NGU

Dewi Sri • 8 Mei 2021

NGU
“Godaan terbesar di bulan Ramadhan adalah…”
Arief tak meneruskan kata-katanya.
“Adalah apa pak? “ tanya Wida
Arief tak menjawab, dia menarik nafas.
“Sop Buah ya pak?” tanya Wida.
“Godaan terbesar di bulan Ramadhan adalah…” Arief mengulang pernyataannya.
“..ngomong sama Bagian Purchasing,” wajahnya yang oriental berubah menjadi sedikit masam. Badannya tinggi besar, tapi mukanya yang baby face nampak lucu saat cemberut. 
“Wah,, kenapa Pak? “
 “Setiap menagih janji barang, kapan datang? Jawabannya selalu nanti, belum diproses.Specnya nggak jelas lah,gak keburu lah.. Ya Allah, Gusti … padahal line di belakang udah parah kondisinya, butuh spare part,” Pak Arief duduk di depan komputer mencari data permintaan barang untuk bagian Produksi.
“Sabar....sabar….sabar….” gumamnya sembari menscroll layar komputernya.
Wida terkikik melihat Pak Arief yang berusaha menenangkan diri sendiri.
Baru 1 tahun setengah Arief bekerja di bagian Produksi Seksi Machining  di sebuah perusahaan manufacturing pembuat spare part motor dan mobil. Tanggung jawabnya memastikan Line di bawah tanggung jawabnya berjalan dengan baik, akhir-akhir ini masalah banyak terjadi di mesin di line tempatnya bertugas.  Spare part mesin banyak yang harus diganti,  spare part yang harusnya dipakai untuk mengganti keperluan mesin, sudah seminggu lewat tidak datang juga.
Aktifitas terhenti saat terdengar nada dering handphonenya. Muncul di layar ponselnya,
‘Pak Cholis memanggil’
Arief buru-buru mengangkat menjawab panggilan atasannya itu.
“Hallo Assalamualaikum, dengan Arief.”
“Waalaikumsalam!...Pak Arief! Line 14 outputnya jauh di bawah target, kok bisa begitu sih, saya minta laporannya hari ini juga ya!”
" Ada trouble mesin pak. Segera saya laporkan hari ini," jawab Arief. 
1 jam setengah Arief meeting dengan Atasannya, keluar dari Ruang Meeting mukanya tambah kusut. Bagaimana tidak, baru ditegur oleh Pak Chotib.
Arief menepuk keningnya setelah Pak Cholis mengakhiri panggilannya
+++
“Haduuuh….mumet aku…” dengan langkah gontai dia berjalan ke kursinya. 
Terkadang ingin resign saja, PR-nya banyak , masalah datang bertubi-tubi.
Arief duduk di kursi di area istirahat di lantai 3. 
“ Hei, Kenapa? Mukanya suntuk sekali?” tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.
Arief menoleh, ternyata yang menepuk pundaknya adalah Pak Bambang, Direkturnya.
Arief hanya tersenyum.
“Lagi ada masalah ya?”
Arief mengangguk malu. 
“Kenapa? Jika masalah pekerjaan, mungkin saya bisa bantu?” tanya Pak Bambang.
 “Line saya banyak masalahnya Pak, minta tolong Purchasing untuk beli spare part yang rusak lama responnya. Jadi bingung saya, pak.Sedang produksi harus jalan,” jelas Arief. 
Pak Bambang tersenyum mendengarnya. 
 “Kamu sudah berapa lama kerja di sini?” tanyanya. 
“ Satu tahun setengah pak, “ jawab Arief . 
“Waaah… perjalananmu masih panjang Rief. Banyak challenge menanti di depanmu.  Ibaratnya main game, saat kita naik level, challenge-nya akan semakin sulit kan ya. 
Sama seperti dalam pekerjaan, masalah itu biasa. Bertemu masalah, ditegur, diomeli… itu hal biasa, yang luar biasa adalah bagaimana kita menghadapinya.”
Arief mendengarkan ucapan Direkturnya itu dengan seksama. 
"Saya merasa nggak mampu, Pak," kata Arief pelan. 
Pak Bambang tersenyum. 
"Nggak mampu apanya?Sudah coba?" 
Arief mengangguk. 
"Coba lagi.. kalau belum berhasil, coba lagi.. " kata Pak Bambang 
Arief bisa melihat tatapan teduh dari balik kaca mata berbingkai hitam. 
Pak Bambang menepuk pundak Arief. 
“Inget Rief,.. En Ge U!”
Arief melongo, 
“ Apa itu NGU pak?” 
“Never Give Up!.... Allah selalu ada bersama orang-orang yang sabar dan berusaha”
Arief merasa mendapat pencerahan dari obrolan singkatnya dengan Pak Bambang. 
Arief bertekad, dia tidak akan menyerah begitu saja, ada banyak hal yang masih harus dilalui dan dipelajari di tempat kerjanya.

 

Perusahaan Grup Astra
Federal Nittan Industries