Perang Jamal

Bang Pitung • 11 September 2020
di grup Masjid Astra

 

Kajian Online Interaktif Masjid Astra.
SELASA, 8 September 2020.
                10 Muharram 1442 H.
Pukul  19.30 WIB

? Nara Sumber :
"Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc., MA."


~ TAULADAN KEMULIAAN UMMUL MUKMINI AISYAH - Bagian 3 ~


?  "PERANG JAMAL"

Al-Jamal maksudnya adalah Onta.

Kenapa perang tersebut di sebut peristiwa Al-Jamal,
? "Karena dalam perang tersebut Ummul Mukminin Ibunda kita semua Aisyah radhiallah'anha ikut serta dalam peristiwa perang tersebut. Dan Beliau naik di atas Haudath (semacam keranda) yang diletakkan diatas Onta tersebut kemudian terjadilah peristiwa peperangan antara kaum Muslimin yang terjadi seputar Onta tersebut."

Oleh karenanya perang saudara antara kaum Muslimin tersebut dikenal dengan,
 "Peristiwa Perang Jamal."
Perang tersebut terjadi pada tahun 36 Hijriah.

Adapun penyebab utama terjadinya peristiwa Al-Jamal sebagian dijelaskan oleh para ulama sebabnya adalah,

▪️ Terbunuhnya Sahabat Mulia Utsman Bin Affan radhiallahu'anhu yang dikenal dengan,
"Dzun Nurain atau Sang Pemilik Dua Cahaya."
》Karena Utsman bin Affan menikahi putri Nabi Shalallahu'alaihi wasallam Ruqoyah kemudian ketika Ruqoyah meninggal dunia Nabi menikahkan Utsman dengan Ummu Kultsum, kemudian Ummu Kultsum juga meninggal dunia.

▪️ Ketika Utsman Bin Affan menjadi Khalifah ke 3 setelah wafatnya Umar Bin Khattab radhiallahu'anhu, maka muncullah fitnah-fitnah , timbullah isu-isu disebarkan, bukan cuma di kota Madinnah bahkan di Basrah Iraq sampai ke daerah yang jauh2.
Sehingga mulailah muncullah orang2 yang tidak suka dengan pemerintahan Utsman Bin Affan.

▪️ Provokasi isu-isu tersebut disebarkan oleh,
"Abdullah Bin Saba atau Ibnu Sauda." Seorang Yahudi yang masuk Islam dan ingin merusak Islam dari dalam.
Maka dia berjalan kesana kemari untuk menyebarkan isu sehingga timbullah orang2 yang benci dengan pemerintahan Utsman Bin Affan radhiallahu'anhu.

▪️Akhirnya datanglah orang2 dari berbagai tempat minimal 2000 orang, dalam sebagian riwayat ada yang mengatakan sampai 6000 orang. 
Ada yang datang dari Mesir, Basrah, Budak2 dari Arab Baduy, dari berbagai macam suku, daei Mudhor, Rabiah, kumpul mereka semua yang tidak suka dengan pemerintahan Utsman dan mereka protes kepada Utsman radhiallahu'anhu.
Sehingga Utsmanpun disekap dalam tempat tinggalnya.
Beliau tidak bisa keluar, dikepung oleh orang2 tersebut yang ribuan orang yang mereka menuntut Utsman agar menanggalkan pemerintahannya.

▪️Dan Utsman sudah tau bahwasanya dia akan dibunuh, karena Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam sudah memberi isyarat kepadanya dalam hadist2,

Diantaranya : 

◆》 Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam shahih-nya: 

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَعِدَ أُحُدًا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ فَرَجَفَ بِهِمْ فَقَالَ اثْبُتْ أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَانِ

"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendaki Jabal (Gunung) Uhud, diikuti oleh Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman. Lalu gunung Uhud itu bergetar, maka beliau bersabda: “Tenanglah wahai Uhud, karena di atasmu sekarang ada Nabi, Asshiddiq (orang yang jujur, maksudnya Abu Bakar) dan dua orang (yang akan mati) syahid (maksudnya ‘Umar dan ‘Utsman),” 
(HR Bukhari).

◆》 Imam Bukhari juga meriwayatkan hadis dari Abu Musa: 

"Suatu hari Nabi shalallahu'alaihi wasallam memasuki kebun dan memerintahkanku untuk menjaga pintu kebun.
- Setelah itu datanglah seorang laki-laki meminta izin untuk memasuki kebun, Nabi lalu bersabda, “Berilah dia izin dan beritakan padanya, dia adalah ahli surga.” 
Ketika pintu dibuka, laki-laki tersebut adalah Abu Bakar.
- Kemudian datang lagi laki-laki lain meminta izin untuk masuk, Nabi bersabda, “Berilah dia izin, dan beritakan padanya bahwa ia adalah ahli surga.”
Ketika pintu dibuka, laki-laki tersebut adalah Umar. 
- Lalu datang lagi laki-laki lain minta izin masuk, Nabi lalu terdiam sejenak dan bersabda, “Berilah dia izin dan beritakan bahwa dia adalah ahli surga atas musibah yang menimpanya.” 
Ketika dibuka, laki-laki tersebut adalah Usman bin Affan."

▪️Oleh karenanya ketika Utsman ingin di bunuh oleh mereka, Utsman tidak melepaskan Kekhalifannya, karena tidak ingin menjadi sunnah yang buruk.
Setiap ada orang yang tidak suka maka di paksa untuk turun.
Maka dia bertahan karena dia tau kalau dia menaggalkan kekhalifahan dia juga di bunuh, dia bertahanpun dia akan di bunuh.

▪️Peristiwa terbunuhnya Utsman bin Affan terjadi pada, 
"hari Jum'at tanggal 18 Dzulhijjah 35 Hijriah"
Ketika itu saat bulan Haji dan banyak para sahabat yang sedang berhaji ke Mekkah, diantaranya istri2 Nabi. Sebagian sahabat juga ada yang tinggal di Basrah, di Kuffah, merantau di temoat yang berbeda2.

▪️Ketika terjadi pengepungan minimal 2000 orang maksimal 6000 orang, mengepung Utsman bin Affan dari berbagai Kabilah.
Maka para sahabat mengirim anak2 mereka.
Diantaranya ada "Ibnu Umar, Al-Hasan bin Ali, Al-Husein bin Ali."
Yang mana semua siap membela Utsman Bin Affan.
Tapi semua Utsman tolak,
Utsman mengatakan,
"siapa yang masih mau taat kepadaku maka pulanglah, tidak usah membelaku."
Utsman tidak ingin ada pertumpahan darah. Yang membela Utsman tidak banyak hanya sekitar 700 an, sementara lawan mereka banyak ribuan.
Akhirnya karena Utsman tidak mau menuruti perkataan para pemberontak tersebut, akhirnya mereka masuk ke rumah Utsman.
Sebelumnya mereka melarang Utsman menggunakan air untuk sholat, padahal ini adalah menantu Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam, Beliau adalah Dzun Nurain, lelaki yang pernah dijamin masuk Surga oleh Shalallahu'alaihi wasallam.

▪️Allah berkehendak Utsman Bin Affan meninggal dengan membawa pahala yang besar, diantaranya pahala mati syahid.
Sebagai mana kata Nabi Shalallahu'alaihi wasallam saat di gunung Uhud.
Akhirnya orang2 masuk kemydian membunuh Utsman di hari jumat ketika beliau sedang membaca Al-Quran dan Mushaf di tangan beliau, akhirnya didapati setelah itu Mushafnya ada percikan darah yang mengenai Mushaf tersebut,

★》Pada Ayat Allah pada awal ayat:

فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا ۖ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ ۖ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

"Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." 
[QS Al- Baqarah: 137].

Dan disebutkan bahwasanya para pembunuh yang membunuh Utsman, tewasnya mereka dalam kondisi tragis.
Maka meninggallah Utsman radhiallahu'anhu pada tahun 35 Hijriah.
Maka hebohlah para sahabat sampailah kabar kepada mereka dengan penuh kesedihan.
Maka pada akhirnya ketika Utsman Bin Affan meninggal dunia, orang2 pun datang kepada Ali Bin Abi Thalib untuk mengangkatnya sebagai Khalifah.

Asalnya Ali Bin Abi Thalib tidak mau jadi Khalifah.
Tapi dia dipaksa oleh para sahabat karena dia adalah orang terbaik setelah Utsman Bin Affan.

Sampai2 diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam shahihnya dan disetujui oleh Adz-Dzahabi.


Ketika mereka meminta Ali bin Abi Thalib untuk menjadi Khalifah setelah Utsman.

◆》Maka Ali berkata :

"Ali bercerita, sungguh terbang akalku ketika hari terbunuhnya Utsman  in Affan, aku merasa jiwaku berubah, sangat sedih, orang2pun datang kepadaku untuk membaiatku.
Demi Allah aku malu kepada Allah, aku membaiat kau yang mereka telah bunuh (orang2 yang membaiat kepada Ali adalah orang2 yang membunuh Utsman),
Yang Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda tentang lelaki tersebut, "tidakkan aku malu dengan seseorang yang malaikat malu dengannya," yaitu Utsman (Malaikat malu kepada Utsman).
Bagaimana aku mau di baiat sementara Utsman terbunuh dan belum dikuburkan, lalu orang2 pada pergi."

Tatkala mereka sudah menguburkan Utsman, mereka balik lagi kepada Ali, kemudian mereka meminta untuk membaiat Ali,

◆》Maka Ali berkata :

"Ya Allah sungguh aku khawatir yang dengan apa yang aku berjalan menujunya.."
Akhirnya Ali pun di baiat.

Ali pun sangat sedih dengan wafatnya Utsman bin Affan.

Setelah Ali diangkat menjadi Khalifah, tentu permasalahan berikut yang menjadi besar adalah bagaimana menangkapi para pembunuh Utsman Bin Affan.
Namun Ali radhiallahu'anhu tidak mampu untuk menangkapi mereka karena jumlah mereka sangat banyak, minimal 2000 maksimal 6000 dan itu campuran dari berbagai macam suku dan daerah.
Kalau Ali tangkap maka akan berat, terjadi pertempuran yang luar biasa, mungkin mereka akan bangkang lagi kepada Ali Bin Abi Thalib.

Maka Ali punya siasat dalam menghadapi kondisi ini adalah,
"Menjadikan kondisi stabil terlebih dahulu baru mereka diciduki satu-persatu."

Tetapi sementara sebagian sahabat ingin segera agar pembunuh Utsman di tangkap.

★》 Allah subhanahu wa Ta'alaa berfirman, 
Yang artinya:

" Barang siapa yang dibunuh dengan kedzoliman maka kami telah menjadikan walinya sebagai pemegang kekuasaan untuk menuntut orang2 yang membunuh."

Akhirnya terjadilah sebagian sahabat tang merasa bahwa ini perkara harus segera diselesaikan.

Berjalan 4 bulan Ali Bin Abi Thalib tidak bisa melakukan apa2. Dia tidak mampu, bagaimana mau menangkapi mereka yang jumalahnya banyak.
Yang satu ditangkap kabilahnya mengamuk, kabilahnya banyak sekali, fitnah yang luar biasa terjadi di kota Madinah.

Para Sahabat yang berada di Mekkah mereka belum pulang.
Diantaranya :
- istri2 Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Melihat kondisi yang tidak ada perubahan disebutkan oleh sebagian riwayat, Ali Bin Abi Thalib berusaha memulangkan sebagian dari mereka.
Mereka ada yang berasal dari Arab Badui, budak2 yang bercampur di kota Madinnah.
Maka Ali Bin Abi Thalib mengatakan,
- Orang2 Arab Badui hendaknya pulang kekampung halaman mereka.
- Budak2 hendaknya kembali ke tuan2 mereka.
Tapi perkataan Ali tidak didengar oleh mereka ketika itu.

Jangankan membunuh Utsman Bin Affan, kalau ada yang membunuh satu orang saja harus ditegakkan hukum Had, apalagi Menantu Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam, khalifah kaum muslimin, bukan sembarang orang.
Tentu harus segera ditegakkan hukum Had hukum Qisos.
Tetapi menurut Ali Bin Abi Thalib tidak memungkinkan.

Setelah 4 bulan tidak terjadi apa2, akhirnya Thalhah Bin Ubaidillah dan Zubair Bin Awwam minta ijin kepada Ali Bin Abi Thalib untuk pergi ke Mekkah.

Dalam sebagian riwayat di sebutkan bahwasanya Thalhah dan Zubair Bin Awwam kasih ide.
"Ya Ali bagaimana kalau satu orang diantara kalian pergi ke Basrah bawa pasukan, satu orang dari kami pergi ke Kuffah bawa satu pasukan datang ke Madinnah untuk menangkapi orang2 tersebut."

Tapi Ali tidak kasih jawaban karena itu bahaya juga.
Tatkala Ali tidak memberi keputusan akhirnya merekapun pergi ke Mekkah berharap bisa menyelesaikan permasalahan dengan cara yang lain.

Maka mereka pergi kepada Istri2 Nabi, diantaranya ummul Mukminin Aisyah radhiallahu'anha dan Hafsah radhiallahu'anha.
Mereka sampaikan dan mereka Husnudzon kepada Aisyah radhiallahu'anha.
Mereka akan bersatu dibawah nasihat Aisyah radhiallahu'anha.
Sehingga pasukan akan banyak dan kalau pasukan sudah banyak datang ke kota Madinnah maka pembunuh Utsman Bin Affan bisa tertangkap.

Dan sesungguhnya Aisyah radhiallahu'anha sangat sedih dengan kematian Utsman Bin Affan.

◆》Umar berkata :
"Kalau ada satu orang terbunuh maka diqisos seluruhnya, yang konspirasi utk membunuh 1 orang saja."

Meskipun satu penduduk kota Madinnah seluruhnya berkonspirasi untuk membunuh 1 orang maka seluruhnya harus diqisos.

Apalagi Utsman Bin Affan,
- Di bunuh di Tanah Haram, tidak boleh membunuh di Tanah itu.
- Di bunuh di bulan Haram, bulan Dzulhijjah.
- Mereka tidak menghargai bahwa mereka bertetangga dengan Kota Nabi Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.
- Ini menantu Nabi Shalallahu'alaihi wasallam.
- Ini sahabat Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam
- Terlalu banyak pujian Nabi kepada Utsman Bin Affan.

Akhirnya mereka tidak memperdulikan dan membuat Aisyah radhiallahu'anha ingin segera para pembunuh Utsman di tangkap.

Idenya baik, bahwasanya Aisyah radhiallah'anha di bawa oleh Thalhah dan Zubair Bin Awwam untuk membawa pasukan utk berangkat ke Madinnah utk menangkapi penduduk kota Madinah tersebut.
Dan ide ini disetujui oleh Aisyah Radhiallahu'anha.

Namun ternyata ditengah pembicaraan mereka diskusi akhirnya sebagian mereka mengatakan bagaimana kalau kita ke Basrah dulu, nanti sampai di Basrah kita tangkapin dulu, karena para pembunuh Utsman ada yang lari ke Basrah. Sudah tangkap orang2 di Basrah baru pergi ke Madinnah.

Maka berangkatlah Aisyah bersama Thalhah Bin Ubaidillah dan Zubair Bin Awwam menuju ke Basrah.
Ketika mereka mau masuk di Basrah maka pemimpin Basrah ridak mengijinkan mereka untuk masuk ke Basrah, sehingga kemudian terjadi diskusi akhirnya mereka sepakat untuk menunggu kedatangan Ali Bin Abi Thalib dari kota Madinnah menuju ke Basrah.

Berangkatlah Ali Bin Abi Thalib ke Basrah dengan jumlah pasukannya yang ribuan, ada yang mengatakan belasan ribu, ada yang mengatakan dua puluh ribuan.

Kemudian terjadilah diskusi antar kelompok Ali Bin Abi Thalib dengan kelompok Aisyah radhiallahu'anha.

Sampailah Ali pada suatu tempat yg bernama Dzikor, sudah dekat dengan Basrah.
Kemudian Ali memanggil utusannya yang bernama "Al-Qoqo bin Amr."
Maka Ali mengutus mereka kepada Zubair Bin Awwam dan Thalhah Bin Ubaidillah.

Kata Ali Bin Abi Thalib,
"Temuilah kedua orang ini Thalhah dan Zubair, serulah kepada mereka pada persatuan dan kesatuan, dan jelaskan tentang bahayanya perpecahan diantara kaum Muslimin.

Semua niat baik, utk menyatukan kaum muslimin.
Aisyahpun keluar, beliau awalnya ragu, Tapi Zubair bin Awwam, Abdullah Bin Zubair yang merupakan keponakan menasehati beliau agar keluar dalam rangka untuk Islah.,

★》Allah berfirman dalam 
Surat An-Nisa' Ayat 114

۞ لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.
[QS.An-Nisaa : 114]

Ini tujuan Ibunda Aisyah dan dia menyangka bahwa dengan keluarnya dia akan terjadi perdamaian, karena orang2 segan dengan Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu'anha istri Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.
Tapi ternyata dugaan Aisyah ini keliru.

- Tidak ada sama sekali tujuan mereka untuk berperang.
Bahwasanya ketika Ali diangkat menjadi Khalifah, Thalhah dan Zubair juga membaiat Ali, semua sahabat di kota Madinnah membaiat Ali.

Syiah mengatakan bahwa Thalhah dan Zubair tidak setuju Ali diangkat menjadi Khalifah, dan mereka membuat banyak tuduhan kepada Thalhah dan Zubair (keduanya adalah 10 sahabat yang di jamin masuk Surga oleh Allah).
Tidak demikian.

Tujuan baik mereka adalah menangkap para pembunuh Utsman dan mereka meminta bantuan Aisyah radhiallahu'anha karena mereka berijtihad mereka melihat Ali selama 4 bulan tidak melakukan apa2, susah untuk diharapkan, maka mereka mencari cara yang lain.
- Adapun mereka membaiat Ali maka mereka baiat.
- Aisyah juga tidak berbicara tentang kekhilafahan. 
- Tidak menyuruh untuk tidak taat kepada Ali untuk mencabut baiat dari Ali, tidak ada sama sekali.
- Tujuannya keluar untuk Ishlah itu saja.

》Ali keluar untuk Ishlah.
》Aisyah juga keluar untuk Ishlah.

◆》Disebut dalam satu hadist riwayat Al-Imam Ahmad dalam Mustadnya dan Al-Hakim dalam mustadrotnya :

"Ketika Aisyah berjalan menuju Bashrah bersama para pasukan ribuan jumlahnya, Tatkala Aisyah sampai disuatu sumber Air Bani Amir dimalam hari.
Tiba2 beliau mendengar suara gonggongan Anjing, maka Aisyah bertanya ini sumber mata air kampung mana ini,?
Ini adalah sumber mata air "Al Hauab",
Kata Aisyah : aku harus kembali, tidak jadi ke Basrah, aku ingin pulang."

Kenapa Aisyah ingin pulang,?
Kata Aisyah,
"Nabi pernah berkata ketika melewati Al-Hauab ada anjing menggong-gonggong,
"Bagaimana kondisi salah seorang dari kalian istri-istri ku?"
Aisyah menyangka jangan2 saya, maka Aisyah ingin pulang, khawatir yang di maksud olen Nabi adalah dirinya.

Kemudian Zubair Bin Awwam menasehatinya,
"Kau ingin pulang wahai Ibunda.? Semoga dengan keluarmu ini Allah aian mendamaikan diantara manusia."
Itu tujuan mereka tidak ada perkataan lain.
Maka akhirnya Aisyah melanjutkan perjalanan.

Sama sekali bukan karena membenci Ali, bukan karena ingin melepaskan diri dari Baiat, tapi tujuannya adalah utk Ishlah.

Hafsah radhiallahu'anha ketika ingin keluar maka dinasehati oleh Ibnu Umar.
"Jangan kakakku wahai Hafsah. Ini zaman fitnah, tinggallah di rumah."
Akhirnya Aisyah radhiallahu'anha berjalan sendiri.

Disebutkan setelah terjadi peperangan dan banyak yang meninggal akhirnya Aisyah menyesal dan,
- Dia bertanya kepada Ibnu Umar, 
"Kenapa kau tidak tegur aku,?
- Ibnu Umar berkata.
"Aku melihat kau telah dikuasai oleh lelaki, maksudnya lebih dengar kepada Zubair Bin Awwam dan Thalhah Bin Ubaidillah."
Sehingga Ibnu Umar tidak sempat menasehati Aisyah radhiallahu'anha.
- Kata Aisyah,
"Seandainya kau menasehati aku maka aku tidak akan keluar."

Intinya apa yang Allah tetapkan di Lauhul Mahfuz akan terjadi.

Ketika Akhirnya Aisyah jadi berangkat ke Basrah.
Ali mengutus Al-Qoqo Bin Amr menuju kepada Thalhah dan Zubair.

- Al-Qoqo pertama kali datang dia menuju Aisyah radhiallahu'anha, kemudian berkata,
"Wahai Ibunda apa yang membuat engkau datang wahai ibunda kenegeri ini.?"

- Aisyah menjawab,
"Wahai putraku, aku ingin mendamaikan diantara kaum Muslimin."

- Berkata Al-Qoqo,
"Wahai ibunda panggilan Thalhah dan Zubair agar kita diskusi disini agar kau dengar perkataanku dan kau juga dengar perkataan mereka berdua."

Akhirnya Aisyah radhiallahu'anha memanggil Thalhah dan Zubair.
Ketika mereka sudah hadir.
- Al-Qoqo bin Amr berkata,
"Aku bertanya kepada Ummul Mukminin apa yang membuat anda datang kenegri ini.?
Ibunda berkata untuk mendamaikan kaum muslimin, kalau begitu apa yang kalian katakan wahai Thalhah dan Zubair. Apa kalian berdua setuju dengan tujuan dari Ibunda Ummul Mukmini Aisyah, atau kalian menyelisihi tujuan Aisyah radhiallahu'anha

- Mereka menjawab,
"Kami berdua setuju dengan tujuan Aisyah."

- Kata Al-Qoqo bin Amr,
"Wahai kalian berdua, kabarkan Ishlah apa yang kalian kehendaki, jelaskan kepada ku.
Demi Allah kalau kita tau itu kebaikan kami akan ikut, kalau menurut kami tujuan kalian tidak baik kami tisak akan ikut."

- Apa jawaban mereka,
"Kami ingin Ishlah yang kami harapkan adalah para pembunuh Utsaman ditegakkan Qisos, karena kalau ini tidak dikerjakan maka seakan2 kita tidak mengerjakan ayat Al- Quran."

Maka Al-Qoqo bin Amr balik kepada Ali Bin Abi Thalib, kemudian dia melaporkan apa diskusi yang telah terjadi antara mereka.

Kemudian disebutkan Al-Qoqo menjelaskan,
"Bahwasanya Ali Bin Abi Thalib punya cara sendiri untuk Ishlah, caranya yaitu : sampai dalam kondisi stabil baru kemudian ditangkaplah satu persatu orang tersebut."
Inilah yang diinginkan oleh Ali Bin Abi Thalib.

Ketika Ali tau kondisi keduanya, maka tenanglah kondisi mereka seluruhnya.

Ali Bin Abi Thalib mengabarkan kepada orang2 bahwasanya mereka akan pulang,
- Pasukan Ali balik
- Pasukan Aisyah dan Thalhah dan Zubairpun balik.
Selesai urusan dan mereka sudah damai.
Dan mereka sepakat bahwa akan di tangkap pembunuh Utsman Bin Affan.

◆》Kemudian Ali berkhotbah di depan pasukannya setelah dia memuji Allah dia berkata,
- menyebut bagaimana buruknya kondisi jahiliyah,
- bagaimana tentang Islam, - bagaiman nikmat Islam.
- bagaimana kebahagiaan,
- bagaimana anugrah yang Allah berikan kepada umat ini dengan adanya persatuan,
- dengan adanya khalifah meninggalnya Rasulullah, yaitu Abu Bakar kemudian Umar kemudian Utsman,
- dengan kisah2 yang terjadi yang menyedihkan.
- Kemudian akan datang satu kaum yang mereka mencari dunia dan merwka hasad, dan mereka ingin umat yang sudah jaya ini kembali kebelakang.

◆》Kemudian Ali mengatakan,
- Bahwa Allah akan memutuskan perkaranya dan Allah akan melakukan apa yang Allah kehendaki.
- Wahai pasukanku ketahuilah bahwa besok aku akan pulang, maka pulanglah bersamaku.

◆》Namun diakhir khotbah tersebut Ali berkata,
"Besok aku pulang, semuanya ikut pulang bersama aku. Namun ketahuilah siapapun yang ikut bantu dalam pembunuhan Utsman jangan ikut pulang bersamaku."

Perkara ini bikin gelisah para pembunuh Utsman, kenapa..?
Karena dipasukan Ali ada pembunuh Utsman ikut serta dalam pasukan Ali Bin Abi Thalib.

Diantaranya adalah :
- Abdullah Bin Saba / Ibnu Sauda.
- Syuraik Bin aufa.
- Salim Bin Sa'labah.
Para pemimpin provokator yang ada dalam pasukan tersebut, jumlah mereka sekitar 2.500, orang2 yang ikut serta pembunuhan Utsman Bin Affan dan ikut serta pasukan Ali Bin Thalib.

Mereka gelisah, ini keputusan apa? Karena ini keputusan buruk bagi kita. Maksudnya kedua kelompok ini bersepakat utk menangkap kita di kemudian hari.
Ini keputusan tidak benar, kita akan ditangkap dan akan dibunuh dikemudian hari.

Akhirnya mereka diskusi, Lalu mereka memberikan satu ide, 
- Sebagian kita tetap di sini, sebagian kita ikut pasukan Ali, sebagian kita ikut pasukan Aisyah.
- Kemudian menjelang subuh maka saling menyerang.
Ini rencana mereka.

Malam itu semua pasukan tidur dengan tenang,
- perdamaian telah terjadi,
- kubu Aisyah dan Kubu Ali telah sepakat,
- tujuan mereka Ishlah
- tidaknada niat berbicara tentang khalifah,
- tidak ada niat bunuh2an, semuanya menghindari itu,
- mereka semua sudah ishlah.

Hanya saja Abdullah Bin Saba dan para pembunuh Ustman gelisah, akhirnya mereka melancarkan rencana mereka.

Kemudian menjelang subuh mereka pasukan yang membunuh Utsman bin Affan datang tiba2. 
- Mereka menyerang pasukan Aisyah, pasukan Aisyah menyangka bahwa pasukan Ali berkhianat.
- Dan mereka juga bikin gaduh dipasukan Ali Bin Abi Thalib, sehingga pasukan Ali Bin Abi Thalib menyangka bahwa pasukannya Thalhah berkhianat.
- Maka terjadilah keramaian, terjadilah pertikaian, terjadilah peperangan, terjadilah fitnah, diluar dugaan.
- Mereka tidak ingin terjadi perdamaian, pokoknya terjadi peperangan.

Diantaranya akhirnya yang meninggal adalah:

》Zubair Bin Awwam, 
Beliau pergi meninggalkam lokasi tidak ingin ikut peperangan, turunlah beliau pada suatu lembah, kemudian diikuti oleh seorang pasukan dari Ali Bin Abi Thalib bernama "Amr Bin Jumruz." Maka diapun membunuh Zubair Bin Awwam yang sedang istirahat. Dia gembira dan dia bawa pedangnya Zubair kepada Ali Bin Abi Thalib.

◆》Lalu Ali Bin Abi Thalib berkata,
"Berilah kabar kepada pembunuh Zubair Bin Awwam bahwa dia akan masuk neraka. Ketahuilah engkau bahwasanya betapa sering pedang ini menghilangkan kesulitan yang dihadapi oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam."
Ini pedang bukan pedang biasa, yang Nabi pernah berkata tentang Zubair Bin Awwam,
◆》Nabi shalallahu'alaihi wasallam pernah berkata,:
"Setiap Nabi punya penolong dan penolong khususku adalah Zubair Bin Awwam."

》Thalhah Bin Ubaidillah,
Beliau juga terbunuh, dia tidak ikut peperangan tapi ingin menghentikan peperangan tapi tidak berhasil, akhirnya ada panah yang mengenainya, akhirnya beliau meninggal.

Ketika Ali Bin Abi Thalib mendapati mayat Thalhah Bin Ubaidillah, maka diapun menghilangkan tanah yang ada di wajah Thalhah.
Kemudian dia berkata,
"Semoga Rahmat Allah kepadamu wahai Thalhah Bin Ubaidillah, sungguh menyedihkan bagiku, aku melihat engkau terbunuh dibawah kolong langit, dibawah bintang2. Sungguh aku mengadukan kesedihanku kepada Allah Subhanahu wa Ta'alaa, Demi Allah aku berangan2 seandainya aku 20 thn lalu aku sudah meninggal dunia."

Ini peristiwa disesalkan oleh semua sahabat.
Bukan karena masalah menang atau kalah, tetapi perkara yang di provokasikan oleh para penjahat, Abdullah Bin Saba dan kawan2nya.
Sehingga kondisi keduanya sangat menyedihkan, baik pihak Aisyah maupun pihak Ali Bin Abi Thalib.

Ketika perang semakin membara, orang2 berteriak kepada Ibunda Aisyah radhiallahu'anha.
"Wahai Ibunda selamatkan Umat, keluarlah engkau, maka Aisyah keluar dengan ontanya diatas Haudatnya agar menghentikan perang."

◆》Maka Aisyah berkata,
"Wahai putra-putraku ingatlah hari perhitungan, ingatlah hari perhitungan."
Namun orang2 tidak perduli, perang sudah sangat ramai.

Para penjahat ketika melihat Aisyah keluar dengan Ontanya mereka khawatir perang akan berhenti, maka mereka mulailah memanah Haudathnya Aisyah dan Aisyah berusaha menghindar.

Sebagian para pasukan berusaha menyelamatkan Aisyah, berusaha memegang tali Ontanya Aisyah untuk menyelamatkan Aisyah, akhirnya meninggal.
Sampai disebutkan sekitar 70 orang. Setiap orang yang mendekati Onta Aisyah meninggal dunia dan mereka semua meninggal disitu, membela istri Nabi Shalallahu'alaihi wasallam.

Sementara Aisyah terus mengingatkan mereka tapi mereka tidak perduli.

◆》Akhirnya Aisyah mengangkat kedua tangannya dan berkata,
"Ya Allah laknatlah para pembunuh Utsman,"
Sampailah berita ini kepada Ali Bin Abi Thalib bahwasanya Aisyah berdoa.

Kemudian ada salah seorang yang memotong kaki2 Onta, karena kalau Onta ini masih ada maka tidak akan selesai.
Maka Onta itupun jatuh dan Ali Bin Abi Thalib memerintahkan agar mengambil keranda Aisyah kemudian diambil untuk diselamatkan.
Setelah keranda Aisyah diambil selesailah perang. Dan sangat banyak yang meninggal dunia.

Tentunya kondisi sangat menyedihkan dan akhirnya setelah itu Ali Bin Abi Thalib begitu menghormati Aisyah radhiallah'anha, kemudian Ali menyiapkan kendaraan untuk Aisyah agar bisa kembali.
- Disiapkan tunggangan terbaik bagi Aisyah radhiallahu'anha.
- Disiapkan barang2 yang diperlukan.
- Ada 40 wanita yang menemani Aisyah radhiallahu'anha.
- Ditemani oleh saudaranya Muhammad Bin Abi Bakr.
- Pasukan Ali mengantar rombongan Aisyah radhiallahu'anha utk waktu tertentu dalam perjalanan jauh kemudian dilepaskan pergi.

◆》Ketika Aisyah ingin meninggalkan seluruh pasukan maka Beliau berkata,
"Wahai putra2ku, janganlah sebagian kalian, sebagian kita mencela yang lainnya, sesungguhnya demi Allah apa yang terjadi antara aku dengan Ali, apa yang telah terjadi lalu hanyalah seperti seorang wanita dengan saudara2 suaminya."

◆》Kemudian Ali berkata,
"Sungguh benar demi Allah tidak ada yang terjadi antara aku dengan Ibunda Aisyah kecuali itu saja."

Kemudian pasukan Aisyah dilepas oleh pasukan Ali dengan penuh kehormatan, kemudian selesai peperangan Al-Jamal.


Apapun yang terjadi Allah telah takdirkan itu semua, ujian bagi Ibunda kita Aisyah rafhiallahu'anha.
Namun diingatkan bahwasanya kisah yang disampaikan singkat ini, ternyata banyak dimanfaatkan oleh sebagian kelompok2 yang sesat seperti,
- Syiah Rofidho,
Yang mengambil berita2 dusta, untuk mencaci maki Zubair, Thalhah, Aisyah radhiallahu'anha, dan itu adalah kedustaan, karena mereka tidak suka dengan para sahabat Rasulullah sahalallahu'alaihi wasallam.

Hendaklah kita mengambil cerita dari Hadist2 yang shahih.
Sesungguhnya apa yang terjadi antara mereka adalah Fitnah dan kesalah fahaman. Dan berakhir dengan kebaikan.
- Ali menyesali apa yang terjadi.
- Aisyahpun menyesali apa yang terjadi.
- Ali mendoakan para sahabat yang meninggal.
- Ali pun melepaskan kepergiam Aisyah dengan penuh kehormatan
- Apa yg terjadi hanyalah fitnah, dan ujian yang menimpa para sabahat radhiallahu'anhum ajmain.

◆ Yang masuk dalam pertikaian ini hanya segelintir sahabat,
- Aisyah radhiallahu'anha
- Zubair Bin Awwam
- Thalhah Bin Ubaidillah
- Abdullah Bin Zubair
- Ali Bin Abi Thalib
- Amar Bin Yasir
Tidak lebih dari 10 orang.

Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.


?  SOAL - JAWAB

1️⃣ Bagaimana hukum kepemimpinan Syayidah Aisyah pada saat peperangan tersebut, karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa laki2 dalam Islam adalah pemimpin untuk kaum wanita. Mohon penjelasannyan.!
↪️  Jawab :
Aisyah radhiallahu'anha tidak keluar sebagai pemimpin, dia hanya menyertai pasukan, karena semua orang2 dalam pasukan tersebut adalah anak2nya. Dia adalah Ummul Mukminin.
Sebagaimana juga Aisyah keluar untuk berhaji ketika itu ditemani kaum muslimin.
Sebagaimana juga ini Aisyah keluar dalam kebaikan,
Apa tujuan Aisyah dari Mekkah menuju Basrah dan Madinnah:
Adalah Untuk Ishlah, adapun dia bukan pemimpin pasukan perang. Dia hanya menemani berharap memberikan nasihat kepada kedua belah pihak.
Wallahu'alam bishowab.

2️⃣ Mengapa orang2 Syiah sangat membenci Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu'anha.?
↪️  Jawab :
Wallahu'alam bishowab, mereka membenci kepada seluruh sahabat, kecuali segelintir kecil dari sahabat seperti,
- Ali Bin Abi Thalib
- Amar Bin Yasir
- Al Miqdat
Dan beberapa lainnya.
Swbagaian lagi mereka anggap kafir dan murtad.
Apalagi Aisyah adalah anak Abu Bakar dan Abu Bakar juga mereka Kafirkan.
Orang Syiah punya keimanan tentang 12 Imam dan yang berhak menjadi Khalifah adalah 12 Imam yang semuanya Ahlul Bait.
Dimulai dari :
- Ali Bim Abi Thalib
- Al-Hasan
- Al-Husein
- Ali Zainal Abidin
- Muhammad Al Bakir
- Jafar Ash-Sadiq
- dan seterusnya sampai Imam ke 12.
Tidak boleh kekhilafaan keluar dari 12 orang iman.
Ternyata ketika Nabi meninggal yang menjadi Khalifah adalah Abu Bakar.
Mereka mengatakan khalifah yang bukan 12 orang Imam tersebut semuanya tidak sah. Mereka semua murtad.
Wallahu'alam bishowab.

3️⃣ Apakah pada kondisi sekarang ini dimana tidak diterapkan hukum Qisos kita termasuk mengabaikan Al-Quran.?
↪️  Jawab :
Tentunya Allah berfirman "Bertakwalah semampumu"
Yang bisa kita lakukan kenalkan umat kepada Syariat, agar cinta kepada syariat, agar umat rindu ditegakkan hukum2 syar'i.
Tapi terkadang kondisi kita tidak memungkinkan, tugas kita hanyalah menyampaikan, kalau ternyata hukum itu tidak bisa di tegakkan, ya sudah kita tidak dikatakan meninggalkan Al-Quran, tapi kita tidak mampu melaksanakannya. Masing2 bertanggung jawab dengan kewajibannya.
Wallahu'alam bishowab.


?  PENCATAT :
~ Tim Kajian Online Masjid Astra ~