Zella namanya, karyawati muda AAL ini terlihat sibuk merapihkan barisan binaannya yang tampaknya susah diatur, matanya terus berkeliling mengamati, bukan apa2 ketika satu anak aja hilang, bukan tak mungkin dia harus berkeliling ke seantero Mall Facific Place, untuk mencari.
Zella bersama 117 pendamping lainnya, adalah kunci sukses terlaksananya Happy Trip. Peran pendamping sangat vital, dari mulai mencari tahu ukuran kaos anak, memastikannya kumpul jam 05.30 pagi, sampai mendampinginya dari satu stand ke stand lainnya.
Walhasil, tugas pendamping itu berat, bisa jadi hanya Dilan yang sanggup, hehe. Tapi, mengapa tetap banyak yang mau ikut? meski itu harus mengorbankan waktu liburnya. Jawaban Silvy dari Yutaka, bisa jadi mewakili semuanya, "saya senang aja," ujarnya ringan.
Senang, alasannya memang sesederhana itu. Senang melihat senangnya anak2 hanya gara-gara naik ekskalator, senang melihat anak2 yang takjub melihat Lamborghini nyata di depan matanya, senang melihat anak2 yang bangga dengan kostum pemadam kebakaran, juga senang mendengar teriak bangga ketika binaannya sampai di puncak ketika climbing.
1000 anak itu berasal dari keluarga sederhana, mengajaknya bermain, apalagi di tempat ternama seperti Kidzania, tentu sangat membahagiakannya.
Jadi pendamping juga harus aktif. Kenapa harus aktif? Contohnya Pa Samsuri, untuk memberangkatkan kisaran 100 anak dari Karawang Timur, bapak tiga anak ini harus mencari dana dengan menggelar sorban saban Jumatan. Pak Samsuri pun harus mendata dan berkomunikasi dengan binaannya tentang siapa saja yang layak ikutan.
Selain itu, tujuan sejatinya Happy Trip adalah untuk mengeratkan karyawan dengan binaannya, kegiatan ini semacam *mood booster* agar anak2 lebih semangat dan merasa tak sendirian mengejar cita-citanya.
Sinergi Akbar itu bernama Happy Trip, terima kasih kepada seluruh pendamping, juga 33 perusahaan yang telah berkenan sinergi, hanya Allah SWT yang pantas membalas dengan pahala terbaik.
(Cerita Happy Trip 2018)