*Menyambut Ramadhan Dengan Ilmu*
(Tanya Jawab Seputar Amaliah Ramadhan) 

*Pertanyaan 38*
Setelah shalat tarawih biasanya umat Islam secara bersama-sama melafalkan niat puasa:
نويت صوم غد أن أداء فرض شهر رمضان هذه السنة لله تعالى
Sering terjadi perselisihan dalam mengucapkannya antara Ramadloni dan Romadlona, yang benar itu seperti apa? 

*Jawaban:*
? Pada dasarnya lafadz رمضان  adalah isim ghairu munsharif yang tanda jarnya adalah fathah bukan kasroh. 
?Namun perlu diketahui bahwa status ghoiru munsharif bisa hilang dengan dua sebab:
1️⃣ menjadi mudlaf
2️⃣ kemasukan al (ال)
? Karena itu, bacaan niat puasa pada lafadz رمضان, boleh dibaca ramadlani (dengan dikasroh akhirnya) dan boleh dibaca Ramadlana (dengan difathah akhirnya), dengan rincian sebagai berikut:
1️⃣ Dibaca dengan kasrah (Ramadlani), yaitu:
نويت صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
?Di sini kata “Ramadhani” adalah mudhaf ilaihi yang juga menjadi mudhaf bagi kata setelahnya, dijarkan dengan kasroh. 
?Karena ketika lafadz Ramadlan menjadi mudloif ilaih sekaligus mudlof maka kemunshorifannya menjadi hilang, sehingga dia dijarkan dengan kasroh tidak dengan fathah lagi. 
2️⃣ Dibaca dengan fathah; Ramadlana, yaitu:
نويتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى
?Di sini kata “Ramadhana” kedudukannya menjadii mudhaf ilaihi saja tidak menjadi mudlof, sehingga dia tetap munsharif dan diakhiri dengan fathah yang menjadi tanda jarnya.
?Sedangkan kata هذه السنة (hadzihis sanata) difathah sebagai dzorof zaman. Di sini tidak dijadikan sebagai mudlof ilaihi sebagaimana pada lafadz yang pertama
والله اعلم بالصواب

Perusahaan Grup Astra
TOYOTA
Wilayah Grup Astra
Jadetabek