Metode Memperbaiki Kualitas Diri

Bang Pitung • 20 April 2021
di grup Masjid Astra

 

??  NGAJI DARI RUMAH - MASJID ASTRA  ??

? Kajian Ramadhan Pagi Online Untuk Ikhwan & Akhwat - Edisi 04
?️ AHAD, 18 April 2021 / 6 Ramadhan 1442
? 09.30 WIB - Selesai
? Ustadz Ahmad Zainuddin Al-Banjary, Lc. حفظه لله تعالى


METODE MEMPERBAIKI KUALITAS DIRI


Kata Kualitas dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah tingkat baik buruknya sesuatu atau derajat atau taraf kepandaian, kecakapan dan sebagianya atau mutu.

Bila seorang membicarakan tentang agama, tidak lebih dari empat faktor;
1. Aqidah.
Yaitu keyakinan dan hubungan dengan Allah ﷻ
2. Ibadah.
Yaitu perbuatan-perbuatan entah itu praktis atau non praktis sebagain bentuk pengabdian sebagai hamba Allah ﷻ kepada Allah ﷻ
3. Muamalah.
Yaitu hubungan interaksi sosial baik sesama manusia antar anak dengan orang tua, suami dengan istri, tetangga dengan tetangga, rakyat dengan pemerintah, atau yang semisalnya. 
Hubungan pernikahan, jual beli ataupun akad-akad lainnya.
4. Akhlak dan Adab.
Akhlak artinya sifat-sifat yang baik.
Adab artinya kelakuan-kelakuan yang baik.


? Memperbaiki kualitas diri saat datang sifat lemah dan futur dari seorang Muslim ?

Memperbaiki kualitas diri artinya ada sesuatu yang rusak diperbaiki atau yang sudah bagus diperbaiki kembali.

◾ TENTANG FUTUR

Dalam agama Islam disebutkan bahwa seorang Muslim itu memang terkadang semangat, kemudian ada masanya turun, lemah, tidak semangat.
=》Itulah yang disebut dengan futur.

▪️Futur artinya adalah;
"Diam setelah bergerak dengan keras dan lemah setelah kuat."

Kita tidak ingin dalam diri kita ada sifat futur, sehingga akhirnya seseorang menjadi lemah.

▶️ Beberapa hal yang harus menjadi dasar keyakinan seorang muslim.

1️⃣  Bahwa setiap manusia pasti melakukan kesalahan dan setiap manusia pasti berdosa.

Dan ini tidak bisa tidak, mau dia didalam Ramadhan atau diluar Ramadhan, pasti dia melakukan kekeliruan, kesalahan, dosa dan maksiat.

Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Imam ibnu Majah, Imam ad-Dariny dengan sanad yang hasan dan dishahihkan oleh Imam Hakim رحمه الله

? Rasulullah ﷺ bersabda;

كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ 

"Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat."

Maka didalam memperbaiki kualitas diri, bukan permasalahan seseorang tidak pernah tersungkur dalam maksiat, bukan permasalahan seseorang pernah melakukan kekeliruan dalam hidupnya.
Karena setiap manusia memang mempunyai potensi untuk melakukan kesalahan dan dosa, bisa disebabkan karena;
- dia diganggu oleh syaiton bahkan syaitonnya mengalir dalam aliran darahnya
- dia mempunyai sifat buruk dan hawa nafsu
- dia ada kawan-kawan buruk dan lingkungan yang buruk.

Permasalahannya bukan pada anda tidak pernah melakukan dosa lagi atau kekeliruan lagi, tidak..! Semua manusia pasti melakukan kekeliruan.

Bahkan Rasulullah ﷺ sudah menegaskan hal itu bahwa kita ini adalah makhluk pendosa yang mana dengan dosa tersebut akhirnya kita bertobat kepada Allah ﷻ.

Kita bukan seperti Malaikat yang apabila diperintahkan oleh Allah ﷻ selalu dikerjakan dan apa yang dilarang oleh Allah ﷻ dijauhi.

? Allah ﷻ berfirman,

لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

"yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan­Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
{QS. At-Tahrim/66 ayat 6}

Kalau manusia seperti Malaikat, maka Allah ﷻ akan mewafatkan kita dengan segera, ini sudah ditegaskan oleh Rasulullah ﷺ dalam haditsnya.

? Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ، وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ ، فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ

“Demi Dzat yang diriku berada ditanganNya, jika kalian tidak berbuat dosa Allah akan hilangkan kalian dan Allah akan datangkan kaum lain yang berdosa, lalu mereka pun minta ampun kepada Allah, Allah pun ampuni dosa mereka.”
[HR. Imam Muslim 2.749]

Inilah keyakinan dasar yang harus kita yakini dengan baik bahwa;
"Setiap dari kita adalah manusia yang senantiasa selalu dan pasti pernah melakukan dosa."
Dan permasalahannya adalah setelah melakukan kesalahan dan dosa apakah kita bertobat atau tidak.

2️⃣  Hati ini lemah, sangat cepat berubah dan mudah berbolak-balik.
? Rasulullah ﷺ bersabda;

إِنَّمَا سُمِّيَ الْقَلْبُ مِنْ تَقَلُّبِهِ، إِنَّمَا مَثَلُ الْقَلْبِ كَمَثَلِ رِيْشَةٍ مُعَلَّقَةٍ فِى أَصْلِ شَجَرَةٍ يُقَلِّـبُهَا الرِّيْحُ ظَهْرًا لِبَطْنٍ. رواه أحمد

“Hati dinamakan qolb karena sifatnya yang cepat berubah. Hati itu bagaikan bulu (ayam) yang tergantung di atas sebuah pohon, yang dibolak-balikan oleh angina sehingga bagian atas terbalik ke bawah dan bagian bawahterbalik ke atas.”
[HR. Ahmad]

? Rasulullah ﷺ bersabda;

لَقَلْبُ ابْنِ آدَمَ أَسْرَعُ تَقَلُّبًا مِنَ الْقِدْرِ إِذَا اسْتَجْمَعَتْ غَلَيَانًا. رواه أحمد

“Sesungguhnya hati anak cucu Adam lebih cepat perubahannya dari panci yang berisi air mendidih.”
[HR. Ahmad]

Ini semua disebabkan karena yang memiliki hati adalah Allah ﷻ
? Rasulullah ﷺ bersabda; 

عن عبد الله بن عمرو بن العاص -رضي الله عنهما- أنه سمع رسول الله -صلى الله عليه وسلم-، يقول: «إنَّ قلوبَ بني آدم كلَّها بين إصبعين من أصابعِ الرحَّمن، كقلبٍ واحدٍ، يُصَرِّفُه حيث يشاء» ثم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «اللهم مُصَرِّفَ القلوبِ صَرِّفْ قلوبَنا على طاعتك».  

"Dari Abdullah bin Amru bin al-Ash, ia mendengar Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda,
"Sesungguhnya hati anak-anak Adam itu seluruhnya ada di antara dua jari-jari Allah Yang Maha Pengasih seperti satu hati. Dia memalingkannya ke arah yang dikehendaki-Nya." 
Selanjutnya Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 
"Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami atas ketaatan-Mu."
[HR. Muslim]

3️⃣  Bahwasanya yang namanya Iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena maksiat.

? Allah ﷻ berfirman,

اِنَّمَا الۡمُؤۡمِنُوۡنَ الَّذِيۡنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتۡ قُلُوۡبُهُمۡ وَاِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ اٰيٰتُهٗ زَادَتۡهُمۡ اِيۡمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُوۡنَ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal."
{QS. Al-Anfal/8 ayat 2}

Iman itu bisa bertambah dengan membaca  Alquran dan bisa berkurang apabila tidak membaca Alquran.

Terutama bulan Ramadhan. Ramadhan adalah bulan membaca Alquran maka perbanyak baca Alquran, dan amalan yang paling besar pahalanya dibulan Ramadhan ini adalah yang paling banyak berdzikirnya kepada Allah ﷻ,
"Sebaik-baik dzikir adalam membaca Alquran."

4️⃣  Bahwasanya kita didalam hidup ini harus mengetahui, terkadang kita fokus beribadah, terkadang kita fokus mengerjakan perkara dunia, maka itu tidak tercela.

@Artinya;
Ada waktu fokus untuk beribadah dan ada waktu fokus untuk bekerja, karena kita masih hidup didunia.

Ramadhan ini kita berpuasa memperbanyak ibadah, tapi kita juga perlu untuk bekerja agar bisa menghidupi keluarga dan tidak meminta-minta dan tidak menjadi beban di masyarakat.

? Sebuah kisah dalam hadits, Dari Hanzholah Al Usayyidiy;

عَنْ حَنْظَلَةَ الأُسَيِّدِىِّ قَالَ – وَكَانَ مِنْ كُتَّابِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ – لَقِيَنِى أَبُو بَكْرٍ فَقَالَ كَيْفَ أَنْتَ يَا حَنْظَلَةُ قَالَ قُلْتُ نَافَقَ حَنْظَلَةُ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ مَا تَقُولُ قَالَ قُلْتُ نَكُونُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ حَتَّى كَأَنَّا رَأْىَ عَيْنٍ فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَافَسْنَا الأَزْوَاجَ وَالأَوْلاَدَ وَالضَّيْعَاتِ فَنَسِينَا كَثِيرًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ فَوَاللَّهِ إِنَّا لَنَلْقَى مِثْلَ هَذَا. فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ حَتَّى دَخَلْنَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قُلْتُ نَافَقَ حَنْظَلَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « وَمَا ذَاكَ ». قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ نَكُونُ عِنْدَكَ تُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ حَتَّى كَأَنَّا رَأْىَ عَيْنٍ فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِكَ عَافَسْنَا الأَزْوَاجَ وَالأَوْلاَدَ وَالضَّيْعَاتِ نَسِينَا كَثِيرًا. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنْ لَوْ تَدُومُونَ عَلَى مَا تَكُونُونَ عِنْدِى وَفِى الذِّكْرِ لَصَافَحَتْكُمُ الْمَلاَئِكَةُ عَلَى فُرُشِكُمْ وَفِى طُرُقِكُمْ وَلَكِنْ يَا حَنْظَلَةُ سَاعَةً وَسَاعَةً ». ثَلاَثَ مَرَّاتٍ

Dari Hanzholah Al Usayyidiy, beliau adalah di antara juru tulis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, 
“Abu Bakr pernah menemuiku, lalu ia berkata padaku, “Bagaimana keadaanmu wahai Hanzhalah?” 
Aku menjawab, “Hanzhalah kini telah jadi munafik.”
Abu Bakr berkata, “Subhanallah, apa yang engkau katakan?”
Aku menjawab,
“Kami jika berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami teringat neraka dan surga sampai-sampai kami seperti melihatnya di hadapan kami. Namun ketika kami keluar dari majelis Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami bergaul dengan istri dan anak-anak kami, sibuk dengan berbagai urusan, kami pun jadi banyak lupa.”
Abu Bakr pun menjawab, “Kami pun begitu.”

Kemudian aku dan Abu Bakr pergi menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu aku berkata, 
“Wahai Rasulullah, jika kami berada di sisimu, kami akan selalu teringat pada neraka dan surga sampai-sampai seolah-olah surga dan neraka itu benar-benar nyata di depan kami. Namun jika kami meninggalkan majelismu, maka kami tersibukkan dengan istri, anak dan pekerjaan kami, sehingga kami pun banyak lupa.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, 
“Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya kalian mau kontinu dalam beramal sebagaimana keadaan kalian ketika berada di sisiku dan kalian terus mengingat-ingatnya, maka niscaya para malaikat akan menjabat tangan kalian di tempat tidurmu dan di jalan. Namun Hanzhalah, lakukanlah sesaat demi sesaat.”
Beliau mengulanginya sampai tiga kali.
[HR. Muslim no. 2750]

@Yang tercela adalah;
Apabila fokus dunianya bermaksiat kepada Allah ﷻ.


◾ POTRET-POTRET LEMAHNYA IMAN

▶️ Apa potret-potretnya sehingga kita bisa menginstrospekainya kepada diri kita, apakah kita sedang futur atau tidak.

1️⃣  Hati yang keras.
Hati yang keras ini adalah salah satu potret yang dirasakan adalah;
- Kalau mendengar ayat Alquran dibacakan masa bodo.
- Kalau ada orang yang menasehati malah dimarahi, disebabkan karena maksiat.

? Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda;

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ) »

"Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, 
“Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.”
[HR. At Tirmidzi no. 3334, Ibnu Majah no. 4244, Ibnu Hibban (7/27) dan Ahmad (2/297)]

Keras hati akhirnya meremehkan maksiat dan sombong dengan maksiat, ini bahaya.
Bedakan antara orang yang bermaksiat, walaupun itu dosa besar tapi setelah maksiat dia merasa takut, khawatir, merasa berdosa, takut siksa Allah. 
Dengan orang yang maksiat walaupun kecil tapi dia sombong dengan maksiatnya, bangga dengan maksiatnya.

2️⃣  Malas mengerjakan ketaatan.
Terutama dibulan Ramadhan.
? Dimana Rasulullah ﷺ mengatakan,
"Dan para Malaikat senantiasa berseru:

يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ هَلُمَّ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ

“Wahai orang-orang yang menghendaki kebajikan, bergembiralah dan wahai orang-orang yang menghendaki keburukan tahanlah dirimu”.
[Hadis Shahih, Riwayat al-Nasa`i: 2080 dan Ahmad: 18042]

Meremehkan ketaatan adalah salah satu penyebab ujub, karena merasa sudah bertauhid dan bermanhaj salaf;
- Tidak sholat qobliah dan ba'diah,
- Tidak baca dzikir pagi sore,
- Tidak sholat dhuha,
- Malas membaca Alquran.
- Malas beribadah kepada Allah,
- Malas berjamaah, atau berjamaah datang paling akhir.

Seharusnya orang yang sudah lama mengaji dan mengaku manhaj salaf;
- Semakin semangat ibadahnya dibandingkan dengan yang belum ngaji.
- Lebih semangat baca Alqurannya dan mengkhatamkannya.
- Lebih semangat bersedekahnya.
- Lebih semangat sholat sunnahnya, qobliyah badiyah, dhuha, tahajud, witir.

Jangan sampai seperti orang munafiq.
? Allah ﷻ berfirman,

وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

“Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”
{QS. An Nisaa/4 ayat 142}

3️⃣  Membenci orang-orang sholeh yang mengerjakan sunnah Rasulullah ﷺ.
Apalagi sampai membenci orang-orang yang mendakwahkan Sunnah Rasulullah ﷺ.

Para Ulama Salaf sudah memperingatkan kita sejak dari dahulu tentang berkawan.

▪️Umar bin Khattab رضي لله عنه pernah berkata;
"Bertemanlah kalian dengan orang-orang yang selalu beristighfar, mereka itu hatinya lembut."

▪️Abu Darda رضي لله عنه berkata;
"Kalian masih dalam kebaikan selama kalian mencintai orang-orang sholeh."

4️⃣  Lemahnya perasaan keagamaan.
Salah satu diantaranya;
- Adalah godaan syahwat.
- Kalau urusan Nahi Munkar sedikit yang melakukannya karena takut dihina orang.
- Alquran dihina dianggap biasa.
- Syariat-syariat dihina dianggap biasa.
- Allah dan Nabi Muhammad dihina dianggap biasa.

5️⃣  Tidak bersyukur ketika mendapat nikmat dan tidak bersabar saat mendapat musibah.

Kalau dapat musibah seakan-akan Allah tidak pernah baik sama dirinya, malah berdoa keburukan.

? Allah ﷻ berfirman,

وَيَدۡعُ الۡاِنۡسَانُ بِالشَّرِّ دُعَآءَهٗ بِالۡخَيۡرِ‌ ؕ وَكَانَ الۡاِنۡسَانُ عَجُوۡلًا

"Dan Manusia (seringkali) berdoa untuk kejahatan sebagaimana (biasanya) dia berdoa untuk kebaikan. Dan memang manusia bersifat tergesa-gesa."
{QS. Al-Isra/17 ayat 11}

Sebaliknya, kalau seandainya dia mendapatkan nikmat setelah miskin, sehat setelah sakit, kaya setelah miskin, sukses setelah sulit, maka dia lupa diri dan tidak bersyukur.

?  Allah ﷻ berfirman, dalam QS. Hud/11 Ayat 9-10;

وَلَٮِٕنۡ اَذَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ مِنَّا رَحۡمَةً ثُمَّ نَزَعۡنٰهَا مِنۡهُ‌ۚ اِنَّهٗ لَيَـــُٔوۡسٌ كَفُوۡرٌ

"Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian (rahmat itu) Kami cabut kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterima kasih."
{QS. Hud/11 ayat 9}

وَلَٮِٕنۡ اَذَقۡنٰهُ نَـعۡمَآءَ بَعۡدَ ضَرَّآءَ مَسَّتۡهُ لَيَـقُوۡلَنَّ ذَهَبَ السَّيِّاٰتُ عَنِّىۡ‌ ؕ اِنَّهٗ لَـفَرِحٌ فَخُوۡرٌۙ

"Dan jika Kami berikan kebahagiaan kepadanya setelah ditimpa bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, "Telah hilang bencana itu dariku." Sesungguhnya dia (merasa) sangat gembira dan bangga."
{QS. Hud/11 ayat 10}

6️⃣  Menampakkan maksiat dihadapan orang banyak.

Orang yang berdosa akan dimaafkam oleh Allah ﷻ kecuali yang memperlihatkan disa tersebut dan bangga dengan dosa tersebut.

? Rasulullah ﷺ bersabda;

كُلُّ أَمَّتِى مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ 

“Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali  orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa (mujahir).”
[HR. Bukhari]


◾ OBAT LEMAHNYA IMAN

Memperbaiki kualitas diri;

1️⃣  Harus menghilangkan kebodohan dari dalam diri.
- Kebodohan tentang syariat Islam
- Kebodohan tentang perintah-perintah Allah ﷻ
- Kebodohan tentang larangan-larangan Allah ﷻ
- Kebodohan tentang kehidupan akhirat, ada siksa neraka dan nikmat surga.

Hilangkan semua kebodohan-kebodohan tentang agama dalam diri kita.
"Sesungguhnya seseorang terperosok kedalam maksiat, menurun kualitas dirinya dan kualitas imannya dan ketaqwaannya, akibat dia bodoh."

▪️Imam Ibnu Qoyyim mengatakan;
"Kebodohan itu adalah sebuah penyakit yang mematikan, obatnya ada dua perkara yang sejajar, "Ayat Alquran atau Hadits Rasulullah ﷺ."
Yang mengajarinya harus seorang alim yang Rabbani yang mengajarinya dari dasar secara pelan-pelan.

Bagi seorang yang baru meniti jalan istiqomah, maka salah satu kewajiban yang paling utama menuntut ilmu agama, agar terbebaskan dari kebodohan tentang agama sehingga bisa taat kepada Allah ﷻ.

