Dewasa ini seringkali perbedaan pendapat berakhir dengan tak berujung, masing-masing tetep kekeuh dengan apa yang diyakininya. Wajar memang,  selama perbedaan tersebut masih dalam norma yang ada. Apalagi Indonesia terkenal dengan culture demokrasinya. Namun ironis, negeri kita akhir-akhir ini terjebak 'jeruji' melalui the perseption of war atau perang pemikiran oleh para oknum penggila fana.

Persoalanya pun beragam, mulai dari bantuan covid-19 yang tidak merata, BBM yang tak kunjung turun seiring dengan turunnya minyak dunia, amilasi para napi koruptor, hingga demo UU Omnibus law yang berakhir ricuh digaungkan dengan kerasnya.

Mirisnya, kontradiksi ini selalu dianggap tak bermoral dengan segala keantah berantahnya. Dianggap pengkudeta lah, tidak bersyukurlah, tidak ada kontribusi untuk negeri lah. Hai, bro! I see ... it's so complicated. This is not about my authority in this country, but this is about the government responsibilities. Jadi, berhentilah menjadi sosok 'pahlawan' dikondisi seperti ini. 

Imbasnya tak sedikit  buah persahabatan seorang teman menjadi renggang karena it's not same. Demi sebuah harga diri menjadi kambing hitam. Maraknya issue hoax yang menjamur dari berbagi media sosial dengan mudahnya menggiring opini seseorang.

Apalagi ditengah pandemi, belum sembuh luka yang sedang dirasakan bumi pertiwi, mulai dari pesawat yang terjun bebas ditarik grafitasi, bencana silih berganti hingga yang terbaru kapal selam KRI Nanggala 402 yang selamanya berpatroli.

Inilah tugas kita sebagai insan yang memiliki akal dan nalar, sudah sepatutnya bisa memilah mana yang perlu diambil mana yang perlu dibuang. Konsekuensinya, apapun hasilnya you will be losser. Bagi mereka yang menganggapnya berbeda. It's Ok no problem, kita tidak dapat mengontrol pikiran atau penilaian orang lain, yang terpenting bagaimana kita  dapat mengontrol diri kita.

Terkadang kita lupa, bahwa kebaikan dan kejahatan di dunia ini tidak sesederhana yang kita sering pikirkan. Ada berbagai macam komplikasi dan alasan di baliknya yang kadang sulit dimengerti.

Karena itulah kita seharusnya jangan pernah melihat hanya di luar dan kemudian langsung menghakimi, apalagi tanpa tahu apa-apa. Biarlah perbedaan ini menjadi sejarah bahwa meskipun berbeda kita masih bisa saling menghargai tanpa harus menjustifikasi. -Sp

Sumber foto: Google.co.id

Perusahaan Grup Astra
TOYOTA
Wilayah Grup Astra
Purwakarta/Subang/Karawang