๐Ÿƒ๐ŸŒธSerba-Serbi Shaum Enam Hari Syawwal๐ŸŒธ๐Ÿƒ

ย 

๐Ÿ’ข๐Ÿ’ข๐Ÿ’ข๐Ÿ’ข๐Ÿ’ข๐Ÿ’ข๐Ÿ’ข๐Ÿ’ข

ย 

๐Ÿ“Œ Apa dasar puasa enam hari Syawwal?

Dari Abu Ayyub Al Anshari Radhiallahu โ€˜Anhu, bahwasanya Rasulullah ๏ทบ bersabda:

ู…ูŽู†ู’ ุตูŽุงู…ูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุชู’ุจูŽุนูŽู‡ู ุณูุชู‘ู‹ุง ู…ูู†ู’ ุดูŽูˆู‘ูŽุงู„ู ูƒูŽุงู†ูŽ ูƒูŽุตููŠูŽุงู…ู ุงู„ุฏู‘ูŽู‡ู’ุฑู

โ€œBarang siapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian menyusulnya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka seakan dia berpuasa setahun penuh.โ€ (HR. Muslim no. 1164)

ย 

๐Ÿ“Œ Apa hukumnya puasa enam hari Syawwal?

Para ulama berbeda pendapat. Ada yang menyunnahkan namun ada pula yang memakruhkan.

Imam An Nawawi Rahimahullah menerangkan:

ููŠู‡ ุฏู„ุงู„ุฉ ุตุฑูŠุญุฉ ู„ู…ุฐู‡ุจ ุงู„ุดุงูุนู‰ ูˆุฃุญู…ุฏ ูˆุฏุงูˆุฏ ูˆู…ูˆุงูู‚ูŠู‡ู… ููŠ ุงุณุชุญุจุงุจ ุตูˆู… ู‡ุฐู‡ ุงู„ุณุชุฉ ูˆู‚ุงู„ ู…ุงู„ูƒ ูˆุฃุจูˆ ุญู†ูŠูุฉ ูŠูƒุฑู‡ ุฐู„ูƒ

Dalam hadits ini terdapat petunjuk yang jelas bagi pendapat Asy Syafiโ€™i, Ahmad, Daud, dan yang menyepakati mereka tentang sunahnya berpuasa enam hari tersebut. Berkata Malik dan Abu hanifah: Hal itu dimakruhkan. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 8/56)ย 

ย 

Menurut Imam Abu Hanifah, puasa enam hari Syawwal itu makruh baik berturut-turut atau tidak berturut-turut. Murid Abu Hanifah yaitu Abu Yusuf mengatakan makruh jika berturut-turut, jika dipisah tidak apa-apa. Tapi MAYORITAS ulama hanafiyah muta'akhirin (generasi akhir) mengatakan puasa enam hari Syawwal tidak apa-apa. (Imam Ibnu Nujaim Al Mashri, Bahrur Raiq, 6/133)

ย  ย 

Namun menurut pendapat mayoritas ulama adalah sunah. Disebutkan dalam Al Mausuโ€™ah:

ุฐูŽู‡ูŽุจูŽ ุฌูู…ู’ู‡ููˆุฑู ุงู„ู’ููู‚ูŽู‡ูŽุงุกู - ุงู„ู’ู…ูŽุงู„ููƒููŠู‘ูŽุฉู ุŒ ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽุงููุนููŠู‘ูŽุฉู ุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู†ูŽุงุจูู„ูŽุฉู ูˆูŽู…ูุชูŽุฃูŽุฎู‘ูุฑููˆ ุงู„ู’ุญูŽู†ูŽูููŠู‘ูŽุฉู - ุฅูู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ูŠูุณูŽู†ู‘ู ุตูŽูˆู’ู…ู ุณูุชู‘ูŽุฉู ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ู ู…ูู†ู’ ุดูŽูˆู‘ูŽุงู„ู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุตูŽูˆู’ู…ู ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ

Mayoritas fuqaha โ€“Malikiyah, Syafiโ€™iyah, Hanabilah, dan Hanafiyah mutaโ€™akhirin (generasi kemudian)- berpendapat bahwa disunnahkan berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah puasa Ramadhan. (Al Mausuโ€™ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 28/92)ย 

ย 

๐Ÿ“Œ Apa alasan pihak yang memakruhkan, bukankah haditsnya begitu jelas?

Menurut Imam Ibnu Abdil Bar, bisa jadi haditsnya belum sampai ke pihak yang memakruhkan seperti Imam Malik dan ditambah lagi Imam Malik belum pernah melihat orang shalih dan ulama yang melakukannya di masanya dan di negerinya (Madinah).ย 

ย 

Disebutkan dalam Al Istidzkar:

ูˆุฐูƒุฑ ู…ุงู„ูƒ ููŠ ุตูŠุงู… ุณุชุฉ ุฃูŠุงู… ุจุนุฏ ุงู„ูุทุฑ ุฃู†ู‡ ู„ู… ูŠุฑ ุฃุญุฏุง ู…ู† ุฃู‡ู„ ุงู„ุนู„ู… ูˆุงู„ูู‚ู‡ ูŠุตูˆู…ู‡ุงย ย 

Imam Malik menyebutkan tentang puasa enam hari Syawal, bahwa Beliau belum pernah melihat seorang pun dari kalangan ulama dan ahli fiqih yang melakukan puasa itu. (Imam Ibnu Abdil Bar, Al Istidzkar Al Jaamiโ€™ Li Madzaahib Fuqahaa Al Amshaar, 3/379)

ย 

Alasan lain, khawatir orang-orang awam menganggap itu puasa yang masih satu kesatuan dengan Ramadhan padahal bukan. Namun bagi yang menganggap bukan bagian dari Ramadhan maka itu tidak makruh.

Disebutkan dalam kitab Mawahib Al Jalil โ€“ karya Imam Al Hathab Al Maliki:

ูƒูŽุฑูู‡ูŽ ู…ูŽุงู„ููƒูŒ - ุฑูŽุญูู…ูŽู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ - ุฐูŽู„ููƒูŽ ู…ูŽุฎูŽุงููŽุฉูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู„ู’ุญูŽู‚ูŽ ุจูุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ู…ูŽุง ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ู…ูู†ู’ ุฃูŽู‡ู’ู„ ุงู„ู’ุฌูŽู‡ูŽุงู„ูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ุฌูŽููŽุงุกู ุŒ ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ ูููŠ ุฎูŽุงุตู‘ูŽุฉู ู†ูŽูู’ุณูู‡ู ููŽู„ุงูŽ ูŠููƒู’ุฑูŽู‡ู ู„ูŽู‡ู ุตููŠูŽุงู…ูู‡ูŽุง .

Imam Malik Rahimahullah Taโ€™ala memakruhkan hal itu, ditakutkan hal tersebut merupakan memasukan kepada Ramadhan dengan sesuatu yang bukan berasal darinya yang dilakukan oleh orang bodoh dan ekstrim. Adapun seseorang yang mengkhususkannya secara tersendiri, maka puasa tersebut tidak makruh. (Imam Al Hathab, Mawahib Al Jalil Li Syarhi Mukhtashar Al Khalil, 3/329)

ย 

Alasan pihak Hanafi generasi awal juga mirip, yaitu makruh bagi yang menganggap itu puasa yang include dengan Ramadhan. Tapi pendapat yang terpilih dalam mazhab Hanafi adalah itu boleh bahkan mustahab (sunnah). (Lihat Imam Al Kasani, Al Bada'i Shana'i, 4/149. Imam Ibnu 'Abidin, Raddul Muhtar, 8/35)

ย 

Semua alasan di atas telah disanggah oleh Imam Ash Shanโ€™ani Rahimahullah, katanya:

ูˆ ุงู„ุฌูˆุงุจ ุฃู†ู‡ ุจุนุฏ ุซุจูˆุช ุงู„ู†ุต ุจุฐู„ูƒ ู„ุง ุญูƒู… ู„ู‡ุฐู‡ ุงู„ุชุนู„ูŠู„ุงุช ูˆู…ุง ุฃุญุณู† ู…ุง ู‚ุงู„ู‡ ุงุจู† ุนุจุฏ ุงู„ุจุฑ: ุฅู†ู‡ ู„ู… ูŠุจู„ุบ ู…ุงู„ูƒุง ู‡ุฐุง ุงู„ุญุฏูŠุซ ูŠุนู†ูŠ ุญุฏูŠุซ ู…ุณู„ู…

Jawabannya adalah: bahwasanya setelah pastinya sebuah nash (dalil) maka tidak ada hukum bagi alasan-alasan ini. Dan komentar terbaik adalah apa yang dikatakan oleh Ibnu Abdil Bar: โ€œSesungguhnya hadits ini belum sampai kepada Imam Malik, yakni hadits riwayat Muslim.โ€ (Subulus Salam, 2/167)

ย 

๐Ÿ“Œ Lalu kepada siapa puasa ini disunnahkan?

Tertulis dalam Al Mausuโ€™ah:

ูˆูŽู…ูŽุฐู’ู‡ูŽุจู ุงู„ุดู‘ูŽุงููุนููŠู‘ูŽุฉู : ุงุณู’ุชูุญู’ุจูŽุงุจู ุตูŽูˆู’ู…ูู‡ูŽุง ู„ููƒูู„ ุฃูŽุญูŽุฏู ุŒ ุณูŽูˆูŽุงุกูŒ ุฃูŽุตูŽุงู…ูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุฃูŽู…ู’ ู„ุงูŽ

Pendapat Syafiโ€™iyah: disunahkan puasa ini bagi setiap orang, sama saja apakah dia puasa Ramadhan atau tidak. (Al Mausuโ€™ah, 28/93)

ย 

Selanjutnya:

ูˆูŽุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู’ุญูŽู†ูŽุงุจูู„ูŽุฉู : ู„ุงูŽ ูŠูุณู’ุชูŽุญูŽุจู‘ู ุตููŠูŽุงู…ูู‡ูŽุง ุฅูู„ุงู‘ูŽ ู„ูู…ูŽู†ู’ ุตูŽุงู…ูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ .

Menurut Hanabilah (Hambaliyah): tidak disunahkan berpuasa enam hari Syawal kecuali bagi orang yang berpuasa Ramadhan. (Ibid)

Kedua pendapat ini bisa dikompromikan yaitu pada prinsipnya kesunnahannya berlaku umum, baik bagi mereka yang sudah full puasa Ramadhannya atau yang tidak (karena terhalang oleh haid, nifas, dll), tapi untuk mendapatkan keutamaan bagaikan puasa setahun penuh hanyalah berlaku bagi yang sudah tuntas puasa Ramadhannya.ย 

ย 

๐Ÿ“Œ Bagaimana caranya, berturut-turut atau terpisah?

Puasa ini sah dilakukan baik secara berturut-turut atau tidak. Hanya saja para ulama berbeda pendapat mana yang lebih utama. Sebagian ulama mengutamakan dilakukan segera setelah hari raya. Ada pula yang mengutamakan berturut-turut dibanding terpisah, ada pula yang menganggap kedua cara ini sama saja.ย 

ย 

Imam At Tirmidzi Rahimahullah menceritakan:

ูˆูŽุงุฎู’ุชูŽุงุฑูŽ ุงุจู’ู†ู ุงู„ู’ู…ูุจูŽุงุฑูŽูƒู ุฃูŽู†ู’ ุชูŽูƒููˆู†ูŽ ุณูุชู‘ูŽุฉูŽ ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ู ูููŠ ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ู ุงู„ุดู‘ูŽู‡ู’ุฑู ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ุฑููˆููŠูŽ ุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุงู„ู’ู…ูุจูŽุงุฑูŽูƒู ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู’ ุตูŽุงู…ูŽ ุณูุชู‘ูŽุฉูŽ ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ู ู…ูู†ู’ ุดูŽูˆู‘ูŽุงู„ู ู…ูุชูŽููŽุฑู‘ูู‚ู‹ุง ููŽู‡ููˆูŽ ุฌูŽุงุฆูุฒูŒ

Imam Ibnul Mubarak memilih berpuasa enam hari itu di awal bulan. Diriwayatkan dari Ibnul Mubarak bahwa dia berkata: โ€œBerpuasa enam hari bulan Syawal secara terpisah-pisah boleh saja.โ€ (Lihat Sunan At Tirmidzi komentar hadits No. 759)

ย 

Syaikh Sayyid Sabiq _Rahimahullah rahmatan waasiโ€™ah_ berkata:

ูˆุนู†ุฏ ุฃุญู…ุฏ: ุฃู†ู‡ุง ุชุคุฏู‰ ู…ุชุชุงุจุนุฉ ูˆุบูŠุฑ ู…ุชุชุงุจุนู‡ุŒ ูˆู„ุง ูุถู„ ู„ุงุญุฏู‡ู…ุง ุนู„ู‰ ุงู„ุงุฎุฑ. ูˆุนู†ุฏ ุงู„ุญู†ููŠุฉุŒ ูˆุงู„ุดุงูุนูŠุฉุŒ ุงู„ุงูุถู„ ุตูˆู…ู‡ุง ู…ุชุชุงุจุนุฉุŒ ุนู‚ุจ ุงู„ุนูŠุฏ.

Menurut Imam Ahmad: bahwa itu bisa dilakukan secara berturut-turut dan tidak berturut-turut, dan tidak ada keutamaan yang satu atas yang lainnya. Menurut Hanafiyah dan Syafiโ€™iyah adalah lebih utama secara berturut-turut, setelah hari raya. (Fiqhus Sunnah, 1/450)

ย 

Untuk pandangan Hanafiyah ada keterangan yang berbeda dalam Al Mausuโ€™ah:

ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูููŽุฑู‘ูู‚ู ุงู„ู’ุญูŽู†ูŽุงุจูู„ูŽุฉู ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽุชูŽุงุจูุนู ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽูู’ุฑููŠู‚ู ูููŠ ุงู„ุฃู’ูŽูู’ุถูŽู„ููŠู‘ูŽุฉู .ูˆูŽุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู’ุญูŽู†ูŽูููŠู‘ูŽุฉู ุชูุณู’ุชูŽุญูŽุจู‘ู ุงู„ุณู‘ูุชู‘ูŽุฉู ู…ูุชูŽููŽุฑู‘ูู‚ูŽุฉู‹ ุŒ ูƒูู„ ุฃูุณู’ุจููˆุนู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽุงู†ู .

ย 

Kalangan Hanabilah tidak membedakan antara berturut-turut atau terpisah dalam hal keutamannya. Menurut Hanafiyah disunahkan enam hari itu secara terpisah-pisah, setiap pekan dua hari. (Al Mausuโ€™ah, 28/93)

Imam An Nawawi mengatakan:

ู‚ุงู„ ุฃุตุญุงุจู†ุง ูˆุงู„ุฃูุถู„ ุฃู† ุชุตุงู… ุงู„ุณุชุฉ ู…ุชูˆุงู„ูŠุฉ ุนู‚ุจ ูŠูˆู… ุงู„ูุทุฑ ูุงู† ูุฑู‚ู‡ุง ุฃูˆ ุฃุฎุฑู‡ุง ุนู† ุฃูˆุงุฆู„ ุดูˆุงู„ ุฅู„ู‰ ุงูˆุงุฎุฑู‡ ุญุตู„ุช ูุถูŠู„ุฉ ุงู„ู…ุชุงุจุนุฉ ู„ุฃู†ู‡ ูŠุตุฏู‚ ุฃู†ู‡ ุฃุชุจุนู‡ ุณุชุง ู…ู† ุดูˆุงู„

Berkata sahabat-sahabat kami (syafiโ€™iyah), yang lebih utama adalah berpuasa enam hari secara beruntun setelah hari raya, seandainya dipisah atau diakhirkan dari awal-awal Syawal sampai akhir-akhirnya tetap mendapatkan keutamaan โ€œmengikutiโ€ sebab dia telah membenarkan (sesuai) dengan โ€œmengikuti puasa enam hari pada bulan Syawal.โ€ (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 8/56)

ย 

๐Ÿ“Œ Apa keutamaan puasa enam hari Syawwal?

Sesuai yang tertera dalam nash hadits bahwa berpuasa enam hari di bulan Syawal seakan berpuasa setahun penuh.

Bulan Ramadhan ada tiga puluh hari, puasa syawwal enam hari, jadi total puasa adalah 36 hari. Dan masing-masing kebaikan senilai dengan sepuluh kebaikan sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih, jadi ada 360 kebaikan. Maka, karena itulah seakan dia berpuasa setahun penuh.ย 

Berkata Syaikh Abdul Muhsin Al โ€˜Abbad Al Badr Hafizhahullah Taโ€™ala:

ู„ุฃู† ุฑู…ุถุงู† ุจุซู„ุงุซูŠู† ูŠูˆู…ุงู‹ุŒ ููŠูƒูˆู† ุงู„ู…ุฌู…ูˆุน ู…ุน ุดูˆุงู„ ุณุชุฉ ูˆุซู„ุงุซูŠู† ูŠูˆู…ุงู‹ ูˆุงู„ุญุณู†ุฉ ุจุนุดุฑ ุฃู…ุซุงู„ู‡ุงุŒ ูุฅุฐุง ุตุงู… ุฑู…ุถุงู† ูˆุณุชุงู‹ ู…ู† ุดูˆุงู„ุŒ ูˆุตุงู… ุซู„ุงุซุฉ ุฃูŠุงู… ู…ู† ูƒู„ ุดู‡ุฑ ูŠูƒูˆู† ุจุฐู„ูƒ ูƒุฃู†ู‡ ุตุงู… ุงู„ุฏู‡ุฑ ู…ุฑุชูŠู†

Karena Ramadhan ada 30 hari, maka jika dikumpulkan bersama puasa Syawal menjadi 36 hari, dan satu kebaikan dilipatkan nilainya dengan sepuluh kebaikan semisalnya, jika dia puasa Ramadhan, puasa enam hari Syawal, dan puasa tiga hari setiap bulannya, maka seakan dia berpuasa sepanjang tahun sebanyak dua kali. (Syaikh Abdul Muhsin Al โ€˜Abbad Al Badr, Syarh Sunan Abi Daud, 13/237)

ย 

๐Ÿ“Œ Qadha dulu atau dahulukan enam hari Syawwal?

Lebih diutamakan qadha dulu, barulah enam hari Syawwal. Agar dia mendapatkan keutamaan seperti puasa setahun penuh. Walau boleh-boleh saja menunda qadha sampai berjumpa Sya'ban selanjutnya sebagaimana yang dilakukan oleh Aisyah Radhiallahu 'Anha.

ย 

Dalam Fatawa Nur 'alad Darb:

ูˆู‡ุฐุง ุงู„ูุถู„ ู„ู…ู† ูŠุตูˆู…ู‡ุง ูู‰ ุดูˆุงู„ ุŒ ุณูˆุงุก ุฃูƒุงู† ุงู„ุตูŠุงู… ูู‰ ุฃูˆู„ู‡ ุฃู… ูู‰ ูˆุณุทู‡ ุฃู…ุงู† ุซู… ุฃุชุจุนู‡ ุณุชุงู‹ ู…ู† ุดูˆุงู„ ูˆุจู†ุงุก ุนู„ู‰ ุฐู„ูƒ ูุฅู†ู†ุง ู†ู‚ูˆู„ ู…ู† ุตุงู… ุณุชุฉ ุฃูŠุงู… ู…ู† ุดูˆุงู„ ู‚ุจู„ ุฃู† ูŠู‚ุถูŠ ู…ุง ุนู„ูŠู‡ ู…ู† ุตูŠุงู… ุฑู…ุถุงู† ูุฅู†ู‡ ู„ุง ูŠู†ุงู„ ุซูˆุงุจู‡ุง.

Adapun puasa sunah yang menyusul puasa Ramadhan, seperti puasa enam hari Syawal, tidaklah membawa manfaat bagi dirinya sampai dia menyempurnakan semua puasa Ramadhannya, yaitu tidaklah mendapatkan hasil puasa enam hari Syawalnya itu sampai dia melakukan puasa Ramadhan semuanya, karena Nabi ๏ทบ bersabda: โ€œBarang siapa yang berpuasa ramadhan lalu mengikutinya dengan puasa Syawal enam hari.โ€ Telah diketahui bahwa siapa saja yang masih memiliki kewajiban qadha Ramadhan, tidaklah dikatakan bahwa dia telah berpuasa Ramadhan. Seandainya ada seorang manusia yang berutang puasa Ramadhan 10 hari, lalu ketika sampai waktu hari raya, disyariatkan untuk berpuasa enam hari Syawal, lalu dia melakukan puasa enam hari Syawal, setelah itu melakukan Qadha Ramadhan yang 10 hari itu. Kami katakan, bahwa Anda dengan puasa yang seperti itu tidaklah akan mendapatkan ganjaran puasa Syawal, karena Nabi ๏ทบ mensyaratkan puasa tersebut setelah puasa Ramadhan, bahkan Nabi ๏ทบ mensyaratkan untuk mendapatkan ganjarannya itu dengan ketentuan bahwa puasa Syawal itu dilakukan setelah puasa Ramadhan. Sebab beliau bersabda: โ€œBarang siapa yang berpuasa ramadhan lalu mengikutinya dengan puasa Syawal enam hari,โ€ atas dasar inilah kami katakan: โ€œSiapa saja yang melakukan puasa enam hari Syawal sebelum menunaikan qadha puasa Ramadhan dia tidak akan mendapatkan ganjarannya.โ€ (Fatawa Nur โ€˜Alad Darb, Bab Az Zakah wash Shiyam, No. 191)

ย 

๐Ÿ“Œ Menunda Shaum Enam hari Syawwal karena masih keliling berkunjung ke famili

Tidak apa-apa, dan tidak masalah. Selama dia melakukan puasa Syawwal tersebut masih di lingkup bulan Syawwal tentu dia tetap mendapatkan keutamaannya sebagaimana yang dikatakan Imam An Nawawi.

ย 

Di sisi lain, tidak puasa sunnah karena memuliakan tamu atau menghormati tuan rumah yang telah repot membuatkan makanan juga bagian dari amal shalih dan ibadah yang dianjurkan.ย 

Demikian. Wa Shalallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'Ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam

ย 

๐ŸŒท๐Ÿƒ๐ŸŒท๐Ÿƒ๐ŸŒท๐Ÿƒ๐ŸŒท๐Ÿƒ

ย 

โœ๏ธ Farid Nu'man Hasan

๐Ÿ”ˆ Join Channel: bit.ly/1Tu7OaC

๐Ÿ…ฟ๏ธ Fanpage: https://facebook.com/ustadzfaridnuman

โ„๏ธ Kunjungi website resmi: alfahmu.id

๐ŸŽฌIG: Instagram: https://instagram.com/faridnumanhasan

Youtube : Farid Nu'man Hasan Official

https://www.youtube.com/channel/UCrzlgP00c4gIVDClPuj9z8g