Dan Allah Pun Tertawa Karenanya

Bang Pitung • 20 April 2021
di grup Masjid Astra

 

? NGAJI DARI RUMAH - MASJID ASTRA ?

? Kajian Ramadhan Sore Online Untuk Ikhwan & Akhwat - Edisi 02
?️ KAMIS, 15 April 2021 / 3 Ramadhan 1442
? 16.00 WIB - Selesai
? Ustadz Harits Abu Naufal حفظه لله تعالى


DAN ALLAH ﷻ PUN TERTAWA KARENANYA


Apa yang membuat Allah ﷻ tertawa dan bagaimana keyakinan Ahlul Sunnah Wal Jamaah tentang sifat tertawanya Allah ﷻ

Sebuah Hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Bukhari dan Muslim رحمه الله di dalam Shahihnya. Hadits ini diriwayatkan dari Abdullah ibnu Mas'ud رضي لله عنه 

- Abdullah ibnu Mas'ud adalah sahabat yg awal masuk islam, kalau dibandingkan Ibnu Abbas رضي لله عنه, Abudullah ibnu Mas'ud رضي لله عنه lebih alim dan lebih mengerti tentang penafsiran Alquran.

- Ketika kita kaitkan antara Abdullah ibnu Mas'ud رضي لله عنه dengan Abdullah ibnu Abbas رضي لله عنه yaitu penggandengan antara cahaya dengan cahaya.
Namun cahayanya Abdullah ibnu Mas'ud رضي لله عنه didalam memahami tafsir Alquran itu lebih tinggi dari pada Abdullah ibnu Abbas رضي لله عنه. Walaupun Abdullah ibnu Abbas رضي لله عنه didoakan oleh Rasulullah ﷺ dengan doa;

اللّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ، وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ

“Ya Allah, pahamkanlah dia terhadap agama dan ajarkanlah (ilmu) tafsir kepadanya.”
[HR. Ahmad dalam al-Musnad 1/328 dengan sanad yang hasan]

- Namun disebutkan oleh para Ulama, para sahabat Rasulullah ﷺ ketika Abdullah ibnu Mas'ud رضي لله عنه masih hidup, mereka mendatanginya menanyakan tentang tafsir Alquran.
Setelah Abdullah ibnu Mas'ud رضي لله عنه wafat baru mereka mendatangi Abdullah ibnu Abbas رضي لله عنه.

- Dan juga telah datang atsar dari Abdullah ibnu Mas'ud رضي لله عنه kalau seandainya ada orang yang lebih pintar dalam menafsirkan Alquran dibandingkan dirinya maka beliau akan mendatangi orang tersebut.

? Hadits dari Ibnu Mas'ud رضي لله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنِّى لأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولاً الْجَنَّةَ رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ حَبْوًا فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأَى. فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ – قَالَ – فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأَى فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا أَوْ إِنَّ لَكَ عَشَرَةَ أَمْثَالِ الدُّنْيَا – قَالَ – فَيَقُولُ أَتَسْخَرُ بِى – أَوْ أَتَضْحَكُ بِى – وَأَنْتَ الْمَلِكُ » قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ. قَالَ فَكَانَ يُقَالُ ذَاكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً

“Sesungguhnya aku tahu siapa orang yang paling terakhir dikeluarkan dari neraka dan paling terakhir masuk ke surga. Yaitu seorang laki-laki yang keluar dari neraka dengan merangkak.

Kemudian Allah تَبَارَكَ وَتَعَالَى berfirman kepadanya,
“Pergilah engkau, masuklah engkau ke surga.”

Ia pun mendatangi surga, tetapi ia membayangkan bahwa surga itu telah penuh.

Ia kembali dan berkata,
“Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.”

Allah تَبَارَكَ وَتَعَالَى  berfirman kepadanya,
“Pergilah engkau dan masuklah surga.”

Ia pun mendatangi surga, tetapi ia masih membayangkan bahwa surga itu telah penuh.

Kemudian ia kembali dan berkata, 
“Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.”

Allah تَبَارَكَ وَتَعَالَى berfirman kepadanya,
“Pergilah engkau dan masuklah surga, karena untukmu surga seperti dunia dan sepuluh kali lipat darinya.”

Orang tersebut berkata,
“Apakah Engkau memperolok-olokku atau menertawakanku, sedangkan Engkau adalah Raja Diraja?”

Ibnu Mas’ud berkata,
“Aku melihat Rasulullah ﷺ tertawa sampai tampak gigi geraham beliau. Kemudian beliau bersabda, “Itulah penghuni surga yang paling rendah derajatnya.”
[HR. Bukhari no. 6571, 7511 dan Muslim no. 186]

? Dalam riwayat lain disebutkan,
"Laki-laki tadi yang keluar dari neraka dan dia menoleh ke dalam neraka, dia berkata,
"Tidak ada satupun manusia yang mendapatkan nikmat lebih besar daripada nikmatku."

Padahal jasad dia dalam keadaan terpanggang, dia belum menikmati surga, dia baru saja lepas dari neraka.
Dan kita bisa bayangkan bagaimana dahsyatnya dan pedihnya api nerakanya Allah ﷻ.

Oleh karena itu, mari kita jadikan bulan Ramadhan ini bulan untuk menyelamatkan kita dari nerakanya Allah ﷻ.

@Melanjutkan pembahasan hadits,
"Ketika laki-laki tersebut mendengar Allah ﷻ memberikan kepadanya surga dengan kelipatan sepuluh kali lipat, dia bertanya,
"Wahai Allah apakah Engkau bercanda kepada saya ya Allah, apakah Engkau tertawakan saya ya Allah dalam keadaan Engkau adalah Raja diatas segala Raja.?"

=》Maksudnya,
Saking bahagianya dan saking senangnya, dia selamat dari neraka saja sudah cukup buat dia. Kalau seandainya dalam surga dia hanya berdiri saja tidak mendapatkan kenikmatan surga itu sudah cukup bahagia buat dia.
Tetapi Allah ﷻ melipatkan sepuluh kali lipat apa yang diangan-angankan. Saking bahagianya dia berkata,
"Engkau Rabbul'alamin, Engkau yang memiliki jagat raya alam semesta ini Engkau bisa bercanda denganku ya Allah, Engkau ingin mentertawakan aku..?"

@Kemudian dalam hadits disebutkan 
" Allah سبحانه وتعالى tetawa melihat hamba tersebut, saking senangnya dan saking bahagianya."

=》Luasnya Rahmat Allah ﷻ kepada hamba Nya,
- Sudah dia berbuat dosa
- Dia berbuat salah
- Dia berbuat kemaksiatan
- Dia durhaka kepada Allah ﷻ
- Kemudian ada saatnya Allah ﷻ mengangkat dia kedalam surga
- Kemudian Allah ﷻ tidaklah memberikan sesuatunya yang kecil dalam surga, tetapi Allah memberikan kepadanya sesuatu yang sangat istimewa dalam keadaan dia keluar paling akhir dari neraka dan paling akhir masuk dalam surganya Allah ﷻ.

Bayangkan bagaimana dengan orang-orang yang paling awal masuk surga dari kalangan para Nabi, sadikin dan para syuhada.

@Kemudian Ibnu Mas'ud رضي لله عنه berkata,
"Aku melihat Rasulullah ﷺ tertawa dan kemudian Rasulullah ﷺ mengatakan,
"Dia adalah laki-laki yang paling ringan/rendah nikmatnya didalam surganya Allah ﷻ."

Dan Abdullah ibnu Mas'ud yang mendengarkan hadits ini dari Rasulullah ﷺ , ketika beliau menceritakan hadits ini kepada sahabatnya beliau juga tertawa.
Kemudian Abdullah ibnu Mas'ud رضي لله عنه berkata kepada sahabatnya,
"Tidakkah kalian bertanya kepadaku kenapa aku tertawa ketika aku menyampaikan hadits ini.?"

Kemudian mereka berkata,
"Wahai Abdulullah ibnu Mas'ud kenapa engkau tertawa.?"

Kemudian Abdullah ibnu Mas'ud رضي لله عنه berkata,
"Dan aku tertawa dikarenakan Rasulullah ﷺ tertawa pada waktu itu, kemudian para sahabat saat itu bertanya kepada Rasulullah ﷺ,
"Ya Rasulullah kenapa engkau tertawa ketika menyampaikan hadits ini.?"
Kemudian Rasulullah ﷺ menjawab dan berkata,
"Dikarenakan Allah سبحانه وتعالى tertawa maka aku juga tertawa."

=》Dan ini menunjukkan kepada kita bagaimana kesemangatan para sahabat dan kepenasaran para sahabat Rasulullah ﷺ terhadap ilmu itu jauh dibandingkan dengan Tabi'in.
- Jadi ketika Rasulullah ﷺ tertawa ketika beliau menyampaikan hadits ini, para sahabat langsung bertanya kenapa Rasulullah ﷺ tertawa.
- Para Tabi'in ketika melihat Abdullah ibnu Mas'ud tertawa ketika menyampaikan hadits ini, mereka tidak bertanya kepada Abdullah ibnu Mas'ud kenapa dia tertawa, tetapi beliaulah yang berkata kepada para Tabi'in, "kalian tidak bertanya kenapa aku tertawa." Barulah para tabi'in bertanya kepadanya, "kenapa engkau tertawa."


▪️FAEDAH YANG BISA DIPETIK▪️

Ada bebrapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits yang tersebut diatas diantaranya adalah,

1️⃣  Dari tanda kenabian Nabi kita Muhammad ﷺ apa yang Allah ﷻ khobarkan kepada beliau tentang laki-laki yang paling akhir keluar dari neraka dan laki-laki yang paling akhir masuk kedalam surga.

Ini merupakan perkara yang ghaib, dan perkara yang ghaib itu tidak ada yang mengetahuinya kecuali hanya Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ sebagai Nabi dan Rasulnya Allah ﷻ.

Allah ﷻ lah yang mengkhobarkan kepada Nabi kita Muhammad ﷺ perkara ghaib tersebut.
Dan tidak semua perkara-perkara ghaib itu dikhobarkan kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, hanya sebagian saja perkara ghaib yang dikhobarkan kepada Nabi kita Muhammad ﷺ

Maka siapa saja seseorang yang mereka mengaku mengetahui perkara ghaib, dia mengetahui apa yang akan terjadi besok, dia mengetahui apa yang akan terjadi bulan depan, dia mengetahui apa yang akan terjadi tahun depan.
Maka dia telah memposisikan dirinya dengan Allah Rabbul'alamin, dan siapa yang meyakini seseorang itu mengerti perkara ghaib, maka orang tersebut telah menjadikan orang yang diyakininya tersebut sebagai tandingan bagi Allah Rabbul'alamin.

?  Allah ﷻ berfirman,

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ 

“Katakanlah : “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah”, dan mereka tidak engetahui bila mereka akan dibangkitkan”
{QS. An-Naml/27 ayat 65}


إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥ عِلْمُ ٱلسَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ ٱلْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌۢ بِأَىِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌۢ 
 
"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
{QS. Luqman/31 Ayat 34}

Karena perkara ghaib adalah perkaranya Allah Rabbul'alamin dan tidak semua perkara ghaib diketahui oleh Rasulullah ﷺ
Ketika Nabi kita Muhammad ﷺ ditanya oleh Malaikat Jibril,
"Kapan terjadinya kiamat.?"
Rasulullah ﷺ berkata,
"Tidaklah yang bertanya lebih mengetahui daripada yang bertanya."

Ketika kita membahas apa itu syirik.
"Syirik adalah menyerupai Allah سبحانه وتعالى dengan makhluknya yang itu merupakan bagian dari kekhususan Allah Rabbul'alamin."

Jadi kapan seorang makhluk menjadikan pada makhluk yang lainnya yang itu merupakan bagian dari kekhususan Allah ﷻ , maka dia telah menyekutukan sesuatu itu dengan Allah Rabbul'alamin. 
Dan bagian dari kekhususan Allah ﷻ adalah mengetahui perkara yang ghaib. Tidak ada yang berserikat dengan Allah ﷻ diantara makhluk-makhluknya untuk mengetahui perkara ghaib ini kecuali para Nabi dan Rasul yang dikhobarkan oleh Allah Rabbul'alamin.

@Ada pertanyaan.
Ketika para ahli terkadang memprediksikan terjadinya Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan bahwa akan terjadi Gerhana Matahari pada tanggal sekian, bulan sekian, jam sekian dan didaerah ini dan itu dan selalu tepat.
Apakah perkiraan terjadinya Gerhana Matahari atau Gerhana Bulan adalah bagian dari mengerti hal perkara ghaib sehingga kita tidak boleh mempercayainya dan apakah mempercayainya termasuk kufur.?

=》Penjelasan.
Ada kaedah penting dalam hal ini dan semoga bisa menjadi tambahan ilmu bagi kita semua.
Ada pengaruh yang sifatnya dzohir (jelas) dan ada pengaruh yang sifatnya tidak dzohir (tidak jelas).

》Yang Sifatnya dzohir/jelas.
Contoh:
Ketika naik pesawat biasanya pilot akan mengatakan penerbangan kita menempuh jarak 2 jam. Dan itu biasanya ketika landing tepat dengan waktu yang disebutkan.
Maka ada perhitungan sendiri antara jarak dan kecepatan waktu tempuh pesawat tersebut.
Ini adalah perkara yang dzohir yang nampak jelas dari jarak dan kecepatannya.
Begitu juga dengan Matahari dengan Bulan. Matahari itu bergerak sekian menit sekian.. sekian.. dan sekian..
Dan itu ada ilmu khusus dan ada pengamatan dengan alat-alat khusus. Ketika Matahari itu bergerak, dengan ilmu dan perhitungan ilmu alat khusus tersebut, maka bisa diketahui bahwa akan terjadi pertemuan antara Matahari dengan Bulan pada tanggal berapa, bulan berapa dan tahun berapa dan dimana lokasinya yang disebut dengan Gerhana Matahari atau Gerhana Bulan.

=》Kata Muhammad bin Shalih al-Utsaimin رحمه الله,
"Ini bukanlah perkara yang terlarang dalam agama."

? Sebagaimana kata Rasulullah ﷺ dalam sebuah hadits,

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ

“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.”
[HR. Ahmad no.9532. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan]

=》Maka ilmu tentang pengetahuan kapan akan terjadinya Gerhana Matahari atau Gerhana Bulan dan mempercayainya, itu tidak termasuk dalam hadits tersebut diatas.

=》Akan tetapi ramalan yang akan membuat seseorang itu bisa keluar dari Islam, adalah sesuatu yang tidak ada pengaruhnya sama sekali.
Salah satunya yaitu ketika dia percaya dengan ramalan-ramalan, misalnya bulan Sagitarius atau ini dan itu.. bahwa dibulan ini kamu akan dapat jodoh, dibulan ini kamu akan dapet rezeki dari sini dan situ.. dan ramalan-ramalan lainnya.
Dari mana orang itu mengetahui perkara ghaib tersebut, perkara tersebut hanya Allah ﷻ yang mengetahuinya, maka ini bisa menjadikan orang tersebut kufur.


2️⃣  Ada Kemuliaannya Allah ﷻ dan luasnya pemberian Allah ﷻ kepada hamba-hamba Nya.

Allah ﷻ memberikan kepada seorang yang dia berbuat dosa dan maksiat. Bahkan saking banyaknya dia berbuat dosa dan maksiat, dia menjadi orang yang paling akhir keluar dari neraka dan menjadi orang yang paling akhir masuk kedalam Surganya Allah ﷻ.

Tetapi bersamaan dengan itu Allah ﷻ memberikan kepadanya apa yang dia angan-angankan, dan kemudian Allah ﷻ melipatnya dengan sepuluh kali lipat.

Dzat yang begitu mulia ini yang begitu luasnya kebaikan dan banyaknya kebaikan dan rahmat-Nya yang diberikan kepada kita,
- Apakah pantas untuk kita bermaksiat kepada Nya,
- Apakah pantas untuk kita melakukan yang dilarang oleh Nya,
- Apakah pantas untuk kita tidak melakukan apa yang akan diperintahkan oleh Allah ﷻ, dalam keadaan satu amalan yang ringan terkadang diberikan pahala sebesar gunung Uhud. Terkadang hanya dengan satu ucapan yang ringan bisa menyelamatkan seseorang dari neraka Nya.

Tanamkan keagungan Allah ﷻ dalam qolbu kita, sehingga ketika tertanam itu dalam qolbu kita maka akan menghalangi kita dari berbuat dosa dan maksiat.

@Pertanyaan.
Bagaimana keadaan orang-orang beriman masuk kedalam Surga.? 

=》Orang-orang beriman masuk kedalam surganya Allah ﷻ dalam beberapa keadaan,

1.)  Masuk Surga tanpa adzab dan tanpa hisab.
? Disebutkan dalam Hadits Rasulullah ﷺ berkata,

 هَذِهِ أُمَّتُكَ، وَمَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْر حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ ; هُمْ الَّذِينَ لا يَسْتَرْقُونَ وَلا يَتَطَيَّرُونَ وَلا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُون..“

"Inilah umatmu, di antara mereka ada 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab, mereka adalah orang yang tidak minta diruqyah (dimanterai), tidak meramal nasib dan tidak mita di-kai, dan hanya kepada Allah-lah mereka bertawakkal.”
[HR. Bukhari 8270]

2.)  Seseorang masuk surganya Allah ﷻ setelah dia dihisab.
? Allah ﷻ berfirman, 

فَاَمَّا مَنۡ ثَقُلَتۡ مَوَازِيۡنُهٗ

6. Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,

فَهُوَ فِىۡ عِيۡشَةٍ رَّاضِيَةٍ

7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang).

وَاَمَّا مَنۡ خَفَّتۡ مَوَازِيۡنُهٗ

8. Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

فَاُمُّهٗ هَاوِيَةٌ

9. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
{QS. Al-Qari'ah/101 ayat 6-9}

? Rasulullah ﷺ bersabda,
"Barang siapa yang seseorang itu dihisab maka diaendapatkan adzab."

Bukan adzab dalam neraka, tetapi keberatan yang akan dia lalui ketika dia dihisab oleh Allah ﷻ, namun setelah melalui panjangnya hisab dan berat tadi, dia sukses maka dia masuk Surganya Allah ﷻ.

3.)  Masuknya seorang kesurganya Allah ﷻ adalah dia telah diadzab dan disiksa dalam neraka.
Kemudian ada saatnya dia mendapatkan syafaat dari Rasulullah ﷺ atau dari orang-orang yang mereka Allah ﷻ beri izin memberikan syafaat, kemudian diangkat kedalam surga.

=》Dan tidak ada orang-orang yang mereka memiliki iman walaupun sebesar biji sawi masuk kedalam nerakanya Allah ﷻ maka Allah ﷻ akan keluarkan dia dari neraka dan dimasukkan kedalam surganya Allah ﷻ.


3️⃣  Ditetapkannya sifat tertawa bagi Allah سبحانه وتعالى.

◼️ Ahlul Sunnah wal Jamaah didalam memahami ayat-ayat sifat.

1.)  Mereka membawa ayat sifat dari Alquran kepada dzohir daripada Nash, kecuali disana datang sesuatu yang memalingkan dari makna dzohir kepada makna yang lainnya, maka kita bawa kepada makna yang lainnya.

Tetapi secara hukum asal, semua ayat Alquran dan Hadits Rasulullah ﷺ itu dibawa kepada dzohir ayat tersebut. Dan demikianlah jalannya para Nabi dan Rasul dan para Salaf.

Kalau seandainya sesuatu itu boleh ditakwil secara hukum asal maka Nabi Ibrahim 'alaihissalam adalah manusia yang pertama yang akan mentakwil ayat tersebut.

Nabi Ibrahim 'alaihissalm menunggu waktu sekian lama untuk mendapatkan seorang anak.

? Allah ﷻ berfirman,

رَبِّ هَبۡ لِىۡ مِنَ الصّٰلِحِيۡنَ

"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shalih."

فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ

"Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar (yaitu Ismail)."
{QS. Ash-Shaffat/37 ayat 100-101}

Ketika umurnya Ismail sudah dewasa, sebagian Ulama mengatakan usianya antara 7 - 12 thn, tiba-tiba Allah ﷻ memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih Ismail.
Dan beliau ceritakan sendiri kepada Ismail apa yang Allah ﷻ perintahkan kepada beliau.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعۡىَ قَالَ يٰبُنَىَّ اِنِّىۡۤ اَرٰى فِى الۡمَنَامِ اَنِّىۡۤ اَذۡبَحُكَ فَانْظُرۡ مَاذَا تَرٰى‌ؕ قَالَ يٰۤاَبَتِ افۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ‌ سَتَجِدُنِىۡۤ اِنۡ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيۡنَ

"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
{QS. Ash-Saffat/37 ayat 102}

Nabi Ibrahim 'alaihissalm ketika datang perintah dari Allah ﷻ dan ayat-ayat dari Allah ﷻ beliau fahami secara dzohir, walaupun dzohir itu kelihatannya kejam.

فَلَمَّاۤ اَسۡلَمَا وَتَلَّهٗ لِلۡجَبِيۡنِ‌ۚ

"Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah)."
{QS. Ash-Saffat/37 ayat 103}

Kemudian datang Malaikat membawa seekor Qibas yang sangat besar sebagai ganti Ismail.

Inilah jalannya para Salaf, dalam memahami ayat asalnya secara dzohir sampai datang sesuatu yang memalingkannya baru dia dipalingkan kepada makna yang lainnya.

2.)  Sesuatu itu akan bisa diketahui oleh manusia dengan beberapa cara;

2.1. Manusia melihat sendiri sesuatu tersebut sehingga dia bisa menggambarkannya.
2.2. Ada orang yang melihatnya, yang kemudian orang yang melihat tadi mengkhobarkan kepadanya, sehingga dia bisa menggambarkannya.
2.3. Ada sesuatu yang serupa dengannya, kemudian dia bisa menggambarkan sesuatu tersebut.

? Sekarang ketika kita berbicara tentang sifat Allah ﷻ ,
1. Tidak ada satupun manusia yang melihat Allah ﷻ.
2. Nabi Muhammad ﷺ ketika beliau diisrakan oleh Allah ﷻ, beliau tidak melihat Allah Rabbul'alamin.
3. Tidak ada satupun yang menyerupai Allah Rabbul'alamin dalam keadaan Allah ﷻ Maha Mendengar dan Maha Melihat.

? Ketika ketiga jalan itu tidak bisa ditempuh oleh manusia maka jalan yang ada bagi kita dalam menetapkan sifat-sifat Allah ﷻ adalah hanya;
- Dengan apa yang telah Allah ﷻ khobarkan dalam Alquran 
- Dan dengan apa yang telah Rasulullah ﷺ khobarkan dalam Haditsnya.

Sebagaimana disebutkan oleh Imam Az-Zuhri رحمه الله,
" Allah ﷻ yang menjelaskan tentang agamanya, Rasulullah ﷺ yang menyampaikannya, dan kita menerima dan mendengar apa yang dikhobarkan oleh Allah dan Rasul Nya."

Ketika Rasulullah ﷺ mengkhobarkan Allah ﷻ tertawa, kita mengatakan Allah ﷻ tidak tertawa.
Tetapi maksudnya adalah Allah ﷻ memberikan pahala kepadanya dan Allah ﷻ ridho kepadanya.

? Kaedah yang perlu difahami;
"Sama dari sisi lafadz dan makna tidak mesti harus sama dari sisi hakikatnya."

》Tertawanya Allah ﷻ sesuai dengan Keagungan dan Kebesaran Allah ﷻ.
》Dan tertawanya makhluk sesuai dengan makhluk itu sendiri.


@SEDIKIT FAEDAH 

Ahlul batil seperti Mutazilah dan yang semisalnya, mereka semua menggunakan ayat Alquran,
? Allah ﷻ berfirman,

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.”
{QS. Asy-Syura/42 ayat 11}

Ketika kita katakan kepada Mutazilah kenapa mereka tidak menetapkan tertawa bagi Allah ﷻ , mereka akan mengatakan,
"Tidak ada yang serupa dengan Allah ﷻ."

Adanya kontradiksi didalam aqidah dan manhajnya mereka.

? Allah ﷻ berfirman,

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوۡنَ الۡقُرۡاٰنَ‌ؕ وَلَوۡ كَانَ مِنۡ عِنۡدِ غَيۡرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوۡا فِيۡهِ اخۡتِلَافًا كَثِيۡرًا

"Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur'an? Sekiranya (Al-Qur'an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya."
{QS. An-Nisa/4 ayat 82}

? Ahlul Sunnah didalam menetapkan sifat Allah;
- Mereka tetapkan dulu apa yang datang dari Allah dan Rasul Nya dari pengkhobaran sifat-sifat tersebut.
- Setelah mereka tetapkan baru setelahnya mereka sucikan.

Ahlul Sunnah mengatakan Allah tertawa, iya Allah tertawa karena Rasulullah ﷺ mengkhobarkan Allah tertawa, tetapi tertawanya Allah tidak sama dengan tertawanya makhluk Nya.
》Tertawanya Allah ﷻ sesuai dengan Keagungan dan Kebesaran Allah ﷻ.
》Dan tertawanya makhluk sesuai dengan kelemahan makhluk itu sendiri.

? Adapun Jahmiah.
Ketika mereka mendengar sifat Allah tertawa,
"Mereka tolak bahwa Allah tidak tertawa."

Tapi dalam hadits Allah menyebutkan Allah tertawa, baru setelahnya mereka tawil,
"Maksudnya tertawa disini adalah Allah memberikan ridho kepadanya."

? Ucapan Para Salaf رحمه الله :
"Seluruh para Salaf mereka sepakat ditetapkannya sifat tertawa bagi Allah سبحانه وتعالى  yang sesuai dengan Keagungan dan Kebesaran Allah."

▪️ Disebutkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah رحمه الله (Ulama Syafi'iyah yang hidup ditahun 200 Hijriah), beliau mengatakan;
"Kita beriman Allah سبحانه وتعالى itu tertawa dikarenakan Nabi Muhammad ﷺ mengkhobarkan kepada kita kalau Allah itu tertawa. Maka kita tetapkan apa yang dikhobarkan oleh  Rasulullah ﷺ tetapi kita tidak boleh mensifati tertawanya Allah begini dan begini."


4️⃣  Bolehnya seseorang itu tertawa.

Terkadang sebagian orang terlalu saklek, hidupnya terlalu serius, beranggapan kalau tertawa nanti keras hati.

Nabi Muhammad ﷺ manusia yang paling mulia, beliau juga tertawa dengan sahabatnya dan terkadang beliau bercanda.

Ada saatnya Beliau serius ketika menyampaikan ilmu, apalagi ketika menjelaskan tentang neraka dan adzab Allah ﷻ menjelaskan tentang hukum Allah ﷻ.
Tapi ditengah keseriusan beliau ada saatnya beliau bercanda dengan para sahabatnya, bercanda dengan istrinya.

Islam bukanlah agama yang kaku atau keras.
Tertawa itu bukanlah sesuatu yang terlarang dalam agama Islam.
Tetapi tertawa yang terlarang adalah ketika tertawa itu yang menjatuhkan muruahnya/akhlaknya, seperti tertawa yang berlebihan, karena tertawa yang berlebihan bisa membuat hati menjadi keras.


5️⃣  Peringatan atas bahaya dosa-dosa besar bagi pelakunya diakhirat kelak apabila belum bertaubat.

Walaupun Allah ﷻ mengampuni seorang hamba dan tidak didalam neraka selama-lamanya.
Namun siapa yang akan sanggup untuk menahan adzabnya dan nerakanya Allah ﷻ yang panasnya 60 kali lipat panas dunia.

Yang menyepelekan dosa sekecil apapun dosa tersebut. Ketika kita berbuat dosa kita sedang bermaksiat kepada Allah Rabbul'alamin.
"Jangan dilihat besar atau kecilnya dosa tersebut, tapi lihatlah kepada siapa kita berbuat dosa."

Jadikanlah bulan Ramadhan ini sebagai bulan pengampunan dosa dan bulan untuk kita berlatih jangan sampai kita berbuat dosa, agar ketika kita keluar dari bulan Ramadhan ini seperti bayi yang baru dilahirkan.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.


?  SOAL - JAWAB  ?


➡️  SOAL :
Apakah tanda bahwa Allah ﷻ mencintai kita dan bagaimana meyakini bahwa sesungguhnya kita sudah berada dijalan yang dicintai Allah ﷻ ..?

➡️  JAWAB :
Telah datang hadits-hadits dari Rasulullah ﷺ dan juga ayat Alquran, tanda-tanda bahwa Allah ﷻ mencintai hamba-hambanya.

Diantara bentuk Allah ﷻ mencintai hambanya:

1)  Ketika hamba tersebut menjadikan jalan Rasulullah ﷺ sebagai jalan dalam pedoman kehidupannya."

?  Allah ﷻ berfirman,

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ

"Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu): Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian."
{QS. Ali-Imron/3 ayat 31}

Oleh karena itu diantara hal yang paling urgent dalam kehidupan kita untuk kita mengetahui mana jalannya Rasulullah ﷺ dan mana yang bukan jalannya Rasulullah ﷺ
Ketika kita mengetahui itu adalah jalannya Rasulullah ﷺ maka peganglah dan gigitlah dengan gigi-gigi geraham kita jangan lepaskan, apapun ujian dan cobaan yang menghampiri kita.
Karena itu merupakan nikmat yang paling terbesar yang Allah ﷻ berikan kepada seorang hamba, ketika seseorang berjalan diatas Sunnah Rasulullah ﷺ dia akan terselamatkan dari beraneka ragam jalan-jalan kesesatan dan kekufuran.
Dan kemudian dia akan dikumpulkan bersama Allah ﷻ dan bersama Nabi Muhammad ﷺ didalam surganya Allah ﷻ

2)  Ketika Allah ﷻ mencerdaskan seorang hamba dalam agama dan memberikan kepadanya kemudahan untuknya menuntut ilmu.

? Rasulullah ﷺ bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
[HR. Bukhari]

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan jadikan ia faham dalam agama”
{Muttafaqun ‘alaihi}

Sebagai bukti tanda seseorang itu dicintai oleh Allah ﷻ;
¤ Dia akan mengerti perkara halal dan haram.
¤ Dia akan mengerti yang mana Tauhid.
¤ Dia akan mengerti yang mana Sunnah.
¤ Dia akan mengerti yang mana Syirik.
¤ Dia akan mengerti yang mana Bid'ah.
¤ Dia akan mengerti yang mana kesesatan.

Ketika Allah persulit kita untuk belajar dan menuntut ilmu agama, ketika kita tidak lagi merasakan manisnya kita menuntut ilmu agama, kita khawatir Allah ﷻ tidak lagi menginginkan kebaikan kepada kita.
Kalau seandainya ini sedang kita alami, maka kita harus perbanyak Taubat dan Istighfar, karena mungkin sudah terlalu banyak dosa dan kelalaian yang menutupi antara cahaya ilmu dengan qolbu kita, agar lezatnya kenikmatan belajar ilmu agama itu kembali.

3)  Ketika Allah ﷻ menguji dan mencoba seorang hamba.

? Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ

“Barangsiapa dikehendaki Allah (mendapat) kebaikan, maka ia akan diuji.”
[HR. Bukhari]

Karena sabar merupakan titik yang terendah dari sikap seorang muslim ketika mendapat musibah.
Maka orang-orang shaleh terdahulu, ketika mereka mendapatkan ujian dan cobaan mereka bukan hanya bersabar, 
tetapi mereka bersyukur kepada Allah ﷻ

Kenapa.? 
Karena dengan mereka diberikan musibah oleh Allah ﷻ itu pertanda bahwa Allah ﷻ ;
1. Mencintai mereka.
2. Mendapatkan pahala dari yang Allah ﷻ janjikan.
3  Dengannya Allah ﷻ akan mengampuni dosanya dan mengangkat derajatnya.

? Rasulullah ﷺ bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya”
[HR. Bukhari no.5642 dan Muslim no.2573]
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.


✍ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA