Interaksi Rasulullah dengan Tamu

Bang Pitung • 9 Agustus 2021
di grup Masjid Astra

 

??  NGAJI DARI RUMAH - MASJID ASTRA  ??


? Kajian Online Interaktif Untuk Ikhwan & Akhwat
?️ SENIN, 2 Agustus 2021 / 23 Dzulhijjah 1442
? 19.30 WIB - Selesai

? Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainudin Al Banjary حفظه لله تعالى
? "Bedah Kitab Kaifa Amalahum"
(Seni Interaksi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam)
"Karya Syekh Shalih Al-Munajjid."

- Chapter 8 -


BAB 2️⃣ 
-----------
? PASAL 6️⃣

?  SENI INTERAKSI RASULULLAH TERHADAP TAMU  ?


Shalawat dan salam semoga selalu Allah berikan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, pada keluarga beliau, para sahabat, serta orang-orang yang mengikuti beliau sampai hari kiamat kelak.

Dengan nama-nama Allah yang Husna, kita berdoa;

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنَ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي

Allahumma inni as-alukal ‘afwa wal ‘afiyata fid dunya wal akhiroh. Allahumma inni as-alukal a’fwa wal ‘afiyata fi dini wa dunyaya wa ahli wa mali. Allahummastur ‘auroti wa amin row’ati. Allahummahfadzni min baini yadayya wa min kholfi wa min yamini wa ‘an syimali wa min fauqi wa a’uzubika bi ‘adzamatika an ughtala min tahti.

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampunan dan kesehatan yang prima di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampunan dan kesehatan yang prima dalam urusan agamaku, duniaku, keluargaku dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan kejelekan) dan tenangkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, jagalah aku dari arah muka, belakang, kanan, kiri dan dari atasku, dan aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak dihancurkan dari bawahku.”
[HR. Imam Bukhari]

Pada kesempatan kali ini kita masih membahas Seni Interaksi Rasulullah terhadap orang sekitarnya. Termasuk orang yang sekitarnya adalah tamu.


?  Bagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam saat menjadi tuan rumah bagi tamunya.

Bahwasanya Nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam adalah manusia yang paling dermawan ( أَجْوَدَ النَّاسِ )

? Dari Abdullah bin Abbas meriwayatkan;

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَم يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِي رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ، يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ، فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَم كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ.

"Dari Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
Nabi ﷺ adalah orang yang paling dermawan dalam segala kebaikan.
Dan kedermawanan beliau yang paling baik adalah di bulan Ramadhan, ketika Jibril datang menemui beliau.
Dan Jibril as datang menemui beliau setiap malam di bulan Ramadhan hingga (bulan Ramadhan) selesai, Nabi ﷺ membaca al-Quran di hadapannya.
Apabila Jibril as datang menemui beliau, maka beliau adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan melebihi angin yang berhembus."
[HR. Shahih al-Bukhari dan Muslim]

Tanda orang itu dermawan adalah saat dia menerima tamu.
Orang-orang Arab tidak mengenal kedermawanan seseorang kecuali saat dia menerima tamu. Apakah benar-benar dia seorang yang dermawan, seorang yang murah hati dan ringan tangan, suka memberi, itu terlihat saat ada tamu.
Bahkan mereka kadang-kadang berani berjalan satu mil, dua mil kalau seandainya ada tamu, hanya untuk mencari makanan-makanan yang istimewa untuk disuguhkan kepada tamu.

Bahkan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam sebelum menjadi Nabi dan Rasul, beliau terkenal sebagai orang yang suka memuliakan tamu.

? Dari Khadijah radhiallahu 'anha, berkata;
Ketika Rasulullah shalallah 'alaihi wasallam mendapatkan wahyu pertama dari Jibril 'alaihisallam, kemudian pulang dalam keadaan gemetar dan takut karena khawatir itu bukan Jibril.
Kemudian Rasulullah berkata kepada Khadijah;
"Sungguh aku sangat takut terhadap diriku."

Kemudian Khadijah menenangkan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, beliau berkata;
"Demi Allah, tidak mungkin Allah Subhanahu wa Ta'ala menghinakanmu, karena engkau adalah orang yang menjaga silahturahim, engkau adalah orang yang berkata jujur, menyokong orang yang tidak mampu (seperti orang lemah dan anak-anak), memberi kepada orang miskin, menghormati tamu, membantu orang lain saat tertimpa musibah."
[HR. Bukhari dan Muslim]

Memuliakan tamu sudah menjadi kebiasaan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, bahkan sebelum beliau menjadi Nabi dan Rasul.


1️⃣  Memuliakan tamu termasuk tanda keimanan.

Kalau kita perhatikan hadits-hadits Rasul yang menunjukan bahwa termasuk ajaran Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yanh sangat agung adalah memuliakan tamu.

? Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

"Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”
[HR al-Bukhari dan Muslim]

? Pelajaran dari Hadits ini:
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menggandengkan antara keimanan kepada Allah dan keimanan kepada hari Akhir.
"Maka siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya."

=》 Apa Rahasia penggandengan antar keimanan kepada Allah dengan keimanan kepada hari Akhir.?

=》 Agar seseorang semangat mengamalkan pemuliaan terhadap tamu, maka dia harus faham betul bahwa pahala yang dia dapatkan kelak diakhirat adalah salah satu pahala besarnya adalah memuliakan tamu.

@ Salah satu hadits Rasulullah shalallahu 'alaihu wasallam yang menunjukkan agungnya memuliakan tamu adalah;
"Nabi Muhammad memuji orang yang memuliakan tamu dna menjadikannya sebagai manusia yang terbaik."

? Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu 'anhu meriwatkan, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam berkhotbah di Tabuk:
"Tidak ada yang serupa dengan seseorang yang mengambil tali kekang kudanya dan perang dijalan Allah, dan menghindar dari kejahatan orang, dan tidak ada yang serupa dengan seorang badui dengan dombanya, yang memberikan makanan dan tempat tinggal untuk tamunya, dan memenuhi hak-haknya."
[HR. Ahmad]

Ini berarti tamu mempunyai hak, yang kalau tidak kita tunaikan hak nya maka kita berdosa.

Termasuk kedudukan memuliakan tamu yang agung didalam ajaran agama Islam adalah;
- Bahwasanya memuliakan tamu itu hak yang bertamu,
- Dan setiap muslim yang bertamu berhak untuk dimuliakan.

? Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;
"Satu hari menginapnya tamu adalah hak dari setiap Muslim. Sehingga setiap tamu yang datang, maka dia adalah tanggungan atasnya (pemilik rumah). Jika dia (tamu) menghendaki ingin mengambil haknya, maka ia mengambil haknya, atau jika dia tidak ingin, dia meninggalkannya."
[HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah]

? Imam Abu Sulaiman Al-Khattabi rahimahullah berkata;
"Memberi makan dan tempat tinggal kepada tamu serta menghormatinya adalah sifat orang-orang mulia dan kebiasaan orang-orang yang berbuat kebaikan, siapapun yang menahan diri dari menerima tamu dia pantas dicela."

Masih saja pemuliaan terhadap tamu dan berbuat baik mengurus tamu, termasuk tanda yang sangat dominan dari orang yang dermawan, dan kebiasaan orang-orang shaleh.

? Dari Aisyah radhiallahu 'anha meriwayatkan, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;
"Sesungguhnya tamumu mempunyai hak atasmu."
[HR. Abu Dawud]


2️⃣  Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menjelaskan secara rinci tata cara bertamu.

? Dari Abu Syuraih radhiallahu 'anhu meriwayatkan, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir harus memuliakan tetangganya dengan apa yang harua diberikan kepadanya."

Orang-orang bertanya;
"Apa itu wahai Rasulullah.?"
Beliau menjawab;
"Siang dan malam harinya, dan menjamu seorang tamu batasnya adalah tiga hari, apapun sesudah itu menjadi sedekah atasnya. Tidak diperbolehkan seorang Muslim tinggal bersama saudaranya sampai dia membuat saudaranya itu berdosa."

Mereka bertanya;
"Wahai Rasulullah, bagaimana dia membuat saudaranya berdosa.?"
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;
"Tinggal bersama tuan rumahnya sampai si tuan rumah tidak punya apa-apa untuk diberikan kepadanya."
[HR. Bukhari dan Muslim]

Ini menunjukan bagaimana rincinya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menjelaskan tentang pertamuan.
- Yang wajib satu hari satu malam.
- Lebih istimewa tiga hari tiga malam memuliakannya.
- Setelah tiga hari itu adalah sedekah.


3️⃣  Memuliakan tamu akan sangat berpahala saat kita sendiri dalam keadaan sulit.

Kita sendiri kekurangan, maka pada saat itu lebih utama lagi kita berusaha atau kita boleh berhutang agar bisa memuliakan tamunya.
Semakin sulit tetapi dia semakin menerima tamunya itu berarti dia menunjukkan kedermawannya.

? Dari Miqdad bin Amr  radhiallahu 'anhu meriwayatkan, beliau berkata;
"Aku datang bersama temanku, pendengar dan penglihatanku hampir hilangan karena sangat kelaparan."

@ Sedikit tambahan tentang lapar ini.
Ada kaidah yang disebutkan oleh Imam Ibnul Qayyim, beliau mengatakan;
"Kita tidak makan sampai lapar, jangan makan ketika sudah lapar."

? Syaikh Abdurrazak bin Abdul Muhsin hafidzahullahu Ta'ala mengatakan;
"Janganlah engkau makan sampai engkau lapar, dan janganlah engkau bangun dari makanmu dalam keadaan engkau sakit perut."

Melanjutkan hadits diatas;
Maka kamipun mendatangi orang-orang tetapi tidak ada seorangpun menjamu kami (karena yang mereka datangi juga sama miskin dengan mereka).

Lalu Kami menemui Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan mengatakan;
"Wahai Rasulullah kami sangat kelaparan tetapi tidak seorang pun yang bisa menjamu kami, maka kami datang kepada engkau."
Rasulullah pun mengajak kami kerumah beliau, dan ada tiga ekor kambing disana. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;
"Perahlah susu kambing-kambing itu dan bagilah diantara kita."
Kami memerah susu kambing itu dan kami minum bagian masing-masing dan memberikan juga kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bagian beliau.
[HR. Muslim]

Ini menunjukkan bagaimana semakin sulit yang ditamui maka semakin seseorang mendapatkan pahala yang besar.
Dan salah satu hal yang sangat menarik dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yang berkaitan dengan tamu adalah beliau mempunyai gelar "Tidak pernah menolak orang yang meminta-minta."
Selama beliau ada maka beliau akan memberikan apa yang beliau miliki.


4️⃣  Kalau beliau tidak sanggup memuliakan tamu maka beliau membawa tamu tersebut kepada orang yang bisa memuliakannya.

? Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu meriwayatkan;
"Ada seorang lelaki mendatangi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan dia dalam keadaan miskin sangat sulit. Dan Rasulullah mengutus seseorang kepada para istrinya.
Lalu istri-istrinya Rasulullah berkata;
"Wahai Rasulullah kami tidak punya apa-apa kecuali hanya air."

@ Pelajaran untuk para Istri:
"Bersabarlah dengan keadaan ekonomi suami."

Lanjut kehadits diatas:
Lalu Rasulullah mendatangi istri-istri yang lain, sama semua jawabannya;
"Demi jiwaku yang mengutusmu dengan kebenaran wahai Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, aku tidak memiliki sesuatu kecuali air."

Setelah Rasulullah yakin betul bahwa dirumahnya tidak ada apa-apa, baru beliau berkata para sahabatnya;
"Siapa yang mau menerima tamu ini pada malam ini maka Allah akan merahmatinya."

Lalu ada seorang dari kaum Anshor berkata;
"Saya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam."
Lalu datanglah dia membawa tamunya.
Sahabat Anshar tersebut berkata kepada Istrinya;
"Wahai istriku, muliakan orang ini karena dia adalah tamu Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam."
Lalu si istri berkata;
"Wahai suamiku kita tidak punya makanan kecuali makanan untuk anak-anak kita."
Sang Suami berkata;
"Sediakan makanan itu dan matikan lampu, dan anak-anak kita kalau sudah mau malam maka tidurkan dia."

Ketika tamu itu datang, maka lampu dimatikan, dan makanan yang untuk anaknya tadi diberikan kepada tamu tersebut. Sedangkan tuan rumah pura-pura makan karena tidak ada yang bisa dimakan, sampai akhirnya ketika pagi tiba, sang tamu tidak mengetahui kejadiannya.
Karena di zaman itu tidak ada penerangan, ketika sudah malam maka akan gelap gulita.

Maka pada saat itu tamunyapun makan, dan istrinya pun menidurkan anak-anaknya, seakan-akan sisuami tersebut ikut makan bersama tamu tersebut.
Ketika pagi hari tentunya kejadian disampaikan oleh Allah melalui wahyu kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

Pada pagi hari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;
"Allah tertawa dan takjub dengan apa yang kalian perbuat tadi malam."

@ Tentunya tertawa dan takjub adalah dua sifat Allah yang sesuai dengan kemuliaan dan keagungan Allah Subhanahu wa Ta'ala, tidak sama dengan sifat makhluk.

Kemudian turunlah ayat surat Al-Hasyr ayat 9.
? Allah Ta'ala berfirman:

وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

"Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung."
{QS. Al-Hasyr/59 : 9}


5️⃣  Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam memuliakan tamu meskipun sang tamu adalah orang kafir.

? Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu meriwayatkan;
"Bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menjamu tamu seorang non muslim. Beliau memerintahkan untuk dibawakan kambing dan diperah susu kambingnya, lalu susu kambing tersebut diminum oleh tamu tersebut.
Kemudian tamunya minta diperahkan lagi untuk kambing yang kedua, ketiga sampai kambing ketujuh.
Lalu tamu tersebut bangun dipagi hari dan masuk Islam."

Lalu Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengajak orang tersebut minum lagi susu kambing.
Ketika sudah satu gelas diminum, Rasulullah memerintahkan lagi orang kafir yang baru masuk Islam tadi untuk minum lagi seperti saat dia masih kafir.
Maka orang tersebut berkata;
"Cukup satu kali saja wahai Rasulullah."

Lalu keluarlah hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam;
"Orang yang beriman itu minum dalam satu tempat (lambungnya cuma satu), sedangkan orang kafir lambungnya ada tujuh."


6️⃣  Beliau sendiri yang memuliakan tamunya.

Semestinya kita juga mencontoh Rasulullah shalallahu 'alahi wasallam.
Dan akhlaq ini beliau dapatkan dari nenek moyang beliau yaitu Nabi Ibrahim 'alaihisallam.

? Allah Ta'ala berfirman dalam Surat Adz-Dzariat ayat 24-28:

هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ (24)
إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلامًا قَالَ سَلامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ (25)
فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ (26)
فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلا تَأْكُلُونَ (27)
فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلامٍ عَلِيمٍ (28)

"Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan?
(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mengucapkan, "Salaman.” Ibrahim menjawab, "Salamun, " (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.
Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar),
lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata, "Silakan kamu makan.”
(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata, "Janganlah kamu takut," dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishaq)."
{QS. Adz-Dzariyat/51 : 24-28}

Inilah dalil bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mencontoh Nabi Ibrahim 'alaihisallam dalam memuliakan tamunya.


7️⃣  Beliau tidak sanggup untuk mengusir tamu.

Artinya kalau tamunya berlama-lama maka beliau bersabar sampai tamunya minta izin keluar.

? Allah Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Ahzab ayat 53:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَىٰ طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ 

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan."
{QS. Al-Ahzab/33 : 53}

Ini termasuk dari pada akhlaq Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam terhadap tamu.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.

Pada pertemuan berikut kita akan membahas,
"Seni Insteraksi Rasulullah dengan orang-orang terdekat beliau."
Kitapun mempunyai teman dekat, tentunya hubungan teman dekat dengan hubungan teman biasa dengan sesekali kita sapa dan sesekali berhubungan, beda dengan hubungan dengan teman yang dekat dengan kita.
Insyaa Allah.


?  SOAL - JAWAB  ?


1️⃣  PERTANYAAN :
Bagaimana kasus tamu yang kita terima dipekarangan dimasa PPKM saat ini Ustadz.?

➡️  JAWAB :
Kalau yang kita bicarakan tadi adalah dalam keadaan normal.
Adapun dalam keadaan darurat maka tamunya diluar kitanya didalam, jaga jarak, pakai masker, tidak kontak fisik, tidak salaman, maka ini adalah sesuatu yang dapat dimaklumi karena dalam keadaan yang terpaksa.

Dan siapa yang menolak hal ini malah dia bertentangan dengan syariat Islam.
Karena salah satu dari tujuan syariat Islam adalah:
"La Dharara Wala Dhirara",
Yang artinya jangan menyakiti diri sendiri dan jangan juga menyakiti orang lain.

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam syariatnya adalah salah satunya;
"Menjaga nyawa."

Karena saat ini penyebaran covid sedan tinggi dan kita harus PPKM, maka kemudiam kita ingin mengamalkan tentang pertamuan ini, maka ini tidak pada tempatnya.

Karena agama Islam tidak hanya dilihat dari satu hadits tetapi juga dilihat dari beberapa hadits yang lain dan dikumpulkan menjadi sebuah kemaslahatan.

Islam itu sangat menjaga nyawa, bahkan teekadang hak-hak Allah dikalahkan;
"Jika berhadapan dengan penjagaan terhadap nyama."

@ Seperti puasa.
Itu hak Allah, tetapi barang siapa diantara kalian sakit atau sedang bersafar maka boleh tidak berpuasa dan dia mengqadha dilain hari.

Berarti hak Allah dikalahkan dengan menjaga nyawa.
Ini jawaban kepada orang-orang yang mengatakan selama PPKM Masjid ditutup lagi.
Maka ikutilah sebuah anjuran dan perintah tersebut dari yang berwenang, dan itu kita lakukan sementara dan juga karena ada hajat keperluan.
Dan semuanya sudah ditanggung oleh pihak yang berwenang karena mengambil keputusan seperti itu untuk menjaga nyawa, sehingga tidak tersebar penyakit covid yang lebih dahsyat lagi.
Semoga Allah Subahanu wa Ta'ala segera mengangkat penyakit ini tanpa tunda.
Wallahu 'alam bishowab.


2️⃣  PERTANYAAN :
Apa hukumnya tamu yang langsung tidur dikamar tuan rumahnya.?
Bahkan orang ini sampai sebelas hari dirumah, apakah ada adabnya bertamu seperti itu Ustadz.?

➡️  JAWAB :
Berarti disana ada dua sisi jawabannya:
1. Sikap tuan rumah yang mendapati tamu seperti itu.
2. Sikap orang yang bertamu.

(1)  Adapun sikap tuan rumah yang mendapati temannya langsung masuk kamar pribadinya kemudian dia tidur disana, maka sikapnya tetap memuliakan tamu tersebut dan tidak diperbolehkan untuk marah atau mengusirnya.

Yang perlu dia perhatikan agar aurat keluarganya tetap terjaga, istrinya dan anak-anak perempuannya, dan jangan sampai berikhtilad dengan tamunya.
Tetapi pemuliaan terhadap tamunya tetap, karena haditsnya umum.

? Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;
“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.”
[HR. Bukhari]

(2)  Adapun untuk yang bertamu batasannya adalah tiga hari tiga malam, lebih dari itu maka dikhawatirkan menyakiti sang tuan rumah.

Adapun sikap tuan rumah kalau ada tamu sudah lebih dari tiga hari maka dianggap sebagai orang rumah atau penghuni didalam rumah tersebut, tidak lagi istimewa.
Wallahu 'alam bishowab.


3️⃣  PERTANYAAN :
Mohin nasehat apabila ada tamu terlalu sering datang dan terkesan merepotkan.!

➡️  JAWAB :
Adapun tamu yang terlalu sering bertamu kerumah seseorang, maka disini juga ada dua sisi:
1. Bagaimana sikap tuan rumahnya.
Selama dia tamu maka tetap wajib untuk dimuliakan.
Adapun sikap dari orang yang bertamu maka dia harus tau diri.

2. Sikap orang yang ditamui boleh untuk tidak menerima tamu, dan ini tidak tercela dalam Islam.
Karena kita diperintahkan untuk memuliakan tamu saat tamu itu sudah datang.
Tapi kalau tamu itu belum datang maka kita boleh untuk tidak menerima tamu.

Jadi sikap kita boleh saja untuk tidak menerima tamu karena dikhawatirkan mengganggu, apalagi kalau seandainya terlalu sering dan kadang-kadang tamunya tersebut memberikan kemudhorotan dirumah.
Misalkan si tamu suka ghibah ataupun mengerjakan hal-hal yang munkar.
Maka kita berhak untuk menolak kedatangan tamu tersebut.
Wallahu 'alam bishowab.


✍️ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA