Kisah Mulia Sahabat Hasan dan Husein

Bang Pitung • 14 Maret 2021
di grup Masjid Astra

 

Kajian Online Interaktif Ikhwan & Akhwat
     - MASJID ASTRA -
SELASA, 09 Maret 2021
                 25 Rajab 1442 H
Pukul, 19.45 WIB - Selesai

? Nara Sumber :
"Ustadz DR. Firanda Andirja, LC., MA."


~ KISAH MULIA SAHABAT HASAN DAN HUSSEIN ~


Kita akan membahas sebagian sejarah dari dua Sahabat yang mulia Al-Hasan dan Al-Hussein yang disebut dengan Al-Hasanain.
Dan keduanya merupakan cucu dari Nabi shalallahu'alaihi wasallam, mereka berdua adalah Ahlul Bait.
Dan kita Ahlul Sunnah wal Jamaah diantara Aqidah kita adalah menghormati dan mencintai Ahlul Bait.
Sebagaimana telah diwasiatkan oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

◆ Dalam Hadits yang diriwayatkan dari Zaid bin Arqam radhiallahu'anhu beliau berkata, 
"Pada suatu hari Rasulullah berdiri berkhutbah di suatu sumber (mata air) yang disebut Khumm yang terletak antara Makkah dan Madinah. Beliau memuji Allah, kemudian menyampaikan nasihat dan peringatan, lalu beliau bersabda:

أَمَّا بَعْدُ أَلَا أَيُّهَا النَّاسُ فَإِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَ رَسُولُ رَبِّي فَأُجِيبَ وَأَنَا تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ أَوَّلُهُمَا كِتَابُ اللَّهِ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ فَخُذُوا بِكِتَابِ اللَّهِ وَاسْتَمْسِكُوا بِهِ فَحَثَّ عَلَى كِتَابِ اللَّهِ وَرَغَّبَ فِيهِ ثُمَّ قَالَ وَأَهْلُ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِيْ

"Amma ba’d."
Ketahuilah wahai saudara-saudara sekalian bahwa aku adalah manusia seperti kalian.  Sebentar lagi utusan Rabb-ku (yaitu malaikat pencabut nyawa) akan datang, lalu aku menjawabnya. Aku akan meninggalkan di tengah kalian "Tsaqalain (dua hal yang berat)", yaitu :
Pertama, Kitabullah yang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya, karena itu ambillah kitabullah dan berpegang teguhlah kalian kepadanya.’ Beliau menghimbau dan mendorong untuk mengikuti Kitabullah. 
Kemudian beliau melanjutkan,
Kedua, dan ahlulbaitku. Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang ahlubaitku. Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali."
(HR. Shahih Muslim)

◇ Ulama mengatakan kenapa dikatakan Tsaqalain, yaitu :
"Tsiqal (berat), dua hal yang berat yaitu Alquran dan Ahlul Bait."

Karena agungnya dua perkara ini dan perkaranya besar.
Maka Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam memperingatkan kaum mukminin, mengingatkan untuk memberikan perhatian kepada dua perkara ini;
1. ALQURAN.
Alquran diperhatikan dengan diikuti, dijalankan.
2. AHLUL BAIT.
Ahlul Bait diperhatikan dengan dimuliakan.

Diantara Aqidah Ahlul Sunnah adalah mencintai Ahlul Bait, tentunya jika mereka bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Namun jika mereka bermaksiat tentunya kita tidak suka dengan maksiat yang mereka lakukan.
Tetapi secara umum Aqidah Ahlul Sunnah adalah mencintai Ahlul Bait.
Karenanya kita akan bahas diantara dua Ahlul Bait yang Masyhur yang kita cintai yaitu cucu Nabi shalallahu'alaihi wasallam, Al-Hasan dan Al-Hussein radhiallahu Ta'ala 'anhuma.

Kita tahu bahwasanya Al-Hasan dan Al-Hussein adalah anak-anak dari hasil pernikahan dua orang yang mulia,
Yaitu Ali bin Abi Thalib dan Fatimah bintu Muhammad shalallahu'alaihi wasallam.

Tentunya Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam menikahkan Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib, karena Nabi mencintai Ali bin Abi Thalib.
Bahkan Ali bin Abi Thalib sejak kecil sudah tinggal dirumah Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
Karena Abu Thalib ayahnya Ali adalah seorang yang miskin, maka Nabi ingin meringankan bebannya Abu Thalib.
Maka Nabipun mengambil Ali untuk dirawat dirumahnya, kemudian Al-Abbas bin Abdul Muthalib mengambil anak yang lain untuk dirawat olehnya.


? Bagaimana pernikahan Ali bin Abi Thalib radhiallahu'anhu dengan Fatimah binti Muhammad shalallahu'alaihi wasallam.

▪️Usia keduanya ketika menikah.
- Adapun Ali bin Abi Thalib ketika menikah dengan Fatimah umurnya adalah 25 tahun.
- Sementara Fatimah berumur 18 tahun.

▪️Proses pernikahan mereka.
Suatu hari Ali sedang duduk memikirkan untuk menikah, ingin meminang putri Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam yaitu Fatimah.
Tetapi dia malu untuk menyampaikannya kepada Rasulullah sahalallahu'alaihi wasallam.

Bagaimana Ali tidak malu, sementara ayahnya Fatimah adalah Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam.
Maka beberapa sahabat datang kepada Ali bin Abi Thalib dan menyemangati Ali bin Abi Thalib untuk berani maju menyampaikan lamaran kepada Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

◆ Dari Buraidah radhiallahu'anhu berkata,
"Beberapa orang Anshar berkata kepada Ali: "Wahai Ali bukankah kamu ingin menikahi Fathimah?" 

Maka Ali kemudian memberanikan diri menemui Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam dan mengucapkan salam.

Nabi shalallahu'alaihi wasallam berkata,
"Ada keperluan apa kau wahai Ali bin Abi Thalib.?"

Ali berkata dengan malu-malu,
"Wahai Rasulullah, aku ingin meminang Fatimah putri Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam."

Maka Rasulullah hanya berkomentar,
"Marhaban wa Ahlan,"
(Nabi tidak mengucapkan kata-kata lain).

