Kaidah Penting Seputar Tauhid - Bagian 2

Bang Pitung • 8 Agustus 2021
di grup Masjid Astra

 

??  NGAJI DARI RUMAH - MASJID ASTRA  ??


? Kajian Online Interaktif Untuk Ikhwan & Akhwat
?️ AHAD, 1 Agustus 2021 / 22 Dzulhijjah 1442
? 05.30 WIB - Selesai

? Pemateri :
Ustadz Farhan Abu Furaihan حفظه لله تعالى
? "Kitab Al-Qowaidul Arba"
Karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimi.

- Chapter 2 - 


?  KAIDAH PENTING SEPUTAR TAUHID  ?


Tiada henti-hentinya kita memanjatkan puji dan syukur kita kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala

? Allah Ta'ala berfirman :

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)."
{QS. Ibrahim/14 : 34}

Merupakan nikmat dari Nya, adalah Allah Azza wa Jalla memberikan pertolongannya kepada kita untuk melakukan ketaatan kepada Nya.

Dan kita memohon kepada Nya;

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ.

(Rabbana Taqabbal Minna Innaka Antas Sami’ul ‘Alim)

“Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Sebagaimana kita memohon kepada Nya agar menjadikan kita dari orang-orang yang Ia kecualikan dalam Firman Nya.

? Allah Ta'ala berfirman:

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa."
{QS. Az-Zukhruf/43 : 67}

? Al Imam Ibnu Katsir didalam kitabnya tafsir Alquran, ketika menerangkan ayat ini mengatakan;
"Maka dengan ayat ini, seluruh pertemanan dan persahabatan seindah apapun dia didunia ini, apabila bukan karena Allah Azza wa Jalla maka ia akan sia-sia dan akan menjadi sebuah permusuhan dihari kiamat kelak. Kecuali yang karena Allah, saling menuntun untuk bertaqwa kepada Nya, maka itu akan abadi karena Allah Azza wa Jalla yang Maha Abadi."

? Dalam Hadits Qudsi, dari Muadz bin Jabbal radhiallahu 'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menyampaikan bahwa Allah Ta'ala berfirman;
"Sungguh telah pasti cinta Ku untuk mereka orang-orang yang saling cinta mencintai sesama mereka karena Ku, mereka saling duduk sesama mereka karena Ku, mereka saling kunjung mengunjungi sesama mereka karena Ku, dan mereka saling berbagi sesama mereka karena Ku."
[HR. Tirmidzi]

Salawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada Nabi besarkan kita segenap keluarga beserta sahabat-sahabatnya.

? Dari Mu’awiyah radhiallahu’anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan jadikan ia faham dalam agama.”
[Muttafaqun ‘alaihi]

? Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anha dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda,

عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَلَّى الغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

“Barang siapa yang sholat Subuh berjamaah, kemudian dia duduk, dalam riwayat lain: dia menetap di masjid, untuk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian dia sholat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah, sempurna sempurna sempurna.”
[HR Tirmidzi]

? Al Imam Nawawi mengatakan;
"Bahwa merupakan kebiasaan Ulama salaf dahulu, adalah mereka bertahan dimasjid setelah selesai sholat subuh sampai syuruk, sehingga mereka melakukan sholat dua rakaat dan setelah itu barulah mereka pergi meninggalkan masjid."


Pada pertemuan lalu sudah diterangkan tentang bahaya keburukan syirik.
Bahwa syirik besar dapat menghapuskan seluruh amalan yang pernah dikerjakan oleh seseorang seumur hidup. Walaupun syirik besar itu hanya dilakukan sekali sebelum matinya, dan dia mati belum bertobat darinya, maka syirik besar tersebut dapat menghanguskan seluruh ibadah yang pernah dia kerjakan seumur hidupnya.

Hal ini seperti yang Allah firmankan didalam Alquran.
? Allah Ta'ala berfirman;

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi."
{QS. Az-Zumar/39 : 65}

Ini ancama Allah Azza wa Jalla kepada Nabi kita yang telah Dia selamatkan dari kesyirikan semenjak beliau sebelum menjadi Nabi.

Amalan para Nabi dan para Rasul tidak diragukan lagi banyaknya, kwalitasnya, keikhlasannya, dan sesuai dengan keinginan Allah Azza wa Jalla, akan tetapi Allah katakan;
"Seandainya kalian berbuat syirik dan mati belum bertobat darinya, maka seluruh ibadah yang pernah dikerjakan menjadi hangus."


وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

"Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan."
{QS. Al-Furqan/25 : 23}

Oleh karenanya Nabi shalallahu 'alaihi wasallam 13 tahun di Mekah masih sabar, belum mengharamkan riba padahal riba masih merajalela. Nabi masih bersabar sahabatnya minum khamar beliau belum mengharamkannya, belum mewajibkan shalat dengan sempurna kepada mereka, zakat, haji.
Yang pertaman kali beliau kuatkan adalah pondasi tauhid, karena ibadah yang banyak tidaknakan berarti dan tidak akan bermanfaat apabila tidak ada pondasi Tauhid.

? Allah Ta'ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar."
{QS. An-Nisa/4 : 48 dan 116}

Allah akan mengampuni dosa-dosa yang dibawah syirik seperti zina, minum khamr, dan yang lainnya, bukan dosa selain syirik. Karena ada dosa yang selain syirik tetapi tak kalah besar dengan syirik, seperti mencela Allah dan Rasulullah, mencela agama Allah.
Ini bukan syirik tetapi ulama sepakat dosanya sama seperti syirik dan juga membatalkan Islam.
Mengkafirkan Aisyah, Abu Bakar, dan para sahabat Nabi yang lain memang bukan syirik, tetapi merupakan dosa yang membatalkan Islam.
Atau dia meragukan bahwa satu-satunya agama yang di ridhoi Allah adalah Islam, ini juga membatalkan Islam.

Ayat inilah yang membedakan antara ahlul sunnah wal jamaah dengan kaum khawarij.
- Keyakinan Ahlul sunnah wal jamaah meyakini bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa dibawah syirik bagi siapa yang Dia kehendaki walaupun dia mati belum bertobat darinya.
- Sedangkan kaum khawarij mereka berpendapat pelaku zinah atau dosa-dosa besar lainnya adalah kafir dan kekal dalam neraka.
- Sama dengan mereka kaum Mu'tajilah, para pemuja akal. Mereka sama dengan kaum khawarij bahwa pelaku dosa besar, apabila mati belum bertobat darinya maka kekal dalam neraka selama-lamanya.

Tetapi didunia mereka tidak kita katakan kafir dan tidak katakan mu'min, mereka berada diantara dua kedudukan antara iman dan kufur, alias bingung.

? Hadits Anas bin Malik radhiallahu 'anhu;

عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  يَقُوْلُ :  قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَـى : يَا ابْنَ آدَمَ ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيْكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ ، غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ، ثُمَّ لَقِيتَنيْ لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا ، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابهَا مَغْفِرَةً  

"Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Allah Azza wa Jalla berfirman,
‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli.
Wahai anak Adam.! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli.
Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.”
[HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih]

? Hadits Bitoqo, Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُصَاحُ بِرَجُلٍ مِنْ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ فَيُنْشَرُ لَهُ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ سِجِلاًّ كُلُّ سِجِلٍّ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَلْ تُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا فَيَقُولُ لاَ يَا رَبِّ فَيَقُولُ أَظَلَمَتْكَ كَتَبَتِى الْحَافِظُونَ ثُمَّ يَقُولُ أَلَكَ عُذْرٌ أَلَكَ حَسَنَةٌ فَيُهَابُ الرَّجُلُ فَيَقُولُ لاَ. فَيَقُولُ بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَاتٍ وَإِنَّهُ لاَ ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتُخْرَجُ لَهُ بِطَاقَةٌ فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ قَالَ فَيَقُولُ يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلاَّتِ فَيَقُولُ إِنَّكَ لاَ تُظْلَمُ. فَتُوضَعُ السِّجِلاَّتُ فِى كِفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِى كِفَّةٍ فَطَاشَتِ السِّجِلاَّتُ وَثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ

“Ada seseorang yang terpilih dari umatku pada hari kiamat dari kebanyakan orang ketika itu, lalu dibentangkan kartu catatan amalnya yang berjumlah 99 kartu.
Setiap kartu jika dibentangkan sejauh mata memandang.
Kemudian Allah menanyakan padanya, “Apakah engkau mengingkari sedikit pun dari catatanmu ini?”
Ia menjawab,
“Tidak sama sekali wahai Rabbku.”
Allah bertanya lagi,
“Apakah yang mencatat hal ini berbuat zholim padamu?”
Lalu ditanyakan pula,
“Apakah engkau punya uzur atau ada kebaikan di sisimu?”
Dipanggillah laki-laki tersebut dan ia berkata, “Tidak.”
Allah pun berfirman, “Sesungguhnya ada kebaikanmu yang masih kami catat. Dan sungguh tidak akan ada kezaliman atasmu hari ini.”
Lantas dikeluarkanlah satu bitoqoh (kartu sakti) yang bertuliskan syahadat ‘Laa ilaha ilallah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh’.
Lalu ia bertanya,
“Apa kartu ini yang bersama dengan catatan-catatanku yang penuh dosa tadi.?”
Allah berkata padanya, “Sesungguhnya engkau tidaklah zalim.”
Lantas diletakkanlah kartu-kartu dosa di salah satu daun timbangan dan kartu ampuh ‘Laa ilaha illallah’ di daun timbangan lainnya.
Ternyata daun timbangan penuh dosa tersebut terkalahkan dengan beratnya kartu ampuh ‘laa ilaha illalah’ tadi."
[HR. Ibnu Majah no. 4300, Tirmidzi no. 2639 dan Ahmad 2: 213. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih]

Dan diantara hadits Nabi yang diingkari oleh kaum khawarij dan mu'tajilah adalah, hadits dimana Rasulullah shalallahu 'alaiwasallam menyebutkan dirinya akan memberikan syafaat kepada umatnya yang melakukan dosa besar tetapi mereka ahli tauhid, diberi syafaat oleh Nabi bahkan akan dimasukan kedalam surga tanpa dibersihkan didalam neraka terlebih dahulu.

? Hadits lain menyebutkan;
"Bahwa beliau pernah melihat orang dimasukkan kedalam api neraka karena mengambil tali sendal dari harta hasil rampasan perang yang belum dibagikan, padahal dia berhak mendapata jatah setelah pembagian, tetapi dia mengambilnya sebelum dibagikan."

Nabi shalallahu 'alaihi menyebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari;
"Bahwa orang yang mengambil tanah orang lain walaupum sejengkal, maka akan digantungkan dilehernya 7 lapis bumi dihari kiamat kelak."

Akan tetapi seorang ahli tauhid optimis kepada Allah Azza wa Jalla dan takut kepada Nya.
Demikianlah Muqoddimah diawal kita ini dan kita akan masuk kedalam empat kaidah.


♦️ Empat Kaidah Penting Seputar Tauhid

1️⃣  Hendaknya engkau tahu bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam kaum musyrikin, mereka meyakini:
- Bahwa Allah Azza wa Jalla adalah yang Maha Esa dalam mencipta.
- Bahwa Allah Azza wa Jalla yang Maha Esa dalam mengatur alam semesta ini.

Akan tetapi keyakinan mereka tersebut belum memasukkan mereka kedalam Islam, dengan bukti Nabi memerangi mereka dan masih menamakan mereka kaum Musyrikin.

Dalil yang menjelaskan bahwa mereka meyakini bahwa Allah adalah Al Khalik yang Maha Mencipta dan Maha mengatur Alam Semesta ini adalah Firman Allah dalam Surat Yunus ayat 31.

? Allah Ta'ala berfirman:

قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ ۚ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ

"Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya.?"
{QS. Yunus/ 10 : 31}

? Al Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini, beliau menyebutkan:
Yang pertama kali memberikan perintah didalam Alquran dan larangan yang pertama kali didalamnya adalah,

? Allah Ta'ala berfirman;

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,"
{QS. Al-Baqarah/2 : 21}

- Perintah yang pertama didalam Alquran adalah Tauhid.
- Larangan yang pertama didalam Alquran adalah Syirik.

? Abdullah bin Abbas radhiallahu 'anhu menerangkan;
"Bahwa setiap perintah untuk bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla didalam Alquran sejatinya adalah perintah untuk mentauhidkannya."

Oleh karena ayat ini dijadikan dalil oleh para ulama bahwa Allah Azza wa Jalla membantah kaum musyirikin dengan Tauhid Rububiyyah kereka.
Tetapi tidak membuat mereka mentauhidkan Allah didalam Ulluhiyyah.
Ayat menerangkan bahwa Rauhid Rububiyyah tanpa Tauhid Al Ulluhiyyah tidaklah cukup.

?  Kesimpulan dari kaidah yang pertama.
▪️1)  Bahwa orang-orang kafir di masa Nabi shalallahu 'alaihi wasallam dan terkhusus kaum musyrikin Arab. Mereka meyakini bahwa Allah lah yang Maha Esa dalam menciptakan, bahwa Allah lah yang Maha Esa dalam mengatur Alam Semesta ini.
Akan tetapi mereka tidak mau meng Esa kan Allah Azza wa Jalla didalam ibadah, mereka masih menyembelih untuk selain Allah, mereka masih berdoa kepada selain Allah.

Maka dengan ini kita mengetahui bahwa Tauhid Rububiyyah belum cukup untuk memasukkan orang ke dalam Islam, walaupun dia mengatakan beriman kepada Allah dan berimana kepada Rasulullah, walaupun dia mengatakan Insyaa Allah (ini kata-kata Rububiyyah), apabila dia tidak mentauhidkan Allah didalam Ulluhiyyah maka dia belum dianggap mukmin.

Kalau kita membaca riwayat tentang kisah Ya'juj dan Ma'juj ketika mereka mengucapkan Insyaa Allah.

? Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang dinding penghalang itu, beliau bersabda:

 يَحْفُرُونَهُ كُلَّ يَوْمٍ حَتَّى إِذَا كَادُوا يَخْرِقُونَهُ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ: ارْجِعُوا فَسَتَخْرِقُونَهُ غَداً. قَالَ: فَيُعِيدُهُ اللهُ كَأَمْثَلِ مَا كَانَ حَتَّى إِذَا بَلَغَ مُدَّتَهُمْ وَأَرَادَ اللهُ أَنْ يَبْعَثَهُمْ عَلَى النَّاسِ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ: ارْجِعُوا فَسَتَخْرِقُونَهُ غَداً إِنْ شَاءَ الله، وَاسْتَثْنَى. قَالَ: فَيَرْجِعُونَ هُوَ كَهَيْئَتِهِ حِينَ تَرَكُوهُ، فَيَخْرِقُونَهُ وَيَخْرُجُونَ عَلَى النَّاسِ فَيَسْتَقُونَ الْمِيَاهَ، وَيَفِرُّ النَّاسُ مِنْهُمْ. 

"Mereka melubangi setiap hari, hingga ketika mereka hampir saja melubanginya, maka pemimpin di antara mereka berkata,
‘Kembalilah, esok hari kalian akan melubanginya.’”
Rasul bersabda,
“Lalu Allah mengembalikannya tokoh seperti semula, sehingga ketika mereka telah mencapai waktunya, dan Allah berkehendak untuk mengutus mereka kepada manusia, maka orang yang memimpin mereka berkata,
‘Kembalilah, esok hari insya Allah (dengan izin Allah) kalian akan melubanginya.’
Dia mengucapkan istisna (insya Allah).”
Nabi bersabda,
“Lalu mereka kembali sementara penutup tersebut tetap dalam keadaan ketika mereka tinggalkan, akhirnya mereka dapat melubanginya dan keluar ke tengah-tengah manusia, kemudian mereka meminum air dan manusia lari dari mereka.”
[HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan al-Hakim, telah diungkapkan takhrijnya sebelum ini, hadits ini shahih]

@ Kata para Ulama:
Kalimat Insyaa Allah yang diucapkan oleh pimpinan Ya'juj wa Ma'jujini tidak menunjukkan bahwa Ya'juj wa Ma'juj muslim.
Karena kalimat Insyaa Allah adalah kalimat yang menunjukan Tauhid Rububiyyah, bukan kalimat yang menunjukan Tauhid Ulluhiyyah.

Ini Aqidah keumuman kaum musyrikin dimasa Nabi shalallahu 'alaihi wasallam. Jadi perlu diperhatikan detailnya "Keumuman mayoritas kaum musyrikin."
Karena sebagian Ahlul syirik mendatangkan syubhat, dengan membawakan beberapa ayat dan hadits yang menerangkan bahwa ada dari kalangan kaum musyrikin yang tidak mentauhidkan Allah dalam hal Rububiyyah.

@ Contoh:
Kaum Khawarij dikatakan sesat dan menyesatkan oleh para ulama, walaupun beberapa individu Aqidah mereka sesuai dengan Ahlul sunnah wal Jamaah, mereka anti syirik dan anti bid'ah dalam beberapa hal.
Tetapi mereka disesatkan oleh para ulama karena Aqidah mereka secara global mayoritasnya sesat.
Diantaranya menghalalkan darah kaum muslim karena dosa besar, menghalalkan pemberontakan kepada penguasa dengan alasan dzalim, dan lainnya yang merupakan kesesatan-kesesatan yang fundametal dalam Aqidah.

▪️2)  Kita dapat menjawab syubhat kuburiyun atau para penyembah kubur.
Ketika mereka diingatkan untuk mentauhidkan Allah dan disampaikan kepada mereka ayat-ayat Alquranul Karim yang berbicara tentang kesyirikan, maka mereka menjawab bahwa ayat itu kepada Abu Lahab dan pengikutnya yang menyembah patung.

Adapun saya meyakini Allah Azza wa Jalla Maha Esa dalam mengatur alam semesta ini dan Allah lah yang Maha Esa dalam menurunkan hujan, saya tidak meyakini kuburan ini yang memberikan rezeki kepada saya, saya mengucapkan laa ilaha ilallah wa asyhadu anna muhammadarusullah, saya melakikan shalat.
Maka ayat ini tidak layak diberikan kepada saya, karena ayat ini turun kepada mereka orang-orang yang menyekutukan Allah Azza wa Jalla dalam Rububiyyah.

Kita katakan bahwa meyakini Allah Maha Esa dalam mengatur alam semesta ini, itu belum dikatakan mu'min yang sebenarnya apabila dia masih melakukan dosa syirik kepada Allah dengan memalingkan ibadah kepada selain Nya.

Sebagaimana apabila seseorang sholat, menegakkan rukun-rukunnya dan kewajibannya dengan sempurna, tetapi dia melakukan salah satu dari pembatal sholat, atau tidak memenuhi salah satu dari syarat sah sholat.

Abu Lahab dan pengikutnya mereka yakin seyakin-yakinnya, bahwa Allah lah yang Maha Esa dalam mengatur alam semesta ini, tapi masalahnya mereka belum mau mengesakan Allah dalam hal Ulluhiyyah.

@ Oleh karenanya para ulama mengatakan;
Para musyrikin dahulu mentauhidkan Allah dalam hal Rububiyyah tetapi tidak mentauhidkan Allah dalam hal Ulluhiyyah.

Inilah yang menyebabkan mereka enggan menerima Laa ilaha Ilallah, karena mereka tahu bahwa makna Laa ilaha Ilallah adalah tiada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah Subahanahi wa Ta'ala.

? Allah Ta’ala berfirman;

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الْبَاطِلُ

“Yang demikian itu dikarenakan Allah adalah (sesembahan) yang Haq (benar), adapun segala sesuatu yang mereka sembah selain-Nya adalah (sesembahan) yang Bathil.”
[QS. Luqman/31 : 30]

Ketika Nabi mengajak mereka untuk mengucapkan Laa ilaha Ilallah mereka menjawab seperti yang Allah sebutkan dalam Surat Saad ayat 5.

? Allah Ta'ala berfirman;

أَجَعَلَ الْآلِهَةَ إِلَٰهًا وَاحِدًا ۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ

"Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan."
{QS. Saad/38 : 5}

Mereka tahu bahwa dengan mengucapkan Laa ilaha Ilallah berarti mereka tidak boleh lagi memalingkan doa kepada selain Allah.

@ Para Ulama mengatakan;
Sungguh celaka dan merugi, orang yang Abu Lahab dan pengikutnya lebih berilmu dari pada dia tentang Laa ilaha Ilallah.
Dan lebih aneh lagi dia mengucapkan Laa ilaha Ilallah dalam keadaan dia tidak mengerti maknanya dan melakukan pembatal-pembatalnya. Maka kalimat Laa ilaha Ilallah tidak berguna.
Syirik adalah pembatal Islam yang pertama dalam Aqidah, ini hal yang perlu difahami dengan baik.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.


?  SOAL - JAWAB  ?


1️⃣  PERTANYAAN :
Bagaimana dengan penyebutan dalam Alquran bahwa orang yang melakukan pembunuhan dia akan kekal didalam neraka, yaitu firman Allah dalam Surat An-Nisa ayat 93.

? Allah Ta'ala berfirman:

وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya."
{QS. An-Nisa/4 : 93}

➡️  JAWAB :
Para Ulama menyebutkan diantaranya Al Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, ketika membahas tentang hadits-hadits besarnya dosa membunuh.

Kalimat Al-Khulud didalam bahasa Arab itu mempunyai dua makna:
1. Bermakna kekal selama-lamanya tanpa ada jeda waktu.
2. Lamanya dia berada didalamnya.

Yang dimaksud dalam ayat ini adalah yang ke dua.
Karena sebuah ayat harus difahami dengan ayat-ayat dan hadits-hadits Nabi shalallahu 'alaihi wasallam. Sedangkan disana banyak ayat dan hadits yang menerangkan bahwa ahli tauhid kalau bertemu dengan Allah tidak membawa dosa syirik dan mereka belum bertobat dari dosa-dosa besar, ada dua kemungkinan mereka;
1. Langsung dimasukkan kedalam surga karena keutamaan tauhid, atau karena syafaat Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.
2. Mereka masuk kedalam neraka maka mereka tidaknakan sampai kekal didalamnya.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.

Dalil lainnya Allah menerangkan bahwa, pembunuh itu tidak membatalkan Islamnya.

? Allah Ta'ala sebutkan dalam ayatnya:

فَمَنْ عُفِىَ لَهُۥ مِنْ أَخِيهِ شَىْءٌ

"Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya."
{QS. Al-Baqarah/2 : 178}

Allah masih menamakan dia sebagai saudaranya karena mukmin, andai dia kafir Allah tidak menamakannya sebagai saudaranya.

? Allah Ta'ala juga berfirman:

وَإِن طَآئِفَتَانِ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱقْتَتَلُوا۟

"Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya."
{QS. Al-Hujurat/49 : 9}

Ini menunjukkan bahwa dosa membunuh bukan pembatal Islam dan bukan dosa yang mengekalkan pelakunya dalam neraka.
Dan yang dimaksud dosa membunuh adalah membunuh jiwa yang tidak boleh dibunuh dan diperangi dalam agama ini yaitu seorang mukmin, kalau kafir tentunya kafir dzimni, muahad, musta'min.

Haram membunuh seorang mukmin kecuali apa yang Nabi shalallahu 'alaihi wasallam sebutkan, diantaranya adalah seorang yang murtad, karena dia pernah membunuh orang lain, dia berzinah dalam keadaan dia sudah menikah ditegakkan hukum rajam, atau dia pemberontak maka diperangi. Bukan karena dia kafir tapi karena dia memberontak kepada pemerintah yang sah, sebagaimana Ali memerangi kaum khawarij dan membantai mereka.

? Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:
"Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti (Nabi Hud) membunuh kaum Aad,"
[HR Muslim No 1.762]
Wallahu 'alam bishowab wabarakallahu fiyk.


2️⃣  PERTANYAAN :
Mengapa Malaikat tidak mau masuk kedalam rumah jika ada anjing atau gambar makhluk bernyawa, apakah karena Malaikat takut kepada keduanya.?

➡️  JAWAB :
Kenapa Malaikat tidaknmau masuk karena Nabi shalallahu 'alaihi wasallam yang memberitakannya dan dilarang oleh Allah Azza wa Jalla.
Malaikat hanya menjalankan perintah Allah Azza wa Jalla, dan itu sebagai teguran dan sanksi yang diberikan oleh Allah Azza wa Jalla, kepada mereka yang menyelisihi agama Allah dengan melanggar apa yang dilarang dalam agama, yaitu memajang foto dalam rumahnya atau ada seekor anjing.

Dan Malaikat yang tidak mau masuk kata para Ulama adalah Malaikat Rahmat, sehingga mudah diganggu oleh setan dan hilang ketenangan, keberkahan, sering cekcok, adapun Malaikat Maut tetap masuk.
Wallahu 'alqm bishowab wabarakallahu fiyk.


3️⃣  PERTANYAAN :
Ustadz mohon nasehat, orang tua kamu sampai saat ini tidak mau melaksakan sholat, dan saya sudah menasehati berulang kali namun susah sekali dinasehatinya. Bagaimana kedudukannya keadaan orang tua kami yang tidak mau sholat ini, dan mohon motovasinya agar kami bisa menasehati lebih baik.!

➡️  JAWAB :
? Allah Ta'ala berfirman:

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ  

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”.
[QS. Al-Qashash/28 : 56]

Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, pamannya yang serumah dengan beliau, menduakan Allah. Nabi sudah menasehatinya tetapi Abu Thalib pamannya tetap menduakan Allah, tidak mau mengikuti ajaran Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.
Azzar ayahanda dari Nabi Ibrahim 'alaihisalam juga menyekutukan Allah.
Apabila ini telah tertanam didalam hati seseorang, maka dia tidak akan bersikap sedih atau tidak akan galau apabila orang yang dia cintai belum mendapatkan hidayah.

Lebih dari itu Nuh 'alaihisalam berdakwah lebih dari 950 tahun, tetapi istrinya sendiri masih menduakan Allah dan tidak mau mengikuti ajaran Nuh 'alaihisallam.
Dan anak kandung beliau sendiripun mati dalam keadaan kafir.

Dosa yang paling besar adalah meninggalkan sholat, kalau dia meninggalkan sholat 5 waktu maka ada khilaf dikalangan para ulama:
1. Murtad
2. Fasik dan dia harus dipenjara, dan tidak boleh dikeluarkan dari penjara sampau dia sholat.

Maka seorang anak hendaknya tetap semangat dan tidak perna berputus asa untuk mengajak orang tuanya untuk sholat. Adapun hidayah dia serahkan kepada Allah.
Dan yang terpenting adalah medoakannya dalam setiap doanya agar Allah Azza wa Jalla memberikannya hidayah.

? Doa Nabi Ibrahim 'alaihisallam:

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku."
{QS. Ibrahim/14 : 50}
Wallahu 'alam bishowab wabarakallahu fiyk.


4️⃣  PERTANYAAN :
Ditempat kami di Pati Jateng, jika seseorang hendak menikah, diharuskan mengitari punden atau tempat keramat, apakah itu termasuk syirik.? Dan mohon sarannya saya harus bagaimana, apakah keluar dari tempat tersebut atau bagaimana karena hati ini lemah sekali.!

➡️  JAWAB :
Kalau anda sadar lemah berarti tinggalkan, tidak diragukan itu adalah syirik.
Kalau bukan syirik buat apa mereka mengkhususkan aksi tersebut ditempat yang mereka yakini sebagai keramat.

Ini sama seperti Abu Lahab dan pengikutnya ketika dihujat oleh Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata;
"kami tidak mengibadahi tempat-tempat keramat ini, tetapi tujuan kami kesini semata-mata agar mereka mendekatkan Kami kepada Allah."

Sekecil-kecilnya dosa syirik masih lebih besar daripada dosa maksiat, maka kewajibannya adalah tidak melakukannya. Bahkan dia harus berlepas diri pelaku syirik dan dari kesyirikan.

? Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;

لَعَنَ اللَّهُ اليَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ» ، لَوْلاَ ذَلِكَ أُبْرِزَ قَبْرُهُ غَيْرَ أَنَّهُ خَشِيَ – أَوْ خُشِيَ – أَنَّ يُتَّخَذَ مَسْجِدًا

”Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kubur Nabi mereka sebagai masjid, (Aisyah berkata), ‘Kalau bukan karena hal itu, niscaya kubur beliau akan dinampakkan, hanya saja beliau takut atau ditakutkan kuburnya akan dijadikan masjid’”
[HR. Bukhari no. 1390, 4441 dan Muslim no. 529]

Maka kewajibannya adalah tidak melakukannya, andai kata tidak boleh menikah kecuali dengan cara seperti itu, lebih baik jangan nikah.

? Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.”
[HR. Bukhari, no. 6607]
Wallahu 'alam bishowab wabarakallahu fiyk.


5️⃣  PERTANYAAN :
Ustadz kawan saya seorang dokter yang berbeda keyakinan dengan suaminya dan pernah dua kali ikut beribadah ditempat ibadah agama suaminya.
Alhamdulillah sekarang dia sudah mengikuti sunnah, apakah termasuk dosa besar dan apakah dosa tersebut tidak bisa diselamatkan karena masih terbanyang dengan masa lalunya.!

➡️  JAWAB :
Perlu diketahui bahwa seorang wanita apabila seorang muslimah, maka seketika itu pernikahannya langsung batal dan putus apabila suaminya bukan muslim.

? Allah Ta'ala berfirman:

لَا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ ۖ

"Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka."
{QS. Mumtahanah/60 : 10}

Apakah seseorang berdosa apabila masih mengingat dosa-dosanya yang pernah dia kerjakan dahulu.?
1. Apabila dia mengingatnya untuk menegur dirinya dan untuk menyadari betapa besarnya hidayah itu, maka ini tidak mengapa. Bahkan ini adalah perbuatan yang terpuji, seseorang duduk menghitung-hitung dosanya.
2. Menyebutkan dosa-dosa yang dia lakukan dalam rangka untuk berbangga, bukan sebagai bentuk penyesalan, ini yang tercela.
Wallahu 'alam bishowab wabarakallahu fiyk


6️⃣  PERTANYAAN :
Pernah mendatangi tempat ibadah orang kafir..?

➡️  JAWAB :
Terkait masuk ketempat ibadah orang kafir itu tidak selalu menjadi syirik. Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu pernah masuk kedalam gereja yang ada di Syam.

Tetapi para ulama menyebutkan apabila masuknya dia tersebut tidak mengandung kesyirikan dan pembenaran terhadap maksiat yang mereka lakukan.

Oleh karena itu para Ulama fiqih menyebutkan:
"Apabila seseorang sholat di Gereja dan disitu tidak ada patung-patung dan dia melakukan sholat ditempat tersebut untuk Allah Azza wa Jalla, Maka sholatnya sah."

Ini menerangkan bahwa ketika masuk kedalam rumah ibadah orang kafir tidak langsung menjadikan seorang yang syirik.
Akan tetapi jika masuk kedalam untuk ikut bergabung melakukan ritual ibadah kesyirikan, tentunya ini sesuatu yang tidak diragukan lagi keharamannya, hukum ditegakkan sesuai kadar dosa yang dia lakukan.
Wallahu 'alam bishowab wabarakallahu fiyk.


✍️ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA