Sifat Penghuni Surga

Bang Pitung • 14 Desember 2020
di grup Masjid Astra

 

Kajian Online Interaktif Ikhwan & Akhwat
     - MASJID ASTRA -
JUMAT, 11 Desember 2020
              25 Rabi'ul Akhir 1442 H
Pukul, 19.30 WIB - Selesai

? Nara Sumber :
"Ustadz Thantawi Abu Muhammad"


~ SIFAT PENGHUNI SYURGA  ~


Perkara yang paling pertama dan yang paling utama adalah hendaklah selalu dan senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, atas limpahan kenikmatan yang sangat besar yang Allah Azza wa Jalla anugrahkan kepada kita.
Nikmat yang paling terbesar setelah Allah anugrahkan keimanan dan ke Islaman kepada kita adalah, nikmat ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi kepada kita kesehatan badan dan waktu luang.
Lebih dari itu Allah Azza wa Jalla menganugrahkan kepada kita nikmat untuk mensyukuri dua nikmat besar tersebut.

◆ Nabi shallallahu‘alaihi wasallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. 
(HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)

Dua kenikmatan yang begitu besar yang Allah Azza wa Jalla anugrahkan, tidak dipergunakan sebaik2nya, tidak digunakan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Azza wa Jalla.
Bahkan terkadang sebaliknya, digunakan untuk maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Semua manusia diberikan dua nikmat besar ini dan kita termasuk didalamnya, termasuk dari hamba2 Allah Azza wa Jalla yang diberikan dua nikmat ini, nikmat sehat dan waktu luang.
Namun tidak semua dari kita diberikan kenikmatan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mensyukuri dua nikmat ini. Karena mensyukuri nikmat itu adalah nikmat.
Maka oleh karena itu bersyukurlah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas limpahan kenikmatan yang Allah beri kepada kita.

Disebutkan oleh para Ulama bahwa rukun bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala itu minimalnya ada tiga yang harus kita jalani.

? Ada tiga hal ketika kita diberikan kenikmatan oleh Allah Azza wa Jalla apapun kenikmatannya, termasuk didalamnya nikmat sehat dan waktu luang,
1. Memperbanyak kalimat Alhamdulillah.
2. Mengakui dan menyadari bahwa kenikmatan yang kuta dapatkan dan kita rasakan semuanya itu datang dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
3. Hendaknya kita menggunakan nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada kita sebagai jembatan untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, jangan sekali2 kita gunakan nikmat tersebut sebagai jembatan untuk bermaksiat kepadanya.

Sebaik2 orang yang diberikan kenikmatan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah mereka yang bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas limpahan kenikmatan.
Allah akan menambah kenikmatan ketika seorang hamba yang senantiasa selalu mensyukuri nikmat yang Allah berikan.

Shalawat dan salam selalu kita sampaikan kepada Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam, sebagai umat yang mengaku itiba kepada beliau, ia mengakui bahwasanya beliau adalah Nabi dan utusan Allah.
Diantara bentuk kebaikan yang harus kita lakukan atau konsekwensi yang harus kita jalani untuk Nabi shalallahu'alaihi wasallam adalah memperbanyak shalat dan salam kepada beliau shalallahu'alaihi wasallam.

Tidak ada seorangpun dari kalangan kaum muslimin kecuali dia menginginkan kehidupan diakhiratnya tersebut berada di Surganya Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Setiap muslim menginginkan kehidupan di yaumul Qiyamah itu berada didalam Surga Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Bagaimana tidak..! 
Surga Allah itu dipenuhi dengan kenikmatan yang sangat besar yang tidak cukup waktu kita menyebutkan satu persatu ayat Allah ataupun hafits Rasulullah yang menjelaskan tentang sifat2 Surga Allah Subhanahu wa Ta'ala.


? Beberapa Hadits Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam yang menjelaskan tentang sifat Surga.

▪️Riwayat Imam Muslim.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Qudsi;

قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

“Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh kenikmatan yang belum pernah mata melihatnya, belum pernah telinga mendengarnya, dan belum pernah pula terbetik dalam kalbu manusia’.”
[Muslim dalam ash-Shahih no. 2824]

Setelah Rasulullah menyebutkan hal tersebut, tentang apa yang Allah siapkan untuk penghuni Jannah, Nabi shalallahu'alaihi wasallam membaca sebuah ayat dalam Alquran.

★ Allah berfirman dalam Quran Surat As-Sajdah Ayat 16;

 تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ ٱلْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ 

"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan."
(QS. As-Sajdah : 16)

Ini kenikmatan yang begitu besar yang Allah Subhanahu wa Ta'ala siapkan di dalam Jannah Nya kelak.

Dalam riwayat lain, Nabi shalallahu'alaihi wasallam menjelaskan tentang besarnya kenikmatan Surga.

▪️Riwayat Imam Muslim.
Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda;

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ لَشَجَرَةً يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّهَا مِائَةَ سَنَةٍ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحِزَامِيَّ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ وَزَادَ لَا يَقْطَعُهَا

"Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Laits dari Sa'id bin Abu Sa'id Al Maburi dari ayahnya dari Abu Hurairah dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, beliau bersabda: "Sesungguhnya di surga ada pohon, seorang pengendara berjalan di bawah naungannya selama seratus tahun." Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Al Mughirah bin Abdurrahman Al Hizami dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam sepertinya, ia menambahkan: "Ia tidak juga sampai."
[Shahih Muslim no. 5054]

▪️Dalam hadits yang lainnya, diterangkan oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam tentang orang yang paling rendah derajatnya didalam Surga.
Orang tersebut adalah orang yang Allah Subahanahu wa Ta'ala keluarkan dari neraka setelah dosa2nya itu dibakar seluruhnya, diangkat orang tersebut oleh Allah  dan dimasukkan kedalam Jannah, lalu Allah membangunkan untuknya sebuah istana megah didalam jannah.
Setelah itu masuk ke dalam istananya tersebut dua wanita dari Hurul 'in / wanita dari penduduk surga. 
Apa kata wanita tersebut,
"Maha Suci Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menciptakan kami untuk engkau, dan Maha Suci Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menciptakan engkau untuk kami."
Mendengar ucapan wanita penghuni surga tersebut, hamba yang paling rendah derajatnya disurga tersebut mengatakan,
"Demi Allah, tidak ada seorangpun yang diberi kenikmatan oleh Allah Azza wa Jalla sebesar anugrah yang kenikmatan yang Allah berika kepadaku."

Padahal orang ini adalah orang yang paling rendah derajatnya di dalam Surga/Jannah, sampai terucap ucapan tersebut dari orang itu, karena saking besarnya kenikmatan yang Allah berikan.

Kita berharap kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar apa yang kita baca dan kita kaji berfaedah dan menjadi teguran bagi kita, dan menjadi pendorong bagi kita untuk meraih Surga Allah Subhanahu wa Ta'ala yang seluas langit dan bumi.

Satu hal yang perlu diperhatikan, Allah telah menyebutkan ciri2 siapa para penghuni Surganya Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dan Allah telah menyebutkan didalam banyak ayat2nya dalam Alquran.
Didalam beberapa ayat tersebut, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan kepada kita tentang beberapa ciri penghuni Surga Allah yang mereka akan mendapatkan kenikmatan didalamnya.


? Sifat para penghuni Surga yang Allah sebutkan didalam Alquran.

★ Allah berfirman dalam Quran Surat Qaf ayat 31-35;

¤ Ayat 31;

وَأُزْلِفَتِ ٱلْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ غَيْرَ بَعِيدٍ

Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka).

¤ Ayat 32;

هَٰذَا مَا تُوعَدُونَ لِكُلِّ أَوَّابٍ حَفِيظٍ

Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya)

¤ Ayat 33;

مَّنْ خَشِىَ ٱلرَّحْمَٰنَ بِٱلْغَيْبِ وَجَآءَ بِقَلْبٍ مُّنِيبٍ

(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat,

¤ Ayat 34;

ٱدْخُلُوهَا بِسَلَٰمٍ ۖ ذَٰلِكَ يَوْمُ ٱلْخُلُودِ

masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan.

¤ Ayat 35;

لَهُم مَّا يَشَآءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ

Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.
(QS. Qaaf : 31-35)

✅ Penjelasan.

▪️Ayat 31
----------
Didekatkan Surga kepada orang2 yang bertaqwa.
Kata Al Imam Thalq ibnu Habiib taqwa adalah,
》Beramal dengan amalan ketaatan kepada Allah diatas cahaya ilmu dari Allah yaitu Alquran dan Sunnah, da engkau mengharap pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
》Engkau meninggalkan dan menjauhi maksiat kepada Allah Azza wa Jallah diatas cahaya ilmu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan takut kepada adzab Allah.

Siapa orang-orang yang bertaqwa tersebut..?

▪️Ayat 32
----------
Inilah yang dijanjikan kepada kalian, untuk setiap hamba yang kembali kepada Allah dan taat pada semua peraturan Nya.

➡️ Ada dua ciri dari penduduk Surga dalam ayat ini,

1️⃣ Al Awwab
Adalah mereka yang senantiasa kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika mereka melakukan perbuatan dosa dan maksiat.
Mereka selalu kembali kepada Allah ketika lisan mereka berdosa, ketika mata mereka berdosa, ketika telinga mereka mendengar dosa. Dan mereka segera bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, tidak menunda2 tobat.
Karena tidak ada manusia yang luput dari dosa.

◆ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ 

"Semua bani Adam sering melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang sering melakukan kesalahan adalah yang sering bertaubat."
[HR. Ibnu Majah, at-Tirmidzi dan lain-lain. Hadits ini hasan, menurut syaikh al-Albani rahimahullah]

◆ Disebutkan oleh salah seorang Alim Ulama Tabiin Al Imam Mujahid ibnu Jabir rahimahullah (muridanya Abdullah bin Abbas radhiallahu'anhuma), kata beliau menjelaskan siapa Al Awwab itu,
"Dia adalah orang yang apabila ingat akan dosanya dia segera meminta ampunan dan beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari dosa2 tersebut, tidak menunda2."

Jika kita tidak segera bertobat dari dosa maka dosa tersebut akan melahirkan dosa2 yang lainnya.
Dan akan datang satu waktu Allah akan menghalangi kita dari bertobat, dan Allah tutup pintu tobat.
Naudzubillah.

2️⃣ Al Hafidz
Adalah mereka yang senantiasa dan selalu menjaga Allah Subhanahu.wa Ta'ala

Abdullah ibnu Abbas seorang ahli tafsir dikalangan para Sahabat, yang Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam pernah mendoakannya,

اللّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ، وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ

“Ya Allah, pahamkanlah dia (Abdullah ibnu Abbas) terhadap agama dan ajarkanlah ilmu tafsir kepadanya.” 
[HR. Ahmad dalam al-Musnad 1/328 dengan sanad yang hasan].

◆ Abdullah ibnu Abbas mengatakan, yang dimaksud dengan Al Hafidz adalah,
"Ciri penghuni surga Allah Subahanu wa Ta'ala adalah orang yang menjaga apa yang Allah Subhanahu wa Ta'ala amanahkan kepadanya dan apa yang telah Allah wajibkan kepadanya."

◆ Hadits yang Mashur sekaligus teguran bagi kita.
Rasulullah sahalallahu'alaihi wasallam mengatakan kepada Abdullah bin Abbas radhiallahu'anhu (saat itu maaih kecil).,
"Wahai anak kecil, aku ingin mengajarkan kepada engkau beberapa kalimat, Jagalah Allah Subahanahu wa Ta'ala niscaya Allah Azza wa Jallah akan menjagamu."

?Makna Al Hafidz (menjaga Allah) diterangkan oleh para ulama ada tiga Hal;

1》 Mereka adalah orang2 yang menjaga hak2 Allah Subhanahu wa Ta'ala (Tauhid).

◆ Al Hafits menurut Mu'adz bin Jabal radhiallahu'anhu, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku:

 يَامُعَاذُ ، أَتَدْرِيْ مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ ؛ قَالَ : حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوْهُ وَلَا يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا ، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا. 

"Wahai Mu’adz! Tahukah engkau apa hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya dan apa hak para hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah?’ Aku menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’ Beliau bersabda, ‘Hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya ialah mereka hanya beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun."
[Iman Bukhari dan Imam Muslim].

2》 Mereka yang senantiasa menjaga perintah2 Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk kemudian dikerjakan dan diamalkan didalam keseharian mereka.

3》 Menjaga batasan2 Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dan tentunya batasan2 Allah itu adalah apa yang Allah haramkan.
Segera dia tinggalkan dosa2 sebagai bentuk penjagaan dia terhadap batas2an Allah Subhanahu wa Ta'ala.

◆ Disebutkan oleh para ulama bahwa,
"Ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjaga hambanya maka itu merupakan puncak kenikmatan yg ia dapat."

◆ Diterangkan juga oleh para ulama, bahwa penjagaan Allah Subhanahu wa Ta 'ala terhadap hambanya mencakup penjagaan Allah terhadap,
- keimanannya
- ketauhidannya
- ketaqwaannya
- keistiqomahan kita diatas Tauhid
- Allah akan jaga badan kita, harta kita, anak keturunan kita. 
Dikisah dalam Alquran daei beberapa kisah-kisah para Nabi, Nabi Ibrahim, Nabi Yaqub, Nabi Ismail, Kisah Nabi Khidir dan Musa.

▪️Ayat 33
----------
➡️ Ciri penduduk surga yang lain adalah dalam ayat ini adalah,

3️⃣ Yaitu orang yang takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

◆ Diterangkan oleh Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah, yang dimaksud dengan "Orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah," mereka adalah,
"Orang yang takut kepada Allah dalam keadaan sendirian ataupun ketika mereka berada di kalangan ataupun khalayak ramai."

Karena memang kebanyakan manusia sangat mudah dan bebas bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika dia dalam keadaan sendirian.
Manusia sekarang lebih takut dosanya dilihat oleh manusia ketimbang dilihat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

4️⃣ Mereka yang datang kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan Hati yang bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

◆ Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan, yang dimaksud dengan "Dia datang dengan hati yang bertaubat," adalah,
"Orang yang berjumpa dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan hati yang selamat dari dosa dan maksiat."

★ Allah berfirman dalam Quran Surat Asy-Syuara ayat 88-89;

¤ Ayat 88;

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ

“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,

¤ Ayat 89;

إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” 
(QS Asy-Syuara : 88-89)

◆ Ada sebuah kisah dalam satu Hadits diterangkan oleh Annas bin Malik radhiallahu'anhu, beliau mengatakan, 

“Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau bersabda, ‘Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga.’ Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.

Esok harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lagi, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Surga.’ Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya.

Besok harinya lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga!!’ Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal .

Setelah itu Rasulullah bangkit dari tempat duduknya. Sementara Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti lelaki tersebut, lalu ia berkata kepada lelaki tersebut, ‘Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku, aku berjanji tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari. Jika engkau mengijinkan, maka aku akan menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu.’

Dia menjawab, ‘Silahkan!’

Anas berkata bahwa Amr bin Ash setelah menginap tiga hari tiga malam di rumah lelaki tersebut tidak pernah mendapatinya sedang qiyamul lail, hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang subuh. Kemudian mengambil air wudhu.

Abdullah juga mengatakan, ‘Saya tidak mendengar ia berbicara, kecuali yang baik.’

Setelah menginap tiga malam, saat hampir saja Abdullah menganggap remeh amalnya, ia berkata, ‘Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku, hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga.’ Selesai beliau bersabda, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau.

Terang saja saya ingin menginap di rumahmu ini, untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?’

Kemudian lelaki Anshar itu menjawab, ‘Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.’

Abdullah bin Amr berkata, ‘Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya’.”

▪️Ayat 34
----------
Maka masuklah keadalam Surga tersebut dengan aman, dan itulah hari kekelan tidak ada lagi kematian, dan tidak ada lagi kesengsaraan setelah itu.

▪️Ayat 35
----------
Bagi mereka didalam Surga mereka akan mendapatkan dan memperoleh apa yang mereka kehendaki dan di sisi Kami tambahannya.

Apa yang kita angan2kan didalam Surga, semua akan diberikan oleh Allah Azza wa Jallah dan Allah akan lipatkan 10x lipat dari pahala yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan.
Dan lwbih besar dari itu adalah, nikmat ketika kita bisa melihat wajah Allah Rabbul'alamin.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.


?  SOAL - JAWAB 

1️⃣ Terkait dengan amalan2 yang kita lakukan untuk bisa ke Surga, terkait dengan orang tua yang sudah meninggal, apa yang kemudian bisa kami lakukan agar orang tua kami ini bisa Allah berikan kemudahan untuk mendapatkan surga.?
↪️  Jawab :
Yang paling pertama kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala supaya Allah memberikan ampunan kepada kita dan ampunan kepada orang tua, dan semoga Allah memberikan tempat yang paling layak nanti kelak didalam surganya.
Datang hadits dari Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
◆ Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” 
(HR. Muslim no. 1631)
- Sedekah jariah yang dahulu didunia disedekahkan dijalan Allah, maka sedekah jariah ini akan senantiasa mengalir terus pahalanya sampai datangnya yaumu qiyamah.
- Bisa juga kita sedekahkan harta kita, kita niatkan untuk orang tua kita, hal tersebut dibenarkan dan dibolehkan.
- Ilmu yang bermanfaat yang diajarkan kepada orang lain, minimal punya andil dalam tersebarnya ilmu Alquran dan Sunnah. Dan pahalanya jugabakan
mengalir kepadanya.
- Seorang anak yang sholeh yang bertaqwa kepada Allah dan senantiasa selalu berdoa untuk kebaikan orang tuanya, dia berdoa kepada Allah untuk orang tuanya di waktu2 mustajab untuk berdoa. 
★ Allah berfirman dalam Quran Surat Ghofir ayat 60;

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu."
(QS. Ghafir : 60)
Masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk orang tua kita, mendoakan kebaikan untuk mereka dan ampunan untuk mereka.
Wallahu'alam bishowab.

2️⃣ Bagaimana agar bisa selalu merasa diawasi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.?
↪️  Jawab :
1. Menanamkan pengawasan Allah Subhanahu wa Ta'ala teehadap diri2 kita itu sangatlah penting. Tentunya yang paling pertama kita harus lakukan adalah dengan cara kita meningkatkan semangat kita didalam menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu tersebut.
Karena seseorang yang menuntut ilmu, semakin bertambah ilmu mereka maka akan semakin bertambah pula rasa takut terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan dia akan terus menerus merasa diawasi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Mempelajari ilmu, mengkaji bagaimana Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam mengingatkan, menasehati.
Semakin meningkat ilmunya maka semakin besar pengawasan Allah yang tertanam didalam jiwanya, dan semakin besar rasa takut dia kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
★ Allah berfirman dalam Quran Surat Fatir ayat 28;

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ 

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba Nya, hanyalah ulama."
(QS. Fatir : 28)
Mengapa hanya para ulama, karena mereka tau ilmu dan mempelajari ilmu.
Sehingga seseorang yang selalu menghiasi dirinya dengan ilmu dan belajar Alquran, belajar Sunnah Nabi shalallahu'alaihi wasallam, akan meningkatkan rasa pengawasan Allah terhadap dirinya.
2. Senantiasa merenungi dan mentadaburi besarnya Allah dan keagungan Allah. 
◆ Anas bin Malik mengatakan,
"Sesungguhnya kalian itu akan beramal dengan sebuah amalan (kemaksiatan), dimana amalan tersebut dalam pandangan kalian lebih ringan dibandingkan sehelai rambut, namun kami menganggap perbuatan maksiat itu di zaman Nabi shalallahu'alaihi wasallam bagian dari perkara yang akan membinasakan."
Dari sini kita ambil sebuah faedah, bahwa ketika seseorang melakukan sebuah dosa dia selalu meyakini bahwa Allah melihat akan mencatat perbuatan kita.
Oleh karena itu tingkat ilmu tentang mengenal Allah dan bagaimana mengenal agama Allah dan pengetahuan tentang Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.
Wallahu'alam bishowab.

3️⃣ Apakah bisa masuk surga orang yang bermaksiat dan ketika meninggal belum bertobat.!
↪️  Jawab :
★ Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman Quran Surat An-Nisa ayat 48;

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” 
(QS. An Nisa’: 48).
◆ Ayat ini kata Imam Ibnu Katsir,
"Diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang orang2 yang meninggal dunia dalam keadaan tidak sempat bertaubat dari dosa2 selain kesyirikan."
Karena orang yang bertobat dari dosa sebelum dia meninggal, Allah pasti akan menerima tobatnya itu selama tobatnya sesuai dengan syarat2 yang ada,
- ikhlas kepada Allah
- menyesali perbuatan
- berupaya semaksimal mungkin untuk tidak jatuh kedalam lubang yang sama
- bertobat ketika masih dibuka pintu tobat.
Allah mengatakan bahwa kalau mati dalam keadaan tidak sempat bertobat dari dosa kesyirikan maka Allah tidak akan mengampuni dosa tersebut.
Dan Allah akan mengampuni semua dosa selain kesyirikan.
◆ Kata ibnu Katsir dan para ulama yang lainnya,
"Seseorang yanh meninggal dunia dalam keadaan dia tidak sempat bertobat dari dosa2 besar maka itu keadaannya adalah,
"tahta masyiatillah (di bawah kehendak) Allah Azza wa Jalla."
- Kalau Allah berkehendak mengampuninya, Allah Maha luas rahmatnya dan Maha Luas ampunannya maka Allah ampuni.
- Kalau Allah berkeinginan menghendaki untuk mengadzab hamba tersebut maka Allah akan mengadzabnya, namun tidak sampai kekal didalam neraka.
Wallahu'alam bishowab.

4️⃣ Agama Islam terpecah menjadi 73 golongan dan hanya satu yang masuk surga, yang satu itu yang bagaimana, mohon penjelasan.!
↪️  Jawab :
◆ Rasulullah bersabda,
"Akan terpecah belah ummatku menjadi 73 golongan, yahudi terpecah menjadi 71 golongan, Nasrani terpecah menjadi 72 golongan. Semuanya didalam neraka kecuali 1."
72 golongan umat Islam yang masuk neraka itu mereka adalah orang2 yang tidak dikekalkan didalam nereka, adapun 1 golongan yang masuk ke dalam surga telah diterangkan oleh Nabi kepada para sahabat yang bertanya.
Nabi mengatakan mereka adalah " Al-Jamaah."
Kata Nabi,
"Al-Jamaah adalah orang2 yang berada dan keadaan aqidahnya, manhajnya, agamanya, adab dan akhlaqnya tersebut seperti keadaanku dan para sahabatku pada hari ini (ketika Nabi masih hidup)."
Kita berupaya semaksimal mungkin untuk bisa mencocoki Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam didalam berbagai hal.
Wallahu'alam bishowab.

5️⃣ Apakah sama Surga yang pernah ditinggali Nabi Adam 'alaihisallam dengan Surga yang nanti kita tempati.?
↪️  Jawab :
Dari apa yang kita kenal dan kita ketahui bahwa Surga yang akan dimasuki kaum muslimin itu semua sudah dipersiapkan dan telah diciptakam oleh Subhanahu wa Ta'ala.
Dan itu sama sebagaimana surga yang dahulu dihuni oleh Nabi Adam dengan Surga yang akan kita masuki.
◆ Dalam sebuah hadits,
"Sesungguhnya Allah ketika telah menciptakan Surga dan neraka Allah perintahkan jibril untuk melihat kedalamnya."
Kata jibril Surga terhalangi oleh hal2 yang memberatkan, yaitu ibadah, ketaatan, sabar, dll.
Hal2 yang memberatkan jiwa kita bertentangan dengan hawa nafsu kita untuk kita mengamalkannya.
Jibril mengatakan kepada Allah, 
"Dengan kemuliaanmu ya Allah, sungguh aku sangat khawatir, tidak ada hambumu yang berhasil masuk kedalamnya."
Karena memang berat.
Kebalikannya dengan neraka, Jibril mengatakan,
"Demi kemuliaanmu ya Allah, tidak ada hambamu yang mau masuk kedalamnya, berat sekali adzabnya, neraka tertutupi dengan hal2 yang menyenangkan."
Syahwat, kecintaan terhadap dunia yang berlebih2an, kexintaan terhadap harta, dan semua yang membuat lalai untuk mengingat Allah."
Wallahu'alam bishowab.


?  PENCATAT 
~ Tim Kajian Online Masjid Astra ~