Merajut Asa, Meraih Cita-Cita

Bang Pitung • 24 Desember 2020
di grup Masjid Astra

 

Kajian Online Interaktif Ikhwan & Akhwat
     - MASJID ASTRA -
JUMAT, 18 Desember 2020
              03 Jumadil Awal 1442 H
Pukul, 19.30 WIB - Selesai

? Nara Sumber :
"Ustadz Thantawi Abu Muhammad"


~ MERAJUT ASA MERAIH CITA-CITA ~
{ Wujud dari Implementasi Iyya Ka Na'budu, Wa Iyya Ka Nasta'in }


Segala puji dan syukur selalu dan senantiasa kita panjatkan kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala.
Apa yang kita dapatkan hendaknya senantiasa kita syukuri dan memperbanyak kalimat syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Karena seseorang yang diberikan nikmat oleh Allah Subahanahu wa Ta'ala hendaknya dia, 
- Memperbanyak syukur,
- Mengakui bahwa apa yang dia dapatkan itu semuanya datang dari Allah Azza wa Jalla,
- Tidak menjadikan nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta'ala beri untuknya sebagai jembatan untuk maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

◆ Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim, no. 2699)

Shalawat serta salam juga selalu dan senantiasa kita alamatkan untuk Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam.
Seorang Nabi yang mengenalkan kepada kita tentang siapa Rabb yang kita sembah, beliau pula yang mengenalkan kepada kita tentang agama yang mulia yanh di ridhoi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala yaitu agama Islam.

Allah Tabaraka wa Ta'ala tidaklah menciptakan kita dimuka bumi ini untuk sebuah tujuan yang sia2, atau kemudian dibiarkan begitu saja tanpa sebuah tujuan yang mulia.

★ Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Quran Surat Al-Qiyamah Ayat 36;

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى

"Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?"
[QS. Al-Qiyamah : 36]

◇ Kata Al Imam Asy Syafi'i;

لاَ يُؤْمَرُ وَلاَ يُنْهَى

“(Apakah kalian diciptakan) tanpa diperintah dan tanpa dilarang dari kemaksiatan-kemaksiatan?”
( Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, Muassasah Qurthubah, 14/203.)

Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan kita dimuka bumi ini karena sebuah tujuan yang sangat besar dan mulia, yaitu menghambakan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

★ Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman didalam ayat yang ma'ruf dalam Quran Surat Adz Dzariyat ayat 56; 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” 
[QS. Adz Dzariyat: 56]

◇ Dijelaskan oleh Abdullah bin Abbas radhiallahu'anhu bahwa makna dari kalimat;

لِيَعْبُدُونِ ( “liya’buduni” )

"Adalah supaya mereka mentauhidkan AKU kata Allah Subhanahu wa Ta'ala."

Allah Tabaraka wa Ta'ala menciptakan kita di muka bumi ini adalah karena tujuan yang sangat besar.
Tujuannya adalah;
¤ Supaya manusia memoerhambakan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala,
¤ Supaya manusia menyadari bahwa mereka itu diperintahkan untuk beribadah dan memurnikan amalannya hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Terlebih lagi kita telah berjanji bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala pada setiap raka'at sholat.

★ Dengan membaca ayat dan firman Allah dalam Qaran Surat Al-Fatihah ayat 5;

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ 

" Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan."
[QS. Al-Fatihah : 5]

Sesorang hamba harusnya dia menyadari bahwa Allah Tabaraka wa Ta'ala tidaklah menciptakan kita dimuka bumi ini, hanya untuk keluar dipagi hari bekerja mencari nafkah dan pulang disore harinya. Kemudian dimalam harinya dia tidur istirahat. Kemudian paginya berangkat kerja lagi dan seterusnya.
Bukan untuk itu Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan kita.
Allah Tabaraka wa Ta'ala menciptakan kita dimuka bumi ini adalah karena sebuah tujuan yang sangat mulia.
Sebuah tujuan yang sangat besar, yaitu beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.


? TAUHID

Makna Tauhid;
-------------
▪️Kalau ditinjau dari sisi bahasa diterangkan oleh para ulama diambil dari kalimat,
وَحَّدَ – يُوَحِّدُ – تَوْحِيْدًا
"Wahada, Yuwahidu, Tauhidan,"
Artinya menjadikan suatu perkara itu Tunggal / ESA.

 ▪️Adapun istilah syariat menurut para ulama adalah;
Mengesakan Allah Subhanahu wa Ta'ala didalam perkara2 yang menjadi kekhususan bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala yaitu berkaitan dengan;
- Perbuatan Allah / Rububiyyah
- Al-Ibadah / Al-Uluhiyyah
- Nama2 dan sifat2 Allah / Asma' wa Shifat

? Dari mana para Ulama membagi Tauhid itu menjadi tiga.?
- Para ulama membaca Kitabullah.
- Mentala'ah Alquran dan Sunnah Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
- Kemudian mereka memberikan kesimpulan2, definisi2 dan kaidah2 yang dengan akan memudahkan kaum muslimin didalam memahami Tauhid.

Didalam ilmu Fiqih ada yang namanya;
- Kaidah2 Fiqiyah
- Ushul Fiqih

Salah satu contoh dari kaidah2 Fiqiyah.
- Niat
Niat bisa merupakan salah satu syarat syah sebuah amalan.
Dengan Niat, amalan bisa menjadi baik atau jelek.
Kaidah ini didapat dari para Ulama dengan membaca hadits Nabi shalallahu'alaihi wasallam dengan yang semisalnya.

◆ Rasulullah bersabda;

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

"Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya."
(HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

Kemudian mereka meletakkan kaidah2, sehingga dengan kaidah2 ini memudahkan kaum muslimin didalam memahami agama Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Demikian pula dengan Tauhid.
Para ulama membagikan Tauhid menjadi 3 bagian, tujuannya adalah untuk memudahkan kaum muslimin didalam memahami agama Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Tauhid dibagi menjadi tiga.
------------------------
1️⃣ Tauhid Ar-Rububiyyah

★ Allah berfirman;

 الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

"Segala puji bagi Allah, Rabb Seluruh alam semesta."

Tauhid Ar Rububiyyah adalah;
"Mengesakan Allah Subahanahu wa Ta'ala didalam perbuatan Allah Azza wa Jallah."

Perbuatan Allah adalah;
- Menciptakan
- Memiliki
- Mengatur alam semesta
- Memberikan rezeki
- Menghidupkan dan mematikan
- Memberikan manfaat dan mudhorot
- Mencabut sebuah manfaat dan kemudhorotan

Ini semua merupakan Kekhususan bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala yang seorang hamda harus memurnikannya hanya untuk Allah Tabaraka wa Ta'ala.
Bahwa tidak ada selain Allah yang menciptakan, yang memilik dan mengatur alam semesta ini.

2️⃣ Tauhid Al-Uluhiyyah
Kalimat Al-Uluhiyyah kata para ulama diambil dari, "kalimat Al-Ilah yang artinya yang diibadahi."

Dijelaskan oleh para Ulama Tauhid Al-Ulluhiyyah adalah;
- Mengesakan Allah Subhanahu wa Ta'ala
- Menyendirikan Allah Azza wa Jallah
- Menunggalkan Allah Subhanahu wa Ta'ala didalam permasalahan ibadah.
Bahwasanya ibadah itu hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Tauhid Al-Uluhiyyah inilah yang terkandung didalam kalimat,
"Laa Ilaha Illallah (لا إله إلا الله)" 
-> Tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Didalamnya terdapat dua rukun;
1》An-nafyu / penafiyan yaitu meniadakan.
Meniadakan segala ataupun seluruh peribadatan kepada selain Allah Tabaraka wa Ta'ala.
2》Al-Itsbat yaitu penetapan.
Menetapkan ibadah satu2nya hanya untuk Allah Tabaraka wa Ta'ala.

Tauhid Al-Uluhiyyah ini juga yang menjadikan permusuhan dari pihak kaum musyrikin di zaman jahilliya tehadap Nabi kita Muhammad shalallahu'alaihi wasallam.

Ketika Rasulullah diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk berdakwah secara terang2an kepada keluarga2 beliau, ketika turun ayat Allah,

★ Allah berfirman,
 
 وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ ٱلْأَقْرَبِينَ 

"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,"
[QS. Asy-Syu’ara Ayat 214]

Setelah ayat ini turun, Rasulullah menyeru Bani Quraisy, kemudian mereka berkumpul di Bukit Shofa.
Sampai Nabi mengucapkan kepada Bani Quraisy,
"Wahai bani Quraisy apa pendapat kalian kalau seandainya saya kabarkan kepada kalian kalau seandainya dibelakang saya ada pasukan berkuda dengan senjata lengkap siap untuk menyerang kalian, apa kalian akan membenarkan aku.?
Merek mengatakan,
"Tentu wahai Muhammad, kami akan benarkan engkau, kami tidak pernah melihat engkau berdusta wahai Muhammad, kami tidak pernah mendapati engkau berbuat kejelekan, engkau adalah seorang yang selalu menyambung tali silahturahim, yang amanah."

Ini jawaban orang2 musyrikin Quraisy dihadapan Nabi shalallahu'alaihi wasallam di Bukit Shofa.

Akan tetapi tatkala Nabi shalallahu'alaihi wasallam mengatakan,
"Wahai sekalian Quraisy ucapkanlah kalimat Laa illaha illallah niscaya kalian akan beruntung."

Ketika Rasulullah menawarkan kepada mereka kalimat Laa illaha illallah, langsung Abu Lahab menjawab, 
"celaka kamu wahai Muhammad, apakah karena Laa illaha illallah ini engkau kumpulkan kami di Bukit Shofa ya Muhammad.?"
Kemudian Allah menurunkan Firmannya dalam QS. Al-Lahab.

Kesimpulan:
-> Tauhid Al-Uluhiyyah ini merupakan Tauhid yang menjadikan mereka orang2 musyrikin marah, murka dan memusuhi Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.

★ Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman;

إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ

Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri,"
[QS. As-Saffat : 35]

 وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوٓا۟ ءَالِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَّجْنُونٍۭ 

 "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?"
[QS. As-Saffat : 37]

◆ Kata Nabi shalallahu'alaihi wasallam yang namanya kesombongan adalah,
"Menolak kebenaran dan merendahkan orang lain."

Diterangkan oleh para Ulama bahwa Tauhid Al-Ulluhiyyah juga merupakan inti dakwah para Nabi dan para Rasul secara keseluruhan.
Mulai dari Rasul yang pertama sampai Rasul yang paling terakhir Muhammad shalallahu'alaihi wasallam.
Meskipun syariat dan cara beribadahnya berbeda2, tapi tujuannya adalah sama, menghambakan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

★ Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman;

 وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ ۖ 

"Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", 
[QS. An-Nahl : 36]

3️⃣ Tauhid Asma' wa Shifat
Dibutuhkan pembahasan yang cukup panjang.
Akan dijelaskan dilain waktu.


? Keutamaan Mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

★ Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

 الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ 

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” 
[QS. Al-An’am : 82]

Petunjuk yang dimaksud disini adalah petunjuk kepada ilmu dan amal sholeh.

◆ Ketika ayat ini turun,
Abdullah bin Mas'ud dan beberapa sahabat yang lain mendatangi Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam, mereka berkata,
"Wahai Rasulullah siapa diantara kami yang tidak mendzalimi diri2 kami.?"

Mereka kira ayat ini turun adalah kedzoliman yang mereka lakukan terhadap diri2 mereka,

◆ Dijawab oleh Nabi,
"Wahai sahabatku ayat itu tidak seperti yang kalian sangka maknanya, hanya saja ayat tersebut maknanya seperti Lukman Ibnu Hakim kepada anaknya,

★ Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
 
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” 
[QS. Lukman: 13]

Kecerdasan kita dalam bahasa Arab tidak cukup untuk mentafsirkan ayat Alquran, namu kita harus kembali kepada penafsiran Rsulullah shalallahu'alaihi wasallam dan para shahabat.

Ayat tersebut menceritakan tentang keutamaan mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Orang yang beriman yang tidak mencampurkan antara iman mereka dengan kesyirikan, maka mereka akan dijamin kemanan oleh Allah dan mereka akan mendapatkan petunjuk kepada ilmu dan amal sholeh.

★ Allah berfirman dalam Quran Surat An-Nur Ayat 55;

 وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ 

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."
[QS. An-Nur : 55]

? Tiga janji Allah dalam ayat tersebut;
1. Allah jadikan kaum muslimin sebagai penguasa dialam jagat raya.
Dan ini peenah dialami oleh generasi awal umat Islam dari kalangan Sahabat dan Tabiin. Islam tersebar hampir keseluruh dunia.
2. Allah meneguhkan mereka diatas agama yang Allah ridhoi.
3. Allah ciptakan rasa aman dan rasa nyaman yang tentram kepada kaum muslimin.

Maka oleh karena itu, ketika negeri kita ini bertauhid, semoga Allah berikan anugrah besar ini kepada kita, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan wujudkan janji2 Nya tersebut.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.


?  SOAL - JAWAB

1️⃣ Salah satu tujuan diciptakannya manusia adalah menjadi khalifah, apakah itu termasuk bagian dari ibadah.?
↪️  Jawab :
Tentunya tentang permasalahan Al-khalifah ini merupakannpembahasan yang khusus diluar pembahasan saat ini. Dan banyak penjelasan dan keterangan2 dari para ulama. 
Satu hal yang penting difahami adalah yang paling utama adalah bagaimana kita bisa mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bagaimana masyarakat kaum muslimin secara keseluruhan mereka bisa mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena itu dalah inti dakwah para Nabi dan para Rasul.
Nabi dahulu pernah ditawarkan oleh kaum musyrikin Quraisy untuk menjadi khalifah mereka ketika beliau awal berdakwah kepada mereka. Dan Islam sudah mulai berkembang pesat. Banyak orang masuk kedalam islam menerima dakwah Tauhid Laa Illaha Illallah.
Ditawarkan kepada beliau shalallahu'alaihi wasallam kepemimpinan, harta, tahta dan wanita. Namun Rasulullah menolak itu semua, dan beliau memilih untuk mendakwahkan Tauhid. Meskipun beliau dicela, dicemooh, dicaci maki dan bahkan akan dibunuh.
Tauhid merupakan tujuan paling utama diciptakan jin dan manusia oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.

2️⃣ Makna dari sepotong ayat dari ayat ke 5 surat Alfatihah, apakah dari ketiga macam Tauhid itu termasuk didalamnya dan apakah ada maknanya meraih cita2 dan impian sesuai judul hari ini.?
↪️  Jawab :
Firman Allah dalam Quran Surat Alfatihah ayat 5, ini didalamnya terkandung makna Tauhid Al-Uluhiyyah. Karena kita sebutkan tadi bahwasanya Tauhidul Uluhiyyah intisari dari kalimat Laa Illaha Illallah.
Maknanya adalah;
"Tidak ada sesembahan yang berhaq disembah melainkan Allah."
Kemudian "Hanya kepada Engkau ya Allah kami menyembah dan hanya kepada Engkau pula kami meminta pertolongan."
Dan ini jyga terkandung didalamnya Tauhid Al-Uluhiyyah.
Karena kaliamat Iyyaka na'budu ini menunjukan adanya pembatasan ibadah hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala semata.
Dan ini merupakan janji setiap muslim didalam setiap rakaat sholatnya.
Apakah ada kaitan dengan judul yg disebutkan panitia.?
Tentunya kaitannya besar sekali, karena memang tujuan kita diciptakan dimuka bumi ini adalah dalam rangka untuk beribadah. Dan apapun yang dilakukan oleh seorang hamba dan bagaimanapun keadaannya, setiap hamba itu pasti akan mengharapkan kehidupan di yaumul qiyamah itu berada didalam surga Allah dan mendapatkan kenikmatan yang paling tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Tentunya seorang hamba tidak mungkin mendapatkan apa yang ia cita2kan tersebut, kecuali bertauhid kepada Allah dan bertemu dengan Allah dalam keadaan mentauhidkan Allah, dan tidak dalam menyekutukan Allah dengan suatu apapun.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.

3️⃣ Tauhid Ulluhiyyah untuk menghilangkan Syubhat kaum musyrik, bagaimana dengan Tauhid Ar-Rububiyyah dan Asma' wa Shifat untuk menghilangkan syubhat.?
↪️  Jawab :
Terkait tentang Tauhid Ar-Rububiyyah adalah mengesakan Allah Subhanahu wa Ta'ala didalam perbuatan Allah.
Perlu diketahui bahwa Ar-Rububiyyah ini kebanyakan mereka mengakui tentang Ar-Rububiyyah. Terkhusus orang2 kaum musyrikin dizaman jahiliah mengakui Ar-Rububiyyah.
★ Allah berfirman;

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ

“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?”
[QS. az-Zukhruf : 87]
Dari ayat ini kita memahami bahwa Tauhid Ar-Rububiyyah bukan inti dari dakwah para Nabi dan para Rasul. Karena mayoritas dari manusia mereka menerima dan mengakui Tauhid Ar-Rububiyyah ini, terkhusus kaum musyrikin di zaman Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
Sedikit sekali yang terjatuh dari Rauhid Ar-Rububiyyah ini.
Misalnya orang2 Syiah Rofidho bahwa 12 imam mereka mempunyai andil didalam mengatur alam semesta ini. Ini keyakinan yang rusak, bahkan kafir Quraisy tidak meyakini hal ini.
Pengakuan seseorang terhadap Rauhid Ar-Rububiyyah itu tidak cukup memasukkan seseorang kedalam agama Islam tanpa memurnikan Allah Subhanahu wa Ta'ala didalam Tauhid Al-Ulluhiyyah.
Adapun terkait Tauhid Asma' wa Shifat sebagai yang diterangkan tadi, dibutuhkan penjelasan yang panjang.
Wallahu 'alam bishowab.

4️⃣ Apa saja yang harus dilakukan seorang hamba untuk menguatkan Aqidah agar dapat bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.?
↪️  Jawab ;
Tentunya yang paling pertama dilakukan oleh seorang hamba adalah senantiasa semangat didalam menuntut ilmu terkhusus pembahasan tentang ilmu Tauhid, apa itu Tauhid, pembagian2nya, keutamaan2nya. 
Kemudian mengetahui lawan daei Tauhid yaitu kesyirikan, pembagian2nya, bahaya dan bemcana yang diakibatkan oleh kesyirikan kepada Allah.
Intinya semangat didalam belajar.
Banyak hal yang belum kita pelajari berkaitan dengan ilmu Tauhid, banyak point2 penting untuk kita memahaminya.
Sehingga seseorang kokoh tentang Tauhid maka akan kuat pula kekokohan dia diatas ketauhidan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Contoh misalnya,
Ada amalan2 atau ucapan seorang hamba terkadang dia tidak sadar bahwa ucapan tersebut telah menjerumuskan dia kedalam Tauhid.
Atau misalanya seseorang mengikuti gurunya yang katanya sebagai seorang alim ulama, didalam menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, dan ini juga masuk kedalam bentuk kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Maka salah satu caranya adalah dengan belajar Tauhid.
Pernah disebutkan oleh Hudzaifah ibnul Yaman,
"Dahulu para sahabat mereka selalu bertanya kepada Nabi shalallahu'alaihi wasallam tentang amalan2 kejelekan, dan aku sering bertanya kepada Nabi tentang kejelekan2, karena khawatir kejelekan tersebut menimpa beliau."
Berbeda dengan orang2 yang tidak punya ilmu, ketika badai syubhat datang kepadanya, dia berbuat dalam keadaan tidak sadar bahwa yang dia lakukan tersebut adalah perbuatan syirik keoada Allah Azza wa Jalla.
Intinya belajar dan belajar itu tidak ada kata terlambat.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.

5️⃣ Apakah salah bila kita menjadikan suatu amalan andalan yang dilakukan, misalnya shaum senin kamis sebagai keutamaan amalan.?
↪️  Jawab ;
Hadits Nabi, 
"Yang paling dicintai oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam dari amalan itu adalah amalan yang dirutinkan meskipun sedikit dan kuntinue dan istiqomah diatasnya."
Salah satunya rutin puasa senin kamis, menegakkan sholat2 sunnah rawatib, yang paling dijaga adalah 2 rakaat sebelum subuh.
"Dua rakaat sebelum sholat subuh itu lebih baik dari dunia dan seisinya."
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.

6️⃣ Mohon infonya karena kitab Tauhid banyak, bagi yang baru belajar kitab, baiknya pakai kitab apa.?
↪️  Jawab :
Didalam mempelajari tentang Tauhid, mungkin bisa memulai dari kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab yaitu kitab Ushul Tsalasah.
Kemudian setelah itu mempelajari tentang Empat kaidah dalam memahami kesyirikan.
Kemudian mempelajari Enam pokok landasan penting didalam Islam termasuk didalamnya adalah Tauhid.
Kemudian mempelajari Kitabut Tauhid, pembahasannya lengkap.
Belajar dari para Asatidzah, Insyaa Allah akan membawa keberkahan dan membawa kepada kita ilmu tentang Tauhid.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.


?  PENCATAT :
~ Tim Kajian Online Masjid Astra ~