Merdeka atas Berkat Rahmat Allah

Bang Pitung • 13 Juni 2021
di grup Masjid Astra

 

??  NGAJI DARI RUMAH - MASJID ASTRA  ??


? Tabligh Akbar Kebangsaan Online Interaktif Untuk Ikhwan & Akhwat
?️ AHAD, 6 Juni 2021 / 25 Syawal 1442
?10.00 WIB - Selesai

? Pemateri :
Ustadz Subhan Bawazier حفظه لله تعالى


?  MERDEKA ATAS BERKAT RAHMAT ALLAH  ?


Kita akan coba membahas sebuah judul yang mudah-mudahan menimbulkan kecintaan kita, bertambah cinta kita, bertambah tanggung jawab kita kepada negeri tercinta Indonesia ini. Yang bukan hanya diuntai dengan kata, namun rasa dan perbuatan kita pertontonkan kepada negeri ini. Insyaa Allah.

Berkaitan dengan "Merdeka Atas Berkat Rahmat Allah", ini memang tertulis didalam Undang-Undang Dasar negeri kita. Masih terngiang ditelinga kita ketika kita SD, SMP dan SMA. Kita dididik untuk upacara bendera dipagi hari sambil dikumandangkan adanya Pancasila.
Pancasila yang sekarang di utak-atik oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab karena memang punya misi dan visa untuk diri dan golongan.


♦️ Isi dari Pancasila.

1.  Sila Pertama.
"Ketuhanan Yang Maha Esa"
Yang dilambangkan dengan Bintang.
2.  Sila Kedua.
"Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab"
Yang dilambangkan dengan Rantai.
3.  Sila Ketiga.
"Persatuan Indonesia"
Yang dilambangkan dengan Pohon Beringin.
4.  Sila Keempat.
"Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan"
Yang dilambangkan dengan Kepala Banteng.
5.  Sila Kelima.
"Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia"
Yang dilambangkan Padi dan Kapas.

Anak bangsa harus hafal dengan Pancasila, karena tertanam dalam diri kita kelima sila tersebut. Dan kalau kita perhatikan dari kelima sila itu, kita tahu negeri ini betul-betul negeri yang memang Allah berikan keberkahan. Kaitkan dengan keagamaan, simbol Ketuhanan menjadi sila yang pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa." 
Dan kita tahu Esa dalam bahasa Indonesia itu artinya Tunggal, tidak ada lagi setelah yang satu. Kalau kata orang Islam "Ahad" (tidak ada lagi setelah yang satu).

Ketuhanan Yang Maha Esa ini merupakan simbol Tauhid, bahwa dari dulu sudah disusun dalam Pancasila supaya semua anak bangsa tahu, bahwa ini merupakan simbol diayat pertama dalam Pancasila.
Landasan Dasar Negeri yang tercinta yang berlambangkan Burung Garuda berisi Lima Sila, dan Sila yang pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, dan yang Esa itu cuma Allah.

Kalau agama lain diberikan hak untuk komplain dan sepertinya mereka sudah mulai komplain, makanya ada usaha-usaha untuk merusak Pancasila. Dan Pancasila dikritik bahkan kalau perlu dikurangi silanya, jadi trisila atau ekasila atau apalah namanya.


♦️ Yang perlu ditekankan dan difahami.

1️⃣  Ketuhanan Yang Maha Esa.

Karena mereka tidak terima Tuhan itu satu, dan yang menerima Tuhan itu satu adalah cuma Islam, agama-agama lain tidak menerima karena Tuhannya tidak hanya satu.


2️⃣  Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Islam sangat menekankan sekali.
? Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
[HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289]

Maka kalau kita berbuat adil kepada manusia maka itu berbuat baik, setiap orang mungkin bisa merencanakan kebaikan buat manusia. Tapi kalau landasannya Iman dan Islam maka keadilan yang dipertontonkan buah dari Tauhid yang dimilikinya.
Nabi pertontonkan dihadapan para sahabat, dan Allah ridho kepada mereka.

Di negeri kita ini dipertontonkan, setelah kaubtegaklan Tauhid, Kau Esa kan Allah bahwa Tuhan itu cuma Allah, setelah itu tunjukan apa manfaatmu buat manusia.
Karena orang kalau sudah kenal Allah maka dia akan tahu fungsi dirinya untuk apa. Ada terikat dengan Allah (Hablum minallah) dan ada terikat dengan manusia (Hablum minannas).

Hubungan kita dengan Allah, sesibuk apapun kita dengan aktivitas dunia, kalau Allah sudah memanggil kita, maka tinggalkan dunia dan datangi Allah.

Begitu juga kalau kita bicara muamalah, maka mulailah berfikir bagaimana memberi bukan bagaimana mengambil, bagaimana berfikir bermanfaat bukan menerima manfaat.

? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

 اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى 

"Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah."
[Hadits Muttafaq ‘alaih. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhâri (no. 1427) dan Muslim no.1053 (124)]

Waktu Nabi mengutus Mu'adz bin Jabal ke negeri Yaman untuk mendakwahkan Ahlul Kitab. 

? Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mengutus Mu’adz Radhiyallahu anhu ke Yaman, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

 إِنَّكَ سَتَأْتِيْ قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ ، فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ إِلَىْهِ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ– وَفِيْ رِوَايَةٍ – : إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللهَ – فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَـمْسَ صَلَوَاتٍ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ ، وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْـمَظْلُوْمِ ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ. 

"Sesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani).
Maka hendaklah pertama kali yang kamu sampaikan kepada mereka ialah syahadat La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah (dalam riwayat lain disebutkan, ‘Sampai mereka mentauhidkan Allah.’)
Jika mereka telah mentaatimu dalam hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah Azza wa Jalla mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam.
Jika mereka telah mentaati hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-orang fakir.
Dan jika mereka telah mentaati hal itu, maka jauhkanlah dirimu (jangan mengambil) dari harta terbaik mereka, dan lindungilah dirimu dari do’a orang yang teraniaya karena sesungguhnya tidak satu penghalang pun antara do’anya dan Allâh.”
[Hadits ini shahih, Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no. 1395, 1496, 4347, 7372; Muslim, no. 19 [29]; At-Tirmidzi, no. 625; Abu Dawud, no. 1584; An-Nasa'i, V/55; Ibnu Majah, no. 1783; Ad-Darimi, I/405; Ahmad, I/233].

Inilah bahasan dari "Kemanusian Yang Adil dan Beradab." Bahwa kita hidup bersama manusia, apa yang kita miliki terkadang didalamnya ada milik orang lain, tidak milik kita pribadi. Maka bergaulah dengan manusia dengan adab yang dikedepankan.

? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

 وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ 

"Pergaulilah manusia dengan akhlak mulia."
[HR. at-Tirmidzi no. 1987 dari Abu Dzar, dan beliau menilai hadits ini hasan shahih].

Berlemah lembut dengan anak bangsa, karena biar bagaimana Islam mendasarkan perbedaan adalah fitrah.

? Allah Ta'ala berfirman;

يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ ذَكَرٍ وَّاُنۡثٰى وَجَعَلۡنٰكُمۡ شُعُوۡبًا وَّقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوۡا‌ ؕ اِنَّ اَكۡرَمَكُمۡ عِنۡدَ اللّٰهِ اَ تۡقٰٮكُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌ خَبِيۡرٌ

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."
{QS. Al-Hujurat/49 : 13}

Kita tinggal dinegeri yang beragam, ada "Bhineka Tunggal Ika."
Betapa banyak ragam suku bangsa di negeri kita, "Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa Indonesia."
Harusnya kita mendahulukan keluarga kita yang sama-sama orang Indonesia, bukan mendahulukan orang-orang asing yang gak jelas.
Ini Aqidah PKI / Komunis, Aqidahnya orang-orang Syiah yang memang tidak suka dengan persatuan diatas kemuliaan agama.

Kalau kita tarik sejarah, dulu kita punya orang-orang hebat yang sebab itu Allah turunkan rahmat.
Kita pernah punya;
- Pangeran Diponegoro
- Tuanku Imam Bonjol
- Sultan Hasanuddin
- Ulama-ulama hebat yang pernah hidup di zaman dahulu.
- Teuku Umar
- Tuanku Nanraja
- Patimura
- Jendral Sudirman (Jendral hafal Quran), murid Kyai Haji Ahmad Dahlan.
- Hasyim Atsari
- Jendral Kyai Haji Nur Ali (terkenal dengan perang antara Karawang Bekasi), yang diabadikan dalam syairnya Ustad Khairil Anwar "Di atas tulang-tulang yang berserakan."

Kita pernah punya orang-orang hebat yang dia tahu berfikir memberi bukan mengambil ke negeri yang dia cintai yaitu Indonesia.
Ini satu bukti dan bangga kita, makanya wajar kalau bambu runcing bisa mengusir penjajah, karena kita punya harga diri.


3️⃣  Persatuan Indonesia.

Memang Allah yang menciptakan persatuan.
Hadits tentang;

اِخْتِلَافُ أُمَّتِيْ رَحْمَة

"Perbedaan (pendapat) umatku adalah rahmat."
Ini tidak ada asalnya dari Rasul sama sekali.

Kalau perbedaan adalah rahmat, maka persatuan adalah bencana (kebalikan dari rahmat).
Agama ini melandaskan persatuan menjadi sebuah kebaikan, bagaimana berfikir bersatu.

? Allah Ta'ala berfirman:

وَجَعَلۡنٰكُمۡ شُعُوۡبًا وَّقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوۡا‌ ؕ اِنَّ اَكۡرَمَكُمۡ عِنۡدَ اللّٰهِ اَ تۡقٰٮكُمۡ

"Kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa."
{QS. Al-Hujurat/49 : 13}


4️⃣  Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan.

Betul dalam Quran diperintahkan untuk banyak bermusyawarah, yang muda jangan lupakan yang tua, mereka adalah buku yang berjalan dan mereka tau sejarah, harga dari bangsa ketika dia faham  sejarah. 
Adanya musyawarah dan Islam ajarkan seperti itu.


5️⃣  Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Dilambangkan dengan Padi dan Kapas sebagai hasil bumi.
Dulu petani betul-betul menguasai negeri ini sampai dikatakan;
"Petani itu syahid diatas muka bumi ini."
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari petani.

Kalau anak sekarang yaris banyak yangvtidak faham dengan Pancasila, tidak belajar, maka banyak pecundang-pecundang negara ini merubah-rubah tanggal bersejarah dengan bebas, karena melihat rakyatnya ringan.
Kalau dulu kekhawatiran Nabi dihadapan para sahabat.

? Rasulullah bersabda;

 عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».

Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”.
Kemudian seseorang bertanya,
”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?”
Rasulullah berkata,
”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’.
Kemudian seseorang bertanya,
”Apa itu ’wahn’?”
Rasulullah berkata,
”Cinta dunia dan takut mati.”
[HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278, shahih kata Syaikh Al Albani.]

Akan banyak propaganda-propaganda perusak agama nanti.
- Ketika ada orang ingin melencengkan ayat, kalian tenang-tenang saja dan santai-santai saja, karena kalian tidak faham ayat.
- Ketika ada orang yang melencengkan Rububiyah kalian tenang-tenang saja karena kalian tidak mengenal nama-nama Allah, dan tidak faham Rububiyahnya Allah. Emosi yang dikedepankan, ego disingkarkan.
Kecintaan pada negeri ini sudah berantakan.

Pertanian sudah tidak nampak dihadapan mata kita, sawah yang membentang disepanjang Karawang dan Jawa Barat dan lainnya, sudah menjadi bangunan perumahan mewah yang diisi bukan oleh anak bangsa. Anak bangsa disibukkan oleh HP dan Medsos, tiktok dari pagi sampai malam sampai pagi lagi. Tidak berasa umur makin berkurang dan makin renta, kita kehilangan generasi bangsa.
Berantakannya pemahaman tentang kemuliaan, ini sangat disayangkan sekali, seakan-akan rahmat Allah sudah tidak turun lagi.

? Allah Ta'ala berfirman;

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."
{QS. Al-Araf/7 : 96}

@ Maksud dari ayat tersebut adalah Kufur nikmat.
Dulu untuk merdeka itu berat, Jendral Sudirman keluar masuk hutan sampai terkena penyakit TBC, meninggal dalam kondisi gerilya.
Kyai Haji Nur Ali jalan kaki antara Karawang Bekasi, diatas tulang-tulang yang berserakan mereka lawan Belanda, mereka usir orang-orang kafir.
Untuk merdeka itu berat, nyawa taruhannya.

Sekarang mempertahankan kemerdekaan saja kita tidak sanggup, istilahnya bambu runcing bisa mengusir penjajah, sekarang senjata canggih malah gandeng penjajah. 
Anak-anak bangsa berfikir menerima bukan memberi, mendustakan nikmat Allah, tidak ada lagi keberkahan.

Seharusnya anak bangsa sekarang didik seperti dahulu para orang tua dididik, agar tahu bagaimana mendatangkan cinta. 


♦️ Dalam Syariat, cinta itu timbul karena empat sebab.
1. Berilmu
2. Yakin
3. Ikhlas
4. Jujur
=》 Baru bicara cinta.


1️⃣  BERILMU

Kalau kita ingin mencintai negeri yang bernama "Negara Kesatuan Republik Indonesia", maka harus berilmu tentang Indonesia, jangan sampai tidak mengerti Indonesia ini apa maksudnya.
Siapa pejuang-pejuang terdahulu yang memerdekakan negeri ini, yang nyaris tidak ada kecuali semuanya orang Islam saat itu.
Sekarang diputar balikkan orang Islam dikatakan Teroris, bahkan dikejar-kejar setiap yang menyampaikan kebaikan ini adalah pintu-pintu radikal Islam. Sampai pesantren diacak-acak jangan sampai ada kegiatan apa-apa, dan lain-lainnya. Penyebab-penyebab keberkahan ditutup betul. 

Kalau kita berilmu tentang Indonesia maka kita alan tahu, wallahi pahlawan-pahlawan kita itu semuanya mengenal agama Islam dengan cara yang baik dan benar. 


2️⃣  YAKIN

Harus yakin kalau negeri ini merdeka atas berkat Rahmat Allah. Makanya sampai kapanpun negeri ini akan selalu dijaga oleh Allah, yang penting rakyatnya konsisten diatas keimanannya sebagai penyebab datangnya Rahmat.

Jangan kebanyakan bermedsos, HP dipakai hanya untuk urusan yang bermanfaat, muamalah. Jangan terlalu sering didepan HP sehingga kita terbrainwash dengan fasilitas yabg ada melalui HP.
Sampai-sampai kita tidak yakin bahwa negeri ini betul-betul akan dimuliakan oleh Allah, karena aktivitas yang kita baca yang tidak berbobot. Maka kurangi HP, jangan sampai anak-anak kita lebih sering melihat HP ketimbang orang wajah orang tuanya, dari pada membaca Alquran, nanti kita akan menyesal.

Harus yakin, bagaimana bisa menimbulkan keyakinan tentunya dengan mengenal tahapan yakin,
1. Ilmu yakin (berilmu)
2. Ainul yakin (melihat)
3. Haqul yakin (mengkolaburasikan)


3️⃣  IKHLAS

Bagaimana berfikir ikhlas.
Kalau memang dititipkan negeri oleh Allah untuk menimbulkan cinta pada negeri ini, yakinlah bahwa titipan Allah ini bukan hal yang main-main, harus dijaga dan dirawat, bukan dijual dan diacak-acak.
Jangan merasa aman dari Murka Allah.

? Allah Ta'ala berfirman;

أَمْ أَمِنتُم مَّن فِى ٱلسَّمَآءِ أَن يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا ۖ فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ 

"Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan nmengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?"
{QS. Al-Mulk/67 : 18}


4️⃣  JUJUR

Kejujuran adalah simbol kemuliaan, bangga dengan negeri Indonesia, jangan sok niru orang-orang barat.
Kita punya baju-baju karakter Indonesia, sarung dan baju batik, jangan tunggu otang asing ambil batik baru kita komplain.
Kalau kita tidak syukur nikmat tapi kita kufur nikmat, yang kita punya malah kita lupakan.

Kalau sudah bisa ilmu yakin ikhlas dan jujur, maka cinta akan timbul dengan sendirinya.
Kalau sudah pakai bahasa cinta, kemungkinan dua yang bakal kita dapat;
1. Inkiat / Tunduk
2. Qobul / Patuh
=》 Kepada yang dicintai.

Maka kalau cinta kita betul dengan cara yang betul seperti yang empat tadi sudah dijelaskan, apapun yang terjadi sama Indonesia tidak mengurangi cinta kita kepada negeri ini. Mungkin sudah tidak banyak lagi yang berfikir memberi, minimal dari yang sedikit itu kita ada bagian Insyaa Allah. Atau paling tidak kita berusaha memberikan yang terbaik. Karena kalau merubah Indonesia menjadi baik seperti dulu lagi itu susah, paling tidak kita ada usaha.
Ketika kita sudah tidak ada, dunia akan berkata "pernah ada kita di Indonesia", itu lebih baik Insyaa Allah.
Maka penyebab-penyebab Rahmat yang Allah turunkan ke negeri ini jangan dihilangkan, tetaplah jadi bangsa yang bergotong royong, yang betul-betul mencintai negerinya. Berfikir memberi bukan mengambil. 
Betul-betul harus faham bahwa keberkahan datang dengan sebab yang baik, Allah muliakan kita Insyaa Allah.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.


?  SOAL - JAWAB  ?


➡️  PERTANYAAN :
Mohon nasehat Ustadz, rasanya kadang pengen emosi ketika ada yang memberikan predikat bahwa orang-orang yang ngaji ini hanya bisa ngaji dan tidak perduli dengan nasib bangsa, hanya dikarenakan kami tidak ikutan demo dan mencaci pemerintah, apa yang harus kami lakukan.?

➡️  JAWAB :
Yang harus dilakukan adalah berilmu sebelum beramal, karena iklan-iklan sosial media oleh orang-orang yang picik kepandangan tentang makna perjuangan.
Katakan kepada mereka bahwa jihad dalam Islam itu diajarkan jadi tidak perlu mengajarkan kepada kami.

? Allah Ta'ala berfirman;

انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ 

“Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
{At-Taubah/9 : 41}

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengatakan puncaknya agama adalah Jihad.
? Rasulullah bersabda;

… رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْـجِهَادُ فِـي سَبِيْلِ اللهِ. 

“… Pokoknya perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad fii sabiilillaah.”
[Shahih: HR. Ahmad (V/231, 236, 237, 245-246), at-Tirmidzi (no. 2616), ‘Abdurrazzaq (no. 20303), Ibnu Majah (no. 3973)]

Jadi jangan mencibir orang yang tidak berdemo, kalau berdemo di bilang jihad, itu Nabi nya siapa.?
Dari namanya saja demonstrasi, dari bahasanya saja bukan bahasa Islami.

? Dari Ibnu Mas'ud radhiallahu'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;

سِبَابُ اَلْمُسْلِمِ فُسُوْقٌ، وَقِتَالُهُ كُفْرٌ." [مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.]

“Mencela seorang muslim adalah sebuah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran.”
[HR. Bukhari dan Muslim]

Kalau tidak setuju tarik tangannya dan berdialog, kalau tidak mungkin maka secara lisan, ajak orang untuk berbuat baik. Kalau tidak bisa juga ya doakan, karena yang merubah hati manusia itu adalah Allah.

Mereka yang berdemo diajak sholat dengan gampangnya mengatakan sedang berjihad dan sholat dzuhurnya diundur, tidak sholat Jumat.
Lalu ini Jihad seperti apa.? Jihad menurut siapa.?
Kalau jihad menurut kelompok anda atau anda pribadi jangan mengatas namakan jihad.

Nabi mengajarkan jihad, tidak boleh sahabat berjihad kecuali orangnya bagus agamanya, sholatnya tidak tertinggal, dan orang yang jihad itu muamalahnya kepada orang tua bagus, tidak boleh punya hutang. Ada syarat-syarat untuk berjihad.
Kalau kita tidak ikut dengan kalian bukan berarti kami tidak berjihad, jihada menurut kalian beda.

Tawaran agama inikan jihad dengan harta, taklikkan dunia jadi orang kaya, sukses dan bantu dengan uang, tidak punya uang bias dengan fisik. Jangan identikkan perjuangan ormas itu dikatakan jihad menurut kalian, menurut agama tidak seperti itu.
Kalau kita sudah berilmu maka kita tidak khawatir, tapi jangan ada permusuhan diantaraa kita, tetap kita rangkul dan kita nasehati mereka bahwa jihad dalam agama seperti apa seharusnya.
Wallahu'alam bishowab.


➡️  PERTANYAAN :
Seringkali terbersit rasa kecewa dan suudzhon terhadap apa yang nampak dari kondisi bangsa yang sering dilihat di medsos-medsos, seakan-akan bangsa ini tidak ada harapan lagi di masa depan dengan kenyataan atau realitas bangsa saat ini yang secara mudah dilihat di medsos ataupun media-media yang lain.
Mohon nasehatnya Ustadz.!

➡️  JAWAB :
Lagi-lagi Ustadz ingatkan berilmu sebelum berkata dan beramal, kurangi membaca sosial media karena kalau dulu kita dibesarkan dengan kondisi kantor berita cuma satu yaitu Antara. Kalau sekarang kantor berita dimana-mana.
Jangan gampang mengiyakan sesuatu tanpa tabayyun (klarifikasi langsung keorangnya), apalagi berkaitan dengan nama baik orang.

Kalau kita belum kenal belum tau langsung kita harus;
1.  Punya ilmu yakin, ainul yakin, haqul yakin. Kalau belum melewati tiga proses ini, jangan langsung meyakini kabar sesuatu yang kita belum yakin, itu yang paling penting, berilmu sebelum berkata dan beramal.
2.  Ketahuilah bahwa Nabi pernah didatangi oleh dua orang yang saling mengajak koalisi diantara mereka.
Nabi mengatakan;
"Jangan kalian mengajak aku berkoalisi diantara kalian, kamu dengan dia dan dia tahu kamu punya masalah, dan akupun tidak punya masalah. Biarlah aku berjumpa dengan kalian dengan hati yanh bersih esok hari."
Jangan gampang terwarnai dengan ajakan koalisi.
3.  Berpikirlah bagaimana bermanfaat bukan mengambil manfaat, maka Allah akan muliakan kita Insyaa Allah.
Wallahu'alam bishowab.


➡️  PERTANYAAN :
Mohon nasehat untuk kami, bagaimana kami bisa berperan menjadi pioner kebaikan di masyarakat, kadang kami bingung harus mulai dari mana, bahkan untuk lingkungan kecil kami seperti di RT / RW apalagi ditambah tampilan kami yang berjenggot ini, yang kadang sudah di cap sebagai wahabi di lingkungan.!

➡️  JAWAB :
Tidak masalah kalau jenggot dikatakan lambang wahabi berarti Yesus adalah Wahabi. Bahkan semua pahlawan Indonesia rata-rata berjenggot, kalau kita mau bicara logika yang korupsi-korupsi itu justru tidak berjenggot.
Jangan mudah terpancing dengan euphoria fitnah yang ada. 

Maka ketika kita berilmu tentang jenggot bahwa ini Allah yang perintahkan dan Nabi yang syariatkan, maka kalau anda orang Islam pakai jenggot.

? Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَأَعْفُوا اللِّحَى

“Potong pendeklah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot.”
[HR. Muslim no. 623]

Kecuali kalau anda tidak yakin dengan sabda Nabi maka cari solusi lain itu urusan anda.
Beragamalah dengan dalil, karena omongan orang tidak akan ada selesainya.
Kemudian kita pertontonkan yang mereka khawatirkan itu seperti apa, tetap kita bergabung bergotong royong, ikuti rapat dan bermusyawarah, membersihkan lingkungan tempat tinggal kita.
Tidak usah khawatir, tidak ada yang berbahaya kalau Allah ridho kepada kalian. Jangan pernah ragu dengan kemuliaan agama yang mulia ini, memang akhir zaman memang akan ada ujian-ujian kecil buat orang-orang yang bagus agamanya.
Tapi tetap katakan Rabbku Allah dan istiqomah.
Wallahu'alam bishowab.


✍️ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA