??  NGAJI DARI RUMAH - MASJID ASTRA  ??


? Kajian Online Interaktif Untuk Ikhwan & Akhwat
?️ SENIN, 31 Mei 2021 / 19 Syawal 1442
? 19.30 WIB - Selesai

? Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainudin Al Banjary حفظه لله تعالى
? "Bedah Kitab Kaifa Amalahum (Seni Interaksi Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam), karya Syekh Shalih Al-Munajjid."


?  MENJADIKAN NABI SEBAGAI SURI TAULADAN - Chapter 1  ?


Dengan nama-nama Allah yang Husna, kita berdoa;

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

(Allahumma inni/a as-aluka ‘ilman naafi’a wa rizqon thoyyibaa wa ‘amalan mutaqobbalaa)

“Ya Allah, aku/kami memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyyib/baik dan amalan yang diterima.”
[HR. Ibnu Majah no. 925, shahih]

Semoga kajian kita ini dimudahkan dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Kita sebagai seorang yang dituntut untuk beradab kepada setiap manusia, maka "Kitab Kaifa Amalahum (Seni Interaksi Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam), karya Syekh Shalih Al-Munajjid."
Bagaimana Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam berinteraksi dengan mereka, menjadi materi dan bahasan yang penting untuk kita pelajari.


BAB 1️⃣ 
--------

"RASULULLAH SHALALLAHU 'ALAIHI WASALLAM SURI TELADAN UNTUK ALAM SEMESTA" 

Ada dua pasal :
1. Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam beliaulah suri teladan yang terbaik.
2. Kewajiban menjadikan Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam sebagai suri teladan.


▶️  PASAL 1
"Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam beliaulah suri teladan yang terbaik"


Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam sebagai suri teladan untuk alam semesta bukan hanya untuk orang Islam atau orang Arab.

? Dalil Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam sebagai suri teladan.

? Allah Ta'ala berfirman dalam Quran Surat Al-Ahzab ayat 21;

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."
{QS. Al-Ahzab/33 : 21}

? Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini adalah;
▪️Pokok dasar yang sangat agung untuk bersuri teladan dengan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, baik dalam ucapan, perbuatan ataupun keadaan.

Maka kita sebagai seorang Muslim apalagi mengaku sebagai umat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, kita disyariatkan untuk menjadikan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam satu-satunya manusia yang paling patut untuk dijadikan sebagai contoh teladan.

Yang dimaksud dengan Qudwah atau suri teladan adalah;
"Yaitu orang yang paling pantas untuk di contoh."

Harus selalu dalam benak kita sebagai seorang muslim dalam kegiatan apapun, baik itu ucapan, perbuatan, keadaan senantiasa yang ada dalam benak kita, bagaimana bisa mencontoh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

▪️Syekh juga menyebutkan;
"Alangkah sangat berhajatnya seorang muslim pada saat ini untuk mencontoh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam."

Terutama banyaknya ajakan-ajakan yang bathil pada masa ini, yang mana dikumpulkan oleh musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta'ala, yaitu dengan memberikan godaan-godaan berupa syahwat ataupun syubhat.

▪️Syekh ingin menyampaikan kepada kita;
"Bahwasanya mempelajari buku untuk mencontoh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam itu sangat penting di zaman sekarang ini."

Terutama di zaman medsos, semua orang bisa memberikan informasi dan mengakses informasi tersebut.
Ini sangat berbahaya, terkadang hal-hal yang tidak nampak kecuali didalam kamar antara suami istri, gara-gara media sosial maka bisa terlihat dengan jelas.
Keburukan-keburukan yang aturan dahulu sulit untuk tersebar, sekarang sangat mudah untuk menyebarkan dan mengaksesnya.

Caranya adalah kita mengkontrol itu semua dengan mencontoh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
Siapa yang mencontoh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam maka dia mendapatkan keutamaan.

? Allah Ta'ala berfirman dalam Quran Surat Al-An'am ayat 90;

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۖ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ ۗ قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا ۖ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْعَالَمِينَ

"Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat."
{QS. Al-An'am/6 : 90]

@ Maksudnya adalah;
Petunjuk para Nabi 'alaihiwasallam, dengan petunjuk para Nabi maka hendaklah kalian contoh.

▪️Imam Ibnu Katsir mengatakan ;
"Kalau seandainya ayat ini ditujukan kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam agar mencontoh para nabi sebagai suri teladan, maka umatnya mengikuti Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam di dalam apa yang di syariatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan apa yang diperintahkan untuk mereka."

Ini menunjukan bahwasanya mencontoh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam hukumnya wajib, karena Rasulullah diperintahkan untuk mencontoh para nabi dan orang-orang shaleh.
Dan apa yang diperintahkan untuk Rasulullah maka wajib juga untuk umat Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam.

=》Pelajaran yang bisa di ambil dalam QS. Al-An'am ayat 90.
1. Keutamaan orang yang mencontoh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam akan diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
2. Perintah untuk mencontoh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana Rasul diperintahkan oleh Allah untuk mencontoh para Nabi dan para Rasul 'alaihiwasallam. Maka umatnyapun diperintahkan untuk mencontoh Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam.


? Beberapa perkara yang kita diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mencontoh para Nabi dan para Rasul.

1️⃣  Harus kuat, kokoh, tegar saat mengerjakan ketaatan kepada Allah dan saat beribadah, tidak boleh lemah, loyo, malas-malasan.

@Faedah dari Surat Al-Asr.
Imam Syafi'i mengatakan Surat Al-Asr ini adalah,
"Apabila Allah tidak menurunkan Al-Quran kecuali Surat Al-Asr, maka itu sudah cukup bagi manusia."

? Allah Ta'ala berfirman dalam QS. Al-'Asr ayat 1-3;

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالۡعَصۡرِۙ

1. Demi masa,

اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍۙ

2. sungguh, manusia berada dalam kerugian,

اِلَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوۡا بِالصَّبۡرِ

3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
{QS. Al-Asr/103 : 1-3}

Kita sering mendengar bahwasanya yang di maksud dengan saling menasehati dengan kesabaran adalah;
- sabar dalam berdakwah dan mendakwahkan kepada orang lain,
- sabar dalam menuntut ilmu karena menuntut ilmu adalah ibadah,
- sabar dalam mengamalkan ilmu.

Salah satu perkara yang kita patut contoh dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam adalah;
- kekuatan dalam mengerjakan ketaatan,
- kekuatan salam mengerkajan ibadah.

Maka dari itu para Nabi 'alaihi wasallam mereka adalah orang-orang yang paling banyak ibadahnya, paling banyak sholatnya, dan paling banyak doanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

? Allah Ta'ala berfirman dalam Quran Surat Shad ayat 45;

وَاذۡكُرۡ عِبٰدَنَاۤ اِبۡرٰهِيۡمَ وَاِسۡحٰقَ وَيَعۡقُوۡبَ اُولِى الۡاَيۡدِىۡ وَالۡاَبۡصَارِ

"Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai kekuatan-kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu (yang tinggi)."
{QS. Sad/38 : 45}

@Apa maksud dari kalimat  اُولِى الۡاَيۡدِىۡ وَالۡاَبۡصَارِ (ulil-aydii walabsaar) pada ayat tersebut.?
Dikatakan oleh para Ulama Salafus Shalih yaitu;
"Orang-orang yang kokoh dan kuat beribadah."

Para Ulama membandingkan mana yang lebih utama antara;
- orang yang mengerjakan ketaatan,
- orang meninggalkan maksiat.

Sebagian Ulama berpendapat yang mengerjakan ketaatan lebih utama karena memerlukan kekuatan. Harus kuat menahan ngantuk ketika sholat tahajud, ketika baca Quran.

? Imam Qadata rahimahullah mengatakan tentang Ulil aydii walabsaar tadi;
"Mereka para Nabi dan para Rasul diberikan kekuatan untuk beribadah dan ilmu dalam agama."

Maka penting sekali doa-doa yang setiap pagi kita baca seperti yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

? Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

(Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat.) 

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).”
[HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706]


أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

(Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir. Robbi as-aluka khoiro maa fii hadzal yaum wa khoiro maa ba’dahu, wa a’udzu bika min syarri maa fii hadzal yaum wa syarri maa ba’dahu. Robbi a’udzu bika minal kasali wa su-il kibar. Robbi a’udzu bika min ‘adzabin fin naari wa ‘adzabin fil qobri.)

“Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di alam kubur.”
[HR. Muslim no. 2723. Lihat keterangan Syarh Hisnul Muslim, hal.161]


Doa yang dibaca oleh Nabi Ibrahim 'alaihisallam.
? Allah Ta'ala berfirman dalam Quran Surat Ibrahim ayat 40.

رَبِّ اجۡعَلۡنِىۡ مُقِيۡمَ الصَّلٰوةِ وَمِنۡ ذُرِّيَّتِىۡ‌‌ ۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ‏

(Rabbij 'alnii muqiimas Salaati wa min zurriyyatii Rabbanaa wa taqabbal du'aaa')

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku."
{QS. Ibrahim/14 : 40}

Mendirikan sholat bukan hanya sekedar mengerjakan sholat, akan tetapi mendirikannya pada tepat waktu, penuh dengan kekhusyukan, tata cara sholatnya sesuai dengan petunjuk Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
Maka harus kuat beribadahnya, jangan sampai lemah dan loyo.


? Allah Ta'ala berfirman dalam Quran Surat Al-Insan ayat 26;

وَمِنَ الَّيۡلِ فَاسۡجُدۡ لَهٗ وَسَبِّحۡهُ لَيۡلًا طَوِيۡلًا

"Dan pada sebagian dari malam, maka bersujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari."
{QS. Al-Insan/76 : 26}


2️⃣  Banyaknya dzikir mereka kepada Allah dan seringnya mereka berdoa kepada Allah, bermunajat, tunduk dan patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Nasehat untuk para ikwah yang sudah ngaji, kenal dakwah, kenal manhaj;
"Jangan sampai malas berdzikir, dzikir habis sholat fardhu, dzikir pagi dan petang, dzikir-dzikir kegiatan, jangan sampai malas berdzikir dan berdoa."

? Dari ‘Abdullah bin Busr radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;

لاَ يَزالُ لِسَانُكَ رَطْباً مِنْ ذِكْرِ اللهِ

“Hendaklah lisanmu selalu basah karena berdzikir kepada Allah.”
[HR. Tirmidzi, no. 3375. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan].


@ Contoh Kisah Para Nabi.

▪️Nabi Ayub 'alaihisallam berdoa ketika diberi ujian sakit.
? Allah Ta'ala berfirman dalam Quran Surat Al-Anbiya ayat 83-84;

وَاَيُّوۡبَ اِذۡ نَادٰى رَبَّهٗۤ اَنِّىۡ مَسَّنِىَ الضُّرُّ وَاَنۡتَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِيۡنَ‌

83. Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang."

فَاسۡتَجَبۡنَا لَهٗ فَكَشَفۡنَا مَا بِهٖ مِنۡ ضُرٍّ‌ وَّاٰتَيۡنٰهُ اَهۡلَهٗ و مِثۡلَهُمۡ مَّعَهُمۡ رَحۡمَةً مِّنۡ عِنۡدِنَا وَذِكۡرٰى لِلۡعٰبِدِيۡنَ

84. Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami."
{QS.Al-Anbiya/21 : 83-84}

▪️Nabi Yunus 'alaihisallam berdoa ketika beliau dalam keadaan didalam perut Ikan Paus yang sangat besar, dalam kegelapan lautan, kegelapan malam, kegelapan perut ikan.
? Allah Ta'ala berfirman dalam Quran Surat Al-Anbiya ayat 87;

وَ ذَا النُّوۡنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنۡ لَّنۡ نَّـقۡدِرَ عَلَيۡهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنۡ لَّاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنۡتَ سُبۡحٰنَكَ ‌ۖ اِنِّىۡ كُنۡتُ مِنَ الظّٰلِمِيۡنَ‌

"Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, "Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zhalim."
{QS. Al-Anbiya/21 : 87}

▪️Nabi Yunus 'alaihisallam ketika pergi dalam keadaan marah, beliau mengira bahwa kami tidak sanggup atasnya, lalu beliau berdoa didalam kegelapan-kegelapan;

 لَّاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنۡتَ سُبۡحٰنَكَ ‌ۖ اِنِّىۡ كُنۡتُ مِنَ الظّٰلِمِيۡنَ‌

(laaa ilaaha illaaa Anta Subhaanaka innii kuntu minaz zaalimiin.)

"Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zhalim."

▪️Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, beliau senantiasa dalam setiap keadaan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
? Allah Ta'ala berfirman dalam Quran Surat Al-Anbiya ayat 90;

كَانُوۡا يُسٰرِعُوۡنَ فِىۡ الۡخَيۡـرٰتِ وَ يَدۡعُوۡنَـنَا رَغَبًا وَّرَهَبًا ‌ؕ وَكَانُوۡا لَنَا خٰشِعِيۡنَ

"Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami."
{QS. Al-Anbiya/21 : 90}


@ Yang perlu diingatkan jangan mengkhususkan suatu ibadah yang tidak disyariatkan dalam Islam.
- Kita sering mengatakan bahwa menetapkan berdoa dan selalu meruntin berdoa setelah sholat fardhu atau setelah sholat sunnah, ini belum disyariatkan. Tetapi bukan berarti kita tidak berdoa, yang menjadi permasalahan adalah merutinkan setiap abis sholat berdoa, ini belum ada syariatnya dari Nabi shalallahu 'alaihi wasallam. Berdoa bisa dilakukan kapan saja.

- Sama seperti menghkhususkan berziarah kemakam saat Idul Fitri dan Idul Adha, maka ini tidak ada syariatnya dan petunjuk dalam Islam dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Maka kita tidak mengatakan bahwa itu sunnah.
Tetapi bukan berarti kita tidak berziarah kubur, kalau berziarah kubur karena mungkin saat itu bertepatan hari libur dan bisa berkumpul hanya pada saat hari itu, maka ini diperbolehkan.
Jangan mengkhususkan ibadah dikuburan, apalagi sampai meminta-minta kepada ahli kubur yang tidak bisa menyanggupi kecuali Allah. Ini tidak diperbolehkan dan termasuk kesyirikan kalau dilakukan.


3️⃣  Khusyuk mereka, tunduk dan patuh hati mereka, dan mereka menangis saat berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Amalan ini bisa kita amalkan di zaman-zaman sekarang, sempatkan waktu untuk menyendiri dan berkholwat bersama Allah untuk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Ini adalah amal ibadah yang disyariatkan dan salah satu amalan yang akan mendatangkan naungan nanyi dihari kiamat.

? Dalam hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam;

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ

"Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya."

وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

(7) seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”
[HR. Bukhari, no.1423 dan Muslim, no.1031]

@ Para Ulama mengatakan;
"Barangsiapa yang mengerjakannya, maka akan ketagihan."

Berkholwat bersama Allah dalam keadaan menangis adalah kebiasaan para Nabi dan para Rasul.
? Allah Ta'ala berfirman dalam Quran Surat Maryam ayat 58;

اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ اَنۡعَمَ اللّٰهُ عَلَيۡهِمۡ مِّنَ النَّبِيّٖنَ مِنۡ ذُرِّيَّةِ اٰدَمَ وَمِمَّنۡ حَمَلۡنَا مَعَ نُوۡحٍ وَّمِنۡ ذُرِّيَّةِ اِبۡرٰهِيۡمَ وَاِسۡرَآءِيۡلَ وَمِمَّنۡ هَدَيۡنَا وَاجۡتَبَيۡنَا‌ ؕ اِذَا تُتۡلٰى عَلَيۡهِمۡ اٰيٰتُ الرَّحۡمٰنِ خَرُّوۡا سُجَّدًا وَّبُكِيًّا ۩

"Mereka itulah orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu dari (golongan) para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang yang Kami bawa (dalam kapal) bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil (Yakub) dan dari orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pengasih kepada mereka, maka mereka tunduk sujud dan menangis." (Sujud Sahwi)
{QS. Maryam/19 : 58}


4️⃣  Dalamnya ilmu Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam tentang ilmu Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Mempelajari tentang Tauhid kita harus mencontoh beliau Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan kita harus berusaha mengenal Allah, karena;
"Seorang hamba kalau semakin kenal dengan Allah, maka semakin besar pengagungannya kepada Allah, semakin besar tunduk dan patuhnya, doanya, ibadahnya, rasa takutnya, rasa ikhlasnya, rasa cintanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala."


? Mengapa kita harus mencontoh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan ada apa dengan beliau.

Karena orang-orang yang lebih mendewakan akal dibandingkan dengan dalil dari Alquran dan hadits Nabi, mereka paling tidak suka kalau kita berbicara masalah ini dan mereka sangat membenci kita menjadikan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam adalah satu-satunya suri tauladan kita.

1️⃣  Karena kehidupan beliau adalah kehidupan yang paling sempurna dari manusia,
- sempurna dalam aqidahnya,
- sempurna dalam ibadahnya,
- sempurna dalam interaksi sosialnya,
- sempurna dalam adab dan akhlaqnya.
Maka pantas Nabi Muhammad shalallahu 'alahi wasallam kita jadikan contoh.

? Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda;

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي 

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku”
[HR. At Tirmidzi no:3895 dan Ibnu Majah no:1977 dari sahabat Ibnu ‘Abbas. Dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah no:285]


2️⃣  Karena menjadikan Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam sebagai contoh adalah ketaatan terhadap perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala.

? Allah Ta'ala berfirman dalam Quran Surat An-Nur ayat 63;

فَلۡيَحۡذَرِ الَّذِيۡنَ يُخَالِفُوۡنَ عَنۡ اَمۡرِهٖۤ اَنۡ تُصِيۡبَهُمۡ فِتۡنَةٌ اَوۡ يُصِيۡبَهُمۡ عَذَابٌ اَ لِيۡمٌ

"maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih."
{QS. An-Nur/24 : 63}

Kalau mereka menyelisihi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mereka akan tertimpa fitnah yaitu musibah didunia atau siksa diakhirat.
Ini menunjukkan wajibnya kita mencontoh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan menjadikan beliau sebagai suri tauladan.


3️⃣  Karena penjagaan Allah terhadap Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam.
Beliau maksum, tidak ada yang maksum kecuali Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.


4️⃣  Karena didalam kehidupan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam terdapat banyak sekali pelajaran.
Baik itu yang berkaitan dengan Iman, Tauhid atau yang berkaitan dengan Akhlaq, kemudian tingkah laku, atau yang berkaitan dengan Manhaj (metodelogi dalam beragama).


5️⃣  Karena dengan mencontoh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, maka kita mendapatkan syarat untuk bisa mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan. 
Tidak akan pernah seseorang bisa bahagia kecuali dengan mencontoh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

? dari ’Abdullah bin ’Amr bin Al ’Ash, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ هُدِىَ إِلَى الإِسْلاَمِ وَرُزِقَ الْكَفَافَ وَقَنِعَ بِهِ

”Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang cukup, dan qana’ah (merasa cukup) dengan rizki tersebut.”
[HR. Ibnu Majah no. 4138, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih]

Dan salah satu tanda orang yang masuk agama Islam adalah menjadikan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam sebagai satu-satunya manusia yang paling berhak untuk dicontoh. Dan ini konsekwensi dari dua kalimat syahadat terutama syahadat Rasul.

? Dengan ini Syekh mengatakan bahwa,
"Semestinya yang paling utama adalah kita mempelajari sejarah dari kehidupan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam agar kita bisa mencontoh beliau."


? Apa saja yang kita Contoh dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

Karena pembahasannya masih panjang maka kita lanjutkan pada pertemuan berikutnya, Insyaa Allah.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.


?  SOAL - JAWAB  ?


➡️  PERTANYAAN :
Jika kita punya salah karena sikap kita yang kurang baik, apa sebaiknya yang harus kita lakukan, terutama agar bisa memperbaiki sikap tersebut ustadz.?

➡️  JAWAB :
Ustadz beri contoh agar lebih mudah;
Orang suka berhutang, karena sebagian orang kalau berhutang maka ketika ditagih selalu berkata afwan. 
Akhirnya dia kehilangan kepercayaan dari kawan-kawannya, karena susah bayar hutangnya.

Maka dia perlu untuk mengambil kepercayaan lagi dari orang lain.
Caranya bagaimana agar orang tersebut bisa melepaskan image buruk dari dirinya.

▪️Caranya yaitu :
1)  Dia harus berubah dan berusaha kepada yang lebih baik, dan berubahnya karena Allah bukan karena ingin dilihat oleh manusia.
Maka dia akan kembali mendapatkan kepercayaan.
? Allah berfirman dalam Surat At-Tahrim Ayat 8 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا 

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya)."
{QS. At-Tahrim/66 : 8}

2)  Tidak boleh putus asa untuk memperbaiki diri, sehingga bisa mengambil kepercayaan orang lagi dari diri kita, atau image buruk orang lain terhadap kita hilang karena kita benar-benar bertobat kepada Allah Subahanahu wa Ta'ala.
Wallahu'alam bishowab.


➡️  PERTANYAAN :
Bagaimana jika seorang istri telat bangun, dzikir paginya jadi tertunda sampai jam 7.30 karena mendahulukan keperluan suami terlebih dahulu sebelum suami berangkat kerja.!

➡️  JAWAB :
Jangan telat bangun dijadikan sebagai alasan, karena telat bangun berarti sholat subuhnya terlambat.
Maka pada saat itu kalau kejadiannya dia sholat subuhnya terlambat, maka wajib merubah kebiasaannya.
Kalau dia bangun terlambat setelah selesai sholat subuh otomatis dia akan langsung menyiapkan keperluan suaminya.
Maka nasehatnya jangan dia lakukan keterlambatan itu kembali.

? Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda, dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu;

« لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ »

“Seorang mukmin itu tidak akan terperosok ke dalam lubang yang sama dua kali.”
[HR. Al-Bukhari]

Orang-orang yang membaca dzikir sholat dan dzikir pagi itu tidak lebih dari 15 menit, maka dia harus berusaha untuk merubah jangan sampai dia terlambat bangun subuh.

Kalau kejadian juga terlambat bangun subuh kemudian sholat subuh lalu mau berdzikir pagi, maka saat itu tidak mengapa jika karena tertidur dan telah datang waktu pagi, terbit matahari dan belum sempat berdzikir maka berdzikirlah kepada Allah.
Ini tidak terlarang kalau keadaannya benar-benar terpaksa atau ketiduran.
Wallahu'alam bishowab.


➡️  PERTANYAAN :
Dikatakan bahwa salah satu waktu mustajab berdoa adalah disetiap sujud, kemudian jika kita masih ingin menambahkan doa yang belum dibaca saat sujud, maka apakah dibolehkan juga berdoa setelah selesai dzikir sholat wajib, lalu apa yang dibaca sebelum kita masuk ke bacaan doa-doanya ustadz.?

➡️  JAWAB :
Benar bahwa sujud adalah keadaan yang paling istimewa untuk berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

? Dari Abu Hurairah radhiallahu‘anhu, Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda;

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ العَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

“Keadaan seorang hamba paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah berdoa saat itu.”
[HR. Muslim, no. 482]

Kalau berdoa dalam sujud maka langsung saja baca doanya, tidak perlu ada bacaan pembukaan. Yang penting doanya dari Alquran atau dari hadits Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam, ini yang paling utama.

? Dan yang paling utama lagi doa yang dibaca oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam saat sujud;

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلاَنِيَتَهُ وَسِرَّهُ

“Ya Allah ampunilah dosa-dosaku semua, baik yang halus atau yang jelas, yang awal dan yang akhir, dan yang terang-terangan dan yang tersembunyi.”
[HR Muslim No. 1112]

Tetapi boleh ditambahi dengan bacaan-bacaan doa yang lain dari Alquran ataupun dari hadits.
Kalau kita sholat berjamaah sujudnya terbatas, kemudian ingin doa yang panjang saat sujud tapi Imamnya sudah naik.

Apakah boleh doa tersebut dibaca saat setelah salam atau setelah sholat.?
Maka jawabannya berdoa didalam sholat atau setelah sholat bahkan jauh setelah selesai sholat, baik itu secara berdiri araupun duduk ataupun berbaring maka diperbolehkan.
Tetapi keyakinan bahwa doa sujud tadi tidak sempat dibaca lalu dia baca setelah selesai sholat, maka ini belum ada syariatnya bahwa itu adalah penyempurna dari doa uang tertinggal.
Dia boleh baca doa apa saja, baik saat sujud ataupun setelah selesai sholat.
Wallahu'alam bishowab.


➡️  PERTANYAAN :
Apakah semua yang berasal dari Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersifat sunnah, contohnya Rasulullah menyukai pakaian warna putih, apakah itu sunnah atau bukan.? Mohon penjelasannya Ustadz.!

➡️  JAWAB :
Ada istilah sifat Jibiliyah, sifat yang ada pada diri Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.
Maka sifat-sifat yang seperti ini kalau berkaitan dengan perihal keadaan-keadaan manusia, maka pada saat itu tidak diwajibkan.

@Contoh :
Rasulullah memanjangkan rambut sampai sejajar dengan pundak, apakah kemudian kalau kita mencontoh itu kita disebut mencontoh sunnah Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.? 
Jelas tidak, tetapi kita mengamalkan apa yang pernah di lakukan oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam, tapi itu bukan sunnah Rasulullah.

Tetapi jika dia mengerjakannya karena mencintai Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam maka dia akan mendapat pahala dari cintanya bukan dari pekerjaannya tersebut. Karena pekerjaan tadi adalah sifat tabiat manusia, mau tata cara makannya, selama belum ada pembatasan dari Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam atau dalam syariat Islam.

Kalau seandainya seseorang memakai baju putih, apakah dia berarti mendapatkan sunnah.?
Maka jawabannya iya, karena Rasulullah memerintahkan hal itu. Ketika perintah, maka perpindah dari yang tadinya mubah kepada perihal yang ibadah.
Pakai baju warna apa saja boleh, tetapi ketika dia melihat hadits memakai baju tersebut ada perintahnnya,

? Maka Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda,

الْبَسُوا مِنْ ثِيَابِكُمْ الْبَيَاضَ فَإِنَّهَا أَطْهَرُ وَأَطْيَبُ وَكَفِّنُوا فِيهَا مَوْتَاكُمْ

“Pakailah pakaian putih karena pakaian seperti itu lebih bersih dan lebih baik. Dan kafanilah pula mayit dengan kain putih.”
[HR. An Nasai no. 5324, hadits shahih]

Dalam hadits tersebut disebutkan pakaian putih dan diperintahkan untuk memakai putih dan disebutkan keutamaannya.
Maka pada saat itu menjadi perintah dan disyariatkan untuk mencontoh Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.
Meskipun memakai baju dengan warna lain juga boleh.
Karena asal hukum segala sesuatu adalah Mubah selama tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Wallahu'alam bishowab.


➡️  PERTANYAAN :
Dalam kondisi pandemik seperti ini kita sangat mudah memperoleh informasi secara bebas dari medsos. Mohon tuntunan Ustadz berkenaan dengan Link-Link pendidikan Islam yang disarankan oleh Ustadz terkait medsos.!

➡️  JAWAB :
Ini sebenarnya akan menjadi mudah saat kita mencontoh para Salafus Shaleh. Mereka kalau mau belajar agama sangat selektif.

Misalnya, mereka ingin mendatangi seseorang, maka mereka bertanya dulu kepada orang lain atau kepada orang tersebut siapa gurunya, silsilah gurunya belajar dimana, kawannya siapa.
Ketika belajar dengan orang tersebut apa yang diajarkan, apakah Alquran dan hadits.

Begitu juga didalam bermedsos, mau tidak mau kita harus mencari kolega-kolega yang kita sudah tau baik. Meskipun kita tidak boleh fanatik, kita sudah tau baik maka pada saat itu ambillah darinya.
Tidak bisa kita sebutkan misalkan salah satu TV atau TV online atau kajian-kajian online, tidak bisa kita sebutkan satu persatu.

Akan tetapi mudah bagi kita adalah ketika kita ingin belajar mengambil ilmu dan menyebarkan ilmu dari akun tersebut dan kita tahu bahwa aku tersebut dikelola oleh si Fulan.
Fulan ini kita tahu bahwasanya dia punya hubungan dengan siapa, dia pernah belajar dimana, dengan begitu kita akan selamat saat bermedsos.
Baik didalam mengakses informasi, menyebarkan informasi, maka kita akan selamat.
Wallahu'alam bishowab.


✍️ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA