Kaidah Penting Seputar Tauhid - Bagian 1

Bang Pitung • 8 Agustus 2021
di grup Masjid Astra

 

??  NGAJI DARI RUMAH - MASJID ASTRA  ??


? Kajian Online Interaktif Untuk Ikhwan & Akhwat
?️ AHAD, 25 Juli 2021 / 15 Dzulhijjah 1442
? 05.30 WIB - Selesai

? Pemateri :
Ustadz Farhan Abu Furaihan حفظه لله تعالى
? "Kitab Al-Qowaidul Arba"
Karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimi.

- Chapter 1 - 


?  KAIDAH PENTING SEPUTAR TAUHID  ?


Tiada henti-hentinya kita memanjatkan puji dan syukur kita kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

? Allah Ta'ala berfirman :

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
{QS. An-Nahl/16 : 18}

Salawat dan salam senantiasa kita sanjung sajikan kepada Nabi besarkan kita segenap keluarga beserta sahabat-sahabatnya.

? Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;

إِنَّ أَثْقَلَ الصَّلَاةِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

"Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui pahala yang ada pada keduanya, pasti mereka akan mendatanginya meskipun dengan merangkak."
[HR. Bukhari dan Muslim]

"Pembahasan kita Empat Kaidah Penting Seputar Tauhid dan Syirik."


♦️ MUQODDIMAH

Ketahuilah semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan bimbingannya kepada engkau sehingga engkau melakukan ketaatan kepada Nya.

Para ulama yang mensyarah kitab ini dan yang lainnya sering kali mengingatkan ucapan beliau yaitu;
"I'lam dari kata kerja F'il Amar."

▪️ Itu diucapkan terkadang untuk memberikan perintah kepada orang yang lebih rendah kemuliaannya dari pada yang memerintahkan.

Seorang ayah, seorang pimpinan, atau Alquran dan hadits memberikan perintah. Ini perintah-perintah yang muncul dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah.

Inilah asal mula penggunaan kata kerja perintah dalam bahasa Arab. Tetapi terkadang kata kerja perintah itu diucapkan oleh seseorang karena ia memandang seseorang yang dia perintahkan itu lebih rendah darinya, terkadang dia bermakna doa.

Seperti kata perintah seorang hamba kepada Allah Azza Wa Jalla,

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا

(Robbanaghfirlanaa)
"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami."

Ini juga kata kerja perintah, bukan karena kita lebih tinggi dari Allah Azza Wa Jalla, tetapi kata kerja disini bermakna doa.

▪️ Terkadang kata kerja perintah terkhusus untuk Fi'il I'lam ini didatangkan untuk memberikan perhatian dari lawan bicara, dan ini salah satu metode pendidikan Alquran dan Hadits Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.

Menggunakan kata kerja I'lam ketahuilah sebelum Allah Azza Wa Jalla menyampaikan sesuatu yang penting setelahnya.

? Allah Ta'ala berfirman;

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ

"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal."
{QS. Muhammad/47 : 19}

? Dalam Hadits, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;
"Ketahuilah oleh kalian, tiada satupun diantara kalian yang mampu selamat hanya bermodal amalannya."

Ini merupakan salah satu metode Alquran dan ini hal yang dimaklumi oleh orang Arab, ketika mereka ingin menyebutkan sesuatu yang penting, mereka dahulukan ucapan "I'lam" apabila lawan bicaranya satu orang.

Maka kalimat I'lam ketahuilah dari beliau disini adalah isyarat dari beliau agar kita benar-benar memperhatikan dengan serius apa yang akan beliau uraikan berikut ini.

Sebagaimana yang sudah disebutkan tadi bahwa ini adalah metode pendidikan dari Alquranul Karim dan Hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
Dan para ulama juga mengingatkan bahwa metode yang seperti ini hendaknya digunakan oleh setiap pendidik, ketika memberikan pendidikan kepada anak-anak didiknya. Dengan mendahulukan kata-kata yang membuat mereka menjadi perhatian dan serius serta fokus terhadap apa yang dia uraikan. Salah satunya salam bahasa Arab yaiti dengan mengawali dengan kata "I'lam (ketahuilah)."

"Semoga Allah Azza wa Jalla memberikan bimbingannya kepadamu agar engkau menjadi hamba yang taat kepada Nya."

Karena ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla adalah ujung dari pada ilmu agama.
Oleh karenanya beliau mendoakan kita yang mempelajari kitab ini menjadi hamba yang ta'at kepada Nya. Karena ilmu dipelajari kecuali agar kita menjadi hamba yang ta'at kepada Allah Azza wa Jalla.

? Oleh karenanya para ulama mengatakan;
Ilmu itu laksana pohon dan amalan adalah buahnya, maka;

العِلْمُ بِلاَ عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلاَ ثَمَرٍ

"Ilmu tanpa pengamalan itu bagaikan pohon yang tak berbuah."

? Sebagian ulama salaf diantaranya Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abdil Barr didalam kitabnya Jami Bayan Ilmi wa Fadlihi, mengatakan:
"Hakikat ilmu adalah amalan dan rasa takutnya kepada Allah."

 ? Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu berkata:

لَيْسَ الْعِلْمُ لِلْمَرْءِ بِكَثْرَةِ الرِّوَايَةِ وَلَكِنَّ الْعِلْمَ الْخَشْيَةُ

“Bukanlah ilmu bagi seseorang dengan banyaknya riwayat. Akan tetapi ilmu itu adalah takut kepada Allah.”

? Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ 

“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para Ulama, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
{QS. Fathir/35 : 28}

Ini hendaknya menjadi standarisasi kesuksesan didalam menuntut ilmu agama, harus kita tanamkan kepada anak-anak kita.

@ Kapan seorang anak atau seorang yang menunutut ilmu agama itu dikatakan telah suskses melewati pendidikannya.?
@ Maka jawabannya adalah,
"Apabila dia telah menjadi hamba yang lebih ta'at kepada Allah sebelum dia menempuh pendidikan itu."

? Allah Ta'ala berfirman:

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

"Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."
{QS. Al-Ahzab/33 : 71}

@ Doktrin orang tua kepada anaknya yang benar adalah,
"Hendaknya engkau menjadi hamba yang ta'at kepada Allah dan Rasul Nya, dengan menjalankan perintah-perintah dan meninggalkan larangan-larangan Allah Azza wa Jalla."

Ini Isyarat bahwa tujuan kita menuntut ilmu agama adalah untuk menjadi hamba yang Ta'at kepada Allah Azza wa Jalla.

Para ulama menerangkan bahwa doa beliau ini menunjukkan kasih sayang beliau kepada setiap yang mempelajari kitab ini, dan ini prinsip yang harus ada pada setiap guru pendidik.
Dimana seorang guru itu tidak hanya memikirkan bagaimana dia telah menyampaikan materi, dan bagaimana murid-muridnya itu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dia berikan terkait materi yang disampaikan.
Tetapi seorang guru yang benar-benar guru lebih dari itu, dia akan menyayangi mereka dan mendoakan mereka dengan kebaikan.
Seorang guru hendaknya mendoakan anak-anak didiknya agar diberikan ilmu agama, agar menjadi hamba yang Ta'at kepada Allah Azza wa Jalla.


? Sesungguhnya Hanifiyah (adalah Orang yang senantiasa beribadah kepada Allah dan meninggalkan peribadatan kepada selain Allah), yang merupakan agama Nabi Ibrahim 'alaihisallam adalah;
"Engkau beribadah kepada Allah Azza wa Jalla dan mengikhlasan seluruh amalanmu, agamamu dan demikianlah Allah Azza wa Jalla memerintahkan seluruh manusia serta menciptakan mereka karenanya."

? Allah Ta'ala berfirman;

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."

مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ

"Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan."

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

"Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh."
{QS. Azd-Dzariyat/51 : 56-58}

@ Apabila engkau telah mengetahui bahwa Allah Azza wa Jalla menciptakan engkau hanya beribadah kepadanya maka ketahuilah;
- Bahwasanya yang namanya ibadah itu tidaklah dinamakan ibadah kecuali dibangun diatas Tauhid.
- Sebagaimana sholat tidak dinamakan sholat, tidak diterima, tidak sah kecuali seseorang melakukannya dengan Thaharah.
- Syirik apabila masuk suatu ibadah, maka ibadah tersebut menjadi rusak, sebagaimana jika hadats memasuki suatu thaharah.
- Maka apabila engkau telah mengetahui tentang bahayanya syirik.

Bahwa syirik itu adalah;
"Apabila mencampuri suatu ibadah dapat menghancurkan ibadah tersebut, dapat menghapuskan seluruh amalan yang pernah ia kerjakan seunur hidupnya, dan menjadikan pelakunya sebagian penghuni neraka yang kekal didalam nereka selama-lamanya."

- Maka dengan ini engkau menjadi tau bahwa yang terpenting dalam hidupmu ini adalah mempelajari tentang syirik.

@ Kenapa penting.?
Agar Allah Azza wa Jalla melepaskan atau menyelamatkan engkau dari jeratan syirik ini.
Sebuah dosa yang Allah katakan dalam Alquran,

? Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”
[QS. An Nisa/4 : 48 dan 116]

Dan hal ini dengan mempelajari empat kaidah, Allah Azza wa Jalla sebutkan dalam Alquranul Karim.


♦️ Beberapa Kesimpulan dari Muqoddimah yang tersebut diatas.

1️⃣  Beliau menerangkan kepada kita tentang definisi Hanifiyah yang merupakan agama Nabi Ibrahim.
Apa itu Hanifiyah;
"Engkau beribadah kepada Allah Azza wa Jalla dengan Ikhlas."

2️⃣  Bahwa seluruh manusia dari kalangan anak Adam dan dari kalangan Jin;
"Mereka tidaklah diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla kecuali untuk beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla."

3️⃣  Bahwa ibadah yang kita diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla karenanya;
"Itu tidak akan bernilai ibadah disisi Allah, tidak akan diterima oleh Nya, bahkan tidak dinamakan ibadah kecuali apabila dibangun diatas Tauhid."
Belia mengupamakannya dengan sholat, tidak dinamakan sholat dan tidak diterima oleh Allah apabila tidak dibangun diatas Thaharah.

4️⃣  Tentang bahayanya syirik dan beberapa keburukan syirik besar;
(1)  Dapat menghancurkan ibadah yang sedang dilakukan.
(2)  Juga dapat menghancurkan seluruh amalan yang pernah dikerjakan seumur hidupnya.
Walaupun seumur hidupnya dia melakukan amalan dan dia ikhlas mengerjakannya dan sesuai dengan sunnah Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, tetapi diakhir hanyatnya dia melakukan syirik besar dan belum bertaubat, maka seluruh amalannya hancur.
(3)  Pelaku syirik jika seorang mati dan belum bertobat darinya, maka dia akan kekal selama-lamanya didalam neraka Allah Azza wa Jalla.
(4)  Bahwa mempelajari tentang syirik dna Tauhid adalah hal yang terpenting dalam hidup kita, kenapa.?
- Karena bahayanya syirik yang begitu banyak dan besar.
- Karena memang kita tidak diciptakan oleh Allah kecuali untuk menTauhidkan Nya. Dan syirik adalah lawan dari Tauhid.
(5)  Bahwa seseorang tidak akan mungkin diselamatkan oleh Allah Azza wa Jalla dari syirik kecuali dengan Ilmu agama, dan menganugrahkan Tauhid.
- Tidak akan mungkin seseorang sempurna ilmunya tanpa mempelajari Tauhid.
- Dan tidak akan mungkin selamat dari syirik tanpa mempelajari tentang syirik yang Allah terangkan di dalam Alquran dan Hadits-hadits shahih, serta penjelasan para ulama yang datang setelah itu.
(6)  Bahwa empat kaedah yang akan disebutkan berikut yang berdasarkan Alquranul Karim merupakan sumber pengetahuan tentang Tauhid dan syirik secara umum.


♦️ Penjelasan terkait kesimpulan.

1️⃣  Tentang definisi agama Nabi Ibrahim.
Bahwa Hanifiyah merupakan agama Nabi Ibrahim adalah beribadah kepada Allah dengan Tauhid.

=》 Timbul pertanyaan :
Kenapa beliau mendefinisikan tentang agama Nabi Ibrahim, apakah ini bentuk ajakan untuk memeluk Agama Abrahah (thn 2010).
Mereka mengatakan tidak mengikuti ajaran Nabi Muhammad, tetapi mengikuti agama Nabi Ibrahim, karena Nabi Ibrahim adalah bapak seluruh para Nabi dan setelahnya adalah anak-anak Ibrahim.

=》 Jawab :
Tentunya bukan, para ulama yang mensyarah matan ini menyebutkan beberapa alasan kenapa beliau membahas ini.

▪️ Beberapa alasannya:

(1)  Karena orang-orang Arab yang melakukan ke syirikan di masa Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, mereka mencintai Nabi Ibrahim, dan bahkan mereka menisbatkan diri-diri mereka kepada agama Nabi Ibrahim.

Karena Nabi Ibrahim 'alaihisallam diberikan dua anak laki-laki oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala yaitu:
1. Ismail
Dalam Israiliyat disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir, 13 tahun setelah Allah anuherahkan Ismail, Allah anugerahkan Ishaq.
2. Ishaq
Ishaq punya anak bernama Yaqub.
Seluruh Nabi dan para Rasul yang diutus kepada Bani Israil adalah dari jalurnya Yakuq bin Ishaq bin Ibrahim.
Sedang dari Ismail 'alaihisallam adalah sumber orang Arab.

Sumber orang Arab keturunan Nabi Ismail 'alaihisallam itu ada dua, yaitu:
- Qahtan, Tinggal di Yaman dan sekitarnya.
- Adnan, Tinggal di Hijaz, Madinah dan sekitarnya.
Nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam nasabnya sampai ke Adnan dengan sanad yang shahih.
Dari Adnan ke Ismail masih ada empat atau lima orang lagi yang riwayatnya tidak ada yang shahih.

Oleh karenanya orang-orang Arab menisbatkan diri mereka kepada Ibrahim, karena mereka menganggap Ibrahim adalah bapak mereka.

(2)  Didalam Alquranul Karim terdapat banyak pujian kepada Nabi Ibrahim, bahkan perintah kepada Nabi kita shalallahu 'alaihi wasallam untuk mengikuti agama Nabi Ibrahim 'alaihisallam.

? Allah Ta'ala berfirman:

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

"Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan."
{QS. An-Nahl/16 : 123}


مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

"Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik."
{QS. Ali 'Imran/3 : 67}


وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

"Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya),"
{QS. An-Nahl/16 : 12}


إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
شَاكِرًا لِأَنْعُمِهِ ۚ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan,"
"Bagi yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus."
{QS. An-Nahl/16 : 120-121}

Ini bantahan terhadap ahli filsafat bahwa Nabi Ibrahim pernah melewati fase tidak kenal Allah katanya, bahkan Nabi Ibrahim pernah bingung siapakah Allah.
Ini tuduhan yang sangat keji dari sebagian ahli filsafat, dan mereka mengira itulah tafsir dari firman Allah yang Allah sebutkan dalam Surat Al-An'am bahwa Nabi Ibrahim pernah berkata, "Ini adalah Tuhanku."

? Allah Ta'ala berfirman:

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَىٰ كَوْكَبًا ۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّي ۖ فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ

“Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, "Inilah Tuhanku". Maka, ketika bintang itu terbenam dia berkata, "Aku tidak suka kepada yang terbenam." (76)

فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَٰذَا رَبِّي ۖ فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ

“Lalu, ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, "Inilah Tuhanku." Tetapi, ketika bulan itu terbenam dia berkata, "Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat." (77)
   
فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَٰذَا رَبِّي هَٰذَا أَكْبَرُ ۖ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ

“Kemudian ketika dia melihat matahari terbit dia berkata, "Inilah Tuhanku, ini lebih besar. Tetapi, ketika matahari terbenam, dia berkata, "Wahai kaumku! Sungguh aku berlepas diri apa yang kamu persekutukan." (78)
 
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.” (79) 
{QS. Al-An'am/6 : 76-79}

Sebagian ahli filsafat menafsirkan dengan ayat-ayat tersebut bahwa Nabi Ibrahim pernah menuhankan bintang, setelah itu beliau menuhankan bulan, setelah itu beliau menuhankan matahari, setelah itu baru beliau mengenal Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Kata para Ulama, ini adalah tuduhan yang keji dan akibat pemahaman yang sesat, karena tidak menjadikan penahaman para sahabat Nabi, para Tabiin, Tabiut Tabiin sebagai referensi didalam memahami Alquranul Karim.

? Syaikh Al-Albani selalu mengingatkan;
Satu hal yang tidak dimiliki oleh selain dakwah salaf dalam mendoktrin manusia dalam beragama.
Bahwa mengikuti Alquranul Karim dan Hadits-hadits Nabi shalallahu 'alaihi wasallam mesti dengan pemahaman para salaf, bukan pemahaman individu, ulama atau ustadz dizaman sekarang, tidaak.
Yang dimaksud kalimat As-Salaf adalah, jalan mereka para sahabat Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.
Adapun seruan untuk mengikuti Alquranul Karim dan Hadits-hadits Nabi shalallahu 'alaihi wasallam tanpa merujuk kepada pemahaman para salaf, maka ini disuruh oleh setiap kelompok, dari kelompok-kelompok yang sesat dan menyesatkan dalam Islam.

Tapi satu hal yang tidak ada di selain dakwah sunnah adalah;
"Mengembalikan Alqurnul Karim dan Hadits-hadits Nabi shalallahu 'alaihi wasallam kepemahaman para Salaf."

Oleh karenanya kaum Khawarij menjadi sesat karena mereka tidak mau kembali kepada pemahaman para sahabat Nabi, bahkan mereka mengkafirkan dan membunuh Utsman dan Ali bin Abi Thalib dengan sebuah ayat yang ada di dalam Alquran.

إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ

"Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah."
{QS. Yusuf/12 : 40}

Mereka menuduh Ali tidak berhukum dengan hukum Allah, dan kalau tidak berhukum dengan hukum Allah, mereka menganggapnya kafir.

? Allah Ta'ala berfirman:

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

"Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir."
{QS. Al-Maidah/5 : 44}

Kalau kafir maka mereka memakai lagi ayat yang lain.

? Allah Ta'ala berfirman:

وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ

"Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka,"
{QS. Al-Baqarah/2 : 191}

Selesailah Ali bin Abi Thalib ditangan para Khawarij, di bulan Ramadhan keluar dari rumahnya untuk mengimami sholat subuh ditusuk oleh seorang yang bernama Abdurrahman bin Muljam.
Penampilannya sama dengan para sahabat Nabi berjenggot juga, dia sholat 5 waktu, dia ahli puasa Daud, ahli Alquran dan ahli ibadah.
Apa sebabnya, karena tidak memahami Alquran dengan pemahaman Salaf, sehingga mereka rela membunuh Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu, bahkan lebih dari itu mereka mengharapkan surga dengan membunuh Ali dan Utsman yang merupakan Khulafur Rasyidin.

Ini menerangkan kepada kita bahayanya meninggalkan pemahaman para Salaf.
Kaum Khawarij tidaklah sesat dengan kesesatan yang begitu jauh, yang dengan kesesatan mereka tersebut mereka menghalalkan aksi pemberontakan, dan menghalalkan darah kaum muslimin karena melakukan dosa-dosa besar, melainkan karena mereka meninggalkan pemahaman para salaf dalam memahami Alquranul Karim dan Hadits-hadits Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.

? Ibnu Abi Ashim didalam As-Sunnahnya, mereka muncul dimasa Ali bin Abi Thalib,
Ada seorang wanita melewati tempat mereka dan wanita tersebut sedang hamil. Mereka menanyakan tentang Ali kepada wanita tersebut, maka wanita tersebut mengucapkan radhiallahu 'anhu. Doa yang baik untuk Ali, dan mereka pun marah dan mengeluarkan bayinya.

Jadi khawarij itu sesuatu yang ada, walaupun kata para ulama kita tokoh-tokohnya dimasa ini adalah boneka orang-orang Kafir. Tapi para pengikut mereka banyak yang murni ingin mendapatkan surga karena agama.

Khawarij dimasa dahulu, yang membuat seperti itu adalah sifat Ekstrim dan semangat mereka yang melampaui batas dalam beragama.
Seluruh penyimpangan itu datangnya bukan dari Islam, Islam tidak pernah mengajarkan penyimpangan, ini kaedah umum karena dasar Islam adalah AlQuran dan Hadits dengan pemahaman para sahabat.
Berarti seluruh penyimpangan munculnya dari luar Islam.

@ Contoh:
- Syiah, Abdullah bin Sabaa' dari Yahudi.
- Faham Khawarij asal usulnya dari Yahudi dan Nasoro dimasa itu.

Ini sebab kenapa beliau membahas tentang agama Nabi Ibrahim, dan menerangkan kepada kita definisi agama Nabi Ibrahim yang Allah namakan sebagia agama yang Hanifiyah.


2️⃣  Bahwa seluruh Manusia dan Jin diciptakan untuk beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.

? Allah Ta'ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."
{QS. Adz-Dzariyat/51 : 56}

=》 Timbul pertanyaan:
Pembahasan tentang Tauhid, sedangkan ayat yang beliau sebutkan menerangkan;
"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku."
Disini Allah tidak mengatakan kecuali untuk Mentauhidkan Aku.
Maka dari sisi manakah pendalilan dari ayat ini untuk pembahasan yang beliau bahas.?

=》 Jawabannya: 
Karena yang dimaksud dengan, "agar mereka beribadah hanya kepada Ku." Maknanya adalah untuk mentauhidkan Aku.
Sebagaimana penafsiran Abdullah bin Abbas radhiallahu 'anhu.

Oleh karenanya ayat ini selalu dibawa oleh para Ulama dalam pembahasan Tauhid dan Syirik.

@ Sebuah Faedah.
Para Ulama menyebutkan, penyebutan Jin diayat ini disebutkan sebelum penyebutan manusia, dikarenakan penciptaan Jin itu sebelum penciptaan manusia.

? Allah Ta'ala berfirman;

وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ

"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas."
{QS. Al-Hijr/15 : 27}

Jin takut kepada Allah, jin berada dibawah kehendak Allah, jin dibawah kekuasaan Allah dan dibawah aturan Allah. Dan jin pun diancam dengan neraka kalau dia tidak beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.
Ini doktrim yang bagus untuk anak-anak kita agar jangan takut terhadap jin.
Jin dan manusia statusnya sama disisi Allah. Sama-sama hamba Allah, sama-sama tidak diciptakan kecuali untuk beribadah hanya kepada Nya.
Kalau dia beribadah kepada Allah akan dimasukkan kedalam Surga sebagaimana manusia, dan kalau dia membangkang kepada Allah maka dia akan di bakar dalam neraka sebagaimana anak Adam.

@ Sebuah Faedah.
Kenapa di dalam ayat  tersebut Allah menerangkan bahwa tidak diciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah hanya kepada Nya, Allah bahas tentang rezeki di akhir ayat tersebut.

? Allah Ta'ala berfirman:

مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

"Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan."
"Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh."
{QS. Adz-Dzariyat/51 : 57-58}

?  Kata para Ulama;
? Diayat 57.
Ini untuk menghilangkan rujuk dari ahli ibadah.
Dengan dia menyangka dengan ibadah yang banyak dia telah berjasa untuk Allah Azza wa Jalla.

? Dalam Hadits Qudsi diriwayatkan oleh Imam Muslim oleh Abi Dzar Al-Ghifari radhiallahu 'anhu;
"Andaikata seluruh kalian yang pernah Aku ciptakan, yang pertamanya dan yang datang belakangannya, dari seluruh kalangan jin dan manusia menjadi hamba yang bertaqwa dengan satu hati, semua bertaqwa dengan satu nilai yang sama dan sempurna. Itu sama sekali tidak menambahkan kekuasaan Aku. 
Sebagaimana sebaliknya jika seluruh kalian dari kalangan manusia dan jin yang pernah diciptakan menjadi manusia yang paling bejat dengan satu yang paling bejat, itu juga tidak mengurangi apa yang ada dalam kekuasaan Allah Azza wa Jalla."

Maka jangan pernah seorang hamba merasa berjasa dan berbuat baik untuk Allah azza wa Jalla.
Dan ini yang Nabi didik kepada para sahabatnya.

? Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam diperintahkan oleh Allah untuk mengatakan kepada mereka;
"Katakan kepada mereka, jangan sekali-kali kalian menyebutkan diri kalian telah berjasa dengan kalian masuk Islam, tetapi Allah lah yang telah berbuat baik dan berjasa untuk kalian sehingga Allah memberikan hidayahnya kepada kalian."

Inilah yang senantiasa selalu melekat didalam hati kita untuk menyelamatkan kita dari riya, ujub dan sombong.

@ Contoh:
- Ketika seseorang merasa dirinya telah membangun rumah Allah dengan jumlah yang banyak, maka jangan pernah terbersit dihatinya dia telah berjasa untuk Islam, justru Islam telah berjasa untuk dirinya.
- Bagaimana kalau Allah pilihkan dia untuk membangun discotik.
- Karena hidayah dari Allah dia menjadi hamba yang mau membangun rumah Allah.
- Ketika dia melihat dirinya sering bersedekah dijalan Allah Azza wa Jalla, didalam jalan dakwah Tauhid dan Sunnah, jangan pernah terbersit didalam hatinya dia telah berjasa dengan sedekahnya untuk Islam ini.
- Justru Islam yang telah berjasa untuknya, karena kalau bukan hidayah dari Allah Azza wa Jalla, maka dia akan menjadi donatur syirik dan maksiat.

? Ada sebuah hadits;
Dihari kiamat orang yang telah diberikan nikmat didunia dan dia pernah di uji di jalan Allah Azza wa Jalla, dengan diseret wajahnya ketanah.
Kemudian pada hari kiamat Allah menghisabnya dan menyebutkan seluruh nikmat yang pernah diberikan kepadanya, maka dia menilai dirinya bahwa dia belum melakukan apapun untuk Islam, bahwa dia belum menerima ujian sedikitpun dari Allah, karena banyaknya nikmat Allah yang telah dia terima ketika dia didunia."

Seluruh penyimpangan hakikatnya karena tidak adanya keikhlasan pada hati seorang hamba.
Setiap orang yang tadinya diatas Tauhid dan berpindah kepada kesyirikan, yang tadinya di atas Sunnah kemudian berpindah kepada bid'ah, itu semua karena kurangnya Tauhid dan ikhlas dalam hati.

? Diayat 58,
Diakhir ayat tersebut Allah katakan;
"Sesungguhnya Allah Maha pemberi rezeki dan Maha pemberi kekuatan yang nyata."
Setelah Allah menerangkan diri Nya,
"Tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku."

Rahasia dari itu kata para ulama tafsir adalah;
1. Untuk menanamkan tawakal dan Tauhid dihati ahli ibadah, jangan sampai mereka mengira dengan fokua beribadah kepada Allah mereka tidak akan mendapatkan rezeki dari Allah.
2. Menerangkan bahwa ibadah adalah sumber rezeki. Bahwa Allah memberikan rezeki kepada seseorang dari yang halal dan berkah, dan akan diberikan kekuatan yang sesungguhnya oleh Allah, tatkala seseorang benar-benar beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.

Betapa buruknya sangkaan seorang hamba kepada Allah yang menyangka bahwa dia beribadah kepada Allah, dia akan mati miskin, kelaparan, masa depan gelap.
Padahal Allah Azza wa Jallah menerangkan didalam Alquran.

? Allah Ta'ala berfirman;

۞ وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)."
{QS. Hud/11 : 6}

? Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ رُوْحَ القُدُسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا ، فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ ، وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءَ الرِّزْقُ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِي اللهَ ؛ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرِكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ

“Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki. Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya.”
[HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8: 166, hadits sahih.]

Semua rezekinya sudah dikonsumsi, kalau ada rezekinya yang belum dia konsumsi pasti belum mati. Maka baik-baiklah dalam mencari rezeki dengan cara yang halal.
Jangan sampai anggapan telatnya datang rezeki menurut kalian membuat kalian mencarinya dengan cara yang maksiat.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.


?  SOAL - JAWAB  ?


1️⃣  PERTANYAAN :
Bagaimana jika seorang yang sudah tahu tentang kesyirikan serta tauhid, tetapi ia lalai dalam menjalankan ibadah, seperti sholat wajib yang ditunda-tunda..!!

➡️  JAWAB :
Ahli tauhid yang lalai beribadah kepada Allah Azza wa Jalla,berarti bermasalah dengan Tauhidnya.
Karena imam Tauhid adalah Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, tetapi Nabi tidak pernah bermudah-mudah meninggalkan ibadah kepada Allah Azza wa Jalla dengan alasan yang penting tidak jatuh kedalam syirik.

? Istri beliau yakni Aisyah radhiallahu 'anah pernah menyaksikan Nabi shalallahu 'alaihi wasallam shalat hingga bengkak kedua kakinya.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا صَلَّى قَامَ حَتَّى تَفَطَّرَ رِجْلاَهُ قَالَتْ عَائِشَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ « يَا عَائِشَةُ أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا ». رواه مسلم.

"Aisyah radhiallaha 'anha berkata, Rasulullah shalallahub'alaihi wasallam ketika melaksanakan shalat maka beliau berdiri hingga kedua kakinya bengkak.
Aisyah radhiallahu bertanya,
“Wahai Rasulullah, Apa yang engkau perbuat, sedangkan dosamu yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni.”
Lalu beliau menjawab,
“Wahai Aisyah, bukankah seharusnya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?”
[HR. Bukhari dan Muslim).

Bahkan beliau pernah dalam satu malam menyelesaikan bacaan surat Al-Bakharah, An-Nisa dan Ali 'Imran didalam sholatnya.

Demikian para sahabat Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, demikian juga dicontohkan oleh Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu bahwa beliau menjaga dzikir sebelum tidur;
"Subhanallah 33x, Alhamdulillah 33x, Allahu Akbar 34x."
Semenjak beliau mendengarnya dari Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, bahkan ketika ditanya kepada beliau,
"Apakah dimalan Shiffin pun (malam yang besok paginya terjadi perang dahsyat antara kubu Ali dan Kubu Aisyah) engkau masih menjaga dzikir tersebut.?"
Ini pelajaran bagi kita bahwa simbol ahli Tauhid adalah gemar beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.

Bahkan disebutkan tentang Syu'bah seorang ahli hadits yang dikenal tegas terhadap perawi hadits, beliau kalau datang malam hari menjadi benda mati, saking lamanya beliau berdiri dalam shalat. Sampai beliau meninggal dunia anak tetangga berkata kepada ayahnya,
"Dimana tiang diatas rumah Syu'bah itu kok tidak ada lagi.?"
Padahal itu adalah Syu'bah yang selalu berdiri dimalam hari untuk sholat.

Ini menerangkan bahwa simbol ahli Tauhid adalah ibadah, dan tidaklah ibadah kita itu melemah melainkan karena kelemahan Tauhid, maka kewajibannya adalah untuk beristighfar kepada Allah Azza wa Jalla, karena manusia tidaklah bersifat malas beribadah kepada Allah Azza wa Jalla melainkan karena dosa-dosa yang mereka lakukan.
Wallahu 'alam bishowab


2️⃣  PERTANYAAN :
Apa yang harus saya lakukan terhadap pendapat kaum liberal yang mengatakan bahwa, "iblis adalah bertauhid karena tidak mau sujud kepada Adam, karena sujud itu hanya milik Allah."
Saya sendiri masih bingung dengan pernyataan ini, monoh nasihatnya Ustadz. !

➡️  JAWAB :
1. Tanyakan kembali kepada kaum liberal tersebut apakah ahli Tauhid akan diancam api neraka oleh Allah.?
Kalau Iblis ahli Tauhid kenapa menjadi simbol penduduk api neraka.

2. Kata para ulama bahwa, sujud kepada Adam saat itu adalah simbol Tauhid, kenapa.?
"Karena perintah Allah."
Sejatinya adalah sujud kepada Adam adalah sujud kepada Allah Azza wa Jalla karena perintah Nya.

Oleh karenanya andai Allah tidak memerintahkannya maka mereka tidak akan sujud kepada Adam.
Sedangkan Iblis dia sombong, jelas-jelas yang memerintahkannya adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala, malah iblis justru meninggalkannya.

? Oleh karena ada ucapan sebagian ulama diantara Al Imam Ibnul Qayyim;
"Iblis dikeluarkan dari surga dan dijadikan penghuni neraka karena meninggalkan satu perintah Allah yaitu satu sujud kepada Adam."

Maka bagaimana dengan engkau yang meninggalkan sekian sholat dan engkau masih menginginkan surga dan selamat dari neraka, bahkan tertipu dengan dirimu.
Wallahu 'alam bishowab.


3️⃣  PERTANYAAN :
Tadi sedikit disinggung oleh Ustadz dalam kajian diawal tentang pemahaman terhadap eksistensi Jin dan Manusia.
Pertanyaannya adalah apakah orang indigo yang percaya dan bisa berkomunikasi juga dengan Jin, bisa dimasukkan juga kedalam kategori syirik Ustadz.?

➡️  JAWAB :
Bagaimana definisi Indigo menurut medis.?
Karena yang kita tahu Indigo adalah orang yang punya kelainan.

Ustadz tidak menjawab tentang indigonya karena tidak punya pengetahuan tentang indigo,
Tapi Ustadz akan menjawab dengan kaidah-kaidah umum yang dengan itu kita akan mengetahui apakah orang indigo itu, atau yang selainnya mengetahui perkara ghaib atau tidak.!

1. Kaidah yang pertama.
? Allah Ta'ala berfirman:

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ

"Sesungguhnya ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka."
{QS. Al-A’raf/7 : 27}

Yang dimaksud bahwa manusia tidak mampu melihat jin adalah tidak mampu melihat jin dengan bentuk aslinya. Dan ini sebagai bentuk rahmat Allah kepada manusia, karena kalau manusia mampu melihat bentuk jin yang asli mungkin tidak akan mampu hidup dimuka bumi ini.

Adapun jika jin telah berubah dengan suatu bentuk dengan ijin Allah, maka ini mampu dilihat oleh orang indigo maupun selain indigo.

Abu Hurairah radhiallahu 'anhu pernah melihat jin yang telah menjelma menjadi seorang kakek-kakek yang mencuri makanan di Baitul Maal.
Ditangkap oleh Abu Hurairah dan diancam untuk di bawa kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
Dia beralasan bahwa dia adalah kakek tua yang butuh makan, akhirnya Abu Hurairah iba dengannya, maka Abu hurairahpun melepaskannya.
Sampai yang ketiga kalinya maka Abu Hurairah mengatakan;
"kali ini aku tidak akan memaafkan kamu san aku akan membawamu kepada Rasulullah shalallahu 'alaihu wasallam."

Maka jin itu mengatakan;
"Aku akan mengajarkan kepadamu sesuatu jika engkau mengamalkannya maka tidak ada setan yang mampu mengganggumu. 'Bacakanlah ayat kursi setiap kali engkau mau tidur, maka dengan itu engkau akan terjaga dan dijaga oleh para malaikat sampai bangunmu.'"

Maka Abu Hurairah radhiallahu 'anhu karena yang menyampaikan adalah orang yang tidak jelas, beliau datang kepada Nabi dan menyampaikan apa yang telah disampaikan oleh jin yang telah menjelma menjadi kakek-kakek tersebut.
Maka Nabi shalallahu 'alaihi wasallam mengatakan;
"Dia benar dalam hal ini tapi dia adalah seorang makhluk pendusta."

Bahwa setan dan jin bisa dilihat apabila telah menjelma dengan suatu bentuk dengan izin Allah Azza wa Jalla oleh orang yang indigo maupun yang selain indigo.

2. Kaidah yang kedua.
? Allah Ta'ala berfirman:

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ 

“Katakanlah : “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah”, dan mereka tidak engetahui bila mereka akan dibangkitkan”
{QS. An-Naml/27 : 65}


عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا (26) إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ

"(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya,"
{QS. Al-Jin/72 : 25-26}

Allah memilih dari kalangan manusia dan dari kalangan para malaikat sebagai Rasul-rasul Nya, selain para Rasul tidak ada yang diberitahukan tentang perkara Ghaib.
Para rasulpun mengetahuinya karena Allah yang telah menyingkapkan sebagian perkara ghaib.
Dan indigo bukan malaikat bukan pula Rasul, maka dia tidak tahu perkara-perkara ghaib.
Wallahu 'alam bishowab.


3️⃣  PERTANYAAN :
Ustadz Insyaa Allah sudah saya niatkan sebelum ibadah misalnya sholat, sedekah dan lain-lain niatnya kepada Allah. Tetapi setelahnya ada perasaan yang mengganggu sehingga khawatir ujub dan sombong, bagaimana kita melatih ikhlas karena Allah sebelum dan setelah beribadah kepada Allah, dan menangkal bisikan perasaan khawatir tersebut Ustadz.?

➡️  JAWAB :
Kata para Ulama:
1. Apabila seorang selalu merasa dan menilai dirinya sombong dan ujub ini sifat yang bagus, yang bahaya itu dia tidak pernah merasa dirinya menjadi orang yang sombong dan ujub.
Sehingga orang merasa khawatir dengan sombong dan ujub ini bagus, karenanya dengannya dia akan bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala

2. Dalam permasalahan Aqidah, apakah riya setelah melakukan ibadah itu dapat merusak ibadah tersebut.?
Mereka sepakat riya kalau sedang melakukan ibadah dan dia tidak menghilangkan riya tersebut hangus ibadah itu, dan menjadi orang yang pertama kali diseret wajahnya ketanah dihari kiamat [hadits Abu Hurairah dari riwayat Imam Muslim].

Tapi yang menjadi khilaf dikalangan para ulama apabila riya itu terjadi setelah ibadah yang dia riyakan tersebut telah ia lakukan.
Dari sisi dosanya mereka sepakat itu adalah dosa karena riya adalah;
"Memperlihatkan atau memperdengarkan ibadah kepada orang lain dengan tujuan dipuji dan disanjung."

Adapun memperlihatkan kepada orang lain agar orang lain termotivasi karena dia orang yang berpengaruh sebagai pimpinan dan komandan atau dai, maka ini hal yang baik.

? Allah Ta'ala berfirman;

إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ

"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali."
{QS. Al-Baqarah/2 : 271}

Menjadi riya apabila ia memperlihatkan atau memperdengarkannya dengan tujuan untuk dipuji dan disanjungi karena ibadah tersebut.

@ Bagaimana hukum riya setelah ibadah terjadi.?
Terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama.
Sebagian ulama mengatakan ibadahnya tersebut tetap akan hangus.
Sebagian ulama mengatakan tidak hangus, dan pendapat ini dalilnya sangatlah kuat, karena riya terjadi setelah ibadah selesai, namun dosa riyanya tetap diperoleh.
Wallahu 'alam bishowab.

3. Solusi yang terakhir adalah, bagi setiap kita yang memiliki sifat tersebut agar selalu berdoa kepada Allah Azza wa Jalla. Baik dengan konteks-konteks doa yang ada dalam Alquran dan hadits yang mengandung permohonan agar dijaga hati dari segala penyakitnya. Ataukah dengan bahasa yang kita mampui.

? Disebutkan oleh Ar-Thirmidzi Al-Hakim, diantara solusi agar orang selamat dari riya adalah;
"Mengenang dan mengingat hakikat dunia, karena seluruh orang yang riya itu sebabnya karena dunia, ingin dipuji dan disanjung."

@ Hakikat Dunia;
"Bahwa dunia itu tidak lebih dari satu sayap seekor nyamuk disisi Allah, tidak lebih dari satu bangkai seekor kambing, bahwa dunia itu adalah hina."

Maka dengan demikian itu dia tidak akan rela demi dunia yang hakikatnya seperti itu, dia rela menjadi orang yang pertama kali diseret dan dilemparkan kedalam neraka Allah karena riyanya, dan ibadah-ibadah yang begitu besar menjadi sirna dan sia-sia disisi Allah Azza wa Jalla karena riya.
Wallahu 'alam bishowab.


✍️ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA