?? NGAJI DARI RUMAH - MASJID ASTRA ??
? Kajian Ramadhan Sore Online Untuk Ikhwan & Akhwat - Edisi 03
?️ SABTU, 17 April 2021 / 5 Ramadhan 1442
? 16.00 WIB - Selesai
? Ustadz Nizar Saad Jabal, Lc., M.Pd. حفظه لله تعالى
HIKMAH NASEHAT LUKMAN DAN MEMAHAMI CARA BERBAKTI
Tema dan bahasan kali ini adalah salah satu sosok pribadi yang dikisahkan oleh Allah ﷻ didalam Alquran.
Ada beberapa model kisah yang diceritakan dalam Alquran, diantaranya:
▪️Kisah satu kaum.
Seperti kaum Nabi Nuh, kaum Ad, kaum Tsamud, kaum nabi-nabi yang lainnya.
▪️Kisah tentang satu penduduk desa.
Seperti kisah pemilik kebun.
▪️Kisah tentang individu.
Dari sisi baik dan buruk:
▪️Kisah tentang kaum yang baik dan kaum yang buruk yang diadzab oleh Allah ﷻ
▪️Kisah desa yang baik dan desa yang buruk.
▪️Kisah individu yang kafir seperti Fir'aun, Abu Lahab, dan kisah individu yang baik seperti kisah Luqman Al-Hakim, kisah tiga orang yang lari dari kampungnya dan terjebak dalam sebuah goa.
Hari ini kita akan membahas kisah salah satu individu dalam Alquran yang sampai namanya diabadikan dengan nama satu surat didalam Alquran yaitu Surat Luqman (kisah Luqman).
Tentu ini menunjukkan bahwa sosok ini adalah sosok yang memiliki kemuliaan dan memiliki banyak kebaikan yang luar biasa, dan pelajaran untuk kita semua.
Ada juga satu nama yang disebutkan dalam Alquran dan namanya juga dijadikan nama dalam surat yang menunjukkan kejahatan yang luar biasa, yaitu surat Al-Lahab (lisah Abu Lahab).
Ketika inti dari Alquran itu adalah bicara tentang Tauhid, bicara tentang buah dari ketauhidan, bicara tentang syirik, bicara tentang buah dari kemusyrikan, bicara tentang balasan bagi orang-orang yang bertauhid dan balasan bagi orang-orang yang berbuat syirik.
Maka sosok dan profil orang-orang itupun disebutkan dalam Alquran.
Sungguh indah bahasa Alquran yaitu diawal surat Alquran yaitu Al-Fatihah, ketika menyebutkan doa yang paling mulia didalam Alquran,
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
"Tunjukilah kami jalan yang lurus." {QS. Al-Fatihah/1 ayat 6}
Jalan yang lurus itu adalah ketauhidan kepada Allah dan buah dari ketauhidan itu sendiri.
Luqman Al-Hakim, beliau adalah sosok profil yang dikisahkan didalam Alquran tentang orang-orang yang bertauhid dan memiliki buah dari sebuah ketauhidan, dan Allah ﷻ memberikan balasan yang mulia didunia dan diakhirat kepada Luqman Al-Hakim.
Kisahnya disebutkan dalam Surat Luqman dimulai dari ayat ke 12.
? Allah ﷻ berfirman,
وَلَقَدۡ اٰتَيۡنَا لُقۡمٰنَ الۡحِكۡمَةَ اَنِ اشۡكُرۡ لِلّٰهِؕ وَمَنۡ يَّشۡكُرۡ فَاِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهٖۚ وَمَنۡ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِىٌّ حَمِيۡدٌ
"Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, "Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji."
{QS. Luqman/31 ayat 12}
Setelah menyebutkan kisah Luqman, lalu menyebutkan kisah Luqman kepada keluarganya.
? Allah ﷻ berfirman,
وَاِذۡ قَالَ لُقۡمٰنُ لِا بۡنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَىَّ لَا تُشۡرِكۡ بِاللّٰهِ ؕاِنَّ الشِّرۡكَ لَـظُلۡمٌ عَظِيۡمٌ
"Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar."
{QS. Luqman/31 ayat 13}
? Siapakah Luqman Al-Hakim.
Luqman Al-Hakim nama aslinya adalah Luqman bin Anqa' bin Sadun, mempunyai anak yang bernama Taran bin Luqman.
▪️Dilihat dari sisi zaman.
Luqman bin Anqa' ini hidup di zaman Nabi Daud alaihisallam.
Para Ulama berbeda pendapat dalam menilai siapakah Luqman ini seorang Nabi atau seorang hamba yang sholeh, yang akhirnya dikenal dengan nama Luqman Al-Hakim, karena Allah ﷻ memberikan sifat Al-Hikmah kepada dirinya.
¤》Pendapat pertama.
Ada yang mengatakan Luqman adalah seorang Nabi, maka disebagian buku tentang kisah para Nabi dan Rasul disebutkan dengan Luqman 'alaihisalam seperti layaknya seorang Nabi.
Ini pendapat sebagian kecil dari para ulama salaf yang dinisbatkan kepada Ikrimah.
Imam Ibnu Katsir رحمه الله dalam tafsirnya menilai bahwa, penisbatan atau penyebutan bahwa Luqman seorang Nabi dan dinisbatkan itu kepada Ikrimah itu ditela'ah dari jalur seorang yang bernama Jabir bin Yazid Al Ju'fiy, seorang yang dikenal dalam kalangan ulama para hadits sebagai seorang perawi yang lemah.
¤》Pendapat kedua.
Yang mengatakan bahwa Luqman adalah seorang hamba Allah ﷻ yang sholeh.
Inilah pendapat kebanyakan/mayoritas para ulama dan inilah pendapat yang shahih dan kuat.
Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, bahwa seorang hamba yang sholehpun bisa dipuji dan bisa mendapatkan sebuah kemuliaan yang sangat tinggi sekali disisi Allah ﷻ, dan menjadi sebuah kisah yang luar biasa dalam Alquran.
Dan ini bisa menjadi motivasi bagi kita untuk menggapai sebuah kemuliaan, kedudukan yang tinggi dan menjadi seorang hamba yang dicintai oleh Allah ﷻ.
▪️ Apa profesi Luqman Al-Hakim.
Kalau kita simpulkan dari penjelasan para ulama salafus shaleh;
1.) Luqman berasal dari negara yang bernama Naubah, yang sekarang dikenal dengan nama negara Sudan.
Posisi kotanya berdekatan dengan Mesir.
Luqman hidup sezaman dengan nabi Daud alaihisallam dan para ulama salaf mengatakan bahwa Luqman dikenal sebagai seorang Qobi/Hakim.
Kalau masyarakat mempunyai berbagai permasalahan mereka mendatangi Luqman, dan Luqman suka memberikan fatwa-fatwa dan menyelesaikan berbagai macam konflik masyarakat.
Ketika Allah ﷻ mengutus Nabi Daud maka Luqman Al-Hakim berhenti dari profesi tersebut dan beliau menyerahkan semuanya kepada Nabi Daud alaihisallam.
2.) Disebutkan beliau berasal dari Sudan berarti beliau berasal dari Afrika.
Para ulama tafsir mengatakan,
Luqman Al-Hakim berkulit hitam pekat dan bibirnya besar dan lebar, dan fisiknya beliau seorang yang pendek.
Awalnya Luqman adalah seorang budak dari salah satu keluarga di Sudan.
Dikisahkan oleh Ikrimah dari Abdullah bin Abbas, beliau berkata,
"Luqman adalah seorang budak sahaya yang diperjual belikan dan berkulit hitam dan beliau sebagai tukang kayu."
@Kesimpulan;
Bahwa kemuliaan dan kecintaan Allah ﷻ kepada hamba Nya itu ternyata tidak hanya diperoleh dari keturunan bangsawan yang tinggi saja.
Yang penting menjadi hamba yang bertauhid dan bertaqwa pasti akan mendapat kemuliaan yang besar.
Bagaimana kisah sahabat Bilal bin Rabbah, seorang budak sahaya yang berkulit hitam yang diperjual belikan berasal dari Habasyah.
Tetapi Allah ﷻ memberikan kemuliaan kepada Bilal, bahkan sendal jepitnya Bilal saja sudah disurga.
Shuhaib ar-Rumi, adalah mantan budak dari Kerajaan Byzantium berkulit merah, beliau seorang sahabat yang mulia yang dijamin masuk surga.
? Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati kalian.”
[HR. Muslim no.2564]
? Pesan Luqman Al-Hakim kepada anaknya berkaitan dengan orang tua.
Ada seorang laki-laki berkulit hitam datang menemui Said bin al-Musayyib yang dikisahkan oleh Imam Ibnu Katsir.
Said bin al-Musayyib berkata,
"Jangan sedih karena kamu seorang yang berkulit hitam."
Orang yang paling baik dan mulia disebutkan didalam Alquran adalah tiga orang dari Afrika berkulit hitam, siapa mereka;
1. Bilal bin Rabbah
2. Mihja bin Shalih (pembantunya Umar bin Khattab).
3. Luqman Al-Hakim.
Dalam Quran Surat Luqman ayat 12 yang disebutkan tadi diatas,
Allah ﷻ nisbahkan/karuniakan hikmah kepada Luqman.
◼️ Imam Ibnu Katsir mengatakan yang dimaksud Hikmah didalam ayat tersebut dan juga para Ulama yang lain adalah;
1. Hikmah itu adalah ilmu, Allah ﷻ kasih ilmu kepada Luqman.
2. Allah ﷻ jadikan Luqman faham terhadap ilmu yang Allah ﷻ berikan kepadanya.
3. Allah ﷻ jadikan Luqman mampu menyampaikan ilmunya itu dengan bahasa dan tutur kata yang santun.
? Rasulullah ﷺ bersabda;
مَن يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْه في الدينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan jadikan ia faham dalam agama.”
[Muttafaqun ‘alaihi].
? Allah ﷻ berfirman,
اِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا الذِّكۡرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰـفِظُوۡنَ
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya."
{QS. Al-Hijr/15 ayat 9}
Allah ﷻ yang menjaga Alquran lewat orang-orang yang dikaruniai oleh Allah ﷻ ilmu dan Allah ﷻ karuniakan kepada mereka pemahaman terhadap ilmu.
@Artinya;
Untuk mendapatkan kemuliaan itu adalah dengan ilmu, yaitu ilmu Alquran, petunjuk dan wahyu Allah ﷻ.
Kita berdoa agar Allah ﷻ memberikan kemudahan bagi kita untuk belajar.
? Doa yang dibaca oleh Rasulullah ﷺ setiap pagi;
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a wa rizqon thoyyibaa wa ‘amalan mutaqobbalaan
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyyib dan amalan yang diterima.”
[HR. Ibnu Majah no. 925, shahih]
Allah ﷻ kehendaki kebaikan kepada Luqman dan Allah ﷻ lasih hidayah kepada kepada Luqman.
》Imam ibnu Qoyyim mengatakan hidayah adalah;
"Mengetahui kebenaran dan mengamalkan kebenaran itu."
Intinya kemuliaan bisa diperoleh oleh siapapun orangnya, dan cara mendapat kemuliaan itu adalah;
- Dengan belajar ilmu agama.
- Fahami ilmu itu dengan baik.
- Mencoba untuk mengapresiasikan ilmu itu dan mengamalkannya dengan tutur kata dan perbuatan yang baik.
@Contoh sikap hikmah.
Dikisahkan oleh Imam Ibnu Jarir ath-Thabari didalam Tafsirnya mengatakan;
Luqman Al-Hakim seorang budak Afrika tukang kayu.
Suatu hari majikanya mengatakan;
"Tolong kamu sembelih kambing ini kemudian kamu kasih saya bagian daging yang paling enak dan paling baik dari kambing itu dua potong."
Lalu Luqman menyebelih kambing tersebut dan memberikan lidah dan hatinya kambing itu kepada majikannya. Sang majikan diam saja tidak memberikan komentar.
Selang beberapa hari sang majikan kembali menyuruh Luqman untuk menyembelih seekor kambing, dan meminta Luqman untuk memberikan dua potong bagian yang paling jelek dari kambing tersebut.
Kemudian Luqman menyembelih seekor kambing dan memberikan lidah dan hatinya dari kambing tersebut kepada sang majikan.
Sang majikan heran, kemudian bertanya kepada Luqman;
"Saya suruh kamu mengeluarkan dua potong daging yang paling enak kamu mengeluarkan lidah dan hati. Lalu saya suruh kamu mengeluarkan dua potong daging yang paling jelek, kamu juga mengeluarkan hati dan lidah kambing tersebut, kenapa.?"
Luqman mengatakan;
"Tidak sesuatu yang paling enak jika lidah dan hati sudah baik semuanya, dan tidak ada yang lebih buruk jika hati dan lidah seseorang itu sudah buruk."
? Rasulullah ﷺ bersabda;
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati,”
[HR. Bukhari no.52 dan Muslim no.1599]
Di padang masyhar nanti yang pertama kali ditampilkan oleh Allah ﷻ isi hati seorang semuanya.
? Allah ﷻ berfirman,
يَوۡمَ تُبۡلَى السَّرَآٮِٕرُۙ
"Pada hari ditampakkan segala rahasia," {QS. At-Tariq/86 ayat 9}
? Wasiat Luqman kepada anaknya.
1.) Wasiat tentang bertauhid kepada Allah ﷻ dan meninggalkan syirik.
"Janganlah kamu berbuat syirik."
Kenapa yang disebutkan syirik.?
"Karena kesempurnaan tauhid adalah dengan meninggalkan kesyirikan, tidak sempurna tauhid seseorang kalau dia tidak meninggalkan segala bentuk kesyirikan."
》Makanya para Ulama mengartikan Islam adalah,
- Berserah diri hanya kepada Allah ﷻ
- Dan melakukan ketaatan dengan melaksanakan apa yang Allah ﷻ dan Rasul Nya perintahkan.
- Berlepas diri dari syirik.
2.) Dan kami mewasiatkan kepada semuanya berkaitan dengan kedua orang tua.
Ibumu yang mengandung kamu dengan susah payah dan berat, ditambah lemah.
Ketika kamu lahir, ibumu merawat dan mensusui kamu selama dua tahun.
Pesan Tauhid dan menghindari syirik digandengkan dengan berbuat baik kepada kedua orang tua.
? Allah ﷻ berfirman,
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعۡبُدُوۡۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِالۡوَالِدَيۡنِ اِحۡسَانًا ؕ اِمَّا يَـبۡلُغَنَّ عِنۡدَكَ الۡكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوۡ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوۡلًا كَرِيۡمًا
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
{QS. Al-Isra/17 ayat 23}
وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسَانَ بِوَالِدَيۡهِ اِحۡسَانًا ؕ حَمَلَـتۡهُ اُمُّهٗ كُرۡهًا وَّوَضَعَتۡهُ كُرۡهًا ؕ وَحَمۡلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰـثُوۡنَ شَهۡرًا ؕ حَتّٰٓى اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرۡبَعِيۡنَ سَنَةً ۙ قَالَ رَبِّ اَوۡزِعۡنِىۡۤ اَنۡ اَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ الَّتِىۡۤ اَنۡعَمۡتَ عَلَىَّ وَعَلٰى وَالِدَىَّ وَاَنۡ اَعۡمَلَ صَالِحًا تَرۡضٰٮهُ وَاَصۡلِحۡ لِىۡ فِىۡ ذُرِّيَّتِىۡ ؕۚ اِنِّىۡ تُبۡتُ اِلَيۡكَ وَاِنِّىۡ مِنَ الۡمُسۡلِمِيۡنَ
"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, "Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim."
{QS. Al-Ahqaf/46 ayat 15}
Manusia disekitar kita sekarang ini yang paling berhak untuk diperlakukan kebaikan adalah kedua orang tua, terlebih lagi ibumu, karena ibumu yang melahirkanmu.
? Beberapa Hadits Rasulullah ﷺ yang berkaitan dengan jihad dan berbakti kepada kedua orang tua.
? Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, “Ada seorang laki-laki yang meminta izin kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berjihad, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya.
أَحَيٌّ وَالِدَاكَ؟ قَالَ: نَعَمْ.
“Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ Dia menjawab, ‘Ya, masih.” Beliau pun bersabda,
فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ.
“Maka pada keduanya, hendaklah engkau berjihad (berbakti).’”
[HR. Al-Bukhari dan Muslim]
? Dalam hadits lain Hadits Riwayat Imam Muslim.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, “Ada seorang laki-laki menghampiri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berucap, ‘Aku berbai’at kepadamu untuk berhijrah dan berjihad dengan mengharapkan pahala dari Allah.’ Beliau bertanya, ‘Apakah salah seorang dari kedua orang tuamu masih hidup?’ Dia menjawab, ‘Ya, masih, bahkan kedua-duanya.’ Maka beliau bersabda.
فَتَبْتَغِي اْلأَجْرَ مِنَ اللهِ؟ قَالَ: نَعَمْ.
“Berarti engkau menginginkan pahala dari Allah?” Dia menjawab, ‘Ya.’ “ Beliau bersabda:
فَارْجِعْ إِلَى وَالِدَيْكَ فَأَحْسِنْ صُحْبَتَهُمَا.
“Kembalilah kepada kedua orang tuamu, lalu pergaulilah mereka dengan baik.”
[HR. Muslim]
? Hadits Riwayat Abu Dawud.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, “Ada seseorang mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berucap, ‘Aku berbai’at kepadamu untuk berhijrah dan membiarkan kedua orang tuaku menangis.’ Maka beliau bersabda.
اِرْجِعْ عَلَيْهِمَا فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا.
“Kembalilah kepada keduanya, lalu buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.”
[HR. Abu Dawud dengan sanad yang hasan]
? Hadits Riwayat Iman Bukhari.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ
"Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.”
[HR. Bukhari no.5971]
Insyaa Allah pembahasan ini akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.
Wallah'alam bishowab, barakallahu fiykum.
? SOAL - JAWAB ?
➡️ SOAL 1 :
Apakah boleh orang tua yang kurang ilmu tapi ingin memberikan pengajaran agama terbaik untuk anaknya dengan meyerahkan anaknya kepada Ustadz atau ke orang yang lebih pandai atau ke pesantren.?
➡️ JAWAB :
Ketika Rasulullah ﷺ hijrah ke Madinnah beliau membangun Masjid Nabawi, setelah lima belas hari selesai membangun Masjid Nabawi, beliau membangun rumah. Setelah rumahnya terbangun beliau menjemput kedua istrinya yaitu Saudah binti Zam'ah dan Aisyah رضي لله عنه.
- Kasus pertama.
Kemudian datang seorang ibu kepada Rasulullah ﷺ yang bernama Ummu Sulaim, dia berkata,
"Ya Rasulullah ini anak kecil saya, saya serahkan kepada engkau biar tinggal dirumah engkau."
Dialah sahabat yang bernama Anas bin Malik. Anas berkata,
"Wahai Rasulullah saya membantu engkau."
Selama sepuluh tahun Anas membantu Rasulullah ﷺ, dan belajar dengan Rasulullah ﷺ.
- Kasus kedua.
Abu Hurairah datang bersama suku Daus dari Yaman pada tahun ke 7 hijriah. Saat itu kota Madinnah sepi karena sedang perang Khaibar.
Akhirnya suku Daus bertemu dengan Rasulullah ﷺ, termasuk Abu Hurairah (Abdurrahman bin Shakhr ad-Dausy) dan ibunya dan keluarga besar Ad-Dausy. Setelah beberapa hari tinggal di Madinah mereka akhirnya memutuskan pulang ke Yaman. Kecuali Abu Hurairah minta ijin kepada ibunya untuk tidak ikut pulang ke Yaman dan tinggal bersama Rasulullah ﷺ.
Abu Hurairah tinggal di pojok Masjid Nabawi bersama dengan 70 sahabat lain yang tidak punya sanak keluarga dan tidak punya apa-apa, dan mereka inilah yang disebut dengan Ahlul Suffah.
Semoga dua kisah tersebut cukup sebagai dalil bahwa apa yang dilakukan oleh orang tua ketika tidak mampu dan ingin anaknya lebih baik, diserahkan kepada Ustadz atau ke pesantren untuk pendidikan.
Maka orang tua mendapat pahala dari motivasi dan doa untuk anaknya sehingga si anak bersemangat.
Wallahu'alam bishowab, barakallahu fiyk.
➡️ SOAL 2 :
Mohon arahan tentang bagaimana cara berbakti kepada ibu kita walaupun kita sudah menikah, dimana suami kurang respek kepada ibu saya karena ibu saya masih jahil dengan agama.!
➡️ JAWAB :
Akan dijawab pada pertemuan berikutnya bagaimana cara merealisasikan wasiat Lukman berkaitan dengan kedua orang tua.
Bagaimana kehidupan rumah tangga yang penuh dengan jealous.
Suami jealous sama istri karena istri berbakti sama kedua orang tuanya, sehingga suami merasa istri lebih sayang orang tuanya dari pada dirinya.
Begitu juga istri jealous kepada mertuanya, sehingga terjadi perang dingin antara menantu dan mertua.
Disisi lain mereka mengatakan orang tua masih jahil dan belum kenal sunnah.
Apakah sebagai anak sudah merasa seperti Imam Bukhari dan Imam Muslim atau seperti Syaikh Abdul Aziz bin Bas, sudah merasa lebih faham agama sehingga mengatakan orang tua jahil. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un.
Asma binti Abu Bakar mempunyai seorang ibu yang masih syirik dan dicerai oleh Abu Bakar karena tidak mau masuk Islam.
Disaat hijrah ibunya Asma menemui Asma, lalu Asma bertanya kepada Rasulullah ﷺ,
"Wahai Rasulullah ibuku datang dengan membawa hadiah-hadiah sementara ibuku masij syirik, apakah saya temui ibu saya dan terima hadiahnya.?"
Rasulullah ﷺ menjawab,
"Sambut ibumu dan terima hadiahnya."
Jangan sampai menjadi anak yang durhaka.
Wallahu'alam bishowab, barakallahu fiyk.
➡️ SOAL 3 :
Adakah peluang saya mendapatkan maaf dari orang tua saya yang sudah meninggal karena kesalahan-kesalahan saya dulu padanya, apa yang harus saya lakukan untuk menebus kesalahan-kesalahan saya ketika beliau masih hidup.?
➡️ JAWAB :
Ketika orang tua sudah tidak ada, tinggallah penyesalan yang tersisa.
Ingatlah bagi yang masih punya orang tua, mereka adalah surgamu walaupun sejahil atau sejahat apapun kedua orang tuamu, mereka tetap surgamu. Jangan kamu menyia-nyiakan surgamu, kamu puasa dan sholat lalu buat apa kalau kamu menyia-nyiakan kedua orang tuamu atau durhaka kepada keduanya, itu neraka bagimu.
Kemudian orang tua wafat, tidak ada manfaat lagi untuk datang kekuburan orang tua dan minta maaf, walaupun kamu mau nangis darah tidak ada manfaatnya.
Sadarlah yang masih punya orang tua, hormati dan urus mereka.
Bukan dengan cara dicium kakinya atau lututnya kedua orang tapi kemudian mulut dan sikap kamu kasar kepada keduanya.
Justru haram hukumnya mencium kaki atau lutut orang tua karena itu sujud kepada selain Allah.
Lihatlah para Ulama Imam Nawawi dalam Riyadhus sholihin, setelah membahas tentang kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua, kemudian hukum durhaka kepada kedua orang tua, kemudian disusul bahasan tentang kalau orang tua sudah wafat apa yang harus dilakukan, sampai seperti itu para ulama membahas secara detail.
Kalau sudah wafat yang tersisa hanya doa untuk keduanya kepada Allah ﷻ.
Bagi yang kedua orang tuanya masih hidup, anda bisa mencium dahi kedua orang tua anda, bisa cium kepalanya, bisa cium tangannya, bisa gendong atau rawat mereka.
Dahulu orang tua kita membiarkan kita dahulu yang kenyang, nanti sisa-sisa dari makanan kita baru dimakan oleh mereka. Tapi sekarang kebanyakan dari kita lebih memilih makan mewah sementara orang tua kita tidak tahu makan apa.
Anda yang masih punya orang tua harus difikirkan, kalau orang tua sudah wafat tidak ada cara lain selain hanya doa,
"Ya Allah ampuni dosa saya dan dosa kedua orang tua saya, lapangkan kuburnya sepanjang mata memandang, berilah cahaya dikuburnya, ampuni semua kesalahannya dan rahmati mereka sebagai hamba Mu yang mulia, jadikan kuburnya sebagai taman-taman surga ya Allah, jauhkan mereka dari adzab neraka ya Allah."
Doakan mereka dengan doa seperti ini.
Pulanglah akhi ukhti, temui orang tuamu, berbuat baiklah dengan keduanya.
Bagi orang tuanya yang sudah wafat, semoga setiap kita puasa, setiap kita sholat, setiap kita membaca Alquran dan amalan-amalan sholeh lainnya yang kita lakukan, pahalanya sampai kepada kedua orang tua kita yang sudah wafat, karena mereka dahulu yang mengajarkan kita puasa dan sholat dan belajar mengaji dan amal sholeh lainnya.
Yakinlah ibadah yang kita lakukan, orang tua kita akan mendapat pahala dari ibadah kita, karena mereka yang menyuruh kita untuk beribadah.
Semoga ini bermanfaat untuk kita semua.
Wallahu'alam bishowab, barakallahu fiykum.
✍ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA