Hakekat Ibadah Seorang Hamba

Bang Pitung • 9 Mei 2021
di grup Masjid Astra

 

??  NGAJI DARI RUMAH - MASJID ASTRA  ??

? Kajian Ramadhan Sore Online Untuk Ikhwan & Akhwat - Edisi 09
?️ KAMIS, 29 April 2021 / 17 Ramadhan 1442
? 16.00 WIB - Selesai

? Pemateri :
Ustadz Harits Abu Naufal حفظه لله تعالى


?  HAKIKAT IBADAH SEORANG HAMBA  ?


Sebelum kita berbicara tentang hakikat penghambaan atau peribadatan seorang hamba kepada Allah ﷻ
kita harus tau apa makna ibadah.


? Makna Ibadah menurut Syaikh Ibnu Taimiyah رحمه الله ;
"Ibadah adalah segala sesuatu perkara yang dicintai oleh Allah ﷻ, apakah itu sifatnya perbuatan ataukah sifatnya perkataan dan apakah dia sifatnya dzohir ataukah sifatnya bathin."


? Ibadah dibagi menjadi dua.
1)  Ibadah secara umum.
2)  Ibadah secara khusus.

1️⃣  Ibadah Secara Umum.

Adalah sesuatu yang tidak ada keistimewaan kepada seseorang, karena tidak ada satupun manusia atau makhluk-makhluk Allah ﷻ yang lainnya yang ada dilangit dan dibumi, kecuali mereka semuanya tunduk dan patuh dengan aturan Allah ﷻ.

¤  Kalau Allah ﷻ berkehendak seseorang itu sakit, maka dia pasti akan sakit.
¤  Kalau Allah ﷻ berkehendak seseorang meninggal, pasti akan meninggal.
¤  Kalau Allah ﷻ seseorang mendapatkan kebaikan maka tidak ada satupun kekuatan yang bisa menghalangi kehendak Nya.

Ini ibadah yang sifatnya umum tidak kekhususan dan keistimewaan, karena setiap manusia dan makhluk Allah yang lainnya, malaikat, iblis, tumbuh-tumbuhan. Semuanya mereka dibawah aturan dan tunduk kepada Allah Rabbul'alamin.

2️⃣  Ibadah Secara Khusus.

Ketika seorang hamba patuh dengan perintah Allah ﷻ, menjauhi larangan Allah ﷻ, meng Esa kan Allah ﷻ dalam hal Rububiyah dan Uluhiyah Nya, dan beriman kepada Allah ﷻ dalam Asma wa Sifat Nya dan tidak menyekutukan Allah ﷻ dengan sesuatu apapun.
Maka merekalah yang disebut sebagai hamba dari pilihan-pilihan Allah ﷻ.

? Allah ﷻ berfirman dalam Quran Surat Al-Hijr/15 Ayat 39-42;

قَالَ رَبِّ بِمَاۤ اَغۡوَيۡتَنِىۡ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمۡ فِى الۡاَرۡضِ وَلَاُغۡوِيَـنَّهُمۡ اَجۡمَعِيۡنَۙ‏

Ia (Iblis) berkata, "Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya,"

اِلَّا عِبَادَكَ مِنۡهُمُ الۡمُخۡلَصِيۡنَ

"Kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka."

قَالَ هٰذَا صِرَاطٌ عَلَىَّ مُسۡتَقِيۡمٌ

Dia (Allah) berfirman, "Ini adalah jalan yang lurus (menuju) kepada-Ku."

اِنَّ عِبَادِىۡ لَـيۡسَ لَكَ عَلَيۡهِمۡ سُلۡطٰنٌ اِلَّا مَنِ اتَّبَـعَكَ مِنَ الۡغٰوِيۡنَ

"Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hamba Ku, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat."
{QS. Al-Hijr/22 ayat 39-42}

Dimuka bumi ini telah ada hamba-hamba yang membuktikan bahwasanya mereka sebagai hamba Allah ﷻ dan bukan hamba dunia, bukan hamba dinar dan dirham, bukan hamba dari hawa nafsunya.
Maka disitu kita melihat keajaiban kehidupan mereka dan keberkahan yang itu tidak hanya terjadi ketika mereka masih hidup, tapi keberkahan itu berlangsung sampai detik ini.


⭐ Kisah Nabi Ibrahim 'alaihisallam.

Diantara hamba Allah ﷻ yang mukhlisin yang mengedepankan penghambaan diri kepada Allah ﷻ diatas kepentingan yang lain yaitu Nabi Ibrahim 'alaihisallam.
Beliau adalah suri tauladan kedua yang terbaik untuk kita.

Doa Nabi Ibrahim 'alaihisallam.
? Allah ﷻ berfirman,

رَبِّ هَبۡ لِىۡ مِنَ الصّٰلِحِيۡنَ

"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shalih."
{QS. As-Saffat/37 ayat 100}

Sekian lama Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah ﷻ. Ketika beliau berusia kurang lebih 85 tahun beliau mendapat kabar gembira.

? Allah ﷻ berfirman,

فَبَشَّرۡنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيۡمٍ

"Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail)."
{QS. As-Saffat/37 ayat 101} 

Ditengah kebahagiaan Nabi Ibrahim 'alaihisallam mendapatkan seorang anak yang sudah beliau tunggu sekian tahun lamanya. Kemudian Allah ﷻ memerintahkan Ibrahim untuk membawa anak dan istrinya kesebuah lembah, dimana lembah tersebut tidak ada pepohonan dan tidak ada sumber kehidupan sama sekali.

Ketika tiba dilembah Bakkah/Mekah tersebut, Allah ﷻ memerintahkan Ibrahim untuk meninggalkan anaknya dan istrinya ditengah lembah padang pasir tersebut.
Allah ﷻ ingin membuktikan Ibrahim apakah benar-benar merealisasikan penghambaan dirinya kepada Allah ﷻ, atau beliau tertipu dengan nikmat yang datang dari Allah ﷻ.

Kemudian istrinya memanggilnya dan berkata,
"Wahai suamiku kemana kau pergi, apakah kau ingin meninggalkan kami ditengah padang pasir yang seperti ini.?"

Ibrahim tidak menjawab pertanyaan istrinya, bahkan beliau todak menoleh dan langsung berjalan.

Istrinya kembali berkata,
"Wahai Ibrahim apakah engkau akan meninggalkan kami ditengah padang pasir seperti ini.?"

Ibrahim tetap terus berjalan dan tidak menoleh.
Kemudian istrinya kembali berkata,
"Wahai Ibrahim apakah Allah ﷻ yang memerintahkan engkau meninggalkan aku dan anakmu ditengah padang pasit yang seperti ini.?"

Kemudian Ibrahim berkata,
"Iya wahai istriku, Allah ﷻ yang memerintahkan aku untuk meninggalkan engkau dan anakku."

Kemudian istrinya berkata,
"Kalau memang demikian wahai suamiku, Allah ﷻ tidak akan pernah menyia-nyiakan aku dan anakmu."
Maka Hajarpun tidak bertanya lagi.

Ibrahim membuktikan penghambaan beliau kepada Allah ﷻ, dan beliau yakin kalau beliau mengedepankan peng hambaan beliau kepada Allah ﷻ sebagai tugas pokok utama beliau tinggal dimuka bumi ini, maka tugas-tugas yang lain akan Allah ﷻ mudahkan.

? Rasulullah ﷺ bersabda,

احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ،

"Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu."
[HR. Tirmidzi, no. 2516 dan Ahmad, 1:293]

Kemudian Ibrahim berjalan dan tidak menoleh, ketika anak dan istrinya sudah tidak terlihat, beliau menyerahkan diri beliau kepada Allah ﷻ, sebagai seorang ayah beliau merasakan sakit karena harus meninggalkan istri dan anaknya yang sudah ditunggu puluhan tahun dipadang pasir yang tidak ada sumber kehidupan.

Tapi beliau punya Allah ﷻ dan beliau seorang hamba yang yakin dengan pertolongan Allah ﷻ, ketika Allah ﷻ memerintahkannya untuk melakukan sebuah tugas yang mulia.

Kemudian Ibrahim menghadap Baitullah dan berdoa, dalam Quran Surat Ibrahim Ayat 37.
? Allah ﷻ berfirman,

رَبَّنَاۤ اِنِّىۡۤ اَسۡكَنۡتُ مِنۡ ذُرِّيَّتِىۡ بِوَادٍ غَيۡرِ ذِىۡ زَرۡعٍ عِنۡدَ بَيۡتِكَ الۡمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيۡمُوۡا الصَّلٰوةَ فَاجۡعَلۡ اَ فۡـٮِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهۡوِىۡۤ اِلَيۡهِمۡ وَارۡزُقۡهُمۡ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمۡ يَشۡكُرُوۡنَ‏

"Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."
{QS. Ibrahim/14 ayat 37}

Doa yang dipanjatkan oleh seorang hamba Allah ﷻ Ibrahim 'alaihisallam, ribuan tahun yang lalu agar Allah ﷻ menjadikan kecondongan hati manusia ke Kabah/Mekkah/Baitullah itu terbukti sampai hari ini.

Tidak ada orang yang beriman kecuali dia akan rindu dengan Ka'bah, tidak ada seseorang yang memiliki kecintaan kepada Allah ﷻ kecuali dia akan rindu dengan kiblat. Dan tidak sesuatu yang paling menyiksa bagi orang-orang beriman dimasa pandemik seperti ini karena tidak bisa mengunjungi Ka'bah, tidak bisa tawaf di Ka'bah, tidak bisa sholat dan qiyamul lail di Ka'bah, inilah sesuatu yang paling menyakitkan dan paling menyedihkan bagi orang-orang yang memiliki iman dalam hatinya.
Ini tidak lain adalah karena keberkahan yang  Allah ﷻ berikan kepada Nabi Ibrahim 'alaihisallam yang telah membuktikan bahwasanya perintah Allah ﷻ lebih dari segalanya diantara tugas-tugas yang lainnya.


Bekal sudah mulai habis dan Ismail sudah mulai menangis, Hajar 'alaihisallam mulai kebingungan dimana dia hatus mencari sumber air.
Kemudian Hajar naik ke Bukit Safa, dari Bukit Safa Hajar melihat ada sumber air di Bukit Marwah, kemudian beliau berlari ke Bukit Marwan.
Setelah lelah dia berlari ke Bukit Marwah demi Ismail yang kehausan, tapi beliau yakin sekali bahwa Allah ﷻ tidak akan menyia-nyiakannya, karena beliau seorang hamba yang tulus tawakalnya kepada Allah ﷻ. 

Setelah tiba di Bukit Marwah ternyata beliau tidak mendapatkan air, kemudian beliau melihat kembali ke Bukit Safa di sana ada sumber air.
Sebagai bentuk pasrah dengan ketetapan yang Allah ﷻ berikan, Hajar tidaklah mengeluh kesah kenapa Ibrahim meninggalkannya.
Karena ibadah kepada Allah ﷻ bukan hanya sholat, tapi sabar dan ridho mengikuti keputusan dan ketetapan yang ditakdirkan oleh Allah ﷻ.

Berlari Hajar antara Bukit Safa dan Bukit Marwah, kemudian Allah ﷻ mengeluarkan air dari kaki Ismail ditengah padang pasir yang tandus yang tidak ada pepohonan, yang secara logika tidak mungkin air keluar dari situ. 
Dan air itu dimanfaatkan oleh kaum muslimin diseluruh dunia sampai saat ini dan tidak pernah habis.

Ini bukti keberkahan yang Allah ﷻ berikan ketika seorang hamba membuktikan bahwasanya tugas pokok manusia adalah sebagai hamba Allah ﷻ.
Barangsiapa yang seseorang mengedepankan tugas pokoknya sebagai hamba Allah ﷻ, maka tugas-tugas yang lainnya akan dimudahkan oleh Allah ﷻ.

Kemudian berkumpullah kembali Ibrahim dengan Hajar dan Ismail, tetapi ujian tidak hanya berhenti sampai disitu.


Ketika Ismail sudah tumbuh dewasa, sebagian ulama mengatakan usianya sekitar 7 - 15 tahun, Allah ﷻ kembali memberikan ujian kepada Ibrahim untuk menyembelih Ismail.

? Allah ﷻ berfirman,

اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الۡبَلٰٓؤُا الۡمُبِيۡنُ

"Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata."
{QS. As-Saffat/37 ayat 106}

Ayah mana yang mau menyembelih anak satu-satunya yang beliau miliki sebelum Allah ﷻ berikan Ishaq 'alaihisallam.

Ini bukan ujian kecil, ini adalah ujian besar, tapi kembali Ibrahim 'alaihisallam membuktikan kepada Allah ﷻ bahwa beliau tinggal dimuka bumi adalah untuk beribadah kepada Allah ﷻ.

?  Allah ﷻ berfirman,

وَمَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَالۡاِنۡسَ اِلَّا لِيَعۡبُدُوۡنِ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
{QS. Adh-Dzariyat/51 ayat 56}

Beribadah kepada Allah ﷻ adalah rela dengan keputusan dan takdir dan qadanya Allah ﷻ.
Itulah hamba-hamba Allah ﷻ yang mukhlisin dan hamba Allah ﷻ yang hakiki.

Nabi Ibrahim dengan berat hati berkata kepada anaknya Ismail.
? Allah ﷻ berfirman,

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعۡىَ قَالَ يٰبُنَىَّ اِنِّىۡۤ اَرٰى فِى الۡمَنَامِ اَنِّىۡۤ اَذۡبَحُكَ فَانْظُرۡ مَاذَا تَرٰى‌ؕ قَالَ يٰۤاَبَتِ افۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ‌ سَتَجِدُنِىۡۤ اِنۡ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيۡنَ

"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
{QS. As-Saffat/37 ayat 102}

Kemudian Ibrahim menatap wajah Ismail 'alaihisallam dan Ismailpun menatap wajah ayahnya Ibrahim 'alaihisallam.
Ketika seorang hamba jujur menghambakan diri kepada Allah ﷻ, ditengah kegentingan maka disitulah Allah ﷻ memberikan jalan keluar.

Allah ﷻ datangkan Malaikat membawa seekor Qibas, sehingga perjuangan keluarga kecil ini yang menghambakan diri kepada Allah ﷻ menjadi salah satu syariat Allah ﷻ yang sangat agung.
- Syariat Sa'i bagi yang Haji dan Umroh.
- Syariat berkurban dan hadyu bagi yang berhaji dan berhari raya Idul Adha.
Dan ini semua pahalanya mengalir kepada keluarga kecil Nabi Ibrahim 'alaihisallam.

Siapa saja yang berjuang kepada Allah ﷻ, yang bersabar diatas ujian Allah ﷻ dan menghambakan diri kepada Nya. Walaupun akan melewati ujian dan cobaan, tetapi cobaan itu tidaklah sebanding dengan apa yang akan Allah ﷻ berikan kepadanya balasan di dunia sebelum di akhirat.

Kisah kedua dari orang-orang yang menghambakan diri kepada Allah ﷻ dan membuktikan bagaimana pasrah dengan ketetapan yang telah ditetapkan oleh Allah ﷻ.


⭐ Kisah Nabi Zakaria 'alaihissalam.

Beliau memanggil Rabb nya dengan panggilan yang halus dan lembut, dalam Quran Surat Maryam ayat 4-7.

? Allah ﷻ berfirman,

قَالَ رَبِّ اِنِّىۡ وَهَنَ الۡعَظۡمُ مِنِّىۡ وَاشۡتَعَلَ الرَّاۡسُ شَيۡبًا وَّلَمۡ اَكُنۡۢ بِدُعَآٮِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا

Dia (Zakaria) berkata, "Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku."

وَاِنِّىۡ خِفۡتُ الۡمَوَالِىَ مِنۡ وَّرَآءِىۡ وَكَانَتِ امۡرَاَتِىۡ عَاقِرًا فَهَبۡ لِىۡ مِنۡ لَّدُنۡكَ وَلِيًّا ۙ‏

"Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu,"

يَّرِثُنِىۡ وَيَرِثُ مِنۡ اٰلِ يَعۡقُوۡبَ ۖ وَاجۡعَلۡهُ رَبِّ رَضِيًّا

"Yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai."

يٰزَكَرِيَّاۤ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ اۨسۡمُهٗ يَحۡيٰى ۙ لَمۡ نَجۡعَلْ لَّهٗ مِنۡ قَبۡلُ سَمِيًّا

"Allah berkata, "Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya."
{QS. Maryam/19 Ayat 4-7}

Orang jujur penghambaan dirinya kepada Allah ﷻ, dia tidak pernah berprasangka jelek kepada Allah ﷻ dan tidak pernah sekalipun kecewa berdoa kepada Allah ﷻ.

Ketika seorang hamba berjalan diatas rel yang dengannya dia diciptakan, disitulah dia akan mendapatkan ketenangan didalam hidupnya. 
Tetapi ketika seorang sudah keluar dari rel dengan apa yang dia diciptakan, maka disitulah dia akan mendapatkan kegelisahan dan kegalauan, dan bahkan akan hilang sesuatu yang paling indah dalam kehidupnya yaitu akal yang diberikan oleh Allah ﷻ. Tidak sedikit orang yang menjadi stress atau terjerumus kedalam dunia hitam dan menjadikannya gila, ata bunuh diri.

Agar kita bisa menjadi seorang hamba yang senantiasa selalu bertaqwa kepada Allah ﷻ, menghambakan diri kepada Allah ﷻ dan mengedepankan sesuatu yang itu merupakan tugas pokok manusia sebagai hamba Allah ﷻ, maka kita harus menanamkan tugas-tugas kita yang lainnya akan dimudahkan oleh Allah ﷻ.

Ibadah dalam Islam adalah sebuah kewajiban yang itu merupakan haknya Allah ﷻ yang harus ditunaikan oleh setiap hamba.
Ketika seorang hamba itu menunaikan kewajibannya sebagai seorang hamba beribadah kepada Allah ﷻ, yang manfaatnya tidak kembali kepada Allah ﷻ karena Allah ﷻ tidak butuh dengan ibadah kita, tapi manfaatnya itu semua kembali kepada diri kita sendiri.


? Hadits dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu'anhu , ia berkata, 
“Aku pernah dibonceng oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas seekor keledai yang bernama Ufair, lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku:

 يَامُعَاذُ ، أَتَدْرِيْ مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ ؛ قَالَ : حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوْهُ وَلَا يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا ، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا. قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ، أَفَلَا أُبَشِّرُ النَّاسَ ؟ قَالَ : لَا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوْا 

Wahai Mu’âdz! Tahukah engkau apa hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya dan apa hak para hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah?’ 
Aku menjawab, 
‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’
Beliau bersabda,
‘Hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya ialah mereka hanya beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.
Sedangkan hak para hamba yang pasti dipenuhi Allah ialah sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.’
Aku bertanya,
‘Wahai Rasulullah! Tidak perlukah aku menyampaikan kabar gembira ini kepada orang-orang?’
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
‘Janganlah kausampaikan kabar gembira ini kepada mereka sehingga mereka akan bersikap menyandarkan diri kepada hal ini dan tidak beramal shalih’.”
[HR. Al-Bukhari no. 2856, 5967, 6267, 6500, 7373 dan Muslim no. 30]

=》Sedikit Faedah dari hadits tersebut.
Kalau ada orang bertanya dimana si fulan.? 
Dia menjawab, "Wallahu'alam" atau dia menjawab "Wallahu'alam wa Rasulluh."
Dengan dalil apa yang diucapkan oleh Mu'adz bin Jabal رضي لله عنه
"Allah dan Rasul Nya lebih mengetahui."
Apakah boleh atau tidak..?
Maka jawabanya "Tidak boleh."

Ucapan Mu'adz bin Jabal itu tidak bisa dijadikan dalil untuk menjawab "Allah dan Rasul Nya lebih mengetahui" dalam segala apa yang ditanyakan kepada kita.

Karena Mu'adz saat itu ditanya tentang perkara agama yang mana perkara tersebut diketahui oleh Rasulullah ﷺ, wahyu datang kepada beliau dan beliau membawa syariat.

Adapun dimana si fulan, Rasulullah ﷺ tidak tahu dimana si fulan, yang tahu dimana si fulan hanya Allah ﷻ saja. Terlebih lagi ketika Rasulullah ﷺ sudah meninggal.

Jadi perkara-perkara agama tidak ada masalah orang mengatakan "Allahu wa Rasulluh wa'alam", karena Rasulullah tahu tentang perkara agama.
Tapi kalau ditanya dimana si Fulan, hanya boleh menjawab dengan "Allahu'alam saja", karena Rasul tidak tahu dimana si fulan, karena itu perkara ghaib dan perkara ghaib hanya Allah ﷻ saja yang mengetahui.


⏹️ Yang perlu kita ketahui;

▪️1. Ketika seorang hamba mensucikan ibadahnya hanya kepada Allah ﷻ dengan dia beribadah kepada Nya dah tidak berbuat kesyirikan kepada Allah ﷻ, maka Allah ﷻ tidak akan pernah mengadzabnya, dan Allah ﷻ akan memberikan kepadanya Surga.

▪️2. Ibadah yang Allah ﷻ syariatkan dalam agama ini Tidak hanya sebatas didalam masjid ruku dan sujud, tapi mencakup didalamnya seluruh kehidupan manusia. 
Baik ucapannya, perbuatannya, gerakannya, diamnya, dzohirnya, bathinnya, hubungan dia dengan dirinya sendiri, dengan keluarganya, hubungan dengan masyaratkat , bangsa dan negaranya. 

? Allah ﷻ berfirman dalam Quran Surat Al-An'am ayat 162-163;

قُلۡ اِنَّ صَلَاتِىۡ وَنُسُكِىۡ وَ مَحۡيَاىَ وَمَمَاتِىۡ لِلّٰهِ رَبِّ الۡعٰلَمِيۡنَۙ

Katakanlah Muhammad, "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,"

لَا شَرِيۡكَ لَهٗ‌ۚ وَبِذٰلِكَ اُمِرۡتُ وَاَنَا اَوَّلُ الۡمُسۡلِمِيۡنَ

"Tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim)."
{QS. Al-An’am/6 Ayat 162-163}

Sebagai wujud ibadah kiya kepada Allah ﷻ diantaranya kita tidak mengusik orang lain dan kita bersabar dengan kondisi dan keadaan negara kita. Dan kita tidak memberontak kepada pemerintah kita ketika kita melihat sesuatu ketidakadilan pada diri mereka.

? Hadits dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al Anshary dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.”
[HR. Tirmidzi no. 2346, Ibnu Majah no. 4141]

Bahwasanya nikmat keamanan adalah merupakan nikmat yang sangat besar, oleh karena itu jagalah lisan, tangan dan perangai kita, jangan sampai kemanan itu hilang dari kita.
Janganlah kita mencaci atau jangan menjatuhkan pemerintah kita, dan jangan pula memberontak. Kita harus menyadari bahwasanya nikmat keamanan sungguh sangat besar walaupun kita hanya punya makanan untuk sekali makan.

? Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

المسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ 

“Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang selamat orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya."
[HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 40]

? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”
[HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192]

? Doa Nabi Isa 'alaihissalam dalam Firman Allah ﷻ ;

وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ

“Dan Allah menjadikanku banyak keberkahan di manapun aku berada.”
{QS. Maryam/19 ayat 31}

Itulah hakikat daripada Islam itu sendiri, dan penghambaan kita kepada Allah ﷻ sampai datang kepada kita keyakinan dan kematian. Jika belum datang kematian maka seorang hamba terus dalam kondisi menghambakan diri kepada Allah ﷻ.

? Allah ﷻ berfirman,

وَاعۡبُدۡ رَبَّكَ حَتّٰى يَاۡتِيَكَ الۡيَـقِيۡنُ

"Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu."
{QS. Al-Hijr/15 Ayat 99}

▪️3. Bentuk Ubudiyah seseorang kepada Allah ﷻ, dia mendapatkan kemuliaan dan keagungan sifat seperti sifat para Nabi dan para Rasul.

? Allah ﷻ berfirman,

وَاذۡكُرۡ عِبٰدَنَاۤ اِبۡرٰهِيۡمَ وَاِسۡحٰقَ وَيَعۡقُوۡبَ اُولِى الۡاَيۡدِىۡ وَالۡاَبۡصَارِ

"Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai kekuatan-kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu (yang tinggi)."
{QS. Sad/38 Ayat 45}

Orang yang jujur kepada Allah ﷻ adalah mereka;
- Semangat untuk belajar menuntut ilmu agama,
- Mereka juga memiliki semangat untuk mengamalkan apa yang diketahui dari ilmu itu sendiri.


? Imam Ibnul Qoyim رحمه الله menyebutkan ada beberapa golongan manusia keterkaitan antara ilmu dan amal;
1. Seseorang memiliki ilmu tapi tidak punya kekuatan untuk mempraktekkan ilmunya.
-> Ilmunya tidak bermanfaat.
2. Seseorang yang dia semangat untuk mempraktekan agama, semangat untuk beramal, semangat untuk berbuat kebajikan, semangat untuk beribadah, akan tetapi dia tidak punya ilmunya. Kesemangatannya dibangun diatas kebodohan dan kejahilannya.
-> Jangan untuk memberikan manfaat kepada orang lain, diapun tidak bisa memberikan manfaat untuk dirinya sendiri, bahkan dia akan memudhorotkan dirinya sendiri dikarenakan kebodohan dan kejahilannya.
3. Tidak ada semangat untuk mengetahui ilmu dan juga tidak ada semangat untuk mengamalkan apa yang datang dari ilmu itu sendiri.
-> Ini kebanyakan manusia, hidupnya hanya menikmati dunia, tidak beribadah dan belajar.
4. Hamba Allah ﷻ yang hakiki dan mukhlisin adalah mereka yang semangat belajar menuntut ilmu agama dan bersamaan dengan itu mereka juga semangat untuk mempraktekkan ilmu yang mereka dapat dan ketahui.
-> Semoga Allah ﷻ memberikan kepada kita kekuatan untuk bisa menjadi golongan manusia yang seperti ini. 

? Allah ﷻ berfirman,

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
سُبۡحٰنَ الَّذِىۡۤ اَسۡرٰى بِعَبۡدِهٖ لَيۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ اِلَى الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِىۡ بٰرَكۡنَا حَوۡلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنۡ اٰيٰتِنَا‌ ؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡبَصِيۡرُ

"Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."
{QS. Al-Isra/17 ayat 1}


?  PENUTUP  ?

Sesuatu yang paling indah yang kita rasalan dibulan Ramadhan ini adalah ketenangan hati yang diberikan oleh Allah ﷻ.
Kesejukan jiwa, dan itu dirasakan oleh orang-orang beriman semuanya, yang merasakan kebaikan disisi Allah ﷻ.

Apa rahasia dan inti seseorang itu merasakan ketenangan dibulan Ramadhan yang dia tidak merasakan ketenangan dibulan yang lain atau diluar bulan Ramadhan;
1. Karena dia menjaga sholat malamnya.
2. Dia menjaga lisannya.
3. Dia menjaga matanya.
4. Dia istiqomah dengan bacaan Alqurannya.

Inilah inti dari ketenangan hati dan kesejukan jiwa. Siapa yang dia merasakan sepanjang hidupnya sepanjang bulan yang dia lewati seperti keadaan bulan Ramadhan, maka jagalah amalan bulan ramadhan ini diluar bulan Ramadhan.

Tidak ada nikmat yang lebih besar lebih dari seseorang diberikan kenikmatan oleh Allah ﷻ didalam ibadah kepada Nya.
Dan Rasulullah ﷺ adalah manusia yang paling tinggi kedudukannya dalam nikmat ini.

? Dalam hadits yang masyhur, diriwayatkan oleh Aisyah رضي لله عنه mengatakan;

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا صَلَّى قَامَ حَتَّى تَفَطَّرَ رِجْلاَهُ قَالَتْ عَائِشَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَقَالَ « يَا عَائِشَةُ أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا ». 

Aisyah رضي لله عنه berkata, Rasulullah ﷺ ketika melaksanakan shalat maka beliau berdiri hingga kedua kakinya bengkak.
Aisyah رضي لله عنه bertanya,
“Wahai Rasulullah, Apa yang engkau perbuat, sedangkan dosamu yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni.”
Lalu beliau menjawab,
“Wahai Aisyah, bukankah seharusnya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?”.
[HR. Bukhari no. 1130, Muslim no. 2820]

Karena beliau merasakan tenang dan merasakan sejuk ketika beliau ruku dan sujud kepada Allah ﷻ.
Allah banyak berpesan kepafa kita dibulan Ramadhan ini walaupun pesannya tersirat, maka orang-orang yang berakal isyarat itu mencukupi bagi orang-orang yang berakal.
Semoga kita digolongkan oleh Allah ﷻ menjadi orang-orang yang berakal.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.


?  SOAL - JAWAB  ?


➡️  SOAL 1 :
Manakah yang lebih afdhol, khatam baca Alquran 2x secara sirr atau khatam 1x secara jahr..?
Karena kalau baca secara sirr bisa lebih cepat dibandingkan baca secara jahr.

➡️  JAWAB :
Wallahu'alam bishowab.
Kalau seandainya secara sirr disini dia membacanya dalam hati mulutnya tidak komat kamit supaya lebih cepat, maka itu bukan bacaan namanya, itu niat namanya karena niat adanya dalam hati.

Sesuatu yang dibaca adalah sesuatu yang dia menggerakkan lidahnya, Nabi kita Muhammad ﷺ ketika beliau membaca Alquran didalam sholat beliau, itu jenggot beliau bergoyang-goyang diketahui oleh para sahabat dibelakang sholat beliau.

Kalau seandainya Rasulullah ﷺ bacanya sirr atau yang dimaksud baca dalam hati diam saja, jenggot beliau tidak akan bergoyang, ini menunjukan kepada kita yang namanya bacaan itu harus dilafadzkan.

Tapi kalau seandainya sirr yang dimaksud bacaanya cepat dengan satu lagi bacaannya lambat, para ulama terdahulu mereka bisa mengkhatamkan Alquran sekian kali setiap harinya, mereka ketika membaca Alquran sesuai dengan kaidah tajwid tapi bersamaan dengan itu mereka sudah memahami Alquran yang mereka baca.

Maka semaksimal mungkin seseorang memperbanyak membaca Alquran dalam bulan Ramadhan, dan bersamaan itu juga berusaha untuk memahami dan mendalami kandungan-kandungan isi Alquran itu sendiri.
Wallahu'alam bishowab.


➡️  SOAL 2 :
Tujuan kita beribadah kepada Allah ﷻ apakah karena perintah Allah ﷻ atau karena kita takut kepada nerakanya Allah ﷻ ...?

➡️  JAWAB :
Apakah boleh seseorang itu beribadah kepada Allah ﷻ karena takut dari nerakanya, atau dia beribadah kepada Allah ﷻ dikarenakan dia mengharapkan surganya Allah ﷻ, perhatikan ayat yang Allah ﷻ sebutkan.

? Allah ﷻ berfirman,

 وَٱتَّقُوا۟ ٱلنَّارَ ٱلَّتِىٓ أُعِدَّتْ لِلْكَٰفِرِينَ 

"Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir."
{QS. Ali ‘Imran/3 ayat 131}


قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا 

"Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka."
{QS. aT-Tahrim/66 ayat 6}

Allah ﷻ memerintahkan tidak hanya dalam satu ayat tapi dalam banyak ayat. Dan juga datang hadits-hadits dari Rasulullah ﷺ.

Jadi ketika seseorang beribadah kepada Allah ﷻ dikarenakan takut dengan nerakanya Allah ﷻ, ini tidaklah menafiqkan ketauhidannya kepada Allah ﷻ, dan tidaklah menafiqkan peribadatan itu murni dan suci kepada Allah ﷻ sama sekali.

? Allah ﷻ berfirman,

وَسَارِعُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالۡاَرۡضُۙ اُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِيۡنَۙ

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa."
{QS. Ali 'Imran/3 ayat 133}

? Rasulullah ﷺ bersabda:

«اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ»

“Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong kurma”.
[Hadits Shahih, Riwayat Bukhari dan Muslim. Lihat Shahiihul jaami’ no. 114]

@Maksudnya :
Engkau jauhi dirimu dari nerakanya Allah ﷻ dengan cara engkau berinfaq walaupun hanya dengan sebutir kurma, agar bisa menyelamatkan engkau dari nerakanya Allah ﷻ.

Bukanlah sesuatu yang mengurangi ketauhidan seseorang dan esensi daripada ibadah itu sendiri, ketika seseorang takut dengan nerakanya Allah ﷻ dia takut dengan pemilik neraka. 

Ayat-ayat Alquran dan hadits-hadits sudah begitu jelas bahwa kita diperintahkan untuk takut kepada Allah ﷻ.
- Bentuk takut kita kepada Allah ﷻ adalah takut dengan nerakanya Allah ﷻ.
- Dan bentuk mengharap kita kepada Allah ﷻ adalah dengan mengharap surga yang telah Allah ﷻ janjikan kepada orang-orang yang beriman.
Wallahu'alam bishowab.


✍ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA