Alkisah dalam sebuah cerita, ketika Nabi Ibrahim as dibakar oleh Raja Namrudz, seekor semut membawa setetes air. Seekor binatang kemudian bertanya kepada semut tersebut.
“Untuk apa kamu membawa setetes air tersebut, wahai semut?”
Semut itu kemudian menjawab,
“Untuk memadamkan api yang membakar tubuh Nabi Ibrahim.”
“Tahukah kamu bahwa apa yang kamu lakukan itu tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali kesia-siaan?” ujar binatang tersebut.
Semut itu kemudian berkata,
“Aku tahu. Tapi dengan setetes air inilah aku menunjukkan di pihak siapa aku berada.”
Pada kesempatan yang lain, seekor cecak mendekati kobaran api yang juga tengah membakar kekasih Allah Ibrahim AS. Seekor binatang kemudian bertanya kepada cecak tersebut.
“Untuk apa kamu merayap mendekati kobaran api tersebut dan membahayakan dirimu, wahai cecak?”
Cecak itu berkata,
“Untuk meniup api yang tengah membakar Ibrahim agar semakin membara.”
“Tahukah kamu bahwa apa yang kamu lakukan itu tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali kesia-siaan?” ujar binatang tersebut.
Cecak itu kemudian berkata,
“Aku tahu. Tapi dengan inilah aku menunjukkan dipihak siapa aku berada.”
Maka kemudian Rasulullah bersabda dalam 2 haditsnya,
Dari Ibnu Abbas RA beliau berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW mencegah dari membunuh empat hewan: Semut, lebah, burung hud-hud, dan burung shurad.” (HR. Abu Dawud: 2490)
Dari Ummu Syariik Rha bahwa Rasulullah SAW memerintahkan untuk membunuh cecak. Beliau bersabda, “Dahulu cecak ikut membantu meniup api (untuk membakar) Ibrahim AS.” (HR. Bukhari: 3359)
Dari contoh 2 binatang tadi kita bisa ambil ibrohnya bahwa dimana hari ini kita di tuntut untuk berfikir dan bertindak bahwa sekecil apapun kita berbuat untuk membela yang benar adalah bukti bahwa dimana kita berpihak.