Ali pun keluar bertemu dengan sekelompok orang tersebut dan mereka menunggu hasilnya.
Mereka bertanya,
"Bagaimana hasilnya.?"
Ali berkata,
"Aku tidak tahu hasilnya apa, hanya saja Rasulullah berkata kepadaku, Marhaban wa Ahlan."

Maka sahabat-sahabat tersebut berkata,
"Cukup Rasulullah kalau mengatakan salah satu diantara keduanya, Marhaban saja berarti diterima, atau wa Ahlan saja juga berarti diterima. Apalagi berkata keduanya Marhaban wa Ahlan, berarti sudah sangat diterima."

◇ Disebutkan sebagian riwayat, bahwasanya diantara para sahabat yang menyemangati Ali bin Abi Thalib untuk meminang Fatimah adalah,
- Abu Bakar Ash Shiddiq
- Umar Al Faruq
- Saad bin Muadz

Ini menunjukan bahwasanya hubungan para sahabat diatara mereka baik, dan bagaimana Abu Bakar dan Umar dan Saad bin Muadz mencintai Ali bin Abi Thalib, mereka ingin kebaikan bagi Ali bin Abi Thalib.
Mereka memotivasi Ali bin Abi Thalib untuk meminang dan melamar Fatimah radhiallahu'anha.

Bagaimana tidak, lihatlah Abu Bakar radhiallahu'anhu yang pernah berkata dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.

◆ Beliau Abu Bakar berkata,

Beliau berkata,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَقَرَابَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَبُّ إِلَيَّ أَنْ أَصِلَ مِنْ قَرَابَتِي

“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kerabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih aku sukai untuk aku sambung (silaturahmi) daripada kerabatku sendiri.”
(HR. Bukhari nomor 3712 dan Muslim nomor 1759)

Karena para sahabat tau bagaimana kemuliaan Ahlul Bait, bagaimana wasiat Nabi untuk memperhatikan Ahlul Bait.

Maka menikahlah mereka berdua.
▪️Adapun mahar yang diberikan oleh Ali kepada Fatimah.

Ketika Ali mau menikah kepada Fatimah, Ali berkata,
"Ya Rasulullah aku ingin menikah dengan Fatimah dan serumah dengan Fatimah."

Kata Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam,
"Berikanlah sesuatu mahar kepada Fatimah."

Kata Ali bin Abi Thalib,
"Ya Rasulullah saya tidak punya apa-apa untuk kasih mahar kepada Fatimah."

Kata Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam,
"Mana baju perangmu, baju perang mahal, maka kasih baju perangmu kepada Fatimah."
Harus ada Mahar sebagai bentuk pemuliaan kepada istri.

Ali tidak mungkin memberikan baju perang kepada Fatimah, maka dia jual baju perangnya kepada Utsman bin Affan radhiallahu'anhu.
Utsman bin Affan akhirnya membeli baju perang tersebut dengan harga 480 Dirham (sekitar 170 gr emas).
Ini bentuk bagaimana Ali bin Abi Thalib memuliakan Fatimah radhiallahu'anha.

Kemudian setelah baju tersebut dijual kepada Utsman dan Itsman bayar, lalu Utsman menghadiahkan kembali baju perang tersebut kepada Ali bin Abi Thalib sebagai hadiah pernikahan mereka.
Maka Ali pun membawa mahar Baju Perang dan Dirham kepada Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.

Inilah bagaimana persaudaraan yang sangat nampak saling mencintai diantara para sahabat radhiallahu'anhum.
Tidak seperti yang di gembar-gemborkan oleh orang-orang Syi'ah, yang menggambarkan seakan-akan para sahabat membenci Ahlul Bait dan riwayat-riwayat dusta yang mereka ada-adakan.

Sesungguhnya yang sampai kepada kita adalah hadits-hadits riwayat yang shahihah, bahwasanya para sahabat saling mencintai dan saling menghormati diantara mereka dengan Ahlul Bait.

▪️Ali bin Abi Thalib mempersiapkan pernikahan yang berkah ini.

Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam juga mempersiapkan putrinya.
Apa yang dipersiapkan oleh Nabi untuk putrinya agar malam pengantin bersama Ali bin Abi Thalib.

◇ Yang dipersiapkan oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam diantaranya,
- Qathifah, Kain yang agak tebal
- Qirbah, tempat air
- Bantal yang terbuat dari kulit yang disamak kemudian diisi dengan semacam rerumputan yang lembut supaya enak ditiduri
- Dua Roha, alat untuk menggiling gandum
- Dua tempat air
- Tempat tidur yang di pintal
- Minyak wangi
- Sebagian baju

Para Sahabat ikut serta dalam pernikahan tersebut.
◆ Disebutkan dalam riwayat,
Ketika Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam mempersiapkan rumahnya Ali dengan Fatimah, atau mempersiapkan barang-barang rumah tangga. Maka Rasulullah mengirim para sahabat untuk membeli barang-barang tersebut setelah Ali memberikan uang kepada Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Maka Rasulullah mengutus,
- Bilal bin Rabbah
- Amar bin Yasir
- Salman Al Farisi
- Kemudian Nabi menjadikan Abu Bakar sebagai pengawas mereka untuk pembelian barang-barang tersebut.

Maka mereka pergi kepasar, mereka membelikan barang-barang, kemudian mereka bawa kepada Abu Bakar bagaimana, kalau sudah pantas untuk dibeli maka mereka beli.
Jadi kerjasama para sahabat, mereka ikut bergembira dengan pernikahan Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah radhiallahu'anha.

★ Itulah yang disampaikan oleh Allah Ta'ala dalam Alquran QS. Al-Fath Ayat 29,

مُحَمَّدٌ رَّسُوۡلُ اللّٰهِ‌ ؕ وَالَّذِيۡنَ مَعَهٗۤ اَشِدَّآءُ عَلَى الۡكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيۡنَهُمۡۖ 

"Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka."
[QS. Al-Fath : 29]

Ini hukum asal diantara para sahabat Nabi, mereka saling berkasih sayang diantara mereka.
Kalau ada dalil yang mengatakan mereka saling benci, itu keluar dari hukum asal. Harus ada dalil yang shahih.