? Rasulullah ﷺ bersabda;

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
[HR. Muslim, no. 2699]

2️⃣  Senantiasa mengingat kehidupan akhirat.
Selalu orientasikan hidup kita kepada akhirat, terutama bulan Ramadhan.

Kita diberikan waktu oleh Allah ﷻ dua belas bulan selama setahun, sebelas bulan silahkan cari rizki, tapi satu bulan saja perbanyak baca Alquran, beribadah, kemasjid, berdzikir, berdoa.

Hadits Rasulullah ﷺ yang mana memberikan kepada kita selalu petunjuk untuk orientasi bagaimana selamat setelah mati, jauh dari api neraka dan masuk Surga, dan itulah cita-cita tertinggi seorang muslim, kemenangan dan kesuksesan yang hakiki.

? Allah ﷻ berfirman,

كُلُّ نَفۡسٍ ذَآٮِٕقَةُ الۡمَوۡتِ‌ؕ وَاِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ اُجُوۡرَكُمۡ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ‌ؕ فَمَنۡ زُحۡزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدۡخِلَ الۡجَـنَّةَ فَقَدۡ فَازَ ‌ؕ وَمَا الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَاۤ اِلَّا مَتَاعُ الۡغُرُوۡرِ‏

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya."
{QS. Ali 'Imran/3 ayat 185}

? Rasulullah ﷺ bersabda;

مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ

“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)."
[HR Ibnu Majah no. 4105, Ahmad 5/183, ad-Daarimi no. 229, Ibnu Hibban no. 680]

? Dalam Hadits Qudsi, Rasulullah ﷺ bersabda;

 أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ يَا ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِى أَمْلأْ صَدْرَكَ غِنًى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ وَإِلاَّ تَفْعَلْ مَلأْتُ يَدَيْكَ شُغْلاً وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ »

"Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'la berfirman: "Wahai manusia, Luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi dadamu dengan kekayaan (rasa cukup dan puas) dan Aku akan menutup kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan yang demikian itu, niscaya Aku akan penuhi kedua tanganmu (hari-harimu) dengan kesibukan (pekerjaan2) dan Aku tidak akan menutup kefakiranmu."
[HR At-Tirmidzi IV/642 no.2466, Ibnu Majah II/1376, Ahmad II/358 no.8681, dan Ibnu Hibban II/119 no.393]

Kalau tidak meluangkan waktu untuk beribadah kepada Allah ﷻ di bulan Ramadhan ini lalu mau kapan lagi..?

▪️Faedah dari Imam Ibnu Qoyyim;
"Bahagia itu menurut orang yang berakal sebenarnya adalah bagaimana rasa resah dan rasa gelisah yang ada didalam hati bisa hilang."
Dan tidak ada yang bisa menghilangkan keresahan dan kegelisahan, kecuali dengan menghadap kepada Allah ﷻ, berdoa, berdzikir, bermunajat, berkholwat dengan Nya.

3️⃣  Seseorang berdoa kepada Allah ﷻ.
Agar senantiasa selalu diberikan petunjuk kemudahan untuk beramal sholeh.

▪️Doa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ kepada Mu'adz bin Jabal;

اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

"Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik."

"Ya Allah, tolonglah aku dalam berdzikir, bersyukur dan beribadah yang baik pada-Mu.”

▪️Bisa juga dengan memperbanyak doa ini;

اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِي كُلَّهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

"Allahumma rahmataka arju fala takilni ila nafsi tharfaka ainin ashlihli syani kullahu lailaha illa anta."
 
"Ya Allah, aku mengharap rahmat-Mu, janganlah Engkau pasrahkan aku pada diriku sekejap mata pun. Perbaikilah urusanku seluruhnya. Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi kecuali Engkau."

Semoga bermanfaat.
Wallahu'alam bishowab.


?  SOAL - JAWAB  ?


➡️  SOAL 1 :
Ketika sedang sibuk dengan urusan pekerjaan terkadang ibadah jadi seadanya saja, salahkah kondisi seperti ini.? Dan bagaimana agar ibadah kita tetap maksimal walaupun sibuk dengan urusan dunia, bisakah balance antara urusan dunia dan ibadah untuk akhirat.?
➡️  JAWAB :
Ini yang keliru.
=》Kita fokus pekerjaan dunia, tapi saat mengerjakan pekerjaan akhirat jangan seadanya.

? Dalam Hadits Muslim dari Hanzholah Al Usayyidiy, Rasulullah ﷺ berkata;
"Wahai Hanzholah, kadang kamu fokus untuk ibadah dan kadang fokus untuk pekerjaan dunia, saat mengerjakan pekerjaan dunia maka fokuslah dan telaten, tapi saat melakukan pekerjaan akhirat maka fokus juga jangan seadanya."

=》Kemudian konsep fifty fifty ini hati-hati salah.
Disebutkan oleh Allah ﷻ dalam Alquran.
? Allah ﷻ berfirman,

وَابۡتَغِ فِيۡمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ‌ وَلَا تَنۡسَ نَصِيۡبَكَ مِنَ الدُّنۡيَا‌ وَاَحۡسِنۡ كَمَاۤ اَحۡسَنَ اللّٰهُ اِلَيۡكَ‌ وَلَا تَبۡغِ الۡـفَسَادَ فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الۡمُفۡسِدِيۡنَ

"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."
{QS. Al-Qasas/28 ayat 77}

Sebagian orang menafsirkan ayat ini keliru, mereka beranggapan fifty akhirat, fifty dunia.

=》Pemahaman yang benar dan kiat-kiatnya adalah;
1. Apabila seseorang bekerja untuk dunia maka niatkan itu untuk ibadah dan bermanfaat diakhirat.
2. Jangan sampai pekerjaan kita atau dunia kita melalaikan kita dari akhirat.

@Contoh;
Ada pengusaha dan semangat usaha, salah satu niatnya adalah ingin bikin masjid dengan usahanya dia, ingin menafkahi anak istri, orang tua, ade, kakak dan rahim-rahimnya yang tidak mampu. Ini niat baik, akhirnya dia semangat bekerja untuk ibadah.
Inilah agar balance antara kehidupan dunia dan akhiratnya.

? Allah ﷻ berfirman,

رِجَالٌ ۙ لَّا تُلۡهِيۡهِمۡ تِجَارَةٌ وَّلَا بَيۡعٌ عَنۡ ذِكۡرِ اللّٰهِ وَاِقَامِ الصَّلٰوةِ وَ اِيۡتَآءِ الزَّكٰوةِ‌ۖ ۙ يَخَافُوۡنَ يَوۡمًا تَتَقَلَّبُ فِيۡهِ الۡقُلُوۡبُ وَالۡاَبۡصَارُ

"Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat),
{QS. An-Nur/24 ayat 37}
Wallahu'alam bishowab.

➡️  SOAL 2 :
Dirumah saya ada TV namun hanya menyetel film anak-anak semata-mata untuk hiburan anak-anak, apakah itu sesuatu yang tercela, jika ingin memperbaiki diri apakah saya harus meniadakan TV tersebut.?
➡️  JAWAB :
Hiburan TV bukanlah satu-satunya untuk bisa mendamaikan anak-anak kita. TV bisa diganti dengan hal-hal lain yang bisa memberikan manfaat kepada anak-anak kita.

=》Kalau bertanya kiat untuk memperbaiki kualitas keluarga adalah;
"Seorang kepala keluarga harus mempunyai contoh/teladan bagi anak-anaknya, sehingga dia bisa mengajari anak-anaknya menjadi anak-anak yang lebih memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat."

@Artinya;
Orang tua harus memposisikan dirinya agar menjadi teladan, bagaimana dengan selain TV yang membawa kemudhorotan, maka disana ada sarana-sarana lain yang juga asyik dan bagus, dan juga anak-anak bisa bermain dengannya dan mendapat manfaat.
Kapan waktunya anak-anak bermain, maka bermainlah dengan anak-anak agar anak-anak tidak fokus ke TV.
Kenapa anak-anak bisa meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat, karena orang tuanya juga bisa meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.

? Allah ﷻ berfirman,

ذُرِّيَّةًۢ بَعۡضُهَا مِنۡۢ بَعۡضٍ‌ؕ وَاللّٰهُ سَمِيۡعٌ عَلِيۡمٌ‌ۚ

"(sebagai) satu keturunan, sebagiannya adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
{QS. Ali 'Imran/3 ayat 34}

@Nasehat Ustadz;
Boleh saja menonton TV yang bermanfaat tetapi jika ada musiknya maka ini dijauhi karena nanti akan sulit masuk ayat Alquran, membaca Alquran, menghafal Alquran. 
Karena antara musik dengan Alquran tidak akan bisa menyatu.
Anak itu bagaikan kertas putih, mau kita apakan itu terserah kita, terutama anak-anak yang dibawah usia 7 tahun akan sangat erat dengan adonan yang kita buat.
Jadilah contoh teladan bagi anak bagaimana menggunakan waktunya dengan baik.
Wallahu'alam bishowab.

➡️  SOAL 3 :
Terkadang hadir futur untuk beribadah setelah selesai masa haid, bagaimana cara mencegah agar tidak futur dan tetap stabil dalam beribadah.?
➡️  JAWAB :
Seorang perempuan agar tidak futur setelah haid, dia harus mengetahui bahwasanya selama haid sudah banyak yang tertinggal dalam dirinya.

=》Tentang waktu dan merasa kehilangan dan merasa rugi saat kehilangan kesempatan untuk beribadah.

@Nasehat pertama.
Kisah Abdullah bin Umar رضي لله عنه;
Beliau apabila sholat jenazah maka beliau sholat jenazah, setelah sholat jenazah beliau pulang.
Dan pahala sholat jenazah adalah mendapatkan satu gunung Uhud (sangat berat pahalanya).
Kemudian beliau mendapatkan hadits dari Abu Hurairah;
"Siapa yang sholat jenazah kemudian mengantarkan jenazah sampai dikubur maka dia mendapatkan pahala dua qirob (dua gunung uhud)."
Kemudian Abdullah bin Umar mengatakan, 
"Abu Hurairah terlalu berlebihan dalam haditsnya."
Lalu ditanyakanlah hadits tersebut kepada Aisyah, kata Aisyah haditsnya benar.
Kemudian Abdullah bin Umar berkata,
"Sungguh kalau begitu selama ini kita menyia-nyiakan bergunung-gunung pahala."

Inilah sahabat bagaimana mereka merasa rugi saat kehilangan kesempatan untuk beramal ibadah.
Sementara wanita selama haid dia kehilangan kesempatan untuk beramal ibadah terutama sholat, puasa, tidak bisa memegang mushaf.

Maka untuk mengobati penyakit futur setelah haid dia ingatlah; "bahwasanya dia sudah banyak ketinggalan kesempatan untuk beramal ibadah, sehingga dia semangat untuk beribadah."

》Misal;
Dua rakaat sebelum subuh, "pahalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya."
Tapi jarang ada orang yang merasa rugi saat kehilangan kesempatan sholat dua rakaat sebelum subuh.

@Nasehat kedua.
Jangan sampai kita mati disaat sedang lemah ibadah apalagi dalam keadaan maksiat.
Karena itu adalah kerugian yang paling rugi, tidak pernah ada kerugian yang paling rugi didunia dibandingkan kematian Su'ul Khotimah.
Maka ingat jangan sampai kita mati diatas keadaan yang buruk, itulah yang membuat kita semangat dalam beribadah.
Wallahu'alam bishowab.


✍ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA