Saya adalah seorang karyawan swasta yang bekerja di Toyota Astra Motor, umur saya 34 tahun, Alhamdulillah saya menikah di umur 26 tahun dan sekarang sudah mempunyai 2 anak laki – laki.

Hari ini adalah hari senin, mulai bekerja kembali setelah libur, “Ayah berangkat ya anak – anak”, raut wajah anak – anak sangat sedih terlihat seolah ingin mengajak ayahnya untuk bermain kembali seperti minggu kemarin.”Ayah… kok ayah kerja terus? main sama aku lagi kaya kemarin” tanya sang bontot. “Ayah kan harus mencari uang buat abang dan adek, bekerja itu kan juga ibadah sama kaya abang dan adek ketika bersekolah melakukan kewajiban sebagai anak dalam menuntut ilmu biar pintar” jawabku. “Oh jadi bekerja dan sekolah itu ibadah ya ayah?” Tanya sang abang. “Iya sayang bunda ibadahnya memasak, ngajarin abang, nganter sekolah abang dan adek”. Jawabku. “Wah banyakan bunda ibadahnya, bunda curang”. Jawab sang adek. Saya pun tertawa karena mereka masih polos.” Adek…. semua kegiatan baik itu adalah ibadah, dan hadiahnya adalah pahala, kalau adek mau banyak pahala banyak – banyak bantuin bunda ya biar gak kalah pahalanya sama bunda”.jawabku. Mendengar anak – anak ku bersemangat sekali melakukan ibadah menjadi pemicu saya untuk lebih giat bekerja.

Sepulang kerja saya di sambut tawa anak – anak di depan pintu sambil menyebut “ayah… ayah…”. Saya sangat senang melihat wajah mereka riang dan gembira. “Jangan sentuh ayah dulu ya sayang ayah kotor dari luar tunggu ayah bersih – bersih dulu ya…”. Kataku. Setelah bersih – bersih kami sekeluarga kumpul dan bercanda. Tak lama kemudian adzan pun berkumandang, tanpa basa basi anak – anak pun langsung ke kamar mandi untuk berwudhu bersiap – siap ke musholah, saya pun terasa terpukul, anak – anak kecil ini masih suci dan tak berdosa mereka begitu bersemangat untuk mendapatkan hadiah dari Sang Maha Kuasa.

Paginya si bontot rada susah dibangunkan untuk sekolah, saya pun mulai menyerah untuk membangunkannya. Tapi istri mendukung saya untuk berusaha sedikit lagi dan membujuknya supaya bangun, ternyata saya payah dalam hal ini. “Jangan menyerah, coba ayah sabar dan cium pipi adek begitu cara membangunkannya”, kata istriku sambil tersenyum kecil seolah meledekku. Akhirnya aku melakukan apa yang diperintahkannya. Dan benar saja dia terbangun sambil teriak “Sakit gak suka dicium ayah ada kumisnya tajem”. Yah begitulah si bontot yang selalu protes dengan ayahnya dalam hati ku bergumam. Istriku pun tertawa kecil seolah dia berkata “Akulah ratunya disini”. Ya kamulah yang paling cantik di keluarga kita, anak – anak selalu bermanja dengannya karena mereka lebih banyak bersama, ada sedikit rasa cemburu dengan istri ku karena anak – anak lebih dekat dengannya.

Sepulang kerja seperti biasa setelah anak – anak tertidur kami menyempatkan diri untuk berkomunikasi sekedar berbagi cerita. Istriku bilang padaku kalau hari ini anak – anak menggemaskan, istriku bertanya kepada anak – anak “siapa yang kalian kagumi?”. Anak – anakku menjawab. “Ayah”, “Kenapa?” balik Tanya istriku. “Ayah adalah orang yang hebat berangkat kerja pagi pulang malam mencari uang untuk bunda, aku dan adek, ayah gak pernah mengeluh capek, ayah gak pernah marah, dan ayah orang rajin”. Mendengarkan cerita itu akupun seperti terharu mau menangis tapi malu, ternyata aku tidak perlu cemburu oleh istriku sendiri, dikagumi oleh istri dan anak – anak lebih dari cukup dalam menyemangatiku untuk lebih giat bekerja. Tak henti – hentinya saya mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah di karuniai keluarga yang hebat seperti mereka.

Semangat dan kebersamaan di rumah mendorong saya untuk bersemangat juga di kantor yang bagaimana harus terjalin komunikasi dengan sesama karyawan lain, saling memahami, dan saling membantu. Dan tak kalah penting juga bagaimana kita mendahulukan diskusi dalam setiap permasalahan yang ada. Sehingga kita berharap dengan semangat dan kebersamaan tersebut mendorong terwujudnya perusahaan yang Maju bersama dengan Karyawan.

Nama           : Wasis Marsudi

Perusahaan : PT. Toyota Astra Motor