▪️Nabi shalallahu'alaihi wasallam mengundang Para Sahabat.

Diantara para sahabat yang diundangan dalam pernikahan tersebut adalah,
- Abu Bakar As Shiddiq
- Umar bin Khattab
- Utsman bin Affan
- Thalhah bin Ubaidillah
- Zubair bin Awwam

Dan mereka bergembira dengan pernikahan saudara mereka Ali bin Abi Thalib.
Oleh karenanya Ali bin Abi Thalib mencintai mereka, sampai diantaranya anak-anak Ali bin Abi Thalib ada yang namanya,
- Abu Bakar
- Umar
- Utsman

◆ Sebagian sahabat dari Buraidah menyebutkan,
Rasulullah berkata, 
"Kalau ada pernikahan harus ada walimah."
Sa'ad bin Mu'adz berkata,
"Saya yang akan tanggung kambing."

Kemudian sebagian kaum Anshor menanggung makanan, ada yang membawa jagung dan yang lainnya.
Intinya mereka ingin mengadakan walimah yang meriah antara Ali dan Fatimah.

▪️Anak-anak Ali bin Abi Thalib dan Fatimah radhiallahu'anha.

Setelah mereka menikah pada tahun 2 Hijriah setelah Perang Badar, mereka memiliki anak-anak yang mulia.

◇ Mereka memiliki 5 orang anak diantaranya,
1. Al-Hasan, lahir pada bulan Ramadhan tahun 3 Hijriah.
2. Al-Hussein, lahir pada bulan Syaban tahun 4 Hijriah. 3. Al-Muhsin atau Al-Muhasin, meninggal ketika masih kecil.
4. Zainab bintu Ali
5. Ummu Kultsum bintu Ali, yang dinikahi oleh Umar bin Khattab radhiallahu'anhu, punya anak yang bernama Zaid bin Umar.

Inilah pernikahan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah.
Selama Ali tinggal bersama Fatimah, Ali tidak berpoligami.
Bahkan ketika Ali ingin berpoligami menikah dengan putrinya Abu Jahal, maka Nabi shalallahu'alaihi wasallam menegurnya karena tidak setuju dengan beberapa hal.

Intinya setelah Fatimah radhiallahu'anha meninggal, baru kemudian Ali menikah dengan wanita-wanita yang lain.

▪️Diantara yang dinikahi oleh Ali bin Abi Thalib adalah;

⚡Asma Binti Umays radhiallahu'anha.
Kemudian memiliki beberapa anak-anak, 
- Yahya 
- Aunan 
- Muhammad 
⚡Khaulah binti Ja'far Al-Hanafiyah.
Kemudian punya anak yang Masyhur yaitu,
- Muhammad Ibnu Hanafiyah, untuk membedakan dia dengan putra-putrinya Fatimah, maka dia dinisbahkan kepada ibunya Al-Hanafiyah.
⚡Ummul Banin
⚡Umamah bintu Ash
⚡Ummu Said bintu Urwah bin Mas'ud 
⚡Laila binti Mas’ud

Anak-anak Ali yang dari Fatimah yang hidup hanya Al-Hasan dan Al-Hussein.
Dari mereka berdua inilah kemudian Dzurriyat (keturunan) Nabi shalallahu'alaihi wasallam berlanjut hingga sekarang dan sampai hari kiamat kelak. 
Semuanya keturunan Al-Hasan dan Al-Hussein radhiallahu'anhu.


? Keistimewaan Al-Hasan dan Al-Hussein radhiallahu'anhu.

▪️Mereka dikenal dengan, "Al-Hasanain" maksudnya Hasan dan Hussein.

▪️Mereka memiliki beberapa Lakob atau gelar,

1️⃣ As-Sibthain.
Yaitu dari kata Asshibtu ( السِّبْطُ ), maksudnya cucu dari anak perempuan. 
Karena dua orang Shibtoniy Rasulullahu shalallahu'alaihi wasallam. 
Mereka dikenal dengan dua cucu Nabi shalallahu'alaihi wasallam dari putri Nabi yaitu Fatimah radhiallahu'anha.

◆ Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam pernah berkata tentang Hussein, beliau berkata;

 حُسَيْنٌ مِنِّي وَ أَنَا مِنْ حُسَيْنٍ، أَحَبَّ اللهُ مَنْ أَحَبَّ حُسَيْنًا، حُسَيْنٌ سِبْطٌ مِنَ الأسْبَاطِ 

“Husain termasuk bagian dariku dan aku termasuk bagian darinya, Allah akan mencintai siapa saja yang mencintai Hussein. Dan Hussein adalah satu umat di antara umat-umat yang lain dalam kebaikannya”
(Hadits ini hasan, diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah)

2️⃣ Roihanatain Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
Roihana maksudnya adalah tumbuhan yang memiliki aroma yang sangat wangi.

◆ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: 

هُمَا رَيْحَانَتَايَ مِنَ الدُّنْيَا. رواه البخاري 

“Keduanya (Hasan dan Hussein) adalah dua buah tangkai bungaku yang harum milikku di dunia”. 
(Riwayat al-Bukhari dan lainnya, Fathul Bâri VII/95, no. 3753)

◇ Hal ini tidak lain karena Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam sering,
- Menciumi Hasan dan Hussein.
- Gembira kalau bertemu dengan mereka.
- Memeluk mereka.
- Sayang kepada mereka berdua.

3️⃣ Ash Sayyidan.
Adalah dua Sayyid, karena dua-duanya adalah Sayyid.

◆ Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:

الحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ سَيِّدَا شَبَابِ الْجَنَّةِ

Maknanya: “al-Hasan dan al-Hussein adalah Sayyid (pemimpin) para pemuda di surga”. 
(HR. Tirmidzi)

4️⃣ Gelar bagi Al-Hasan adalah Khomisul Khulafa yaitu Khalifah yang ke 5.

Sebagian orang mengatakan Khalifah ke 5 adalah Umar bin Abdul Azis, ini adalah kesalahan.
Benar Umar bin Abdul Azis adalah khlifah yang sangat mulia dan adil, tetapi dia tidak sebanding Al-Hasan.

◆ Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda;

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خِلَافَةُ النُّبُوَّةِ ثَلَاثُونَ سَنَةً ثُمَّ يُؤْتِي اللَّهُ الْمُلْكَ مَنْ يَشَاءُ أَوْ مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ

“Khilafah kenabian itu bertahan selama 30 tahun kemudian Allah mendatangkan raja-raja kepada yang Allah kehendaki.
(HR. Ahmad)

◇ Khilafah kenabian selama 30 tahun kalau dihitung dari sisi kepemimpinan adalah;
- Kekhalifahan Abu Bakar berlangsung selama dua tahun tiga bulan.
- kekhalifahan Umar berlangsung selama 10,5 tahun.
- Kekhalifahan Utsman berlangsung selama 12 tahun.
- Kekhalifahan Ali berlangsung selama empat tahun sembilan bulan.
- Dan kekhalifahan al-Hasan berlangsung selama enam bulan.
(Al Bidayah wan Nihayah).

Dengan demikian, benarlah bahwa al-Hasan merupakan
khalifah kelima berdasarkan hadits kakeknya, Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam yaitu Khilafatun Nubuwah.


?Diantara Keistimewaan  Al-Hasan dan Al-Hussein radhiallahu'anhu.

1️⃣ Memiliki nasab yang termulia.
Mereka berdua keturunan dari Bani Hasyim dan keturunan Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam.

2️⃣ Hasan dan Hussein adalah nama yang diberikan oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
Ketika Fatimah melahirkan Hasan maka Ali ingin memberi nama yang lain seperti Al-Harf atau Ja'far.
Tapi Nabi mengatakan tidak, 
"Aku diperintahkan oleh Allah untuk menamakan mereka ."

3️⃣ Nabi shalallahu'alaihi wasallam pernah bermuhabalah dengan kaum Nashoro dan Najron.

Ketika Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam mengirim surat kepada orang-orang Nashoro yang berada di Najron agar mereka masuk Islam.
Ketika surat Nabi sampai kepada mereka, mereka memutuskan untuk mengirim delegasi kepada Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Maka dikirimlah 14 orang diantara orang-orang mulia kepada Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
Tatkala mereka bertemu dengan Nabi shalallahu'alaihi wasallam, terjadi diskusi antara mereka dengan Nabi shalallahu'alaihi wasallam. Kemudian Nabi menyuruh mereka untuk masuk Islam.

Kata mereka,
"Tidak, kami tidak akan masuk Islam, kami sudah lebih dulu Islam dari pada kalian,"
Mereka tidak mau merubah dari Nashoro menjadi Islam.

Maka Nabi berkata,
"Kalian terhalangi dari Islam karena tiga perkara;
1. Kalian bukan Islam, bagaimana mau Islam sementara kalian menyembah salib.
2. Kalian makan babi.
3. Kalian menyangka Allah punya anak.

Nabi shalallahu'alaihi wasallam berkata;
"Isa adalah hamba Allah dan Rasul Nya bukan Tuhan. Dan itu adalah kalimat yang Allah lemparkan kepada maryam seorang gadis yang perawan yang Allah mengatakan 'Kun fayakun' maka lahirlah Nabi Isa 'alaihisallam."

Merekapun marah ketika Nabi debat mereka, dan mereka berkata;
"Kami tidak pernah bertemu dan melihat ada seorangpun yang lahir tanpa ayah, ketika Isa lahir tanpa ayah berarti dia anak Tuhan."
Ini logika mereka karena tidak ada orang yang lahir tanpa ayah.

Maka turunlah Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk membantah mereka.
★ Allah Ta'ala berfirman dalam Quran Surat Ali-Imron ayat 59 - 60;

اِنَّ مَثَلَ عِيۡسٰى عِنۡدَ اللّٰهِ كَمَثَلِ اٰدَمَ‌ؕ خَلَقَهٗ مِنۡ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهٗ كُنۡ فَيَكُوۡنُ

"Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu."

اَلۡحَـقُّ مِنۡ رَّبِّكَ فَلَا تَكُنۡ مِّنَ الۡمُمۡتَرِيۡنَ

"Kebenaran itu dari Tuhanmu, karena itu janganlah engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu."
[QS. Ali-Imron : 59 - 60]

Mereka tidak menerima apa yang dibawakan oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
Akhirnya Nabi mengajak mereka untuk Mubahalah (saling mendoakan keburukan laknat).

★ Maka turunlan Firman Allah dalam Quran Surat Ali-Imron ayat 61;

فَمَنۡ حَآجَّكَ فِيۡهِ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَكَ مِنَ الۡعِلۡمِ فَقُلۡ تَعَالَوۡا نَدۡعُ اَبۡنَآءَنَا وَاَبۡنَآءَكُمۡ وَنِسَآءَنَا وَنِسَآءَكُمۡ وَاَنۡفُسَنَا وَاَنۡفُسَكُمۡ ثُمَّ نَبۡتَهِلۡ فَنَجۡعَل لَّعۡنَتَ اللّٰهِ عَلَى الۡكٰذِبِيۡنَ

"Siapa yang membantahmu dalam hal ini setelah engkau memperoleh ilmu, katakanlah (Muhammad), "Marilah kita panggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istrimu, kami sendiri dan kamu juga, kemudian marilah kita ber-mubahalah agar laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta."
[QS. Ali-Imron : 61]

Maka Nabi shalallahu'alaihi wasallam datang menuju orang-orang Nashoro sambil membawa Ali bin Abi Thalib, kemudian Nabi shalallahu'alaihi wasallam membawa kain dan didalam kain tersebut ada Hasan dan Hussein, kemudian Nabi juga mengajak Fatimah.
Nabi mengajak untuk Mubahallah kepada orang-orang Nashoro tersebut.

Dan Nabi shalallahu'alaihi wasallam berkata,
"Kalau saya berdoa maka Aamiinkanlah."

Ketika Nabi sudah siap bermuhabalah, ternyata orang-orang Nashoro tersebut tidak berani.

Mereka berkata,
"Bahaya kalau dia memang ternyata benar-benar seorang Nabi kemudian kita saling laknat, maka kita tidak akan beruntung."

Akhirnya mereka tidak mau saling melaknat dengan Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
Mereka berkata,
"Ya Muhammad tidak ada saling Mubahalah, berilah hukum kepada kami."

Maka Rasulullahpun damai dengan mereka dengan menarik Jiziyah dari Nashoro di Najron.

Intinya adalah Hasan dan Hussein menjadi special karena Nabi mengajak Hasan dan Hussein untuk ikut serta dalam mubahalah untuk mengaminkan doa Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

4️⃣ Mereka berdua telah dipersaksikan oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam sebagai Pemimpin.

◆ Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:

الحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ سَيِّدَا شَبَابِ الْجَنَّةِ

“al-Hasan dan al-Husain adalah sayyid (pemimpin) para pemuda di surga”
(HR. Tirmidzi).

◇ Suatu hari kata Hudzaifah,
"Aku datang kepada Nabi aku sholat Maghrib bersama Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam. Kemudian Nabi sholat sampai sholat Isya, kemudian aku keluar aku diikuti Nabi shalallahu'alaihi wasallam."

Intinya ada Malaikat yang datang kepada Nabi shalallahu'alaihi wasallam, kemudian Nabi kabarkan kepada Hudzaifah, 
"Tadi ada Malaikat yabg datang kepadaku dia minta ijin kepada Allah untuk mengucapkan salam kepadaku, Malaikat tersebut beri kabar gembira kepadaku bahwasanya Hasan dan Hussein adalah pemimpin para pemuda di Surga."

Hadits ini bahwasanya Hasan dan Hussein adalah para pemimpin di Surga, diriwayat oleh sekitar 18 sahabat (mutawatir).

◇ Diantara yang meriwayatkan adalah;
  1. Umar bin Khattab
  2. Ali bin Abi Thalib
  3. Abu Hurairah ad Dausi
  4. Abdullah bin Umar
  5. Abdullah bin Mas'ud
  6. Abdullah bin Abbas
  7. Abu Said al Khudri
  8. Al Hussein
  9. Jabir bin Abdillah
10. Usamah bin Zaid
11. Anas bin Malik
12. Hudzaifah ibnu Yaman
13. Qurrah bin iyyas Al Muzzani
14. Malik bin Al Huwairits
15. Al Barra bin Azib
16. Buraidah al Aslami 
17. Rifa'ah bin Zaayd
18. Jam al Balwi

Ini menunjukan bahwa Nabi sering mengulangi hal ini, mengabarkan bahwa dua cucunya adalah Pemimpin pemuda di surga.
Dan para sahabat juga semangat menyampaikan, karena mereka mencintai Ahlul Bait.

▪️Demikian juga Nabi secara Khusus menyebutkan tentang Al-Hasan.

Kata Nabi shalallahu'alaihi wasallam;
"Sesungguhnya cucuku al Hasan adalah Sayyid (pemimpin)."

◆ Ibnu Abdil Barr seorang Ahli Hadits dari Mahzab Maliki berkata;
"Telah datang hadits Mutawatir (banyak) dari Nabi shalallahu'alaihi wasallam, bahwasanya Nabi berkata tentang Al Hasan bin Ali,

إِنَّ ابْنِي هَذَا لَسَيِّدٌ، إِنْ يَعِشْ يُصْلِحْ بَيْنَ طَائِفَتَيْنِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ

"Sesungguhnya cucuku ini adalah pemimpin dan semoga Allah akan membiarkan dia hidup hingga dia mendamaikan antara dua kelompok besar dikalangan kaum Muslimin."
(Hadits ini diriwayatkan oleh sekelompok sahabat)

◆ Hadits lain, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

 هُمَا رَيْحَانَتَايَ مِنَ الدُّنْيَا. رواه البخاري 

“Keduanya (Hasan dan Husain) adalah dua buah tangkai bungaku di dunia”
(Riwayat al-Bukhari dan lainnya, Fathul Bâri VII/95, no. 3753)

◆ Abu Bakrah pernah berkata,
"Aku mendengar Nabi shalallahu'alaihi wasallam berkhotbah diatas mimbar dan al Hasan disampingnya, terkadang Nabi melihat kepada jamaah terkadang Nabi melihat kepada al Hasan, Nabi berkata kepada para sahabat,

إِنَّ ابْنِي هَذَا لَسَيِّدٌ، إِنْ يَعِشْ يُصْلِحْ بَيْنَ طَائِفَتَيْنِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Sejatinya cucuku ini adalah seorang pemimpin besar. Dan bila ia berumur panjang, niscaya dia akan mempersatukan/ mendamaikan antara dua kelompok ummat Islam yang sedang bertikai” 
(HR Ahmad dan lainnya)

Dan itu terjadi ketika Wafatnya Ali bin Abi Thalib, kemudian tampuk kepemimpinan diambil oleh al Hasan selama 6 bulan.
Kemudian terjadi perseteruan antara kubu Hasan dengan kubu Mauwiyyah.
Dan datanglah pasukan puluhan ribu, akhirnya al Hasan menyerahkan segala kepemimpinan kepada Muawiyyah, karena Hasan tidak ada minat dengan kepemimpinan. 
Dana Hasan tidak mau kaum muslimin terjadi pertumpahan darah dan fitnah.
Dan perbuatan Hasan ini adalah pujian dari Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Nabi memuji, 
"Sayyid yang membuat dia menjadi pemimpin yang hebat adalah dia rela menanggalkan tampuk kepemimpinan untuk diberikan kepada Muawiyyah yang berseteru dengan ayahnya yaitu Ali bin Abi Thalib."

Ini menunjukkan luar biasanya Hasan, jauh dari keinginan dunia sama sekali.
Oleh karena tahun tersebut tahun 41 Hijriah yang mendamaikan puluhan ribu dari dua kelompok dikenal dengan,
"Amul Jamaah (tahun persatuan)"
Yang menjadikan tahun tersebut tahun yang penuh berkah yang menjadikan kaum muslimin bersatu, sehingga kaum muslimin bisa jaya.

▪️Kecintaan Nabi kepada mereka berdua luar biasa.

Banyak Hadits menyatakan dihadapan para sahabat, bahwasanya Nabi mencintai mereka berdua.

◆ Hadits Usamah bin Zaid radhiallahu'anhu, beliau berkata;

 أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ طَرَقْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فِي بَعْضِ الْحَاجَةِ فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُشْتَمِلٌ عَلَى شَيْءٍ لَا أَدْرِي مَا هُوَ فَلَمَّا فَرَغْتُ مِنْ حَاجَتِي قُلْتُ مَا هَذَا الَّذِي أَنْتَ مُشْتَمِلٌ عَلَيْهِ قَالَ فَكَشَفَهُ فَإِذَا حَسَنٌ وَحُسَيْنٌ عَلَى وَرِكَيْهِ فَقَالَ هَذَانِ ابْنَايَ وَابْنَا ابْنَتِيَ اللَّهُمَّ إِنِّي أُحِبُّهُمَا فَأَحِبَّهُمَا وَأَحِبَّ مَنْ يُحِبُّهُمَا قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ

Usamah bin Zaid, dia berkata; 
“Suatu malam aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam karena ada beberapa keperluan, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dengan membawa sesuatu yang aku tidak mengetahui apa itu, ketika aku selesai dari keperluanku, aku bertanya; “Apa ini, sehingga anda menutupinya?” 
Lalu beliau membukanya ternyata adalah Hasan dan Husein yang berada di pinggulnya.
Beliau bersabda: 
“Ini adalah kedua anakku dan anak putriku, Ya Allah! Sungguh aku mencintai mereka berdua, maka cintailah mereka berdua dan orang yang mencintai keduanya.”
(Hadits ini adalah hadits hasan Hadits Tirmidzi Nomor 3702)

Nabi sengaja menampakkan hal ini dihadapan Usamah, padahal Nabi sangat mencintai Usamah.
Nabi ingin mengajarkan,
"Wahai Usamah ini dua cucuku special, cintailah mereka berdua, karena mencintai mereka berdua adalah agama."
Dan Nabi berdoa agar Allah mencintai orang yang mencintai mereka berdua.

◆ Hadits Abu Hurairah radhiallahu'anhu.

مَن أحبَّ الحسن والحُسين فقد أحبَّني، ومَن أبغضهما فقد أبغضني

"Siapa yang mencintai Al-Hasan dan Al-Husain, maka dia telah mencintaiku, dan siapa yang membenci keduanya, maka dia telah membenciku."  
(Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah)

◆ Dari Sa'ad bin Abi Waqas radhiallahu'anhu.
Beliau berkata, aku menemui Nabi shalallahu'alaihi wasallam , sementara Hasan dan Hussein sedang bermain di perut Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
Aku bertanya,
"Wahai Rasulullah, engkau mencintai dua anak ini.?"
Kata Rasulullah,
"Bagaimama aku tidak mencintai mereka berdua, mereka adalah dua hal yang harum seperti tumbuh-tumbuhan yang harum."

◆ Dari Abu Ayub,
"Kenapa engkau tidak mencintai mereka berdua.? Mereka berdua bagiku adalah parfum di dunia, aku mencium merwka berdua."

◆ Hafits dari Abu Hurairah.
Nabi berdoa 3 kali,
"Ya Allah aku mencintai maka cintailah dia, dan cintailah orang yang mencintainya." 


? Akhlak Al-Hasan dan Al-Hussein radhialallahu'anhu.

Tentunya mereka berdua adalah orang-orang yang mulia.
Bagaimana tidak mulia, mereka tumbuh dalam suatu rumah yang penuh dengan keberkahan, dan kakeknya adalah Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam.

▪️Dari sisi Sifat Fisik.

⚡Al Hasan
》Wajahnya sangat mirip dengan Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

◆ Dari Anas bin Malik, beliau berkata;
"Tidak seorangpun yang sangat mirip dengan Nabi seperti Al-Hasan bin Ali radhiallahu'anhu.:

◆ Dalam Shahih Bukhari.
Suatu hari Abu Bakar bersama Ali lewat, kemudian Abu Bakar mengangkat dan menggendong Hasan.
Abu Bakar mengatakan,
"Wahai Ali anak ini tidak mirip dengan engkau, tapi dia lebih mirip dengan Rasulullah."
Lalu Ali tertawa mendengar candaan Abu Bakar.

》Tampan dan kulitnya putih tercampur dengan sedikit kemerahan karena saking putihnya. Sangat mirip dengan Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

⚡Al-Hussein
》Ada kemiripan dengan Nabi tapi tidak semirip Hasan.
》Hussein kalau dari sisi bentuk tubuhnya dan cara jalannya mirip dengan Mabi shalallahu'alaihi wasallam. Tapi kalau dari sisi wajah, Hasan lebih mirip kepada Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
》Mereka berdua mempunyai kemiripan dengan kakek mereka Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.

◆ Muhammad bin Ishaq al Azzami berkata,
"Wajah Hasan mirip dengan Nabi, badannya Hussein mirip dengan Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

▪️Dari sisi Sifat Akhlaq.

⚡Akhlaq mereka sangat luar biasa karena mereka dibimbing langsung oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam dan Ayah mereka Ali bin Abi Thalib, dan ibu mereka Fatimah.

◆ Hadits yang masyhur yang diriwayat oleh Hasan adalah Hadits tentang doa Qunut.
"Rasulullah mengajarkan kepadaku tentang doa Qunut setelah witir."

⚡Tawadhu
Mereka berdua adalah orang yang sangat tawadhu.

◇ Hasan bin Ali.
- Suatu hari melewati sekelompok orang miskin, mereka sedang mengumpulkan potongan-potongan roti dari jalan-jalan lalu mereka makan bersama.

Kemudian mereka panggil Hasan yang sedang lewat untuk makan bersama mereka.
Maka Hasanpun memenuhi panggilan mereka dan dia berkata,
"Allah tidak suka dengan orang-orang yang sombong."

Lalu Hasan duduk bersama mereka, makan roti bekas bersama mereka. Setelah itu Hasanpun mengajak mereka untuk makan di rumahnya.
Maka Hasan kasih makan dan baju kepada mereka.

◆ Nabi pernah mengatakan,
"Kesederhanaan sebagian dari Iman."

- Suatu hari Hasan melewati anak kecil miskin lagi makan makanan, lalu mereka panggil Hasan.
(Tidak mungkin mereka panggil Hasan untuk makan bersama mereka kecuali Hasan orangnya membuka diri).
Maka akhirnya Hasan makan bersama mereka, setelah itu Hasan ajak mereka kerumah mereka dan memberikan hadiah kepada mereka.

Bahkan Hasan berkata dan menjelaskan kepada keluarganya,
"Mereka yang berjasa, mereka lebih utama dari saya, karena ketika mereka mengajak saya makan mereka tidak punya makanan kecuali cuma itu saja, dan itupun mereka masih mau ajak saya makan. 
Adapun saya kasih mereka makan, makanan kita banyak. Jadi mereka lebih berjasa dari pada saya."

◇ Al-Hussein.
Demikian juga dengan Al Hussein, ketika dia melewati orang miskin, maka diapun makan bersama orang miskin. Setelah makan dia mengajak orang miskin tersebut kerumah.

Hussein berkata,
"Keluarkan apa yang disimpan, berikan kepada mereka."

Inilah diantara tawadhunya Al-Hasan dan Al-Hussein.
tidaklah mereka demikian kecuali mereka mewarisi hal tersebut dari orang tua mereka dan kakek mereka.

⚡Kedermawanan.
Kalau kakek mereka Nabi shalallahu'alaihi wasallam, dikatakan oleh seorang Arab Baduy,
"Muhammad kalau sudah memberi sesuatu, seakan-alan tidak takut miskin sama sekali."

Maka sifat-sifat tersebut juga terwariskan kepada cucunya Hasan dan Hussein.

◆ Muhammad bin Sirrin seorang Tabiin berkata,
"Terkadang Hasan bin All kasih hadiah kepada satu orang saja 100 rb Dirham."

◆ Said bin Abdul Azis bercerita,
"Hasan ini orang kaya, suatu hari disamping Hasan ada seorang lelaki sedang berdoa, 'Ya Allah berikan aku 10.000 Dirham (sedang butuh)'
Maka Hasan mendengar orang ini berdoa, dia pulang kerumahnya kemudian dia kirim 10.000 Dirham untuk orang tersebut.

◆ Disebutkan juga ada seorang budak, dia sedang makan sepotong roti, kemudian dia sambil memberi makan kepada seekor anjing penjaga kebun.
Maka Hasan berkata,
"Kenapa kau kasih makan anjing, padahal roti itu cuma sedikit."
Kata orang itu,
"Aku malu, sementara anjing didepanku lapar dan aku tidak memberinya, aku malu."
Kemudian Hasan berkata,
"Jangan kau pergi, saya mau pulang dulu."

Maka Hasanpun pergi kemajikannya budak ini, kemudian dia beli budak itu dan dia merdekakan, kemudian Hasan beli itu kebun, kemudian Hasan hadiahkan kebun tersebut kepada budak ini.
Karena Hasan takjub melihat budah tersebut makan roti yang cuma sedikit lalu dibelah roti tersebut untuk diberikan kepada anjing.

Kemudian budak itu berkata,
"Wahai tuanku, aku telah mewaqafkan kebun ini kepada yang engkau menghadiahkannya kepadaku karenanya."

◇ Maksudnya,
"Hasan berikan kebun tersebut karena Allah, setelah aku terima pemberianmu, aku waqafkan karena Allah."

Intinya mereka berdua Al-Hasan dan Al-Hussein adalah orang-orang yang hebat dalam masalah kedermawanan.


? Ibadahnya Al-Hasan dan Al-Hussein.

▪️Mereka berdua terkenal dengan sholat malam.
karena orang tua dan kakek mereka sangat perhatian dengan sholat malam.

Bukankah Nabi shalallahu'alaihi wasallam pernah datang kepada Ali dan Fatimah.
Kemudian Nabi mengatakan,
"Kenapa kalian tidak bangun sholat malam."

▪️Disebutkan bahwasanya mereka membagi malam menjadi dua.
- Di awal malam yang sholat malam adalah Al Hasan.
- Di akhir malam yang sholat malamnya adalah Al Hussein.
Jadi rumah tersebut di isi dengan ibadah.

▪️Keduanya sangat sering berpuasa sunnah, sholat, Haji dan sodaqoh.

◆ Ibnu Abbas berkata,
"Diantara hal yang aku sesalkan dimasa mudaku, aku tidak berhaji dengan jalan kaki. Hasan bin Ali 25 kaki Haji dengan jalan kaki."

◇ Ketika Hasan ditanya kenapa pergi Haji dengan berjalan kaki, sementara Nabi pakai Onta.
Kata Hasan,
"Aku malu ketemu Allah pada hari kiamat, sementara aku belum pernah jalan kaki menuju Ka'bah."

◇ Diikuti oleh adiknya Al Hussein.
Hussein demikian, dia berhaji 25 kali dengan jalan kaki, sementara Onta-ontanya dituntun dihadapan dia.

Disebutkan Hussein dia tidak lewat jalan umu, dia lewat jalan-jalan yang lain agar tidak menjadi perhatian orang-orang.
Dia khawatir orang-orang akan ikut dia, sehingga mereka hajinya berat. Sementara dia merasa masih muda maka berhaji dengan jalan kaki.

◇ Hasan dan Hussein kalau mereka tawaf di Ka'bah, semua orang datang kerumuni mereka ingin menguvapkan salam kepada mereka.

Siapa yang tidak ingin bertemu dengan cucunya Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.
Apalagi mereka berdua adalah,
- Dua orang yang tampan
- Menyenangkan dipandang
- Dermawan
- Rajin ibadah dan luar biasa

◇ Diantara sifat Hasan kalau mau sholat.
Hasan kalau mau sholat kelihatan pucat, berubah warna tubuhnya.
Sampai Hasan berkata,
"Mestinya demikian kalau orang ingin bertemu dengan Allah berubah warna tubuhnya."
Artinya menunjukkan bahwa gimana keseriusan Hasan ketika hendak sholat.

◇ Demikian juga Hussein terkenal sholat malam.
Sampai Hussein ketika akan di bunuh diperistiwa Karbala, Hussein minta sholat ingin beribadah kepada Allah, dia minta waktu sebelum terjadi perang.
Dia berkata,
"Saya ingin beribadah kepada Rabb ku."

Itulah Hasan dan Hussein dikenal dengan ibadah-ibadah yang luar biasa.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab. 


?  SOAL - JAWAB

1️⃣ Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Hasan dan Hussein bermain di punggung Nabi shalallahu'alaihi wasallam saat beliau sholat, sehingga beliau sujud begitu lama karena takut mengganggu keasyikan bermain Hasan dan Hussein. Riwayat ini dijadikan dalil, sementara orang-orang jika anaknya ribut dan sangat mengganggu jamaah sholat lainnya, maka tidak terus dilarang dan dibiarkan begitu saja. Bagaimana sebetulnya sikap kami menghadapi anak-anak yang sangat ribut di masjid.?
↪️  Jawab :
Kisah Nabi shalallahu'alaihi wasallam membawa anak seperti saat Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam ketika sholat sambil menggendong cucunya, Umamah bin Abi al-Ash Radhiyallahu'anhu anak dari Zainab dan Abul Ash.
Demikian juga Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam pernah sholat, salah satu cucunya Hasan atau Hussein naik diatas pundak Nabi dan menjadikan Nabi kuda-kudaan, akhirnya Nabipun sujudnya lama.
Sahabat yang meriwayatkan hadits tersebut, dia sujud lama kemudian dia angkat kepalanya ingin tahu, ternyata ada Hasan atau Hussein sedang naik dipundak Nabi.
Setelah Nabi selesai sholat para Sahabat bertanya,
"Wahai Rasulullah, engkau sujud lama sekali, apakah terjadi sesuatu atau ada wahyu yang turun."
Para sahabat bingung kenapa sujudnya lama.
Kemudian Nabi shalallahu'alaihi wasallam berkata,
"Semua itu tidak ada, tetapi cucuku ini (Hasan atau Hussein) menjadikan aku kuda-kudaan, dan aku tidak suka menyegerakan dia turun sampai dia menyelesaikan kesenangannya."
Dari riwayat ini, bahwa oara sahabat tidak tahu kalau cucunya Nabi, Hasan atau Hussein sedang naik dipundak Nabi. Para Sahabat tidak mendengar suara teriakan anak-anak. Jadi cucu Nabi main tidak teriak-teriak.
Maka mereka bertanya ada apa Nabi sujudnya lama sekali, yang tahu sahabat Nabi yang tadi ketika angkat kepalanya melihat ada anak kecil di atas pundak Nabi.
Maksudnya ketika cucu Nabi, Hasan atau Hussein naik diatas pundak Nabi, dia tidak teriak-teriak, dia diam-diam saja sampai sahabat tidak tahu kalau ada anak kecil naik dipundak Nabi.
Seandainya cucu Nabi tersebut teriak-teriak pasti sahabat tahu.
Yang meriwayatkan tentang cucu Nabi, Hasan atau Hussein atau Umamah tidak disebutkan bahwa ketika diajak Nabi ke masjid mereka ribut kesana dan kesini. Mereka tidak ribut di masjid.
Benar kita membawa anak-anak kemasjid penting untuk melatih mereka.
Nabi pernah ketika sholat ingin memanjangkan sholat, tapi ketika Nabi mendengar anak kecil menangis, Nabi shalallahu'alaihi wasallam mempercepat sholatnya karena kasihan sama ibunya.
Dan itu hanya terjadi sekali.
Artinya dalil bahwasanya boleh bawa anak ke masjid itu ada. Tetapi kita tidak mendengar dalil bahwasanya ada kegaduhan dimasjid Rasulullah shalallahu'alahi wasallam.
Intinya bawa anak-anak ke masjid boleh karena mereka akan menjadi pemuda-pemuda dimasa depan, maka tanggung jawab besar kepada Ayahnya untuk mengingatkan anaknya agar tidak berisik di masjid. 
Diatur baik-baik, ketika sholat anak-anak jangan dibiarkan bergerombolan dibelakang, sang anak harus disamping bapaknya. Harus didik dan harus serius perhatikan anak.
Karena benar ada maslahat anak ini dibawa ke masjid, tapi jangan sampai kita merusak kemaslahatan umum terganggu. 
Kalau anak kita ternyata tidak bisa kita kontrol lari sana-sini, loncat sana-sini atau teriak-teriak. Lebih baik jangan dibawa ke masjid karena akan mengganggu.
Tapi kalau anak kita bisa diam dan tidak berisik dan bisa dikasih tahu, itu tidak ada masalah dan bagus.
Jadi yang kita lihat maslahat dan mudhorot.
Wallahu'alam bishowab.

2️⃣ Apakah boleh menamai anak dengan nama cucu Rasulullah, karena mengharapkan kebaikan yang sama pada anak-anak kami kelak.?
↪️  Jawab :
Tidak mengapa dan itu adalah kebiasaan yang baik memberi nama dengan orang-orang yang sholeh.
Lihat Ali bin Abi Thalib menamaian anak-anaknya dengan Abu Bakar, Umar dan Utsman. Berarti dia menginginkan kesholehan kepada anak-anaknya.
Dan sejak dahulu kebiasaan memberi nama anak dengan nama orang sholeh, merupakan kebiasaan orang-orang Bani Isroil.
Ketika mereka berkata kepada Mariam, mereka mengatakan,
"Wahai saudari Harun (bukan Nabi tapi saudara Mariam yg diberi nama dengan nama Nabi Harun)."
Dan kebiasaan orang-orang sekarang menamakan dengan nama-nama yang baik. 
Apakah nama-nama para Sahabat atau Sahabiat, ataukah nama para Nabi. Kita berharap keberkahan nama kepada anak-anak kita, dan itu tidak mengapa.
Nabi sendiri menamakan putranya dengan nama Ibrohim.
Wallahu'alam bishowab.


?  PENCATAT :
~ Tim Kajian Online Masjid Astra ~ ‌