??  NGAJI DARI RUMAH - MASJID ASTRA  ??


? Kajian Online Interaktif Untuk Ikhwan & Akhwat
?️ SELASA, 22 Juni 2021 / 11 Dzulqa'dah 1442
? 19.30 WIB - Selesai

? Pemateri :
Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc., M.A. حفظه لله تعالى
? "Kisah Kemuliaan Para Sahabat"


?  SAAD BIN ABI WAQQASH  -  MA'ROKAH AL QODISIYAH  ?

-  Chapter 4  -


Perang Al Qadisiyah yang di kenal dengan nama Ma'rokah Al Qadisiyah dalam rangka menjatuhkan negeri Persia yang terjadi selama 4 hari yaitu pada tanggal 13-14-15-16 Syaban tahun 15 Hijriah (hari Kamis, Jumat, Sabtu dan Ahad) di masa pemerintahan Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu.
Dimana peperangan tersebut dipimpin oleh sahabat yang mulia Saad bin Abi Waqqash radhiallahu 'anhu.
Dan perang tersebut bertepatan sekitar bulan September tahun 636 Masehi, dan ini menunjukan ketika itu musim panas.


♦️ Gambaran Lokasi Perang.

▪️ Sungai al Ateeq.
Sungai yang memisahkan antara pasukan kaum Muslimin disebelah selatannya (al Qadisiyah) dan pasukan Persia disebelah Utaranya.

▪️ Diatas Sungai al Ateeq ada jembatan yang sudah dikuasai oleh pasukan kaum Muslimin.
Tadinya Rustum dengan pasukannya ingin menyebrang ke al Qadisiyah melalui jembatan tersebut, tapi Saad bin Abi Waqqash tidak setuju.
Kata Saad kepada pasukan Persia,
"Kami sudah menguasai jembatan, kalian tidak boleh lewat jembatan itu, silahkan cari jalan lain."

▪️ Akhirnya pasukan Persia membuat jalan kecil dengan tanah yang ditumpuk di Sungai Al Ateeq agar mereka bisa lewat.
Akhirnya pada malam hari mereka menyebrangi Sungai al Ateeq melalui jalan yang mereka buat. Dan mereka berkumpul di daerah peperangan yaitu di Al Qadisiyah dengan jumlah 240.000 pasukan Persia dan ada 33 Gajah yang siap masuk dalam medan pertempuran.

▪️ Saad bin Abi Waqqash membagi pasukannya.
Jumlah pasukan kaum muslimin total kurang lebih 33.000 pasukan dan di bagi berdasarkan suku dan kabilah-kabilah.

?️  Pasukan dibagian kiri dipimpin oleh Syurahbil bin ash-Simth.
Pasukan sebelah kiri kebanyakan dari Kabilah Bajilah dan Kabilah Azad.

?️  Pasukan dibagian depan dipimpin oleh Zuhra bin Al-Hawiyyah.
Pasukan dari Bani Tamimi adalah kabilah yang terkenal hebat dalam pertempuran.

?️  Pasukan dibagian kanan dipimpin oleh Abdullah bin Al-Mu'tim.

?️  Pasukan dibagian belakang dipimpin oleh Ashim bin Amr at-Tamimi saudaranya Al-Qa'qa bin Amr at-Tamimi.

▪️ Kabilah-Kabilah dibagi oleh Saad bin Abi Waqqash berdasarkan urutan.
Kabilah yang paling besar adalah Kabilah Bajilah, Kabilah Azad dan Kabilah Tamimi.
Ada juga kabilah kecil-kecil seperti kabilah Thayyi, kabilah Hawazin.
Semua kaum Muslimin dikumpulkan berdasarkan kabilah, sehingga Saad bin Abi Waqqash bisa mengawasi dan memberi perintah kepada mereka.
Dan masing-masing kabilah punya sifat-sifat tersendiri, punya jagoan-jagoannya siapa, sehingga Saad bin Abi Waqqash tahu tentang kondisi pasukan mereka.


♦️ Peperangan Terjadi Selama Empat Hari.

Terjadi pada Bulan September 636 Masehi pada musim panas.

1️⃣  Hari Pertama Peperangan.
Pada hari Kamis 13 Syaban 15 Hijriah.
- Hari tersebut dinamakan, "Yaumul Armaatsh."
- Malamnya disebut, "Lailatul al Had ah."

2️⃣  Hari Kedua Peperangan.
Pada hari Jumat 14 Syaban 15 Hijriah.
- Hari tersebut dinamakan, "Yaumul Aghwaatsh."
- Malamnya disebut, "Lailatul Assawaad."

3️⃣  Hari Ketiga Peperangan.
Pada hari Sabtu 15 Syaban 15 Hijriah.
- Hari tersebut dinamakan, "Yaumul 'Amaatsh." 
- Malamnya disebut, "Lailatul Hariyr."

4️⃣  Hari Keempat Peperangan.
Pada hari Ahad 16 Syaban 15 Hijriah.
- Hari tersebut dinamakan, "Yaumul Al-Qadisiyah." (Hari Kemenangan)


♦️ Bagaimana Terjadinya Peperangan.

1️⃣  Hari Pertama Peperangan Kamis 13 Syaban 15 Hijriah.

Disebut "Yaumul Armaatsh."
Yaitu Hari bercampurnya antara pasukan kaum Muslimin dan pasukan Persia.

Saad bin Abi Waqqash sudah banyak mengikuti peperangan bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Dan dia adalah orang pilihan Umar bin Khattab dan merupakan ide dari Abdurahman bin Auf, dan disetujui oleh para sahabat. Jadi tidak diragukan keahliannya dalam berperang.

Tetapi baru kali ini ketika dia mau berperang dia terkena penyakit "Saraf Kejepit bagian tulang belakangnya" sehingga dia tidak bisa bergerak, kemudian lebih dari pada itu tubuhnya penuh dengan bentol-bentol (bisul-bisul) dan rasa sakit yang luar biasa yang dia rasakan. Sehingga dia tidak bisa bergerak padahal dia adalah Panglima Perang.
Sehingga Saad memilih wakilnya yaitu Khalid bin Urfuthah untuk mewakili dalam peperangan.

Tetapi Saad bin Abi Waqqash meskipun dalam kondisi sakit, dan dia tidak mungkin naik kudanya. Akhirnya Saad hanya berada diatas semacam Pos, dan dia harus berada di tempat yang tinggi dalam kondisi telungkup (perut dibawah) tidak bisa bergerak sambil melihat kondisi peperangan. Dan dia mulai memberikan perintah-perintah dari atas.

Para Ulama mengatakan ini menunjukkan keberanian Saad bin Abi Waqqash.
Dia minta udzur kepada pasukannya tidak bisa berperang karena kondisinya, dan pasukannya memberikan udzur. 
Seandainya dia mundur tidak usah untuk memberi perintah-perintah maka dia berudzur karena merasakan sakit yang teramat sangat.

Namun Saad bin Abi Waqqash tidak mundur, dia tetap memberi perintah dan dia tidak dalam pos tapi diatas pos, dan ini sangat berbahaya (ini kehebatan Saad bin Abi Waqqash). Karena kalau seandainya barisan terbuka dia mudah terbunuh, karena posisi dia diatas pos untuk melihat jalannya peperangan sambil memberikan perintah-perintah.

Saad bin Waqqash menyuruh kaum Muslimin untuk sholat Dzuhur terlebih dahulu. Dia ingin perang di saat panas-panasnya, karena kaum Muslimin terbiasa dengan cuaca yang panas apalagi di Madinah yang biasa panas, biasa dengan pertempuran di padang pasir.
Dan Rustum juga sudah menyiapkan pasukannya.

Setelah sholat Dzuhur maka mulailah pertempuran.
Kemudian Saad bin Abi Waqqash menyuruh seseorang untuk membacakan Surat Al Anfal, dibacakan dihadapan pasukan dengan suara-suara yang keras untuk memotivasi mereka berperang melawan kaum Majusi.

Setelah itu Saad bin Abi Waqqash mengatakan,
"Perang dimulai bada sholat Dhuzur dan setelah dibacakan Surat Al-Anfal, dan saya akan bertakbir 4 kali."
- Jika saya takbir pertama maka kalian ikuti takbirku dan siapkan diri kalian dan kokohkan kaki kalian.
- Kemudian takbir kedua, maka kencangkan senjata kalian.
- Sampai takbir ke empat majulah dalam peperangan.

Mulailah Saad bertakbir "Allahu Akbar", maka 33.000 pasukan bertakbir "Allahu Akbar."

=》Kembali ke awal.
Kenapa Saad bin Abi Waqqash tidak mau membuka Jembatan di sungai Ateeq yang sudah dikuasai kaum Muslimin.!
Saad sudah membuat perhitungan kalau pasukan Persia kalah maka mereka tidak bisa kabur, karena kalau kabur harus lewat sungai dan itu berat, sehingga mereka bisa dihantam oleh kaum Muslimin.
Beda dengan kaun Muslimin, kalau mereka kalah mereka bisa kabur ke arah padang pasir dan pasukan Persia tidak akan bisa mengejar kaum Muslimin, karena mereka tidak tahu medan Padang Pasir medannya orang Arab.

Sementra Al-Qadisiyah sebagaimana wasiat dari Al-Mutsannah al Haritsah mengatakan bahwanya perang harus berada diperbatasan.

Mulailah takbir ke 4 siap-siap berperang, maka munculah 3 orang dari pasukan Persia menantang duel pasukan Kaum Muslimin.
Terjadilah duel satu lawan satu, setelah ke 3 orang dari pasukan Persia kalah maka terjadilah Peperangan.

▪️ Ketika mulai terjadi pertempuran.

Rustum membagi 33 ekor Gajah, ada sekitar 13 ekor Gajah ditempatkan di sisi kiri pasukan kaum muslimin untuk menyerang Kabilah Bajilah dan Kabilah Azad dan Kabilah Tamim. Karena Rustum tahu pasukan kaum Muslimin yang paling kuat adalah yang sebelah kiri.
Kemudian diporak porandakan sampai akhirnya ada sekitar 500 orang yang wafat dari Bani Azad dihari tersebut.

Pasukan terus berperang dan rupanya kaum Muslimin kesulitan melawan pasukan Persia karena di ganggu oleh 33 ekor Gajah. Ini membuat mereka sulit untuk berperang dan banyak pasukan kaum Muslimin yang berguguran.

Saad bin Abi Waqqash melihat dari kejauhan, dia berkata;
"Tidak ada solusi kecuali Gajah-gajah ini dihentikan."
Maka Saad pun menyeruh Bani Tamim untuk mencari solusi bagaimana bisa mengatasi gajah-gajah tersebut. 

Maka pasukan kaum Muslimin menuju kepada gajah, ternyata diatas gajah tersebut dipasang semacam pelana untuk pasukan-pasukannya dan pawang gajahnya. Maka dirusaklah tali-tali yang mengikat pelana diatas gajah tersebut, sehingga orang-orangnya terjungkal dan gajah tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya kaum Muslimin mudah untuk menyerang mereka.

Kemudian terjadi pertempuran-pertempuran dan hari pertama ini disebut dengan "Yaumul Armaatsh" artinya bercampur antara kaum Muslimin dan Persia.
Dimulai dari Dzuhur dan berakhir ketika Matahari terbenam, tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah.
Sehingga malam tersebut disebut "Lailatul Al Hadd ah" artinya malam tenang.


2️⃣  Hari Kedua Pertempuran Jumat 14 Syaban 15 Hijriah.

Disebut "Yaumul Aghwaatsh."
Yang artinya hari pertolongan-pertolongan / bantuan pasukan-pasukan.

Mulailah hari kedua dan mereka mulai persiapan lagi untuk bertempur dan pertempuran juga dimulai pada Bada Dzuhur.
Ketika selesai sholat Dzuhur maka Saad bin Abi Waqqash bertakbir sampai 4 kali kemudian baru terjadi peperangan.

Disebut hari tersebut dengan "Yamul Aghwaatsh" artinya pertolongan-pertolongan / bantuan-bantuan pasukan.
Karena pada hari tersebut datanglah seorang yang bernama Al-Qa'qa' bin Amr At-Tamimi, sebelumnya dia ikut serta dalam Perang Yarmuk di negeri Syam (1000 kilo lebih dari Persia).
Dan kaum Muslimin menang dalam Perang Yarmuk tersebut sekitar 40 hari sebelum terjadi Perang Al-Qodisiyah.

Akhirnya Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu memerintahkan sebagian pasukan untuk menuju ke Persia yang di pimpin oleh seorang yang bernama Hasyim bin Utbah bin Abi Waqqash dengan membawa 5000 pasukan untuk membantu Saad bin Abi Waqqash.

Maka berangkatlah Hasyim bin Utbah bin Abi Waqqash membawa 5000 pasukannya menuju ke Al-Qodisiyah. Dan dia menyuruh Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi membawa 1000 orang terlebih dahulu.
Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi adalah seorang yang cerdas, ketika dia datang dalam medan pertempuran pas awal mau pertempuran.

Dia datang tidak dengan langsung membawa 1000 tapi dengan membaginya menjadi 100 kelompok, masing-masing kelompok jumlahnya 10 orang. Sehingga 10 orang datang, kemudian datang lagi 10 orang kedua dan seterusnya.
Dan ini memberi semangat terus kepada pasukan kaum Muslimin yang berjumlah hanya 33.000 pasukan.

Begitu datang pasukan bantuan 10 orang pertama yang dipimpin langsung oleh Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi, mereka bertakbir, kemudian datang terus sampai mereka berjumlah 1000 pasukan. Sementara yang 4000 pasukan masih dibelakang dan tiba pada hari ke 3 peperangan.

Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi adalah seorang yang hebat yang kata Abu Bakar radhiallahu 'anhu;
"Suaranya Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi kalau dia sudah berteriak untuk memotivasi perang itu lebih kencang dan lebih hebat dari pada 1000 pasukan." 
Dia adalah tokoh yang sangat berpengaruh dalam peperangan.

Begitu Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi tiba dari perjalanan jauh dari Syam Romawi ke Persia, sampailah di medan pertempuran.
Pasukan 10 pertama yang dipimpin Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi langsung menuju medan pertempuran, dia langsung tantang dari Persia dan mengatakan,
"Siapa yang mau lawan saya.?"
Dan ini duel yang di tonton oleh dua pasukan dan ini sangat berpengaruh.

Maka muncullah dari pasukan Rustum yang bernama Bahman dan dia adalah pemimpin dari jantung pasukan Persia.
Maka dia pun maju dan Al-Qa'qa' bertanya,
"Siapa engkau.?"
Bahman menjawab,
"Saya adalah Bahman."

Maka Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi semangat karena dia tahu musuh yang dihadapannya ternyata adalah pemimpin dari pasukan Perang Al-Jisr (kaum Muslimin kalah).
Jadi dendam kaum Muslimin dan kejengkelan kaum Muslimin kepada Bahman ini sangat luar biasa.
Maka begitu Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi tahu itu adalah Bahman dia semangat, karena ini adalah kesempatan bagi dia untuk membalas kematian kaum Muslimin di Perang Al-Jisr.
Dan terjadilah duel dan begitu Bahman maju maka dibunuhlah oleh Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi. Ini menjatuhkan mental pasukan Persia.

Lalu Al-Qa'qa' berteriak lagi,
"Siapa lagi yang mau melawan saya.?"
Maka datanglah tokoh ke dua pimpinan pasukan Persia dan di bunuh juga oleh Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi.

Yang menakjubkan dari Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi, dia baru datang dari Yarmuk ke Al-Qodisiyah dengan jarak 1000 kilo lebih, dan tidak capek langsung masuk ke medan pertempuran dan langsung tantang berduel, tidak istirahat terlebih dahulu.
Maka sungguh benar perkataan Abu Bakar ash-Shiddik,
"Suara Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi dalam pertempuran lebih hebat dari pada 1000 pasukan."

Dalam pertempuran hari ke dua ini tidak ada Gajah karena rupanya pelananya pada rusak semua, sehingga pasukan Persia sibuk perbaiki dan buat pelana lagi untuk gajah-gajah tersebut untuk disiapkan pada hari ketiga pertempuran.
Sehingga ketika tidak ada gajah, pertempuran hebat maka kaum Muslimin lebih unggul pada hari kedua pertempuran.
Kalau hari pertama biasa dikatakan seimbang, namun pada hari kedua kaum Muslimin menang. Banyak dari pasukan Persia yang terbunuh ketika itu.

Dan perang ternyata berlanjut sampai maghrib dan sampai lewat tengah malam.
Maka malam tersebut di sebut dengan "Lailatul Assawaad" yang artinya mayoritas malam.
Jadi mereka berperang sampai lewat tengah malam baru mereka berhenti.


▪️ Penting diceritakan tentang Salma At-Tamimi istri Saad bin Abi Waqqash.

Dalam peperangan ini, Istri Saad bin Abi Waqqash yang bernama Salma at-Tamimi ikut dalam peperangan.
Ketika dalam pertempuran, Salma melihat Saad bin Waqqash suaminya tidak maju dalam medan pertempuran naik kuda sebagaimana suaminya dulu Al-Mutsannah bin Haritsah.
Karena saat itu Saad bin Abi Waqqash sedang sakit kena penyakit Saraf kejepit ditulang belakangnya dan badannya penuh dengan bentol-bentol (bisul-bisul), sehingga dia harus tengkurep karena tidak bisa bergerak, hanya kepalanya saja yang memandang ke medan pertempuran dan memberi perintah-perintah.
Salma tidak biasa melihat suami tidak turun dalam medan pertempuran, dia terbiasa melihat Al-Mutsannah mantan suaminya yang meninggal terjun ke medan pertempuran, maka ketika itu Salma berteriak,
"Wahai Mutsannah suamiku, tidak ada yang seperti seperti engkau Al-Mutsannah di atas kuda."

Saad ketika mendengar itu dalam medan pertempuran, dia melihat istrinya seakan-akan merendahkan dia, seakan-akan mengatakan,
"Wahai Saad suamiku sekarang kau pengecut tidak seperti suamiku yang pertama."

Dan ini problem besar bagi seorang, kalau ada masalah lagi genting begini punya masalah sama istri. Lagi semangat perang harusnya bisa istirahat karena berudzur, kemudian dia diatas pos semangat memberi perintah dan konsentrasi melihat jalannya pertempuran, istrinya berkata seperti itu. Maka Saad tidak sadar dia turun dan dia tampar istrinya.
Salma marah dan berkata,
"Kau cemburu dan pengecut.?"
Kemudian Saad bin Abi Waqqash menjelaskan kepada istrinya sampai kemudian tenang dan dia lanjut lagi memimpin pertempuran.

Di malam Lailatul Assawaad perang berlanjut sampai tengah malam.
Ada seorang bernama Abu Mihjan yang dibelenggu oleh Saad bin Abi Waqqash.
Kenapa dibelenggu.?
Karena ketika Saad bin Abi Waqqash menetapkan Khalid bin Urfuthah sebagai wakilnya, Abu Mihjan tidak setuju sehingga bikin gaduh. Dan Saad bin Abi Waqqash dengan bijaknya, dari pada bikin gaduh dan sangat berbahaya dalam medan pertempuran, maka Abu Mihjan ini dipenjara.

Ketika malam hari dan perang masih berkobar, Abu Mihjan kebetulan melihat Salma at-Tamimi istri Saad bin Abi Waqqash dan dia berkata,
"Tolong lepaa belenggu saya dan saya bersumpah saya akan berperang, kalau saya masih hidup saya akan balik dan saya akan membelenggu diri saya kembali."
Abu Mihjan sangat berharap ingin berperang dengan mengucapkan puisi-puisi.

Akhirnya Salma melepaskan belenggunya dan dia kasih kudanya Saad bin Abi Waqqash yang bernama Al-Baqa'.
Kuda tersebut terkenal gerakannya dan Saad bin Abi Waqqash mengenali kudanya, maka kemudian Abu Mihjan sang Jagoan naik kudanya Saad bin Abi Waqqash dan maju ke medan pertempuran.
Dia hantam sana hantam sini dan orang-orang bingung siapa orang ini.
Tapi Saad melihat model pertempurannya Abu Mihjan, tapi kudanya kuda Saad. Dan Saad bingung karena dalam kegelapan.
Kemudian banyak yang meninggal dan kemudian dia balik lagi membelenggu dirinya lagi.

Setelah itu baru kemudian Salma mengabarkan kepada Saad bin Abi Waqqash bahwasanya itu Abu Mihjan, dan akhirnya Saad bin Abi Waqqash melepaskan Abu Mihjan untuk terus berjihad bersama kaum Muslimin.

Dimalam kedua pertempuran secara perhitungan kaum Muslimin menang.
Maka Saad bin Abi Waqqash ketika melihat kondisi dan bertanya, dan mereka mengatakan bahwasanya kami menang, maka Saad bin Abi Waqqash baru bisa tidur dengan nyenyak pada malam tersebut.


3️⃣  Hari Ketiga Pertempuran Sabtu 15 Syaban 15 Hijriah.

Disebut "Yaumul 'Amaatsh."
Yang artinya Hari yang sangat berat (Syiddah).

Di pagi hari Rustum sudah menyiapkan pasukan dan gajah-gajah sudah kembali lagi untuk siap menyerang kaum Muslimin
Maka kemudian peperangan terjadi mulai pagi hari, begitu Matahari bersinar mereka langsung bertempur.

Tetapi kondisi berbeda.
Dihari kedua disebutkan yang wafat dari kaum muslimin sekitar 2500 orang, sementara Persia yang wafat sekitar 10.000 orang.
Bedanya kaum Muslimin, para syuhada dipindahkan dari medan pertempuran ke Al 'Udzaib, disana banyak wanita-wanita yang menggali lobang kuburan, kemudian mayat-mayat dikubur dilokasi tersebut.
Adapun kaum musyrikin Persia mayat dibiarkan begitu saja bergelatakan dan berpengaruh kepada mereka di hari ketiga pertempuran. Mereka melihat kawan-kawan mereka yang berguguran dan tanah berlumuran darah.

Ketika itu gajah dilepaskan kembali, kemudian peperangan terjadi dan gajah kembali fokus kepada Bani Azad, Bani Bajilah dan Bani Tamim.
Gajah mereka membuat kuda-kuda kaum muslimin ketakutan dan pasukan tidak bisa mengontrol kuda mereka. Banyak yang berjatuhan dihantam dan diinjak oleh gajah.
Saad bin Abi Waqqash bingung bagaimana caranya menyelesaikan gajah-gajah tersebut.

Dan diantara gajah tersebut ada 2 gajah, yang satu gajah putih dan satunya gajah kudisan. Dua gajah ini pimpinan dari 30 gajah yang lain, yang difokuskan untuk menghabisi Bani Azad dan Bani Tamim.
Maka Saad bin Abi waqqash berkata kepada Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi dan Ashim bin Amr at-Tamimi,
"Saya serahkan kepada kalian bagaimana mengurusi gajah-gajah tersebut."

Akhirnya ditanya kepada sebagian orang Persia yang sudah masuk Islam dan ikut dalam pertempuran ini, bagaimana mengatasi gajah.
Kata mereka,
"Caranya gampang, tinggal potong hidungnya cungkil matanya."

Akhirnya dari Bani Tamim mereka mengutus sebagian jagoan-jagoan untuk fokus kepada dua gajah yang paling besar dan jago tersebut yang merupakan pimpinan dari gajah-gajah lain.
Maka mereka menuju kepada gajah yang putih, kemudian mereka ramai-ramai naik keatas gajah, kemudian mereka bunuh pawang gajahnya dan dijatuhkan orang-orang yang ada diatas gajah tersebut, kemudian mereka potong hidung gajah dan mencungkil kedua matanya sehingga gajah putih tersebut jatuh.
Kemudian mereka menuju kepada gajah satunya, mereka bunuh juga pawangnya dan orang-orang yang ada diatas gajah tersebut, lalu mereka potong hidungnya dan cungkil matanya.
Dan gajah yang satu ini berteriak dengan suara yang keras dan lari mundur kebelakang, maka gajah-gajah yang lain ketakutan dan akhirnya 30 gajah tersebut kabur ketakutan.
Dan peperangan terus berlangsung sampai malam.

Di hari ketiga pertempuran ini di sebut "Yaumul 'Amaatsh" yang berarti syiddah/berat.
Karena hari tersebut sangat berat, perang dimulai dari pagi hari sampai maghrib.
Begitu terbenam Matahari pasukan mundur dua-duanya, kemudian mereka pasang strategi.

Di sini Saad bin Abi Waqqash berkata;
"Saya akan bertakbir, dan kalau saya sudah takbir ketiga (biasanya takbir keempat), Maka maju perang."

Lalu mereka menunggu Saad bertakbir.
Takbir pertama mereka semua menjawab Allahu Akbar.
Kemudian takbir kedua mereka menjawab Allahu Akbar.
Menunggu takbir ketiga agak lama dan Saad belum takbir-takbir.
Ketika takbir ketiga belim terdengar tiba-tiba pasukan Rustum memanahi salah seorang pimpinan dari Bani Tamim kemudian jatuh mati syahid.
Ketika melihat pimpinan Bani Tamim mati syahid maka Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi tidak sabar,  maka dia takbir sendiri sebelum Saad bin Abi Waqqash takbir.
Maka dia takbir dan dia maju diikuti oleh Ashim bin Amr at-Tamimi kemudian Kabilah Bani Tamim semua membela Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi.
Maka Saad bin Waqqash hanya berkata,
"Allahummaghfir li Qa'qa' (ya Allah ampunilah Al-Qa'qa' dan tolonglah dia)"

Ini adalah kesalahan, harusnya tidak boleh menyelisihi perintah dari pemimpin, tapi kondisi membuat Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi tidak sabar dan dia maju, dan Saad bin Abi Waqqash tidak marah, maka diikutilah oleh Kabilah yang lain, 
Dan Saad berkata,
"Ya Allah mereka bersalah tapi ampunilah mereka dan tolonglah mereka."

Maka terjadilah peperangan di malam hari dengan peperangan yang dahsyat, sehingga malam tersebut di sebut dengan "Lailatul Hariyr" yang artinya terdengar suara yang tidak jelas.
Malam itu malam pertempuran yang sangat luar biasa hanya terdengar suara pedang, sampai menjelang pagi pertempuran tidak berhenti-berhenti.
Entah sudah berapa mayat yang bergelimpangan pada pertempuran malam tersebut.

Diakhir malam kemudian Saad bin Abi Waqqash mendengar Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi berpuisi bahwa dia telah membunuh sekian-sekain, maka Saad bin Abi Waqqash tenang.
Malam itu Saad bin Abi Waqqash berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan dia tahu bahwasanya kaum Muslimin memegang kemenangan.

Pada hari ketiga pertempuran ini Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi ini punya trik. 
Dia melihat kaum Muslimin pada hari kedua sudah letih dan lelah, maka dihari ketiga dia punya ide, dia mengatakan kepada pasukan yang 1000 orang,
"Besok pagi hari kalian juga seperti kemarin, seakan-akan ada pasukan tambahan, ini untuk menambah semangat kaum Muslimin."

Jadi 1000 pasukan yang di bawa Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi pergi lagi menjauh dari arah Syam. Besoknya mereka datang lagi dan Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi berdiri dihadapan pasukan dia melihat kearah Negeri Syam menunggu seakan-akan datang bantuan. Maka datanglah bantuan dari arah Negeri Syam yaitu yang 1000 orang tadi.
Ini adalah strategi agar kaum Muslimin semangat.

Sampai ketika datang pasukan yang terakhir tibalah Hasyim bin Utbah bin Abi Waqqash dengan 4000 pasukannya. Dia bagi setiap pasukan 70 orang.
Maka jumlah pasukan kaum Muslimin dikurangi yang wafat sekitar 35.000 orang.


4️⃣ Hari Keempat Pertempuran Ahad 16 Syaban 15 Hijriah.

Disebut "Yaumul Al-Qadisiyah."
Yaitu Hari kemenangan.

Tibalah hari yang dinanti-nanti yaitu hari keempat, dan perang juga dimulai dari pagi hari.

Rustum dia tahu tidak perlu berduel-duel lagi, percuma karena Persia kalau berduel lawan Muslim pasti Muslim yang menang. Dan Rustum tidak mau perang dari jauh-jauh, karena jumlahnya mereka banyak sekitar 200 ribuan.
Sementara kaum Muslimin hanya sekitar 30.000 dan datang tambahan dari Hasyim bin Utbah bin Abi Waqqash 4000 pasukan, jumlah kaum Muslimin sekitar 35.000.

Dan sudah tidak ada gajah-gajah lagi karena sudah pada kabur, sehingga tidak ada cara yang paling terbaik bagi Rustum adalah kecuali dengan maju seluruh pasukannya yang berjumlah sekitar 200 ribuan, dan langsung menyerang pasukan kaum Muslimin yang berjumlah sekitar 35.000 an, dan bisa menang karena bedanya jumlah pasukan 7 kali lipat. Maka mereka langsung menyerang semuanya.

Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi dengan saudaranya Ashim bin Amr at'Tamimi melihat gak mungkin ikut menyerang semuanya, karena kalau kita pergi semua maka akan repot.
Maka dia punya ide untuk menembus pasukan dan membunuh Rustum, dipagi hari ditengah pertempuran dan akhirnya mereka berdua maju ke arah Rustum.
Begitu maju ke arah Rustum maka sebagian mulai terbuka, pasukan Persia mulai maju ke arah Bani Tamim, tapi kabilah-kabilah lain menutup celah-celah agar memberi kesempatan Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi dengan saudaranya Ashim bin Amr at'Tamimi maju kedepan, tujuan mereka ke Rustum dan akhirnya berhasil.

Ketika mereka sampai ke Rustum, maka Rustum bersembunyi dibelakang begol.
Kaum Muslimin mencari Rustum tidak ada, dan dicari-cari akhirnya ada begol disana kemudian ada barang diatas begol tersebut, dan dipotonglah tali barang-barang tersebut sehingga barang-barang tersebut jatuh dan menimpa Rustum, ternyata ada Rustum bersembunyi disana.
Akhirnya Rustum kabur menuju ke sungai, ketika Rustum lari menuju ke sungai dikejar oleh Hilal bin Ullafah at-Taimi dan akhirnya ditangkap, kemudian dibunuh oleh Hilal bin Ullafah at-Taimi di medan pertempuran.
Dan Hilal bin Ullafah at-Taimi berteriak,
"Demi Allah saya telah membunuh Rustum."

Maka hebohlah karena pimpinan Persia telah mati, dan akhirnya mental pasukan kaum Persia jatuh dan mulailah mereka kabur ke belakang.
Dan banyak dari mereka saling mengikat dengan rantai karena mereka penakut agar tidak pada kabur, sehingga sulit bagi mereka untuk bergerak lari untuk kabur.
Maka akhirnya dibunuhlah mereka semua oleh pasukan kaum Muslimin, sampai puluhan ribu meninggal, disebutkan ada sekitar 50.000 dari prajurit mereka meninggal pada hari tersebut.
Maka menanglah kaum Muslimin dalam Perang Al-Qadisiyah yang dipimpin oleh Saad bin Abi Waqqash radhiallahu 'anhu.

Itu saja yang bisa disampaikan, semoga ada faedah yang bisa didapatkan.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.

✍️ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA