??  NGAJI DARI RUMAH - MASJID ASTRA  ??


? Kajian Online Interaktif Untuk Ikhwan & Akhwat
?️ SENIN, 16 Agustus 2021 / 7 Muharram 1442
? 19.30 WIB - Selesai

? Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainudin Al Banjary حفظه لله تعالى
? "Bedah Kitab Kaifa Amalahum"
(Seni Interaksi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam)
"Karya Syekh Shalih Al-Munajjid."

- Chapter 9 -


BAB 2️⃣ 
-----------
? PASAL 8️⃣

?  SENI INTERAKSI RASULULLAH TERHADAP PEMBANTU DAN PARA BUDAK  ?


Shalawat dan salam semoga selalu Allah berikan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, pada keluarga beliau, para sahabat, serta orang-orang yang mengikuti beliau sampai hari kiamat kelak.

Dengan nama-nama Allah yang Husna, kita berdoa;

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

(Allahumma inni/a as-aluka ‘ilman naafi’a wa rizqon thoyyibaa wa ‘amalan mutaqobbalaa)

“Ya Allah, aku/kami memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyyib/baik dan amalan yang diterima.”
[HR. Ibnu Majah no. 925, shahih]

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu memberikan 'Afiat kepada kita didunia dan diakhirat.

Seni Interaksi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam terhadap para pembantu dan juga terhadap pada budak-budak, beliau sangat penuh dengan kasih sayang dan kemanusiaan.
Dan ini menunjukkan akhlaq yang sangat mulia dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, dan ini terjadi dalam sebuah kisah yang sangat luar biasa.

? Ada seorang sahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yang bernama Zaid bin Haritsah radhiallahu 'anhu dan beliau adalah "Hibbu Rasulillah" (orang yang dicintai Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam), dan beliau adalah mantan budak.

Zaid bin Haritsah dibeli oleh Hakim bin Hizam bin Khuwailid seharga 400 dirham. Kemudian diberikan kepada bibinya yaitu Khadijah binti Khuwailid radhiallahu 'anha (istri Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam).
Ketika Khadijah menikah dengan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, maka Zaid bin Haritsah diberikan hadiah kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam untuk membantu beliau.
Ini menunjukan bagaimana Khadijah radhiallahu 'anha sangat menyayangi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

Lama Haritsah bersama dengan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, kemudian datanglah bapaknya Zaid bin Haritsah radhiallahu 'anhu yaitu Haritsah bin Syarahil bersama pamannya Ka'ab bin Syarahil.
Kemudian mereka mendatangi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam ke Mekah, setelah mereka meminta agar Zaid bin Haritsah dikembalikan kepada mereka.

Mereka berkata;
"Kami ingin berkumpul dengan Zaid bin Haritsah ini anak kami."

Kemudian Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam berkata;
"Panggil Zaid dan suruh memilih mau ikut bapaknya atau mau ikut bersama aku, kalau dia memilih aku maka dia tetap bersamaku."

Zaid bin Haritsah berkata;
"Demi Allah aku tidak akan memilih orang yang dia memilih aku untuk dirinya, aku mau ikut terus bersama engkau wahai Rasulullah."

Ini menunjukkan bagaimana Zaid bin Haritsah lebih memilih menjadi pembantu bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dibandingkan ikut bapaknya atau ibunya ataupun kaumnya.
Tidaklah demikian kecuali karena Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam memiliki akhlaq yang sangat baik, sampai-sampai orang menyebutnya Zaid bin Muhammad.

Tetapi Allah melarangnya dan turunkah ayat Surat Al-Ahzab ayat 5, maka tetap dinamakan Zaid bin Haritsah.

? Allah Ta'ala berfirman;

ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ ۚ فَإِنْ لَمْ تَعْلَمُوا آبَاءَهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ ۚ وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُمْ بِهِ وَلَٰكِنْ مَا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

"Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
{QS. Al-Ahzab/33 : 5}


?  Akhlaq-akhlaq Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam terhadap pembantu, para budak ataupun mantan budak.

1️⃣  Beliau tidak gengsi berjalan bersama pembantunya ketempat manapun untuk menyelesaikan hajat sipembantu atau sibudak tersebut.

Ini merupakan salah saty hal yang sangat luar biasa.
? Dari Anas bin Malik radhuliallahu 'anhu bercerita;

إِنْ كَانَتْ الْأَمَةُ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ لَتَأْخُذُ بِيَدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَا يَنْزِعُ يَدَهُ مِنْ يَدِهَا حَتَّى تَذْهَبَ بِهِ حَيْثُ شَاءَتْ مِنْ الْمَدِينَةِ فِي حَاجَتِهَا

"Sekiranya ada seorang budak kecil wanita dari penduduk Madinah yang menggandeng tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau tidak menarik tangan beliau dari tangan budak tersebut sampai ia membawanya ke manapun yang ia kehendaki di Madinah hingga selesai hajatnya."
[HR Imam Ahmad]

Ini menunjukan bagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam sangat tawadhu dan juga terlepas dari sikap sombong.

=》 Jika ada yang bertanya.
Rasulullah memegang tangan perempuan.?
=》 Maka jawabannya.
Yang dimaksud dengan memegang tangan tadi adalah:
1. Rasulullah bersama sibudak perempuan itu kemana-mana tidak pegangan.
(Menurut Ibnu Hajar Al-Asqolani rahimahullah).
2. Seorang budak hukumnya beda dengan seorang wanita yang merdeka, budak boleh digauli.
3. Budak tersebut adalah budak perempuan yang masih kecil.
(Ini pendapat yang terkuat sebagaimana riwayat Imam Ahmad).


2️⃣  Beliau tidak gengsi untuk makan bersama pembantunya.

Bahkan umat Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam diperintahkan untuk melakukan seperti itu.

? Dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;

إِذَا أَتَى أَحَدَكُمْ خَادِمُهُ بِطَعَامِهِ فَإِنْ لَمْ يُجْلِسْهُ مَعَهُ فَليُنَاوِلْهُ لُقْمَةً أَوْ لُقْمَتَيْنِ أَوْ أُكْلَةً أَوْ أُكْلَتَيْنِ فَإِنَّهُ وَلِيَ عِلَاجَهُ

"Jika seorang dari kalian didatangi pembantunya dengan membawa makanan, lantas dia tidak mengajaknya duduk makan bersamanya, hendaklah dia berikan kepadanya satu suap atau dua suap atau satu makanan atau dua makanan, karena dia yang mendapatkan panasnya (ketika memasak) dan disebabkan dia pula makanan bisa dihidangkan"
[HR. Bukhari no.2379]

Dalam Hadits lain;

إِذَا صَنَعَ  ِلأَحَدِكُمْ خَادِمُهُ طَعَامَهُ ثُمَّ جَاءَهُ بِهِ وَقَدْ وَلِيَ حَرَّهُ وَدُخَانَهُ فَلْيُقْعِدْهُ مَعَهُ فَلْيَأْكُلْ فَإِنْ كَانَ الطَّعَامُ مَشْفُوْهًا قَلِيْلاً فَلْيَضَعْ فِي يَدِهِ مِنْهُ أُكْلَةً أَوْ أُكْلَتَيْنِ قَالَ دَاوُدُ يَعْنِي لُقْمَةً أَوْ لُقْمَتَيْنِ

"Apabila budakmu membuatkan makanan untukmu, kemudian ia membawakannya ke hadapanmu dalam keadaan matang dan telah mendapatkan lelahnya, maka suruhlah dia duduk dan makan bersama. Jika makanan itu hanya sedikit, maka letakkanlah di tanganya sesuap atau dua suap."
[HR. Muslim no.3142]

? Kata Imam Nawawi rahimahullah;
"Didalam hadits ini terdapat perintah untuk berakhlaq mulia dan saling bertenggang rasa dalam makanan terutama siapa yang membuat makanan tersebut, karena dia sudah mencium bau makanan tersebut, sebagai manusia dia juga ingin merasakan makanan tersebut dan merasakan lezatnya makanan tersebut."


3️⃣  Beliau senantiasa memerintahkan pembantu yang bersama beliau untuk makan makanan yang dimakannya dan memakai pakaian yang dipakainya.

Apa yang kita makan maka pembantu kita makan seperti apa yang kita makan, apa yang kita pakai maka pembantu kita memakai pakaian seperti yang kita pakai.

? Hadits dari Al Ma'rur bin Suwaid dia berkata;

مَرَرْنَا بِأَبِي ذَرٍّ بِالرَّبَذَةِ وَعَلَيْهِ بُرْدٌ وَعَلَى غُلَامِهِ مِثْلُهُ فَقُلْنَا يَا أَبَا ذَرٍّ لَوْ جَمَعْتَ بَيْنَهُمَا كَانَتْ حُلَّةً فَقَالَ إِنَّهُ كَانَ بَيْنِي وَبَيْنَ رَجُلٍ مِنْ إِخْوَانِي كَلَامٌ وَكَانَتْ أُمُّهُ أَعْجَمِيَّةً فَعَيَّرْتُهُ بِأُمِّهِ فَشَكَانِي إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَقِيتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ امْرُؤٌ فِيكَ جَاهِلِيَّةٌ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ سَبَّ الرِّجَالَ سَبُّوا أَبَاهُ وَأُمَّهُ قَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ امْرُؤٌ فِيكَ جَاهِلِيَّةٌ هُمْ إِخْوَانُكُمْ جَعَلَهُمْ اللَّهُ تَحْتَ أَيْدِيكُمْ فَأَطْعِمُوهُمْ مِمَّا تَأْكُلُونَ وَأَلْبِسُوهُمْ مِمَّا تَلْبَسُونَ وَلَا تُكَلِّفُوهُمْ مَا يَغْلِبُهُمْ فَإِنْ كَلَّفْتُمُوهُمْ فَأَعِينُوهُمْ

"Kami pernah melewati Abu Dzar di Rabdzah, saat itu dia mengenakan kain burdah, sebagaimana dia, budaknya juga mengenakan pakaian yang sama.
Kami lalu bertanya,
"Wahai Abu Dzar, sekiranya kamu menggabungkan dua kain burdah itu, tentu akan menjadi pakaian yang lengkap."
Kemudian dia berkata,
"Dahulu aku pernah adu mulut dengan saudaraku seiman, ibunya adalah orang 'Ajam (non Arab), lalu aku mengejek ibunya hingga ia pun mengadu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Ketika aku berjumpa dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Wahai Abu Dzar, sungguh dalam dirimu masih terdapat sifat jahiliyah."
Maka aku membantah,
"Wahai Rasulullah, barangsiapa mencela laki-laki, maka mereka (para lelaki itu) akan mencela bapak dan ibunya."
Beliau bersabda lagi:
"Wahai Abu Dzar, sungguh dalam dirimu masih terdapat sifat Jahiliyah, mereka semua adalah saudara-saudaramu yang dijadikan Allah tunduk di bawah kekuasaanmu. Oleh karena itu, berilah mereka makan sebagaimana yang kamu makan, berilah mereka pakaian sebagaimana pakaian yang kamu kenakan, dan janganlah kamu membebani mereka di luar kemampuannya. Jika kamu memberikan beban kepada mereka, maka bantulah mereka."
[HR. Bukhari dan Muslim no.3139]

Dalam hadits ini Rasulullah mengatakan bahwa pembantu kalian adalah saudara kalian, dan apa yang kita makan maka berilah makanan seperti apa kita makan dan berilah pakaian seperti apa yang kita pakai.

? Kata Imam Nawawi rahimahullah;
"Ini adalah Sunnah dengan ijma kaum muslimin, artinya tidak wajib."


4️⃣  Beliau melarang untuk memberikan tugas yang lebih dari kesanggupannya.

? Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

لِلْمَمْلُوكِ طَعَامُهُ وَكِسْوَتُهُ وَلاَ يُكَلَّفُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ مَا يُطِيْقُ

“Seorang budak itu berhak mendapatkan makan dan sandang (dari tuannya) dan janganlah dia dibebani atas suatu pekerjaan melainkan sesuai dengan kemampuannya.”
[HR. Muslim no.3141]

Antara budak dan pembantu berbeda,
"Tidak semua pembantu itu budak tetapi budak adalah pembantu."

? Imam Nawawi mengatakan;
"Para ulama berijma bahwasanya tidak diperbolehkan untuk membebani amal atau tugas yang tidak disangggupi oleh pembantunya, kalau seandainya dia tetap membebaninya, maka dia wajib untuk menolong. Baik itu dirinya yang langsung menolong pembantu tersebut atau mendatangkan orang lain untuk menolongnya."


5️⃣  Beliau apabila pembantunya sakit maka beliau jenguk meskipun bukan Muslim.

? Hadits Dari Anas radliallahu 'anhu;

كَانَ غُلَامٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرِضَ فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُهُ فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَقَالَ لَهُ أَسْلِمْ فَنَظَرَ إِلَى أَبِيهِ وَهُوَ عِنْدَهُ فَقَالَ لَهُ أَطِعْ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْلَمَ فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ مِنْ النَّارِ

"Ada seorang anak kecil Yahudi yang bekerja membantu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menderita sakit. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjenguknya dan beliau duduk di sisi kepalanya lalu bersabda:
"Masuklah Islam".
Anak kecil itu memandang kepada bapaknya yang berada di dekatnya, lalu bapaknya berkata,
"Ta'atilah Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wasallam."
Maka anak kecil itu masuk Islam.
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar sambil bersabda:
"Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak itu dari neraka."
[HR. Bukhari no.1268]


6️⃣  Jika salah seorang dari pembantu atau budak meninggal jika Rasulullah belum menyaksikan jenazahnya maka beliau pergi kekuburannya untuk sholat jenazah atas budak atau pembantunya.

? Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata;
 
أَنَّ رَجُلًا أَسْوَدَ أَوْ امْرَأَةً سَوْدَاءَ كَانَ يَقُمُّ الْمَسْجِدَ فَمَاتَ فَسَأَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْهُ فَقَالُوا مَاتَ قَالَ أَفَلَا كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي بِهِ دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهِ أَوْ قَالَ قَبْرِهَا فَأَتَى قَبْرَهَا فَصَلَّى عَلَيْهَا

"Ada seorang laki-laki kulit hitam atau wanita kulit hitam yang menjadi tukang sapu Masjid Nabawi meninggal dunia.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya tentang keberadaan orang tersebut.
Orang-orang pun menjawab,
"Dia telah meninggal.!"
Beliaupun bersabda:
"Kenapa kalian tidak memberi kabar kepadaku.? Tunjukkanlah kuburannya padaku!"
Beliau kemudian mendatangi kuburan orang itu kemudian menshalatinya."
[HR. Bukhari no.438]

@ Faedah dari hadits tersebut.
"Bahwa boleh kita memberitakan kematian seseorang, dengan catatan tidak seperti orang-orang jahiliyah memberitahukan kematiannya."

Mereka orang jahiliyah memberitakan berita kematian saudaranya pergi ketempat yang tinggi kemudian berteriak-teriak dan meraung.
Ini tidak diperbolehkan dan diharamkan dalam agama Islam.

Ada lagi yang tidak diperbolehkan juga dalam memberitakan kematian, yaitu dengan cara terlalu berlebih-lebihan memuji orang yang meninggal tersebut.

Yang diperbolehkan memberitahukan tetang berita kematian di media sosial dengan tujuan;
1. Mayit tersebut didoakan.
2. Mayit tersebut ada yang mengurus jenazahnya.


7️⃣  Sering mendoakan kebaikan kepada para pembantunya dan budak-budaknya.

? Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu berkata;

دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَمَا هُوَ إِلَّا أَنَا وَأُمِّي وَأُمُّ حَرَامٍ خَالَتِي فَقَالَ قُومُوا فَلِأُصَلِّيَ بِكُمْ فِي غَيْرِ وَقْتِ صَلَاةٍ فَصَلَّى بِنَا فَقَالَ رَجُلٌ لِثَابِتٍ أَيْنَ جَعَلَ أَنَسًا مِنْهُ قَالَ جَعَلَهُ عَلَى يَمِينِهِ ثُمَّ دَعَا لَنَا أَهْلَ الْبَيْتِ بِكُلِّ خَيْرٍ مِنْ خَيْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ فَقَالَتْ أُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ خُوَيْدِمُكَ ادْعُ اللَّهَ لَهُ قَالَ فَدَعَا لِي بِكُلِّ خَيْرٍ وَكَانَ فِي آخِرِ مَا دَعَا لِي بِهِ أَنْ قَالَ اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ وَبَارِكْ لَهُ فِيهِ

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah menemui kami ketika tidak ada seorangpun selain aku, ibuku, dan Ummu Haram, bibiku.
Lalu beliau bersabda:
"Berdirilah kalian, aku akan shalat bersama kalian diluar waktu shalat."
Maka beliau shalat bersama kami."
Seseorang bertanya kepada Tsabit;
"Dimanakah beliau meletakkan Anas?"
Tsabit menjawab;
"Beliau meletakkan Anas di sebelah kanannya, lantas beliau mendokan kebaikan untuk kami, ahli bait, dengan kebaikan dunia dan akhirat."
Kemudian ibuku berkata;
"Wahai Rasulullah, pelayan kecilmu maksudnya Anas tolong do'akanlah kebaikan untuknya!"
Beliau kemudian mendo'akan segala kebaikan untukku, terakhir kali doa beliau untukku adalah dengan bacaan;
"ALLAAHUMMA AKTSIR MALAHU WAWALADAHU WABAARIK LAHU FIIHI" (Ya Allah, perbanyaklah hartanya dan anaknya, dan berilah barakah padanya baginya)."
[HR. Muslim 1055]

Yang menarik dari hadits ini adalah doa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dikabulkan.
Apabila ada hadits yang didalamnya ada sebuah amalan yang Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam didalam hadits yang ada amalannya beliau berdoa, maka jangan diremehkan karena doanya pasti akan dikabulkan.

? Anas bin Malik berkata;
"Sungguh akhirnya aku menjadi orang yang paling banyak harta ditengah kaum Anshar, dan anak perempuanku Aminah bercerita bahwasanya anak cucuku dikubur ketika dibantai oleh Hazaz bin Yusuf di kota Basrah sekitar 120 lebih."

Jangan pernah remehkan doa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, biasanya ada hadits dan ada amalan, di situ Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam berdoa.

? Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا

“Semoga Allah merahmati orang yang shalat 4 rakaat sebelum ashar.”
[HR. Ahmad 5980, Abu Daud 1271, Turmudzi 430, dan dihasankan Al-Albani]

Ini doa dari Rasulullah dan jangan diremehkan karena doa Rasulullah pasti terkabul, tentunya pengerjaannya dua rakaat salam dua rakaat salam.


8️⃣  Sering bertanya kepada mereka tentang hajat-hajat yang mereka perlukan.

? Dari Ziyad bin Abi Ziyad pelayan dari Bani Makhzum berkata,
"Bahwa ucapan yang sering di katakan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam kepada pembantunya, "apakah engkau mempunya hajat, apakah engkau mempunyai hajat, apakah engkau mempunyai hajat yang bisa aku penuhi.?"
[HR. Ahmad]


9️⃣  Beliau sering meminta pembantunya agar pembantunya minta apa saja yang dikehendaki dan Rasulullah mengabulkan permintaannya meskipun permintaannya itu besar.

? Dari Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslami radhiallahu 'anhu, kebiasaan beliau yaitu menyediakan tempat wudhu Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam;

كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِي سَلْ فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ قُلْتُ هُوَ ذَاكَ قَالَ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ

"Saya bermalam bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk hajatnya.
Maka beliau bersabda kepadaku,
"Mintalah kepadaku."
Maka aku berkata,
"Aku meminta kepadamu agar aku menemanimu di surga."
Beliau berkata,
"Atau ada selain itu.?"
Aku menjawab,
"Itu saja yang aku minta."
Maka beliau menjawab,
"Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud (shalat)."
[HR. Muslim]

? Dalam riwayat lain, Rabi'ah bin Ka'ab radhiallahu 'anhu mengatakan;
"Aku biasa melayani Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan mengurus keperluan-keperluan beliau sehari penuh hingga beliau menunaikan shalat malam. Setelah beliau shalallahu 'alaihi wasallam melakukan shalat dan masuk rumah, aku tetap berjaga di pintu dengan pertimbangan mungkin ada yang dibutuhkan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
Aku mendengar beliau mengulang-ulang, "Subahanallah, subhanallah, subhanallah wa bi hamdihi."
Sampai aku lelah dan pulang, atau aku mampu mengatasi kelelahan dan kantuk.
Suatu hari ketika beliau melihat betapa penuh pengabdianku dalam melayani beliau.
Beliau shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;
"Mintalah kepadaku Rabi'ah."
Aku berkata;
"Izinkan aku memikirkannya wahai Rasulullah, nanti akan aku sampaikan kepadamu."
[HR. Imam Ahmad]

Disini ada pelajaran juga bahwa kita harus melayani para Ulama kita, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dilayani oleh para sahabatnya.


?  Beliau memerintahkan untuk memberikan gaji upah sebelum keringatnya kering atau langsung setelah mereka selesai bekerja.

Disini ada beberapa cara, ada yang prosesnya harian, pekanan, bulanan.
Terapi berdasarkan hadits ini lebih baik memberikan gaji setelah selesai bertugas.

? Dari Abdullah bin Umar ia berkata, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

 أَعْطُوا الْأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ. (رواه إبن ماجة والطبراني)

“Berikanlah upah kepada pekerja sebelum kering keringatnya.”
[HR Ibnu Majah dan at-Thabrani]


1️⃣1️⃣  Beliau memperingatkan dengan keras agar tidak mendzalimi pembantu dengan tidak memberikan hak kepada pembantu tersebut.

Dosa besar karena berbuat dzalim jika tidak memberikan upah yang sudah disepakati padahal pembantunya sudah bekerja.

? Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللَّهُ ثَلَاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِ أَجْرَهُ. (رواه البخاري)

Dalam hadits Qudsi Allah Ta’ala berfirman:
"Ada tiga jenis orang yang Aku menjadi musuh mereka pada hari kiamat, seseorang yang bersumpah atas nama-Ku lalu mengingkarinya, seseorang yang menjual orang yang telah merdeka, lalu memakan hasil penjualannya (harganya) dan seseorang yang memperkerjakan pekerja kemudian pekerja itu menyelesaikan pekerjaannya, namun tidak memberi upahnya."
[HR Al-Bukhari]


1️⃣2️⃣  Sering memaafkan kekeliruan-kekeliruan pembantu meskipun berulang-ulang.

? Dari Abdullah bin Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu;
Seorang lelaki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata,
"Wahai Rasulullah, aku memiliki pembantu yang berbuat buruk dan berbuat dzalim, apakah boleh aku memukulnya.?"

Dalam Hadits lain;

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَمْ أَعْفُو عَنْ الْخَادِمِ فَصَمَتَ عَنْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَمْ أَعْفُو عَنْ الْخَادِمِ فَقَالَ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعِينَ مَرَّةً

Seorang lelaki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata,
"Wahai Rasulullah, berapa kalikah aku harus memaafkan pembantu?"
Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terdiam.
Kemudian dia bertanya,
"Wahai Rasulullah, berapa kalikah aku harus memaafkan pembantu?"
Nabi menjawab:
"Kamu memaafkan sebanyak tujuh puluh kali dalam sehari."
[HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad]

Para majikan agar sering-sering memaafkan kekeliruan dari pembantu.


1️⃣3️⃣  Beliau kalau memanggil pembantu dengan panggilan yang baik.

? Abu Hurairah radhiallahu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لاَ يَقُلْ أَحَدُكُمْ: أَطْعِمْ رَبَّكَ وَضِّئْ رَبَّكَ، وَلْيَقُلْ: سَيِّدِي وَمَوْلاَيَ، وَلاَ يَقُلْ أَحَدُكُمْ: عَبْدِي وَأَمَتِي، وَلْيَقُلْ: فَتَايَ وَفَتَاتِي وَغُلاَمِي

“Janganlah seorang dari kalian berkata (ketika memerintahkan budaknya dengan kalimat):
‘Hidangkanlah makanan untuk rabb kamu, berilah minuman untuk rabbmu’,
Akan tapi hendaklah dia berkata (dengan kalimat):
‘sayyidku dan maulaku (pemeliharaku)’.
Dan janganlah seorang dari kalian mengatakan:
‘Abdi (hamba sahaya laki-lakiku), dan Amati (hamba sahaya perempuanku)’,
Akan tapi Katakanlah:
‘fataya (pemudaku), Fatatiy (pemudiku) dan ghulami (budakku)’.”
[HR. Bukhari dan Muslim]


1️⃣4️⃣  Beliau kalau pembantunya belum mengerjakan apa yang beliau perintahkan beliau tidak mengatakan kenapa belum kamu kerjakan.

Dan kalau pembantunya salah dalam mengerjakan apa yang beliau perintahkan, beliau tidak pernah mengatakan kenapa kamu kerjakan seperti ini.

? Anas bin Malik radhiallahu 'anhu mengatakan;

قَالَ أَنَسٌ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ خُلُقًا فَأَرْسَلَنِي يَوْمًا لِحَاجَةٍ فَقُلْتُ وَاللَّهِ لَا أَذْهَبُ وَفِي نَفْسِي أَنْ أَذْهَبَ لِمَا أَمَرَنِي بِهِ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَخَرَجْتُ حَتَّى أَمُرَّ عَلَى صِبْيَانٍ وَهُمْ يَلْعَبُونَ فِي السُّوقِ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَابِضٌ بِقَفَايَ مِنْ وَرَائِي فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ وَهُوَ يَضْحَكُ فَقَالَ يَا أُنَيْسُ اذْهَبْ حَيْثُ أَمَرْتُكَ قُلْتُ نَعَمْ أَنَا أَذْهَبُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَنَسٌ وَاللَّهِ لَقَدْ خَدَمْتُهُ سَبْعَ سِنِينَ أَوْ تِسْعَ سِنِينَ مَا عَلِمْتُ قَالَ لِشَيْءٍ صَنَعْتُ لِمَ فَعَلْتَ كَذَا وَكَذَا وَلَا لِشَيْءٍ تَرَكْتُ هَلَّا فَعَلْتَ كَذَا وَكَذَا

Anas berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling baik akhlaknya.
Suatu hari beliau mengutusku untuk suatu keperluan.
Aku lalu berkata,
"Demi Allah, aku tidak akan pergi."
Padahal dalam hatiku aku ingin pergi melaksanakan perintah perintah Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam.
Kemudian aku pergi hingga aku melewati anak-anak yang sedang bermain di pasar, namun tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memagang kerah bajuku dari belakang sambil tertawa.
Beliau bersabda:
"Wahai Anas kecil, pergilah sebagaimana yang aku pesan tadi."
Aku menjawab,
"Baik, ya Rasulullah. Aku akan pergi."
Anas berkata,
"Demi Allah, aku telah membantu beliau selama tujuh atau sembilan tahun. Namun aku tidak pernah mendapati beliau mengomentari perbuatanku "Kenapa kamu lakukan begini dan begini".
Atau sesuatu yang aku tinggalkan; "Kenapa tidak kamu melakukan begini dan begini!"
[HR. Muslim dan Abu Dawud]


1️⃣5️⃣  Beliau melarang seorang tuan untuk memukul pembantunya.

? Dari Aisyah radhiallahu 'anha berkata;

مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَادِمًا لَهُ وَلَا امْرَأَةً وَلَا ضَرَبَ بِيَدِهِ شَيْئًا

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah memukul seorang budak, atau perempuan, atau sesuatu pun dengan tangannya sama sekali."
[HR. Muslim dan Ibnu Majah]

Beliau melarang untuk memukul.
Karena pernah kejadian bahwasanya Abu Mas'ud Al Badri beliau sering sekali memukuli pembantunya dengan cambuk.

Lalu Rasulullah berkata;
"Cukup abu Masu'ud .. cukup Abu Mas'ud, apakah engkau tidak tahu.? Allah lebih sanggup untuk menghukummu atas perbuatanmu ini dari pada engkau menghukum pembantumu ini."

Lalu Abu Mas'ud berkata;
"Semenjak itu aku tidak pernah lagi memukul sama sekali budakku ataupun pembantuku."


1️⃣6️⃣  Beliau senantisa berwasiat.

Bahkan wasiatnya ini beliau ucapkan sebelum beliau Wafat, dan para Ulama mengatakan hadits-hadits yang keluar beberapa hari sebelum beliau wafat, kedudukan hadits itu sangat kuat.
Kenapa demikian, karena setelah itu Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam setelah itu meninggal dan tidak ada penghapus pada hukumnya.

Termasuk haditsnya sebelum beliau meninggal.
? Dari Ummu Salamah radhiallahu 'anha;

 أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ كَانَ مِنْ آخِرِ وَصِيَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ الصَّلَاةَ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ حَتَّى جَعَلَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُلَجْلِجُهَا فِي صَدْرِهِ وَمَا يَفِيصُ بِهَا لِسَانُهُ

Ummu Salamah berkata; "Wasiat terakhir Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam adalah:
"Jagalah shalat, jagalah shalat, dan budak yang kalian miliki,"
Nabi shallaallahu 'alaihi wa sallam mengulang-ulang kata itu hingga bergerak dadanya dan tidak keluar lagi suara dari mulutnya."
[HR. Imam Ahmad]

Alhamdulillah telah selesai pembahasan Bab kedua.
Selanjutnya masuk Bab ketiga yaitu;
"Seni Interaksi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam terhadap golongan-golongan tertentu di Masyarakat."

Insyaa Allah.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab wabarakallahu fiyk.


?  SOAL - JAWAB  ?


1️⃣  PERTANYAAN :
Bagaimana cara Nabi shalallahu 'alaihi wasallam mendidik pembantunya Anas bin Malik sehingga menjadi sahabat yang meriwayatkan hadits yang paling banyak.!

➡️  JAWAB :
Itu sudah konsekwensi, karena siapa yang sering bersama Rasulullah pasti banyak meriwayatkan hadits.
Salah satu pelajarannya adalah,
"Usaha tidak mengkhianat hasil dengan janji Allah, tetapi dengan pertolongan dari Allah."

Siapa yang berusaha pasti dia akan menghasilkan,
Siapa yang dekat dengan Rasulull pasti dia akan banyak mendapatkan hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

Bagaimana mendidik seorang yang berusia sepuluh tahun agar betah dengan kita.
Ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam meninggal usia Anas baru dua puluh tahun.
Adalah karena Rasulullah manusia yang paling terbaik akhlaqnya.

Akhlaq yang baik itu bisa menjadikan seorang tua atau muda menjadi betah bersama orang yang berakhlaq baik tersebut.
Maka caranya sampai Anas bin Malik radhiallahu 'anhu  menjadi salah seorang dari tujuh sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits adalah dengan akhlaq yang mulia.
Wallahu 'alam bishowab.


2️⃣  PERTANYAAN :
Apakah suami wajib menyediakan pembantu bagi istrinya dirumah.?

➡️  JAWAB :
Intinya bahwa istri meminta pembantu kepada suami hukumnya boleh, dan jika suami mampu untuk menyediakannya tanpa ada bahaya dikemudian hari maka itu lebih baik.
Itu termasuk dari pada kemurahan suami, tetapi apakah wajib maka hukumnya tidak wajib.
Yang wajib dari suami adalah memberi nafkah, makan minum berpakaian.
Tetapi jika suami memberikan pembantu maka ini kebaikan suami.
Wallahu 'alam bishowab.


3️⃣  PERTANYAAN :
Ibu saya sedang terbaring sakit, apakah boleh menjamak setiap sholat karena alasan beliau menggunakan popok dan merasa kotor namun kerepotan jika harus mengganti popok setiap kali hendak sholat.!

➡️  JAWAB :
Diperbolehkan, karena ini termasuk hal yang diperbolehkan untuk menjamak sholat.

? Hadits dari Abdullah ibnu Abbas radhiallahu anhu;
"Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam pernah menjamak shalat Dzuhur dan Ashar tanpa ada rasa takut, tanpa ada rasa sakit ataupun ada hujan."

Maksudnya tiga sebab tersebut adalah salah satu dari sebab-sebab yang diperbolehkan untuk menjamak shalat.

? Berdasarkan firman Allah;

فَاتَّقُوا اللَّـهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ

“Bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.”
[QS. At-Taghabun/64 : 16]
Wallahu 'alam bishowab.


✍️ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA