Ceramah Dzuhur Pertama di Hari Pertama Ramadhan

Kamis, 1 Ramadhan 1444H bertepatan dengan 23 Maret 2023 menjadi hari pertama jamaah menjalankan ibadah puasa dan hari pertama juga Ceramah Dzuhur dilaksanakan dan dibawakan dengan semangat oleh Bp. Ahmad Jajuli dengan membawakan tema Semangat dan Profesionalisme Pekerja dalam Melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan.

s
Suasana Ceramah Dzuhur Perdana di Masjid Baitussalam

Penceramah membuka dengan layaknya kita bersyukur, karena kita disampaikan Allah Ta’ala di bulan suci Ramadhan yang didalamnya penuh keberkahan, penuh pahala dan penuh pengampunan. Tidak heran, berkesempatan untuk mendapatkan bulan Ramadhan menjadi nikmat yang hitungannya lebih besar dibandingkan dengan mati syahid.

Hal ini sesuai hadits yang cukup panjang bahwa diceritakan tentang dua orang lelaki bertakwa dari suku Qudha'ah yang ringan tangan membantu dengan harta maupun tenaga untuk dakwah Islam. Hingga suatu saat keduanya dengan gembira memenuhi panggilan jihad dan berharap mati syahid yang dijamin masuk surga. Dalam perang tersebut, seorang meninggal syahid sedang seorang lainnya pulang membawa kemenangan gemilang. Setahun kemudian, ia meninggal karena sakit.

Suatu malam Thalhah bermimpi tentang keduanya. Saat itu, Thalhah berada di depan pintu surga bersama kedua sahabat tersebut. Tiba-tiba dari dalam surga terdengar suara yang memanggil sahabat yang meninggal karena sakit dan mempersilakan masuk surga. Setelah itu baru terdengar suara lagi memanggil sahabat yang mati syahid, dan masuklah ia ke dalam surga. Lalu kembali terdengar suara dan berkata kepada Thalhah, “Kembalilah karena belum waktumu masuk surga." Thalhah pun terbangun dari mimpinya.

Keesokan harinya Thalhah menceritakan mimpi tersebut kepada sahabat-sahabat lainnya namun mereka tidak percaya. Bagaimana mungkin sahabat yang meninggal karena sakit dipanggil lebih dahulu masuk surga daripada yang mati syahid. Kisah ini pun terdengar Rasulullah Saw, lalu dipanggil Thalhah untuk menceritakan. 

Mendengar cerita mimpi Thalhah tersebut, Rasullullah membenarkannya dan para sahabat pun heran. “Mengapa temannya yang meninggal terakhir masuk surga lebih dahulu daripada temannya yang meninggal karena mati syahid?’’ Rasulullah saw bertanya balik: “Bukankah temannya itu masih hidup setahun setelah kematiannya?” Mereka menjawab: “Betul."

Rasulullah bertanya: “Dan bukankah ia masih mendapati Ramadhan, lalu ia berpuasa, melakukan shalat ini dan itu selama satu tahun itu?” Mereka menjawab: “Betul." Maka Rasulullah berkata: “Maka jarak antara mereka lebih jauh daripada jarak antara langit dan bumi” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

Dari kisah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa keutamaan bulan Ramadhan dan ibadah di dalamnya dapat mengalahkan keutamaan seorang yang mati syahid. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua untuk memaksimalkan Ramadhan dengan sebaik-baiknya dan menghantarkan kita pada predikat takwa.

Wallahu’alam bisshowab

Tupon Setiawan – DKM Baitussalam PT Akebono Brake Astra Indonesia