?? NGAJI DARI RUMAH - MASJID ASTRA ??
? Kajian Online Interaktif Untuk Ikhwan & Akhwat
?️ SELASA, 6 Juli 2021 / 25 Dzulqa'dah 1442
? 19.30 WIB - Selesai
? Pemateri :
Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc., M.A. حفظه لله تعالى
? "Kisah Kemuliaan Para Sahabat"
? SAAD BIN ABI WAQQASH - SAHABAT UTAMA YANG DIKABULKAN DOANYA ?
- Chapter 5 Finish -
Kita melanjutkan pembahasan sesi terakhir dari kisah sahabat yang mulia Saad bin Abi Waqqash.
Pertemuan lalu kita bercerita tentang bagaimana peperangan Al Qadisiyyah (Ma'rokah Al Qadisiyyah), yang merupakan adalah peperangan penentu dalam menggulingkan Persia. Tentunya setelah itu masih ada peperangan-peperangan sampai terakhir adalah peperangan Nahrawan. Tetapi ini yang paling utaman karena ini peperangan yang mengumpulkan pasukan yang sangat banyak, namun akhirnya dimenangkan oleh pasukan Saad bin Abi Waqqash pada tahun 16 Hijriah.
Setelah mereka kabur, Saad bin Abi Waqqash tidak berhenti karena sudah disampaikan bahwasanya Al Qadisiyyah adalah perbatasan antara negeri Arab dengan negeri Persia, sementara ibukotanya Al Madain masih jauh di dalam.
Maka setelah mereka kabur maka Saad bin Abi Waqqash bersama pasukannya kemudian melanjutkan perjalanan menuju ke Al Madain, disitulah tempat Raja Yazdegerd sang raja Persia bermarkas.
Disebut dengan Al Madain karena disana ada tujuh kota-kota kecil, Al Madain jamak dari Al Madinah yaitu kumpulan dari kota-kota kecil dan pusatnya adalah di Al Madain.
Maka berangkatlah Saad bin Abi Waqqash bersama pasukan-pasukannya, terjadi peperangan-peperangan kecil sembari Saad bin Abi Waqqash lanjut ke Al Madain.
Sampai akhirnya Saad bin Abi Waqqash radhiallahu 'anhu bersama 6000 pasukan berkuda tiba di pinggiran sungai Dajlah atau sungai Tigris, sungai yang sangat lebar dan juga volume airnya sangat besar.
Ketika itu qadarullah mereka tiba baru masuk musim dingin, dan volume air yang ada di sungai Tigris sedang puncak-puncaknya dan agak banjir sehingga sulit untuk dilewati. Padahal Al Madain sudah terlihat dari pinggiran sungai, mereka tidak bisa lewat, kapal-kapal di tarik oleh Persia dan dikumpulkan didekat markas mereka, sehingga tidak ada sarana prasarana untuk menyebrang sungai tersebut.
Dan ini membuat Saad bin Abi Waqqash tidak bisa melanjutkan perjalanan. Sementara Raja Yazdegerd mulai mengumpulkan harta-hartanya untuk berpindah ketempat yang lain.
Akhirnya Saad bin Abi Waqqash berhari-hari menunggu dipinggiran sungai menanti sungai surut sampai dua, tiga bulan lagi, dan ini perkara yang sulit.
Sampai kemudian ada yang datang kepada mereka dan berkata,
"Ngapain kalian disini.? Kalian menunggu disini sementara Raja Yazdegerd sudah membawa hartanya sedikit demi sedikit berpindah ketempat yang lain."
Ini membuat Saad bin Abi Waqqash menjadi berfikir, kalau Raja Yazdegerd membawa hartanya ketempat lain, maka dia akan siapkan pasukan lagi untuk menyerang kaum muslimin dipeperangan-peperangan berikutnya.
Maka harus dihentikan jangan sampai dia membawa harta yang begitu banyak dari istananya, maka harus segera diserang.
Tapi kondisi tidak memungkinkan karena sungai lagi meluap, menunggu air surut sekitar dua sampai tiga bulan. Saad bin Abi Waqqash bingung apa yang harus dilakukan karena untuk menunggu disitu lumayan lama.
Disebutkan dalam sejarah, Saad bin Abi Waqqash bermimpi, dalam mimpi dia melihat kuda-kuda pasukan kaum muslimin melewati sungai tersebut. Maka ketika keesokan harinya Saad bin Abi Waqqash mengambil keputusan berat, bahwasanya kuda-kuda harus lewat meskipun sungai sedang meluap.
Dan ini sangat sulit, artinya tenggelam bersama kuda-kuda, tetapi Saad bin Abi Waqqash bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan dia meyakinkan pasukannya bahwasanya tujuan kita berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Allah akan berikan jalan kepada kita.
Akhirnya setelah seluruh pasukan mantap dengan penuh ketakwaan dan tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka akhirnya mereka menerjang sungai. Dimulai dari berkelompok-kelompok, ternyata mereka bisa melewati sungai tersebut seakan-akan kudanya mengapung dan berjalan menuju ke Istana Al Madain Raja Yazdegerd.
Ini adalah salah satu karomah yang disebutkan oleh para ulama, karomahnya para sahabat.
? Disebutkan juga oleh Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam "Al Furqon Baina auliya ar Rahman wa auliya asy syaithon", (Pembeda wali-wali Allah dan syaiton);
"Diantaranya karomah para sahabat, puluhan ribu pasukan melewati sungai yang sedang meluap, tetapi kudanya mengapung dan bisa berjalan seakan-akan dibawahnya bisa dipijaki menyebrang sungai sampai ketujuan."
=》 Ini adalah karomah yang dialami para sahabat karena tawakal mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
? Allah Ta'ala berfirman dalam Quran Surat Az-Zukhrud ayat 13-14, mereka berdoa;
سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ
"Subhanalladzi sakhkhoro lana hadza wa maa kunna lahu muqrinin. Wa inna ila robbina lamunqolibuun"
"Maha suci Allah yang telah menundukkan untuk kami (kendaraan) ini, padahal sebelumnya kami tidak mampu untuk menguasainya, dan hanya kepada-Mu lah kami akan kembali."
{QS. Az-Zukhruf/43 : 13-14}
Dan mereka berjalan menembus sungai dan mereka bisa melewatinya, puluhan ribu pasukan menuju ke Istana Raja Yazdegerd.
Sementara pasukan Persia sedang mengumpulkan harta untuk kabur, mereka mengira bahwa kaum muslimin tidak bakalan bisa datang dan mustahil bisa menerjang sungai yang sedang meluap.
Tapi ketika mereka melihat dari kejauhan kuda-kuda tersebut berjalan, mereka akhirnya ketakutan dan mereka mengatakan;
"Kita tidak sedang berperang melawan manusia, tapi kita sedang berperang melawan jin."
Akhirnya mereka oada kabur ketakutan, dan Saad bin Abi Waqqash berhasil menyebrang dan akhirnya menguasai Istana Al Madain yang terkenal.
Nabi shalallahu 'alaihi wasallam pernah bercerita tentang Qasr Abyat (Istana Putih) ini.
Nabi bercerita ketika diperang Khandak tahun 5 Hijriah, ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam sedang menggali parit, ketika itu para sahabat sekitar 1500 - 2000 orang. Kemudian akan datang 10.000 pasukan ingin mengepung kota Madinnah.
Maka Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam harus menggali parit dalam waktu yang singkat, karena perjalanan mereka sekitar 10 hari sampai dua minggu sampai kota Madinah.
Sehingga Rasulullah bagi tugas bagi para sahabat harus gali Khandak yang panjang berkilo-kilo, lebar 4 meter dan dalam 4 meter agar kuda tidak bisa menerjang Khandak tersebut. Sehingga mereka menggali dan mereka dalam kondisi lapar, sampai tiga hari mereka tidak makan, bahkan mereka makan sesuatu yang sudah tengik, musim dingin, tanpa budak mereka kerja sendiri.
Disebutkan dalam hadits-hadits bagaimana kesulitan para sahabat.
Kemudian ditengah-tengah mereka menggali parit tiba-tiba ada batu besar yang tidak bisa mereka hancurkan, akhirnya mereka lapor kepada Nabi.
"Ya Rasulullah ada batu besar menghalangi kami."
Maka Rasulullah berdiri dan para sahabat melihat Rasulullah mengikat perutnya dengan batu karena kelaparan juga seperti mereka. Lalu Rasulullah berjalan menuju batu besar tersebut dan memukulnya dengan kapaknya, maka pecahlah batu tersebut sepertiga, kemudian sepertiga, kemudian hancur.
? Ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menghancurkan batu itu, Rasulullah mengatakan,
"Aku melihat Istana Merah nya Romawi dan kita akan menguasainya."
=》 Maknanya demikian.
Kemudian Rasulullah memukul lagi dan hancur dan berkata,
"Kemudian aku melihat Al Qasr Abyat (Istana Putih) milik Persia, dan kita akan diberikan kunci-kunci perbendaharaan Persia."
Kemudian Rasulullah memukul lagi yang ketiga kalinya dan mengatakan tentang Yaman.
Ketika itu orang-orang munafik mengejek,
"Ini Muhammad lagi kelaparan, musim dingin, mau diserang oleh 10.000 orang, kemudian bicara akan menguasai Persia. Jangankan Persia, didepan kita ini 10.000 orang. Mereka sudah tidak bisa berkutik kelaparan, harus bikin khandak supaya tidak bisa diserang, dan Muhammad mengatakan akan menguasai Romawi, Persia, tidak mungkin."
Ini Rasulullah katakan pada tahun 5 Hijriah dan terjadi pada tahun 16 Hijriah, Al Qasr Abyat (Istana Putih Persia) dikuasai oleh kaum Muslimin, dan yang menguasainya adalah Saad bin Abi Waqqash radhiallahu 'anhu
Tentunya para sahabat tahu ketika mereka melihat Qasr Abyat mereka berkata,
"Ini yang dijanjikan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dahulu."
Istana Abyat ini adalah istana yang megah putih dan terkenal dimana-mana, dan orang-orang Arab Madinah tidak pernah melihat bangunan semewah itu, dan sampai sekarang puing-puing bangunannya masih ada.
Setelah Saad bin Abi Waqqash berhasil menyebrangi sungai, kemudian Raja Yazdegerd kabur dan akhirnya Istana Abyat dikuasai oleh kaum Muslimin.
Kemudian dijadikanlah Istana Abyat sebagai pusat pemerintahannya kaum Muslimin di Al Madain. Sementara Saad bin Abi Waqqash masih mengumpulkan pasukan karena perang belum selesai. Masih banyak kota yang harus mereka perangi dan Persia belum selesai, masih ada ratusan ribu pasukan mereka yang akan berperang kedua kali, ketiga kali, keempat kali, masih banyak perjuangan.
Akhirnya Saad bin Abi Waqqash terus mengumpulkan semua pasukan kaum muslimin di Al Madain, dan mulailah mereka melakukan perang kecil-kecilan menaklukan kota-kota berikutnya.
Ternyata pasukan Muslimin tidak cocok tinggal di Madain. Madain daerahnya lembab, banyak nyamuk atau lalat karena disekitar sungai. Sementara para sahabat terbiasa dipadang pasir dan akhiran mereka banyak yang sakit-sakitan. Sehingga sebagian anak buah Saad bin Abi Waqqash membawa ghonimah ke kota Madinah.
Ketika Umar melihat sebagian pasukan datang dengan kondisi tubuh yang berubah, Umar bertanya kenapa, dan mereka bercerita kepada Umar bahwa mereka tidak biasa dengan daerah yang lembab.
Akhirnya Umar menulis surat kepada Saad bin Abi Waqqash agar mencari tempat lain jangan di situ, karena bisa membahayakan pasukan kalau berperang mereka tidak punya kekuatan. Dan Saad bin Abi Waqqash mencari tempat dan dia mendapat tempat namanya Kuffah.
Disitulah mereka membuat kota baru namanya Kota Kuffah dan yang menempati pertama kali adalah Saad bin Abi Waqqash radhiallahu 'anhu.
Sehingga markas kekuasaan dipindahkan dari Al Madain ke Kuffah.
Dan peperangan terus berjalan, jadilah Saad bin Abi Waqqash pertama kali yang menjadi penguasa Kota Kuffah, dan bukan hanya menguasai Kota Kuffah saja, banyak daerah di Iraq yang telah dikuasai kaum muslimin, dan Saad bin Abi Waqqash menjadi amirnya.
Ternyata di Kuffah banyak orang-orang yang gak beres, Saad bin Abi Waqqash memimpin Kuffah kemudian mereka melaporkan mengeluh tentang Saad bin Abi Waqqash kepada Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu. Berangkat sebagian mereka ke Kota Madinah.
Mereka bilang Saad bin Abi Waqqash bersenang-senang dengan dunia. Saad bin Abi Waqqash membuat semacam kantor pemerintahan, dia kerja di situ. Yang menjadi masalah Saad bin Abi Waqqash membuat pintu dari kayu yang menghalangi orang untuk masuk ke dia, karena orang banyak ngomong tentang dia dibelakang, dari pada mengganggu dia maka dia bikin pintu dari kayu.
Sampailah berita ini kepada Umar, kita tahu Umar terkenal sangat zuhud, dan dia mendengar keluhan-keluhan masyarakat tentang anak-anak buahnya yang memimpin kota. Mereka melaporkan Saad bin Abi Waqqash, kemudian Umar memanggil Muhammad bin Maslamah al Anshori agar menyampaikan surat kepada Saad bin Abi Waqqash, sebelum surat sampai Umar berpesan untuk membakar pintunya.
Maka pergilah Muhammad bin Maslamah al Anshori naik kuda dari Madinah menuju Kuffah. Ketika tiba disana yang pertama kali dia lakukan adalah dia ambil kayu bakar kemudian dia bakar pintu Saad bin Abi Waqqash.
Sebenarnya pintu yang dibuat Saad bin Waqqash dengan tujuan agar dia bisa konsentasi dalam bekerja bukan untuk bersenang-senang, karena banyak orang yang ngomong gak benar, sementara dia harus konsen dalam pemerintahan. Masih banyak kota yang harus dia kuasai dan musuh belum selesai, dia buat pintu tersebut agar dia bisa konsen, sementara laporan yang masuk ke Umar berbeda, akhirnya Muhammad bin Maslamah al Anshori bakar pintu tersebut baru kemudian dia bertemu Saad bin Abi Waqqash memberikan surat dari Umar bin Khattab.
Dan saat itu Saad bin Abi Waqqash tidak marah karena dia tahu ini perintah dari Umar bin Khattab. Maka Saad persilahkan masuk tapi Muhammad bin Maslamah menolak karena dia sedang menjalankan tugas. Maka Saad yang keluar dan menawarkan bekal untuk perjalanan pulang, tapi Muhammad bin Maslamah menolak.
Ketika ditengah perjalan pulang, Muhammad bin Maslamah kehabisan bekal dan sampai kota Madinah dia dalam kondisi sakit. Dia tidak menerima bekal yang ditawarkan Saad karena tidak ada perintah dari Umar bin Khattab. Itulah para sahabat bertakwa kepada Allah dan tidak mau melanggar perintah pemimpin. Padahal para sahabat saling mencintai diantara mereka, tapi perintah tetap harus dijalankan.
Dalam hal ini Saad bin Abi Waqqash tidak bersalah tapi Umar ingin yang lebih afdhol bagi Saad bin Abi Waqqash, seorang penguasa seharusnya mudah mendengar keluhan-keluhan rakyatnya.
Ijtihad Saad ini tidak disetujui oleh Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu dan menyuruh agar Saad tidak tinggal di situ tetapi tinggal sebagaimana orang-orang yang lain. Akhirnya Saad menjalankan perintah Umar bin Lhatrab radhiallahu 'anhu. Inilah keluhan yang pertama.
Berjalanlah pemerintahan Saad bin Abi Waqqash.
- Dia adalah seorang yang sangat bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, tidak ada yang ragu dengan Saad bin Abi Waqqash seorang mujahid
- Dan dia orang kelima yang pertama awal-awal masuk Islam di zaman Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.
- Dia yang pertama kali melepaskan anak panah.
- Dia yang pertama kali melukai kaum musyrikin.
- Dia yang pertama kali Nabi shalallahu 'alaihi wasallam mengatakan,
"Aku menebusmu wahai Saad dengan ayah dan ibuku."
- Dia yang Nabi shalallahu 'alaihi wasallam mengatakan, "Saad di surga."
- Dia yang pernah didoakan oleh Nabi shalallahu 'alaihi wasallam,
اللَّهُمَّ سَدِّدْ رَمَيْتَهُ، وَأَجِبْ دَعْوَتَهُ
“Ya Allah, tepatkan lemparan panahnya dan kabulkanlah doanya.”
[HR. al-Hakim, 3/ 500]
- Dan dia yang Nabi shalallahu 'alaihi wasallam juga mengatakan,
هَذَا خَالِي فَلْيُرِنِي امْرُؤٌ خَالَهُ
“Ini pamanku, maka hendaklah seseorang memperlihatkan pamannya kepadaku.”
[HR. al-Hakim 6113 dan at-Tirmidzi 3752. At-Tirmidzi mengatakan hadist ini hasan]
Apalagi yang kurang dari Saad bin Abi Waqqash, maka tidak mungkin kemudian Saad memikirkan dunia, itu semua hanya isu. Saad bin Abi Waqqash memerintah, selalu perang sana perang sini, berjihad.
Tiga tahun kemudian ada orang datang ke kota Madinah mengeluh lagi tentang Saad bin Abi Waqqash.
Mereka berkata,
"Saad itu kalau membagi pemberian tidak adil, dan dia tidak adil dalam hukum, dan dia tidak berjihad hanya perintah-perintah saja, dan sholatnya tidak beres."
Subhanallah, Saad bin Abi Waqqash yang bersahabat dan berdakwah bersama Nabi shalallahu 'alaihi wasallam selama 23 tahun, berhaji wada bersama Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, kemudian dikatakan sholatnya tidak beres.
Umar bin Khattab mendengar laporan ini, Umar mengatakan ini tidak benar, karena sebagai seorang penguasa Umar harus mendengarkan keluhan.
Kemudian Umar berkata,
"Kalian ngapain saja.? Orang sedang sibuk menyiapkan pasukan karena Nahwan mau diserang oleh Persia, mereka sudah menyiapkan pasukan yang sangat banyak, seakan-akan mereka ingin balas dendam atas kekalahan mereka yang bertubi-tubi dan seakan-akan sudah peperangan terakhir. Kalian masih sibuk mengurus Saad.? Saya akan cek."
Sekali lagi Umar mengirim Muhammad bin Maslamah al Anshori untuk cek berita tentang Saad bin Abi Waqqash, benar tidak tuduhan mereka kepada Saab bin Abi Waqqash.
Maka berangkatlah Muhammad bin Maslamah sampai ke Kuffah, lalu dia ambil tangan Saad, kali ini dia tabayunnya terang-terangan. Dia bawa Saad bin Abi Waqqash dan pergi ke masjid-masjid Kuffah Iraq.
Muhammad bin Masalamah berkata didepan rakyat Kuffah,
"Bagaimana Saad bin Abi Waqqash .?"
Semua rakyat mengatakan,
"Kami tidak mengetahui dari Saad kecuali kebaikan."
Mereka memuji Saad.
Kemudian mereka pergi lagi ke masjid-masjid lain, Saad bin Abi Waqqash menurut saja ketika di bawa. Dan setiap masjid yang didatangi semua mengatakan,
"Kami tidak mengetahui dari Saad bin Abi Waqqash kecuali kebaikan."
Sampailah mereka datang di suatu masjid, disana ada sekitar tiga atau empat orang, ada seorang yang bernama Usamah bin Qatadah.
Muhammad bin Maslamah kemudian bertanya,
"Bagaimana menurut kalian Saad bin Abi Waqqash.?"
Maka Usamah bin Qatadah berkata,
"Wallahi, menurut kami Saad kalau bagi tidak rata pilih kasih, kalau berhukum tidak adil, dan tidak berperang hanya sekedar perintah-perintah saja, dan tidak beres sholatnya."
=》 Ada empat tuduhan kepada Saad bin Abi Waqqash;
1. Di tuduh tidak adil dalam pembagian ghonimah.
2. Di tuduh sebagai hakim yang zalim karena tidak adil dalam berhukum.
3. Di tuduh penakut, tidak mau berperang hanya sekedar perintah-perintah.
4. Di tuduh tidak tahu sholat dan tidak beres sholatnya.
Saad bin Abi Waqqash seorang yang doanya dikabulkan, ketika dikatakan demikian dia berdoa dan di dengar oleh mereka.
? Saad bin Abi Waqqash berkata,
"Demi Allah, aku benar-benar berdoa untuk tiga hal, ‘Ya Allah jika hambamu ini (Usamah bin Qatadah) berdusta, berdiri karena riya atau sum`ah, maka panjangkanlah umurnya, butakanlah matanya, panjangkanlah kefakirannya dan hadapkanlah dia kepada cobaan, banyakanlah anaknya sehingga dia sulit mengurusnya."
Tapi Saad bin Abi Waqqash dia tidak ingin zalim, dia berikan syarat,
"Ya Allah jika orang tersebut riya, dusta dan sum'ah maka kabulkanlah doaku."
Akhirnya Muhammad bin Maslamah membawa Saad bin Abi Waqqash dengan orang-orang ini kehadapan Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu. Maka disanalah kemudian diperdebatkan di hadapan Umar.
Saad bin Abi Waqqash berkata,
"Mereka bilang saya tidak bisa sholat. Bagaimana saya tidak bisa sholat.? Saya tidak sholat kecuali saya sholat seperti sholatnya Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, saya perpanjang rakaat pertama dan rakaat kedua, rakaat ketiga dan keempat saya perpendek. Baik sholat jahriyah (yang bacaannya dikeraskan) maupun sholat sirriyah (yang bacaannya dipelankan)."
Umar radhiallahu 'anhu berkata,
"Demikianlah sholat Nabi shalallahu 'alaihi wasallam."
Dan benar akhirnya orang ini Usamah bin Qatada terkena doanya Saad bin Abi Waqqash.
Umurnya panjang, sampai dia buta, anak-anaknya banyak, hidupnya susah dan miskin, urusannya banyak dan dia suka ganggu budak-budak wanita yang lewat.
Orang-orang menegur kenapa sudah tua masih seperti ini.?
Usamah bin Qatada berkata,
"Saya terkena doanya Saad bin Abi Waqqash."
? Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengatakan,
اللَّهُمَّ سَدِّدْ رَمَيْتَهُ، وَأَجِبْ دَعْوَتَهُ
“Ya Allah, tepatkan lemparan panahnya dan kabulkanlah doanya.”
[HR. al-Hakim, 3/ 500]
? Dalam sebagian hadits Rasulullah pernah mengatakan,
"Wahai Saad bin Abi Waqqash, jadikanlah makananmu dari hasil yang halal, maka kau akan menjadi orang yang mudah dikabulkan doanya."
? Dalam hadits lain.
Rasulullah melihat seseorang yang telah lama safar, rambutnya kusut penuh dengan debu. Dia menengadahkan kedua tangannya ke arah langit sembari berdoa, “Wahai Rabbku, wahai Rabbku kabulkan doaku.”
Nabi berkata,
"Bagaimana mau dikabulkan doanya sementara makanannya haram, minumannya pun haram, pakaiannya juga haram, serta ia dibesarkan dari yang haram. Lantas bagaimana mungkin doa yang ia panjatkan akan dikabulkan?”
? Ayahnya Al Imam Al Bukhari rahimahullah, ketika akan meninggal dia mengatakan,
"Saya tidak tahu satu dirhampun masuk dimulutku dari dirham yang syubhat."
Jangankan yang haram, yang syubhat saja satu dirhampun tidak ada yang masuk kemulutnya.
Anaknya Al Imam Al Bukhari menjadi anak yang hebat berkat doa orang tuanya yang makan dari makanan yang halal.
Setelah itu Saad bin Abi Waqqash ditarik oleh Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu tidak lagi kembali ke Kuffah setelah 6 tahun dia masuk ke Kuffah. Dari tahun 16 Hijriah sampai pertengahan tahun 20 Hijriah, yang kehidupan dia semuanya jihad fi sabilillah.
Saad bin Abi Waqqash radhiallahu 'anhu berjuang dan berjuang membentuk pemerintahan di Kuffah, akhirnya gara-gara fitnah dan macam-macam tuduhan, Umar memandang perlu ada pergantian.
Maka Umar bertanya,
"Siapa yang telah kau wakilkan / yang kau gantikan dirimu disana.?"
Kata Saad bin Abi Waqqash,
"Saya telah meletakkan Abdullah bin Abdillah bin Itban sebagai penggantiku."
Akhirnya Saad bin Abi Waqqash tinggal di Madinah sampai terbunuhnya Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu.
Setelah itu Kuffah mengalami perubahan-perubahan, ternyata memang masyarakat Kuffah senang bikin onar dan fitnah. Tidak setuju dengan Amir yang baru.
- Abdullah bin Abdillah bin Itban mereka tidak setuju.
- Kemudian digantikan oleh Ibnu Hamdzalah mereka juga tidak setuju.
- Kemudian diganti lagi oleh Amar bin Yasir radhiallahu 'anhu, mereka tetap tidak setuju juga.
- Akhirnya di ganti oleh Abu Musa al-Asy'ari, mereka tidak setuju juga.
- Terakhir Umar mengirim Al-Mughirah bin Syu'bah radhiallahu 'anhu.
Jadi kesalahan memang bukan pada Saad bin Abi Waqqash, tetapi kesalahan kepada sebagian para provokator yang ada di Kuffah, dan Kuffah adalah tempatnya fitnah.
Dan akhirnya Saad bin Abi Waqqash tinggal di Madinah dan Allah menghendaki dia untuk meninggal di kota Madinah. Hidup di kota Madinah tidak sebagia pejabat apapun, sampai akhirnya Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu terbunuh.
Sebelum Umar meninggal dia memilih enam orang yang akan menjadi khalifah, enam orang tersebut semuanya orang-orang yang di jamin masuk surga oleh Nabi shalallahu 'alaihi wasallam
=》 Keenam tersebut adalah;
1. Utsman bin Affan
2. Saad bin Abi Waqqash
3. Abdurahman bin Auf
4. Zubair bin Awwam
5. Thalhah bin Ubaidillah
6. Ali bin Abi Thalib
Dimasa pemerintahan Utsman bin Affan, Saad bin Abi Waqqash menjalani kehidupannya sampai akhirnya Utsman bin Affan terbunuh pada tahun 35 Hijriah.
Ketika Utsman bin Affan terbunuh Saad bin Abi Waqqash tahu bahwasanya akn terjadi fitnah yang luar biasa, dia mendengar dan meriwayatkan hadits-hadits tentang fitnah.
? Saad mendengar Nabi shalallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda,
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِـي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، اَلْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ وَالْقَائِِمُ خَيْـرٌ مِنَ الْمَاشِي، وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي، فَكَسِّرُوا قِسِيَّكُمْ وَقَطِّعُوا أَوْتَارَكُمْ وَاضْرِبُوا بِسُيُوفِكُمُ الْحِجَارَةَ، فَإِنْ دُخِلَ عَلَى أَحَدِكُمْ فَلْيَكُنْ كَخَيْرِ ابْنَيْ آدَمَ.
"Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat akan muncul banyak fitnah besar bagaikan malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir di sore hari, di sore hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari. Orang yang duduk saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah tali-tali busur kalian dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. Jika salah seorang dari kalian dimasukinya (fitnah), maka jadilah seperti salah seorang anak Adam yang paling baik (Habil)."
[HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim]
? Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam juga berkata,
"Jika terjadi fitnah maka seorang hendaklah sibuk dengan Ontanya, sibuk dengan kambing-kambingnya."
Maka Saad bertanya,
"Ya Rasulullah kalau seandainya orang tidak punya onta dan kambing maka apa yang dia lakukan.?"
Rasulullah menjawab,
"Ambil pedangnya kemudian ambil batu dan pukul tajamnya agar tumpul."
Saad berkata lagi,
"Ya Rasulullah kalau dia masuk rumahku ingin membunuhku.?"
Kata Nabi shalallahu 'alahi wasallam,
"Jadilah engkau seperti orang yang terbunuh, jangan engkau membunuh."
Saad bin Abi Waqqash melihat terbunuhnya Utsman bin Affan, dan ini bukan perkara yang ringan. Maka mulailah Saad menjalankan sunnah Nabi shalallahu 'alaihi wasallam. Dia membeli tanah yang agak jauh dari kota Madinah kira-kita 10 mil didaerah yang bernama Hamra' al-Asad. Kemudian Saad mengurusi kambingnya dan ontanya, menjauh dari keributan-keributan.
Setelah Utsman meninggal terjadilah fitnah, khilat antara Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyyah, sampai orang-orang datang kepada Saad bin Abi Waqqash, dan anaknya pun Umar bin Saad bin Abi Waqqash datang naik kuda menasihati ayahnya Saad bin Abi Waqqasah.
Umar bin Saad bin Abi Waqqash berkata,
"Wahai ayah orang-orang sedang ribut, sementara kau disini mengurusi kambing dan onta.?"
Saad bin Abi Waqqash berkata,
"Diam kau wahai putraku, aku mendengar Rasulullah bersabda bahwasanya,
"Seorang mukmin yang baik adalah yang tidak butuh kepada orang lain, bertakwa dan tidak muncul (sendiri)."
Dan Saad menjalankan wasiat Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.
Kemudian terjadi peperangan antara kubu Ali bin Abi Thalib dan kubu Muawiyyah, maka datang lagi Umat bin Saad kepada ayahnya.
Umar bin Saad berkata,
"Wahai ayah ikutlah peperangan."
Kata Saad bin Abi Waqqash,
"Datangkan padaku pedang yang bisa bedakan mana kafir mana muslim, kalau pedang itu bilang itu kafir maka saya akan bunuh, maka saya akan ikut berperang, kalau tidak saya tidak mau."
Sampai akhirnya Saad bin Abi Waqqash menjauhi segala fitnah, dan mayoritas sahabat demikian mereka tidak masuk dalam fitnah pertikaian antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyyah radhiallahu 'anhum, sampai akhirnya terjadi tahkim. Sampai akhirnya Ali bin Abi Thalib dibunuh, kemudian Hasan menggantikan Ali dan akhirnya memberikan jabatannya kepada Muawiyyah, demi persatuan.
Dan itu semua Saad bin Abi Waqqash tidak ikut dalam peristiwa tersebut, sampai akhirnya beliaupun meninggal. Menjauh dari fitnah, sibuk dengan beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, tidak tertarik sama sekali dengan jabatan-jabatan, Saad benar-benar menjalankan wasiat Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.
♦️ Ketika Saad bin Abi Waqqash radhiallahu 'anhu akan meninggal.
Beliau memberikan beberapa wasiat.
1. Ingin dikuburkan dengan dilahat / agak miring.
2. Minta dikafankan dengan baju perangnya yang dia pakai ketika perang Badar.
Disebutkan dalam sebagian riwayat putrinya Saad bin Abi Waqqash menangis.
Saad berkata,
"Kenapa engkau menangis wahai putriku.? Sesungguhnya aku penghuni surga."
Saad ingin menenangkan putrinya.
? Dan Saad juga mengamalkan sabda Nabi shalallahu 'alaihi wasallam,
لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Janganlah seorang diantara kalian meninggal kecuali dia telah berbaik sangka kepada Allah.”
[HR. Muslim no. 5125]
Akhirnya Saad bin Abi Waqqash meninggal dunia, ketika beliau meninggal dunia maka jenazahnya dipikul dengan berjalan kaki oleh orang-orang dari tempat tinggalnya di Hamra' al-Asad ke Masjid Nabawi sekitar 20 km.
Bagaimana mereka memuliakan Saad bin Abi Waqqash.
Sampai di Masjid Nabawi kemudian istri-istri Nabi shalallahu 'alaihi wasallam minta agar dilewatkan di hujra mereka, agar mereka menyolatkan, Istri-istri Nabi tahu siapa Saad bin Abi Waqqash radhiallahu 'anhu. Kemudian jenazah Saad bin Abi Waqqash dikuburkan di Baqi.
Demikianlah kisah Saad bin Abi Waqqash, tentunya kisahnya lebih panjang dari ini, semoga menjadikan kita semakin cinta kepada para sahabat dan kita bisa meneladani mereka sedikit demi sedikit.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.
? SOAL - JAWAB ?
➡️ PERTANYAAN :
Kata jihad di zaman Nabi kita sudah memahami lewat penjelasan-penjelasan dikajian-kajian. Kata jihad juga populer saat ini terutama dilingkungan umat Islam. Seiring dengan popularitas tersebut, apa makna jihad yang sesuai dengan anak-anak zaman sekarang, agar mereka tidak salah dalam bertindak jihad di zaman sekarang.?
➡️ JAWAB :
? Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam berkata,
مَنْ قَاتَلَ لِتَكُوْنَ كَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيَا، فَهُوَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ.
"Barangsiapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah, maka ia telah berperang di jalan Allah."
[HR Muslim no.3526]
@ Syarat-syaratnya;
- Harus ada pemimpin
- Ada bendera, dia bela bendera pemimpin kaum muslimin.
Bukan asal-asalan hanya membela kelompoknya, politik atau lainnya, tidak.
Bukan jihad yang salah sasaran, ngebom sana sini. Kesalahan sebagian kaum muslimin, sebagian takfir yang memudahkan mengkafirkan kaim muslimin, ini mencoreng citra kaum muslimin.
Betapa banyak saudara-saudara kita terganggu karena perbuatan mereka.
Oleh karenanya jihad harus memenuhi persyaratan, terutama diatas bendera yang benar dan ada tujuan, bukan kemudian masing-masing punya bendera dan saling ribut.
Ini yang kita sedihkan, maka hendaknya seorang harus waspada, jangan asal dengar seruan lalu berangkat tiba-tiba terjebak dalam kelompok-kelompok takfiri yang akhirnya mereka saling perang sesama muslim sendiri.
Kebanyakan jihad yang ada sekarang tidak syar'i, maka hendaknya seorang waspada jangan terpedaya dengan slogan-slogan, banyak diantara mereka hanya menimbulkan fitnah dimana-mana.
Wallahu 'alam bishowab.
➡️ PERTANYAAN :
Sampai sekarang saya masih bingung mengapa Saad mendoakan wanita yang mendzaliminya dengan doa kejelekan, padahal kita mengetahui bersihnya hati para sahabat dan luasnya kasih sayang para sahabat terhadap manusia, terlebih lagi terhadap wanita.!
➡️ JAWAB :
Yang didoakan keburukan oleh Saad adalah laki-laki yaitu Usamah bin Qatada.
Intinya tidak ada yang maksum kecuali Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, ada hal-hal yang mungkin kita tidak lihat dan dilihat oleh Saad bin Abi Waqqash. Beliau adalah seorang yang berlapang dada dan sangat pemaaf, tapi ada kondisi-kondisi yang berkaitan dengan kemaslahatan kaum muslimin.
Karena gara-gara tuduhan tersebut Saad dilengserkan dari pemerintahan, mungkin bisa saja saat itu Saad ingin berbuat untuk umat menjadi pemimpin jihad dalam peperangan. Tapi karena masalah tersebut akhirnya dilengserkan oleh Umar bin Khattab.
Dan dia hanya mengucapkan sekali saja, sisanya dia bersabar, itu mungkin kondisi yang kita tidak bisa gambarkan, sampai Saad mendoakan keburukan keoada Usamah bin Qatada kecuali karena ada sesuatu yang Saad tahu dampak-dampaknya.
Sebagai mana juga Nabi shalallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang sangat pemaaf, tapi ada saatnya Nabi mendoakan keburukan bagi sebagian orang kafir.
Seperti ketika Nabi diletakkan kotoran oleh Uqbah bin Abi Mu'aith ketika Rasulullah sedang sujud, dan Rasulullah sujud terus tidak berani angkat badannya karena kotoran akan mengotori bajunya. Sampai datang putrinya Fatimah yang masih kecil membersihkan kotoran yang ada dipunggung ayahnya sambil mengumpat orang-orang Quraisy.
Setelah Nabi selesai sholat dan Nabi berdoa,
"Ya Allah hancurkan Quraisy, ya Allah hancurkanlah si fulan (Nabi sebut namanya)."
Demikian juga Saad bin Abi Waqqash, padahal dia hanya sekali mendoakan saja karena kondisi yang buruk yang tidak bisa kita lihat. Asalnya beliau adalah orang yang sangat bersabar.
Dan doa yang diucapkan Saad itupun ada syaratnya, "dia dusta, riya dan sum'ah."
Seandainya Usamah bin Qatada tidak dusta, dia salah informasi dan tulus kepada Allah maka dia tidak terkena doanya Saad bin Abi Waqqash.
Tapi karena terpenuhi tiga persyaratan tadi maka dia kena doa Saad.
Wallahu 'alam bishowab
➡️ PERTANYAAN :
Sehubungan dengan keutamaan doa Saad bin Abi Waqqash, maka bagi kami apakah syarat-syarat utama agar diterimanya doa kami Ustadz.?
➡️ JAWAB :
Diantaranya tadi sudah disebutkan yaitu,
1. Makan yang halal, berusaha makan dari sumber yang halal.
2. Yakin bahwasanya Allah mengabulkan doa, yakin ketika kita berdoa Allah tahu dan mendengar apa yang kita ucapkan.
3. Tidak perlu doa melalui wali-wali.
? Allah Ta'ala berfirman dalam Quran Surat Al-An'am ayat 59;
وَعِنۡدَهٗ مَفَاتِحُ الۡغَيۡبِ لَا يَعۡلَمُهَاۤ اِلَّا هُوَؕ وَيَعۡلَمُ مَا فِى الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِؕ وَمَا تَسۡقُطُ مِنۡ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعۡلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِىۡ ظُلُمٰتِ الۡاَرۡضِ وَلَا رَطۡبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِىۡ كِتٰبٍ مُّبِيۡنٍ
"Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
{QS. Al-An'am/6 : 59}
Dan berdoa bukan coba-coba, tidak ada yang susah bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Seriuslah kalau meminta kepada Allah karena tidak ada yang memberatkan bagi Allah jika Allah ingin mengabulkan. Tapi kalau tidak dikabulkan, Allah lebih tahu bahwa ada maslahat yang lebih baik, atau kalau tidak tidak dikabulkan sekarang, Allah lebih tahu kapan waktu yang tepat untuk dikabulkan.
Kita tinggal minta dan yakin Allah akan kabulkan, kalau tidak dikabulkan Allah akan hilangkan kemudhorotan sebanding dengan yang kita minta.
Lihatlah Nabi Ibrahim 'alaihisallam ketika diusir dari kota Babil dia berdoa,
"Ya Allah berikanlah aku anak yang sholeh."
Allah kabulkan berapa puluh tahun kemudian lahirlah Ismail 'alaihisalam. Allah lebih tahu kapan waktu terbaik dikabulkan.
Wallahu 'alam bishowab.
➡️ PERTANYAAN :
Mohon dijelaskan maksud dari Islam adalah agama Tauhid.!
➡️ JAWAB :
Islam Agama Tauhid adalah agama yang menyeru kepada "Laa ilaha Ilallah" (tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala).
Kemudian agama yang lain yang menyerukan kepada kesyirikan, mengambil sekutu kepada selain Allah, menyembah berhala, patung, pohon, Nabi.
Islam menyerahkan diri kepada Allah dengan mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala, jadi Islam satu-satunya agama yang menyerukan kepada Tauhid. Dan itulah agama para Nabi.
? Allah Ta'ala berfirman dalam Surat Ali 'Imran Ayat 64;
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."
{QS. Ali-Imran/3 : 64}
Jadi Islam adalah agama yang menyeru kepada penyembahan kepada Sang Pencipta, adapun agama-agama lain menyeru kepada kesyirikan.
Wallahu 'alam bishowab.
✍️ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA