari Kufah.
Maka dia bertanya tentang khobar bagaimana di Kufah, orang tersebut mengatakan bahwa Muslim bin Aqil telah dibunuh.
Ketika itu Hussein berkata,
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un, disisi Allah kami serahkan jiwa-jiwa kami."

Kemudian orang tersebut berkata,
"Aku mohon kepada engkau dengan nama Allah wahai cucu Rasulullah صلى لله عليه وسلم untuk keselamatan jiwamu dan keselamatan orang-orang yang bersama denganmu, engkau Ahlul Bait yang kami lihat mereka sedang bersama engkau, kembalilah engkau ketempatmu, jangan lanjutkan perjalanan menuju Kufah. Demi Allah tidak ada seorang penolongpun bagi engkau di Kufah."
(Hussein dinasehati oleh orang tersebut)

Ketika itu Bani Aqil (saudara-saudaranya Muslim bin Aqil) merekapun mengatakan,
"Kami tidak butuh hidup lagi kalau saudara kami Muslim bin Aqil telah meninggal dunia, kami tidak akan balik sampai kami meninggal."

Ketika mendengar hal tersebut Hussein berkata,
"Tidak ada kelezatan hidup lagi kalau mereka semua sudah meninggal dunia."

Ini kabar yang menyakitkan bagi Al Hussein, ternyata Muslim bin Aqil telah meninggal dunia dan kabar bahwasanya penduduk Kufah telah berkhianat meninggalkan Hussein.
Kemudian Hussein berkata kepada orang-orang yang ikut karena Hussein tidak ingin mencelakai mereka.
Al Hussein berkata,
"Yang ingin balik silahkan balik tidak perlu ikut saya."
Akhirnya orang-orangpun meninggalkan Hussein, kecuali orang-orang yang berangkat bersama beliau dari Madinah.

Dan diantara orang-orang yang tidak pergi kembali menasehati Hussein رضي لله عنه , mereka berkata,
"Kami mohon dengan nama Allah kepada engkau Hussein, hendaknya engkau kembali, tidak seorang penolongpun bagi engkau di Kufah, dan kami takut mereka justru akan membunuhmu."

Ketika sebagian orang menasehati, maka kembali saudara-saudaranya Muslim bin Aqil segera menuju Hussein dan mereka berkata,
"Wallahi (demi Allah) kami tidak akan mundur, kami akan terus lanjut sampai kami menuntut darahnya saudara kami Muslim bin Aqil, atau kami merasakan apa yang dirasakan oleh Muslim bin Aqil atau kami mati, tidak ada mundur."
Mendengar hal ini maka Hussein melanjutkan kembali perjalanan.

5) Kemudian sampailah mereka di daerah yang bernama Tsa'labiyah, kemudian lanjut kesebuah kota yang bernama Zubalah, semakin mendekat kepada Karbala.
Maka sampai kabar dari utusan Umar bin Sa'ad dan Ibnul Asy'ats, suratnya Muslim bin Aqil yang dia tulis sebelum meninggal sampai langsung ke Al Hussein.
Isi surat tersebut mengabarkan,
"Bahwasanya penduduk kota Kufah telah berkhianat dan meninggalkan Muslim bin Aqil."
Maka malam itu Hussein pun menginap di kota Zubalah.

6) Kemudian Hussein melanjutkan perjalanan menuju suatu tempat yang bernama Bathenil Uqbah atau Banil Aqobah, dan beliau mampir disitu.

7) Kemudian beliau berjalan lagi kesuatu tempat yang bernama Syarof.
Itulah hari pertama di bulan Muharram tahun 61 Hijriah. Beliau wafat pada tanggal 10 Muharram di hari Asyuro.

Kemudian datanglah pasukan yang dikirim oleh Ubaidillah bin Ziyad dipimpin oleh seorang yang bernama Al Hurr bin Yazid, datang dengan seribu pasukan berkuda untuk menghadang Al Hussein رضي لله عنه .
Hussein ingin menuju Kufah dihadang oleh Al Hurr bin Yazid, sehingga dia tidak bisa menuju ke Kufah dan di arahkan ke arah kiri agar tidak menuju Kufah.
Kemudian Hussein memperingatkan kepada Hurr bin Yazid, Hussein berkata,
"Aku tidak takut dengan kematian."

Maka pasukan tersebut terus berjalan mengiringi Al Hussein dan sampailah Hussein tiba di suatu tempat yang bernama Karbala.
Maka Hussein bertanya kepada para Sahabatnya yang bersama dia,
"Apa nama tempat ini.?"
Mereka berkata, 
"ini adalah Karbala."
Hussein kembali berkata,
"Ini tempat bencana dan penderitaan."

Kemudian beliau pergi ke arah kanan sedikit dan singgah disana.
Maka datanglah surat dari Ubaidillah bi Ziyad kepada Al Hurr bin Yazid, perintahnya adalah,
"Agar untuk mengganggu Hussein, jangan bikin dia tentram, bikin dia sibuk dan susah."

Ada seorang menasehati Hussein dia berkata,
"Wahai Hussein engkau sedikit, kalau yang melawanmu cukup pasukannya Al Hurr bin Yazid dengan seribu pasukan berkuda maka engkau tidak mampu menghadapinya, pasukanmu hanya sekitar tujuh puluh orang saja. Bagaimana lagi dengan pasukan yang sedang di kirim oleh Ubaidillah bin Ziyad sekitar emoat ribu pasukan yang akan datang."

Dan akhirnya datanglah pasukan dari Kufah diawal bulan Muharram tahun 61 Hijriah.
Pasukan dari Kufah di pimpin oleh Umar bin Sa'ad bin Abi Waqas disuruh oleh Ubaidillah bin Ziyad untuk menekan Al Hussein رضي لله عنه .


⏹️ Pada hari ketiga di Karbala.

Datang pasukan tersebut yang berjumlah empat ribu orang yang di pimpin oleh Umar bin Sa'ad, yang tadinya pasukan tersebut akan menuju ke Arroy tetapi Ubaidillah bin Ziyah menyuruh pasukan tersebut ke arah Karbala menuju tempat Hussein.
Umar bin Sa'ad tadinya tidak mau menurut dengan Ubaidillah bin Ziyad karena tidak ingin bermasalah dengan Al Hussein رضي لله عنه 
Tetapi Ibnu Ziyad mengancam,
"Kalau kau tidak menuruti perintahku membawa pasukan menuju Hussein maka kau akan dilengserkan dari kepemimpinan, dan rumahmu akan dihancurkan, dan kau akan kami bunuh."
Maka akhirnya mau tidak mau Umar bin Sa'ad menjalani perintah Ubaidillah bin Ziyad.

Pasukan akhirnya berjumlah lima ribu dengan kekuatan tempur yang hebat yang akan melawan Hussein dengan jumlah pasukan tujuh puluh orang, dengan persedian senjata yang terbatas.

Maka Umar bin Sa'ad bertanya kepada Hussein,
"Kenapa engkau datang menuju Kufah."
Hussein berkata,
"Ahlul Kufah minta aku datang kepada mereka ya aku datang, kalau memang mereka sudah tidak mau aku datang ke Kufah maka aku akan balik ke Mekah, dan aku biarkan kalian."

Ketika mendengar jawab ini, Umar bin Sa'ad bergembira dan berkata,
"Semoga Allah menyelamatkan aku dari memerangi Hussein."
Maka Umar bin Sa'ad segera tulis surat kepada Ubaidillah bin Ziyad apa yang dia dengar dari Al Hussein tentang penyataan Hussein رضي لله عنه

▪️Isi Suratnya : 
Amma ba'du.
Sesungguhnya aku sekarang singgah ditempat disitu juga Hussein singgah, dan aku sudah mengirim utusanku untuk bertanya kepada Hussein kenapa kau datang ke Kufah, apa yang kau cari di Kufah.
Maka Hussein menulis surat kepadaku, dia berkata,
"aku datang kenegeri ini karena banyak surat-surat yang minta aku untuk datang ke Kufah, mereka minta kepadaku dan aku penuhi undangan mereka, kalau ternyata mereka tidak suka aku datang ke Kufah dan ternyata mereka merubah pikiran mereka maka aku akan pergi meninggalkan arah Kufah dan balik ke Mekah."

Surat dari Umar bin Sa'ad bin Abi Waqas sampai kepada Ubaidillah bin Ziyad.
Dengan sombongnya dia berkata,
"Sekarang ketika kuku-kuku kami sudah mencengkram Hussein, sekarang dia ingin selamat, tidak ada kata selamat baginya."
Kemudian Ubaidillah bin Ziyad tulis surat kepada Umar bin Sa'ad.
 
▪️Isi Suratnya :
Amma ba'du.
Telah sampai suratmu kepadaku dan aku faham apa yang kau sebutkan, tidak ada pilihan kecuali dia dan seluruh pengikutnya hendaknya membaiat Yazid bin Muawiyyah. Kalau dia sudah melakukan hal tersebut membaiat Yazid bin Muawiyyah dan semua pengikutnya, maka kita lihat berikutnya. 
Wassalam.

Maka datanglah surat tersebut kepada Umar bin Sa'ad, dia dia baca surat tersebut, dia tidak suka dengan isinya.
Kemudian Umar bin Sa'ad berkata,
"Ternyata Ubaidillah bin Ziyad tidak mau menerima keselamatan, ingin cari perkara."

Akhirnya Hussein ditawarkan untuk membaiat Yazid bin Muawiyyah dan dia tidak mau, karena Hussein lebih mulia dari Yazid bin Muawiyyah.


⏹️ Tiga hari sebelum Hussein رضي لله عنه terbunuh.

Ibnu Ziyad memerintahkan Umar bin Sa'ad untuk mencegah Hussein jangan sampai dapatkan minum, kalau ada sumber air dicegah jangan sampai dia dapat sumber air.

Maka akhirnya Umar bin Sa'ad mengirim Amr bin Hajjaj dengan lima ratus pasukan berkuda kemudian mereka singgah ditempat sumber air, kemudian mereka menghalangi Hussein jangan sampai mengambil air. 

Diantara lima ratus pasukan tersebut ada seorang bernama Abdullah bin Abi Hushain al-Azdi dia berkata,
"Ya Hussein tidakkah kau butuh air (mengejek Hussein), demi Allah kau tidak akan bisa minum dari sumber air tersebut meskipun setetes sampai kau mati kehausan."
Hussein berkata,
"Ya Allah bunuhlah dia dalam kondisi kehausan."

Ketika Hussein sudah benar-benar dalam kondisi haus tidak ada sumber air, maka Hussein menyuruh saudaranya Abbas bin Ali dan membawa dua puluh orang kemudian berusaha untuk mengambil air semaksimal mungkin.
Akhirnya mereka turun dan berhasil mendapatkan air.

Ketika Hussein memandang kondisi sudah mulai semakin parah sampai dilarang untuk mengambil air, ini berarti sudah serius. Akhirnya Hussein memberikan satu diantara tiga pilihan kepada Umar bin Sa'ad.

Hussein berkata,
Pilihlah salah satu dari tiga pilihan ini:
1. Biarkan kami dan kami akan pergi kedaerah perbatasan, saya tidak akan kembali ke Mekah tidak ke Madinah dan tidak kemana, biarkanlah kami pergi keperbatasan.
2. Atau biarkan aku pergi ke Yazid bin Muawiyyah dan aku membaiat dia.
3. Atau aku balik ke kota Madinah.

Umar bin Sa'ad ketika melihat Hussein mulai mengalah, dia senang. Ini kondisi berat dan Umar bin Sa'ad tidak ingin bermasalah dengan cucu Rasulullah صلى لله عليه وسلم
Maka kembali Umar bin Sa'ada tulis surat kepada Ubaidillah bin Ziyad tentang tawaran dari Al Hussein.
Dia menyangka bahwa sudah ini akan selesai urusannya, tinggal pilih salah satu kemudian urusan beres.

Ketika datang surat dari Umar bin Sa'ada kepada Ubaidillah bin Ziyad menjelaskan tentang tawaran dari Hussein.
Asalnya Ubaidillah bin Ziyad setuju dan dia mengatakan,
"Baiklah saya setuju."
Ternyata disisi Ubaidillah bin Ziyad ada seorang Mujrim yang bernama Syamr bin Dzil Jausyan (provokator) dan dia orang dekatnya Ubaidillah bin Ziyad.
Dia berkata,
"Wahai Ibnu Ziyad, jangan kau terima tawaran Hussein sampai dia dan seluruh pengikutnya tunduk dibawah perintahmu, sungguh telah sampai kabar kepadaku Hussein dan Umar bin Sa'ad ngobrol berdua semalam suntuk."
Ketika itu Ibnu Ziyad terpengaruh dan terprovokasi, kemudian doa berkata,
"Benar, idemu bagus wahai Syamr bin Dzil Jausyan."

Ubaidillah bin Ziyad pun tulis surat kepada Umar bin Sa'ad, dia berkata,
"Saya tidak terima dengan tawaran dari Hussein, tidak ada kemudahan baginya, sampai dia meletakkan tangannya ditanganku dan tunduk, baru saya mau melihat tiga pilihan tersebut."
(Dia perintahkan agar Hussein tunduk dibawah perintahnya)

Tatkala Umar bin Sa'ad menyampaikan ini kepada Hussein, Hussein berkata,
"Saya tidak mau, dia bukan Khalifah, khalifahnya Yazid bin Muawiyyah, kenapa urusan dia Gubernur memaksa saya untuk tunduk kepada perintahnya dan hukumnya, demi Allah aku tidak akan ikut aturannya Ubaidillah bin Ziyad selama-lamanya, tidak ada pilihan lain kecuali perang."
Ketika itu Hussein tegas dan tidak mau tunduk kepada Ubaidillah bin Ziyad.


⏹️ Sehari sebelum Hussein رضي لله عنه terbunuh.

Karena tidak ada pilihan lain terpaksa terjadilah peperangan.
Pada tanggal 9 Muharram 61 Hijriah sehari sebelum Hussein terbunuh maka Hussein sholat Dzuhur dan Ashar di tanah Karbala.
Ketika menjelang waktu Maghrib maka datanglah pasukan dari Kufah yang dipimpin oleh Umar bin Sa'ad menuju kearah Hussein.

Hussein sempat tertidur sebentar dan terkejut ketika melihat banyak pasukan dihadapannya.
Hussein berkata,
"Apa ini ramai-ramai datang kepada saya."
Mereka berkata,
"Sampaikan ke Hussein hanya ada dua pilihan,
1. Tunduk kepada aturan Ibnu Ziyad, datang letakkan tanganmu dihadapan tangan Ibnu Ziyad.
2. Atau perang.

Hussein berkata kepada mereka,
"Berikan kami kesempatan malam ini, besok kami akan berikan jawaban, sampai aku sholat untuk Rabb ku, aku ingin sholat untuk Rabb ku."

Kemudian Hussein berkata kepada Al Abbas,
"Kembalilah, kalau kau mampu buat mereka akhirkan sampai besok, aku ingin malam ini kita sholat dan kita berdoa kepada Allah dan kita beristighfar kepada Allah, sesungguhnya engkau tahu bahwa aku senang sholat kepada Allah. Dan Allah tahu bahwasanya aku suka membaca Alquran Nya, Allah tahu aku suka berdoa dan aku suka Istighfar."

Ketika tiba malam hari merekapun sholat, istighfar dan berdoa, sementara kuda-kuda pasukan Kufah disekeliling kemah-kemah mereka
Hussein kembali lagi berkata kepada pengikutnya yang bersama dia,
"Siapa yang malam ini ingin pulang balik kekeluarganya silahkan tinggalkan kami, saya sudah izinkan. Mereka menginginkan aku bukan menginginkan kalian, pergilah kalian sampai Allah berikan solusi untuk kalian."

Maka Al Abbas berkata,
"Tidak mungkin kami melakukan hal tersebut, Hussein kau ingin kau mati kemudian kami hidup setelah engkau, tidak. Allah tidak akan mungkin melihat hal ini selama-lamanya."

Kemudian semuanya datang dan saudara-saudaranya berkata, anak-anaknya berkata, sepupunya berkata,
"Ya Hussein, kalau kau meninggal kami tidak akan hidup."
Kemudian Hussein berkata,
"Wahai putra-putra Aqil, cukup Muslim bin Aqil yang meninggal, kalian tidak usah, pergilah aku sudah izinkan kalian meninggalkan aku."

Kemudian mereka berkata,
"Apa yang dikatakan orang-orang, kita meninggalkan guru kami, pimpinan kami, dan sepupu-sepupu kami adalah sebaik-baik orang. Kami tidak berperang bersama mereka lalu kami biarkan mereka berperang sendiri. Kami tidak akan melakukan hal tersebut sampai kami mengorbankan jiwa kami dan harta kami dan keluarga kami untuk engkau wahai Hussein. Kami akan berperang bersama engkau sampai kami temui apa yang kau dapati. Sungguh kehidupan yang buruk kalau kau sudah meninggal dunia."

Akhirnya merekapun sholat dan terus berdoa kepada Allah سبحانه وتعالى sampai akhirnya tiba waktunya tanggal 10 Muharram saatnya Hussein meninggal dunia.


⏹️ Hari terbunuhnya Hussein رضي لله عنه 

Inilah hari terakhir bagi Hussein dalam kehidupannya pada tanggal 10 Muharram 61 Hijriah.
Jumlah mereka sedikit hanya tiga puluh dua pasukan berkuda dan empat puluh pasukan pejalan kaki, sementara lawannya lima ribu pasukan.
Dan disitu ada sebaik-baik pemuda yang berkumpul dari kalangan Ahlul Bait.

Kemudian Hussein pergi kekemahnya, kemudian diapun mandi dan pakai minyak wangi yang banyak kemudian naik diatas kudanya. Kemudian dia mengambil Mushaf diletakkan didepannya dan menghadap orang-orang Kufah.

Kemudian Hussein mengangkat kedua tangannya dan berdoa,
"Ya Allah, Engkau adalah kepercayaanku disetiap penderitaan, Engkau adalah harapanku disetiap kesulitan, apapun yang menimpaku aku percaya kepada Engkau. Dan Engkau adalah pemberi segala kenikmatan, dan yang menumpahkan segala kebaikan."

Setelah itu mulailah Hussein mengatur pasukan, jelas ini peperangan menuju kematian yang tidak seimbang, tujuh puluh pasukan melawan lima ribu pasukan, tapi tetap harus terjadi peperangan tersebut.
¤) Maka Hussein menjadikan Zuhair bin Qain al-Bajali (yang menceraikan istrinya) dibagian sebelah kanan.
¤) Kemudian Habib bin Muzahir ditempatkan di sebelah kiri.
¤) Kemudian Hussein menyerahkan bendera peperangan kepada Al Abbas bin Ali.
¤) Kemudian semua anak-anak, wanita-wanita dan istri-istri beliau berada didalam kemah.
¤) Kemudian Hussein menyuruh membakar api dibelakang kemah, khawatir pasukan datang dari belakang, dia ingin perang satu arah saja.

Kemudian pasukan Kufah datang menuju Hussein dan melihat api menyala-nyala. Disana sudah ada Syamr bin Dzil Jausyan sang provokator.
Kemudian dia berkata sambil mengejek,
"Ya Hussein, kau terburu-buru bikin api didunia sebelum api neraka di hari kiamat."

Maka Hussein berkata,
"Kau lebih utama masuk neraka Jahannam dari pada aku."

Setelah itu bertemulah pasukan yang tidak seimbang, maka Hussein menasehati mereka.
Ketika itu pasukan Kufah semua terdiam.

▪️Hussein berkhutbah setelah memuji nama-nama Allah,
"Wahai manusia sekalian, dengarlah nasehatku yang aku ucapkan kepada kalian. Kalau kalian terima dariku nasehatku, kalian adil kepadaku maka kalian akan lebih berbahagia. Tapi kalau kalian tidak mau terima, saya mau buat apalagi, silahkan kalian kumpulkan pasukan kalian semuanya, lakukan apa yang kalian kehendaki, serang aku dan jangan tunda-tunda. Sesungguhnya penolongku hanyalah Allah سبحانه وتعالى dan Dia lah penolong orang-orang yang sholeh."

Ketika mendengar Khutbah Hussein tersebut, maka terdengar tangisan dari dalam kemah, saudari-saudarinya, putri-putrinya, istri-istrinya. Dan Hussein menyuruh Al Abbas agar mereka diam dan tenang.

Kemudian Hussein melanjutkan Khutbahnya,
"Hendaknya kalian periksa diri kalian dan hisablah diri kalian, apakah pantas bagi kalian membunuh orang seperti aku. Aku ini putra dari putri Nabi kalian, aku putra dari Fatimah, dan diatas muka bumi tidak ada putra dari putri Nabi kecuali tinggal aku sendiri. Ali adalah ayahku, Ja'far yang Allah ganti kedua tangannya dengan sayap adalah pamanku, dan Hamzah adalah paman dari bapakku.
Dan Rasulullah صلى لله عليه وسلم pernah berkata tentang aku dan tentang saudaraku Hasan.
"Ini adalah dua pemimpin para pemuda di Surga."
Kalau kalian membenarkan apa yang aku ucapkan, maka itulan kebenaran. Demi Allah aku tidak pernah berdusta atau sengaja berdusta sekalipun sejak aku tahu bahwasanya Allah mengharamkan dan membenci dengan dusta. Kalian tidak percaya, tanyakan kepada para sahabat tentang diriku.
Jabir bin Abdillah masih hidup tanyakan kepada dia tentang Hussein apakah Hussein pernah berdusta.
Tanyakan kepada Abu Said al Khudri apakah Hussein pernah berdusta.
Sahl bin Sa'ad, Zaid bin Arqam, Anas bin Malik, tanyakan kepada mereka tentang aku, mereka akan kabarkan kepada kalian tentang hal tersebut.
Celaka kalian, apa kalian tidak takut kepada Allah, tidakkan cukup apa yang aku sampaikan ini penghalang bagi kalian untuk menumpahkan darahku."

Berkata sang provakor Syamr bin Dzil Jausyan,
"Hussein menyembah Allah cuma sebagian sisi kalau dia tahu apa yang dia ucapkan."

Maka Habib bin Muzahir mengomentari,
"Demi Allah wahai Syamr, engkau meskipun beribadah kepada Allah diatas tujuh puluh sisi, kami tahu apa yang kami ucapkan, kami tahu bahwasanya apa yang diucapkan Hussein. Sesungguhnya hatimu telah di stempel oleh Allah diatas keburukan."

Kemudian Hussein melanjutkan Khutbahnya,
"Wahai manusia sekalian, biarkan aku pergi kedaerah yang aman. Maka kabarkanlah kepadaku kenapa kalian ingin bunuh aku wahai manusia sekalian. Apakah aku pernah membunuh seseorang sehingga kalian ingin bunuh aku, apakah kalian menuntut darah seseorang yang pernah aku bunuh sehingga kalian ingin bunuh aku.
Apakah kalian ingin bunuh aku karena aku pernah makan harta kalian atau curi harta kalian, atau aku pernah melukai hati kalian sehingga kalian ingin qisos dengan melukai dan membunuhku."
Tidak ada yang bisa jawab dan membantah Hussein.

Ketika Hussein sedang berkhutbah mengingatkan mereka, tiba-tiba Hussein melihat ada tokoh-tokoh yang kirim surat kepada dia untuk datang ke Kufah, ternyata ada dalam barisan orang-orang Kufah.

Maka Hussein panggil mereka dan disebut satu persatu, Hussein berkata,
"Wahai kalian semua, wahai Yazid bin Harits, tidakkah kalian pernah menulis surat kepadaku, "sudah tiba saatnya kau memetik buah-buahan, sudah saatnya kau untuk datang kemari, wahai Hussein kemarilah datang kepada pasukan yang sudah siap tempur."
Bukankah kalian pernah menulis surat seperti itu kepadaku."

Mereka menjawab,
"Tidak, kami tidak pernah menulis surat seperti itu."

Kata Hussein,
"Subhanallah, kalian pernah tulis surat itu kepadaku, kalau kalian benci kepadaku wahai manusia sekalian, kalau kalian tidak suka denganku, biarkan aku pergi ketempat yang aman."

Tapi mereka tetap tidak meninggalkan dan tetap pada dua pilihan:
1. Tunduk kepada Ubaidillah bin Ziyad.
2. Atau perang.
Tidak ada pilihan lain.

Ketika Hussein menasehati mereka, ternyata ada seorang yang bernama Al Hurr bin Yazid at-Tamimi, yang pertama kali bertemu Hussein dan melarang dan menghalangi-halangi Hussein diawal pertemuan yang seribu pasukan yang pertama.
Ketika dia mendengar nasehat Al Hussein, akhirnya diapun membelot meninggalkan pasukan Kufah dia masuk kepasukannya Hussein ingin meninggal dunia.

Maka orang-orang berkata kepada Al Hurr bin Yazid,
"Wahai Al Hurr kau datang bersama kami, kita ini pasukan pertama sebelum datang empat ribu pasukan, kau yang menjadi pemimpin kami. Sekarang kau pergi gabung dengan Hussein."

Al Hurr bin Yazid berkata,
"Demi Allah aku memilih diriku masuk surga atau masuk neraka, demi Allah aku tidak akan meninggalkan surga meskipun aku terpotong-potong, meskipun aku terbakar, ini antara surga dan neraka."
Kemudian diapun berjalan dengan kudanya menuju Al Hussein رضي لله عنه .
Kemudian dia berkata,
"Wahai cucu Rasulullah, aku yang dulu pernah melarangmu untuk kembali, aku yang bikin repot engkau, aku minta maaf. Apakah sudah cukup tobatku, apakah cukup aku bertobat dengan bergabung denganmu."

Hussein berkata,
"Iya, Allah akan menerima tobatmu dan Allah akan mengampunimu."

Lalu terjadilah peperangan yang tidak seimbang. Tidak lain yang dilakukan para pengikut Hussein adalah untuk meninggal dihadapan Hussein, semuanya sudah siap untuk mati dan mereka tahu mereka bakalan meninggal.
Maka satu persatu maju melawan dan gugur dihadapan Hussein. Hussein melihat mereka berguguran satu demi satu dan seterusnya.
Bahkan ketika sudah tiba waktu sholat Dzuhur Hussein minta mereka berhenti, Hussein ingin sholat.
Kata mereka, "sholat tidak diterima darimu wahai Hussein."
Berkata seorang yaitu Al Hushain bin Umair dia berkata,
"Tidak ada sholat-sholat lanjut perang."
Akhirnya Hussein sholat dalam sholat Khauf, sambil berperang sambil sholat.
Maka berguguranlah saudara-saudara Hussein Ahlul Bait dihadapan Hussein رضي لله عنه .

▪️Diantara yang meninggal:
¤) Habib bin Muzahir
¤) Anaknya Ali bin Hussein Al Akbar, meninggal ditombak kemudian disayat-sayat oleh pedang musuh dihadapan Hussein. Hussein berkata,
"Semoga Allah membunuh kaum yang membunuh engkau wahai putraku, betapa beraninya mereka terhadap Allah dan betapa beraninya mereka melanggar kehormatan Rasulullah صلى لله عليه وسلم "
¤) Kemudian berguguran sepupu-sepupu beliau, anak-anaknya Aqil
¤) Berguguran juga saudara-saudara beliau diantaranya Abu Bakar bin Ali.
¤) Anaknya Hussein yang masih kecil juga gugur terkena panah dan berlumuran darah dihadapan Hussein رضي لله عنه

》Hussein mempunyai dua anak yang bernama Ali, yaitu:
1. Ali bin Hussein Al Akbar (anaknya yang besar).
2. Ali bin Hussein Al Ashghor (anaknya yang kecil) yang sedang sakit sehingga tidak dibunuh yang dikenal dengan Zainal Abidin. Yang Ahlul Bait semuanya keturunan Ali bin Hussein Al Ashghor. 

Akhirnya semuanya 73 orang tersebut meninggal, laki-laki tinggal Hussein رضي لله عنه sendirian dan Hussein kehausan.
Masih disiang hari, orang-orang berkumpul ingin membunuh Hussein namun tidak ada yang berani, semua sudah meninggal tinggal Hussein pemimpin para pemuda di Surga.

Zainab ketika melihat Kakaknya tinggal sendirian dengan penuh luka maka dia berkata,
"Seandainya langit runtuh ketika itu."
Saking kondisi yang sangat menyedihkan.

Orang-orang tidak ada yang berani maju untuk menikam Hussein. 
Lalu datang sang provokator Syamr bin Dzil Jausyan, dia berkata,
"Celaka kalian, ibu-ibu kalian, apa yang kalian tunggu ayo serang dia rame-rame."

Maka Hussein tetap berperang melawan kanan dan kiri, bagaimanapun jumlah yang banyak mengalahkan keberanian seseorang.
Hussein tetap tegar berperang, padahal anak-anaknya meninggal, saudara-saudaranya, sepupu-sepupunya meninggal dihadapan dia, tetap Hussein tegar berperang sampai akhirnya dia meninggal dunia.

Maka mulailah orang-orang menikam beliau Hussein رضي لله عنه , diantaranya Zur'ah bin Syarik at-Tamimi menghantam dengan pedangnga dari pundak kiri Hussein, lalu dia kabur. 
Hussein berteriak dengan perasaan sakit dan tersungkur.
Kemudian datanglah Sinan bin Anas an-Nakhai, kemudian dia masukan tombak ke dada Hussein hingga tembus, dan Husseinpun terjatuh akhirnya meninggal dengan tikaman tersebut, dan diapun memenggal kepala Hussein dan dia bawa.

Ternyata di kemah ada Ali bin Hussein al Ashghor yang masih sakit di dalam kemah.
Merekapun datang menuju Syamr bin Dzil Jausyan ingin membunuh Ali bin Hussein, maka akhirnya ditegur opeh sebagian orang.

Diantaranya yang menegur adalah Umar bin Sa'ad, dia berkata,
"Tidak perlu di bunuh, kembalikan, masih kecil sakit tidak usah dibunuh."
Akhirnya Ali bin Hussein al Ashghor selamat dan dari dialah seluruh cucu Nabi dari keturunan Hussein bin Ali رضي لله عنه

》Cucu Nabi ada dua, dari keturunan Hasan dan dari keturunan Hussein.
- Kalau di Hijaz Mekah palinh banyak dari keturunan Hasan.
- Seluruh keturunan Hussein semuanya kembali kepada Ali bin Hussein yang dikenal dengan Zainal Abidin.

Inilah wafatnya Al Hussein رضي لله عنه , dibunuh dalam kondisi terzolimi oleh orang-orang yang tidak punya rasa takut kepada Allah سبحانه وتعالى .

▪️Dalam satu riwayat yang Shahih.
Ibnu Abbas رضي لله عنه berkata,
"Aku melihat dalam mimpi ditengah siang hari bolong, Rasulullah صلى لله عليه وسلم dalam kondisi rambut beliau semrawut dengan debu, beliau membawa semacam botol atau gelas, kemudian Rasulullah mengambil darah dimasukan dalam gelas tersebut.
Aku bertanya,
"Apa ini ya Rasulullah."
Kata Rasulullah صلى لله عليه وسلم ,
"Ini darahnya Hussein dan darah pengikutnya, aku masih mencari darah-daeah tersebut."

Ini dilihat oleh Ibnu Abbas sebelum terbunuhnya Hussein.
Maka sang Perawi Hadits berkata,
"Kami hafal hadits kisah Ibnu Abbas tersebut, kami dapati ternyata dia meninggal pada hari 10 Muharram."


⏹️ Diantara nama-nama Ahlul Bait yang terbunuh.

1) Diantara nama anak-anak Ali bin Abi Thalib yang meninggal dari istri yang selain Fatimah dan sebapak dengan Hussein:
- Abu Bakar bin Ali
- Umar bin Ali
- Utsman bin Ali
- Ja'far bin Ali
- Al Abbas bin Ali

2) Diantara nama anak-anak Hasan bin Ali yang meninggal:
- Abu Bakar bin Hasan
- Umar bin Hasan
- Thalhah bin Hasan

3) Diantara nama anak-anak Hussein yang meninggal:
- Ali bin Hussein Al Akbar
- Abdullah bin Hussein
- Abu Bakar bin Hussein (yang masih kecil masih digendong dan terkena panah)
- Umar bin Hussein

4) Diantara nama yang meninggal dari anak-anaknya Aqil, sepupunya Hussein:
- Ja'far bin Aqil
- Abdullah bin Aqil
- Abdurrahman bin Aqil

5) Diantara nama yang meninggal dari anak-anaknya Muslim bin Aqil:
- Abdullah bin Muslim bin Aqil

6) Diantara nama yang meninggal dari anaknya Abdullah bin Ja'far, ponakan-ponakannya Hussein:
- Aun bin Abdullah bin Ja'far
- Muhammad bin Abdullah bin Ja'far.

Semuanya berjumlah sekitar delapan belas orang dari Ahlul Bait meninggal pada peristiwa tersebut.

Tadi sudah disebutkan mereka ingin membunuh Ali bin Hussein al Ashghor yang sakit, ketika itu ditegur oleh Umar bin Sa'ad.
Dia berkata,
"Jangan sampai seorangpun masuk kedalam kemah tersebut dan jangan ganggu anak kecil yang masih sakit tersebut."

Kemudian merekapun pulang ke Kufah dan Sinan bin Anas membawa kepala Hussein dibawa kepada Ubaidillah bin Ziyad.
Tatakala sampai didepan Ubaidillah bin Ziyad, maka dia mengambil semacam kayu, kepala Hussein didepan dia kemudian dia korek-korek gigi Hussein yang berlubang dengan kayu tersebut.

▪️Kemudian ada Anas bin Malik رضي لله عنه  yang sedang duduk dan dia melihat, maka dia menangis sangat keras.
Ketika itu Anas bin Malik sudah sangat tua
Ubaidillah bin Ziyad berkata,
"Ada apa kau Anas bin Malik."
Dia berkata,
"Demi Allah, angkat itu kayumu jangan kau taruh dimulutnya Hussein, sungguh aku pernah lihat Nabi cium itu tempat yang kau korek-korek, Nabi pernah cium mulut itu."

▪️Sama yang dilakukan oleh Zaid bin Arqam dia berkata,
"Aku sedang berada di sisi Ubaidillah lalu didatangkanlah kepala Hussein, maka dia mengambil kayu kemudian dia membuka bibir Hussein dengan kayu tersebut sambil mengejek."

▪️Kemudian Zaid bin Arqam berkata,
"Aku tidak pernah melihat ada ompong yang indah seperti giginya Hussein, maka aku tidak kuasa dan akupun menangis."

Kemudian Ubaidillah bin Ziyad berkata,
"Hai orang tua kenapa kau menangis."
Kata Zaid bin Arqam,
"Aku menangis karena aku pernah melihat Nabi mencium tempat yang kau korek-korek tersebut, dan Rasulullah صلى لله عليه وسلم berkata,
"Ya Allah sesungguhnya aku mencintainya dan cintailah cucuku ini."

▪️Sampai Ibrahim an Nakhai berkata,
"Kalau aku termasuk orang yang membunuh Hussein, kemudian Allah ampuni aku dan aku masuk Surga, aku malu untuk bertemu dengan Rasulullah صلى لله عليه وسلم , bagaiman aku bertemu dengan Nabi kemudian Nabi melihat ternyata aku telah membunuh cucunya, itupun kalau aku masuk surga."

Adapun kepala Hussein maka yang benar sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad dalam Thabaqatnya bahwasanya kepala Hussein رضي لله عنه di kubur di Baqi.
Adapun isu-isu yang beredar katanya ada di Damaskus, di Suriah, ada yang mengatakam di Karbala seperti sekarang didatangi oleh orang-orang Syiah, ada yang mengatakan di Asqalan, ada yang mengatakan di Mesir itu semua tidak benar.
Yang benar kepalanya dikuburkan di Baqi.


⏹️ Yang bertanggung jawab atas kematian Al Hussein رضي لله عنه 

1) Ahlul Kufah.
Merekalah pengkhianat yang sesungguhnya, mereka yang telah mengundang Hussein ternyata mereka berkhianat, bahkan diantara mereka ada yang menjadi pasukan untuk menyerang Hussein.

2) Ubaidillah bin Ziyad.
Dialah Gubernur Kufah dan Bashrah, dialah yang dengan sombongnya memerintah Hussein untuk tunduk diatas perintahnya, dan dia yang memerintahkan dibunuhnya Hussein.

3) Pasukan Kufah dan pemimpinnya adalah Umar bin Sa'ad bin Abi Waqas.
Dia bertanggung jawab karena pasukanlah yang membunuh Al Hussein.

4) Yang langsung membunuh Al Hussein adalah Sinan bin Anas bin Nakhai.
Dialah yang telah menikam dan memenggal kepala Hussein

5) Sang provokar Syamr bin Dzil Jausyan.
Dialah provokatornya yang menyuruh membunuh langsung dilapangan.
Dan yang membawa kepala Hussein adalah Khauli bin Yazid al-Ashbahi.

6) Kemudian yang bertanggung jawab adalah sang Khalifah yaitu Yazid bin Muawiyyah.
Karena semuanya dibawah pemerintahannya.
Dalam riwayat disebutkan bahwasanya dia bersedih, tetapi yang disesalkan oleh para Ulama kenapa tidak menghukum Ubaidillah bin Ziyad.
Kesedihannya dengan wafatnya Hussein tidak memperbaiki kondisinya, harusnya dia memberi hukuman kepada para pembunuh Hussein.

▪️Oleh karenanya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata tentang sedihnya Yazid bin Muawiyyah.
Kata Ibnu Taimiyah,
"Meskipun dia bersedih ketika mendengar kabar matinya Hussein, dia tidak menolong Hussein sama sekali, dan dia tidak memerintahkan untuk membunuh pembunuh Hussein, dan dia tidak menuntut pembalasannya kepada yang membunuh Hussein."
Jadi tetap Yazid bin Muawiyyah bersalah, harusnya dia tangkap Ubaidillah bin Ziyad dan dia hukum.

▪️Ibnu Katsir juga berkata,
"Akan tetapi Yazid bin Muawiyyah tidak melengserkan Ubaidillah bin Ziyad atas kelakuannya membunuh Hussein, bahkan dia tidak menghukum Ubaidillah bin Ziyad, bahkan dia tidak mengutus seseorang untuk mencaci-maki Ubaidillah bin Ziyad atas perbuatannya."

Inilah yang akhirnya membuat orang-orang kecewa dengan Yazid bin Muawiyyah, meskipun tidak ada perintah langsung untuk membunuh, meskipun dia nampak sedih tapi sikapnya tidak menunjukan dia membela Hussein رضي لله عنه


⏹️ Nasib mereka yang membunuh Al Hussein رضي لله عنه

Akhirnya Allah سبحانه وتعالى membuat mereka tewas seluruh tokoh-tokohnya yang ikut serta dalam membunuh Hussein, dengan takdir Allah akhirnya mereka terbunuh.

1) Sinan bin Anas bin Nakhai yang memenggal kepala Hussein.
▪️Suatu hari Hajjaj bin Yusuf berkata,
"Siapa yang punya kehebatan maka orang-orang berbicara kami begini dan begini."
Sinan bin Anas bin Nakhai berkata,
"Saya yang bunuh Hussein."
Kata Hajjaj bin Yusuf,
"Masyaa Allah perjuangan hebat."
Kemudian Sinan pulang kerumahnya, kemudian tiba-tiba akalnya hilang jadi seperti orang gila.
Kalau dia makan dia langsung buang air ditempat makannya, bahkan kalau dia masuk ke masjid dia buang air di masjid, akalnya hilang dan dihinakan oleh Allah سبحانه وتعالى .

2) Al-Mukhtar bin Abi Ubaid ats-Tsaqafi.
Pertama muncul dia mengaku pembela Ahlul Bait, maka dia mencari para pembunuh Hussein. Al-Mukhtar bin Abi Ubaid ats-Tsaqafi lama kelamaan mengaku sebagai Nabi, sebelum dia mengaku sebagai Nabi dia mengaku pembela Ahlul Bait dan mencari pembunuh Hussein, yang membuat orang-orang senang dengam dia di awal.
Maka dia bunuh para pembunuh Hussein.
Dia datangi rumahnya satu persatu lalu dia bunuh.
◆ Maka dia bunuh Syamr bin Dzil Jausyan sebelum dia sempat memakai bajunya, kemudian jasadnya dikasih ke anjing.
◆ Khuli bin Yazid al-Ashbahi yang membawa kepala Hussein ke Ubaidillah bin Ziyad, maka di bunuh juga oleh Al-Mukhtar bin Abi Ubaid ats-Tsaqafi. Disuruh dibakar oleh Mukhtar.
◆ Umar bin Sa'ad bin Abi Waqas dia juga dibunuh.
◆ Sinan bin Anas dia juga dibunuh kemudian rumahnya dihancurkan.
◆ Adapun Ubaidillah bin Ziyad setelah Al-Mukhtar membunuh seluruhnya, maka Al-Mukhtar mengirim Ibrahim bin Ashtar untuk membunuh Ibnu Ziyad.
Maka tatkala terjadi pertemuan antara Ibnu Ziyad dengan utusannya Al-Mukhtar yaitu Ibrahim bin Ashtar, terjadi peperangan dan Ibnu Ziyad akhirnya kalah kemudian dia terbunuh.
Dan teman-temannya diantaranya Hushain bin Umair terbunuh. Kemudian kepala Ibnu Ziyad di potong dan dibawa kepada Al-Mukhtar bin Abi Ubaid ats-Tsaqafi. 
Dan Ibnu Ziyad juga wafat sama dengan Hussein di hari Asyuro 10 Muharram 67 Hijriah.

Inilah akhir pembahasan tentan Al Hasan dan Al Hussein رضي لله عنه 
Allah mentakdirkan bahwasanya orang-orang mulia seperti Al Hussein رضي لله عنه  meninggal dengan kondisi yang mengenaskan agar mereka bisa meraih pahala Syahada fi Sabilillah.
Sebelumnya Rasulullah صلى لله عليه وسلم menninggal diantaranya dengan sebab racun yang diberikan oleh seorang wanita Yahudi pada tahun 7 Hijriah, kemudian Nabi meninggal pada tahun 11 Hijriah.
Sebelumnya Ali bin Abi Thalib meninggal ditikam oleh Khawarij dikepalanya oleh Abdurrahman bin Muljim, sehingga juga mati Syahid.
Kemudian Al Hasan juga meninggal diracun dan mati Syahid.
Kemudian juga Al Hussein meninggal dalam kondisi sangat mengenaskan, dikeroyok rame-rame dalam kondisi sangat kehausan dan dibunuh, dan itu terjadi pada tanggal 10 Muharram 61 Hijriah.

Dibalik wafatnya Hussein tentunya yang membunuh adalah orang-orang yang zalim, tetapi tidak ada ibadah ibadah tertentu dibalik wafatnya Hussein, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Syiah pada tanggal 10 Muharram mereka melukai tubuh mereka. Mereka mengatakan kami ingin merasakan bagaimana kehausannya Hussein dan bagaimana tubuh Hussein tercabik-cabik dengan pedang, sehingga mereka melukai tubuh mereka.
Tentunya ini tidak disyariatkan, yang disyariatkan adalah berpuasa pada tanggal 10 Muharram.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.


? SOAL JAWAB

1️⃣  SOAL :
Bagaimana sikap kami ketika kami dihadapkan pada perdebatan yang sering kali terjadi, baik secara langsung maupun online dimedsos tentang hal-hal yang sudah dibahas pada empat kali pertemuan ini, yang ujung-ujungnya adalah berseteru faham, dan saling memojokkan ditambah pengetahuan kami yang minim dalam menjawab setiap tuduhan mereka, kadang timbul emosi akhirnya malah memojokkan kami, bagaimana saran Ustadz.?
➡️  JAWAB :
Saran Ustadz kalau tidak punya ilmu jangan berdebat, mereka orang-orang Syiah sering menuduh kita tidak cinta kepada Ahlul Bait.
Itu tidak benar.
Lihat bagaimana tadi dinukilkan dari Ibnu Taimiyah, bagaimana beliau mencela dan menyalahkan Yazid, Ibnu Katsir juga menyalahkan Yazid, dan ada perkataan yang jauh lebih keras dari pada hal ini.
Bagaimana Ibnu Taimiyah  mengatakan para pembunuh itu orang-orang yang zalim.
Tapi itu yang kita yakininya bahwasanya mereka telah berbuat zalim kepada cucu Rasulullah صلى لله عليه وسلم .
Tetapi mereka orang Syiah sering menjadikan hal ini sebagai sarana untuk kemudian mengkait-kaitkan lebih jauh lagi, dari Yazid kemudian Muawiyyah dihabisi, kemudian para sahabat dan seterusnya, ini tidak ada hubungannya.
Oleh karenanya disarankan kepada kawan-kawan tidak perlu berdebat, kalau punya ilmu silahkan bicara, kalau tidak punya ilmu cuekin aja. 
Cukup suruh mereka dengar kajian, kalau tidak mau dengar ya sudah. Cukup hidayah ditangan Allah سبحانه وتعالى .
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.


✍ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA