Kajian Online Interaktif Ikhwan & Akhwat
     - MASJID ASTRA -
SELASA, 22 Desember 2020
                 07 Jumadil Awal 1442 H
Pukul, 19.30 WIB - Selesai

? Nara Sumber :
"Ustadz DR. Firanda Andirja, LC., MA."


~ HIKMAH KEUTAMAAN SAHABAT ABU DZAR AL GHIFARI - Bagian 1 ~


Sosok yang sangat istimewa Abudraz Al Ghifari radhiallahu'anhu.
Beliau dijadikan dalil bagi sebagian orang sebagai tokoh sosialis.
Bagaimana Abudzar Al-Ghifari memiliki mazhab yang berbeda dari sahabat yang lain, yang menurut beliau,
"Barangsiapa yang memiliki harta kemudian lebih dari kecukupannya maka harus diinfaqkan tidak boleh disimpan, barangsiapa yang menyimpan harta lebih dari pada kecukupannya, maka harta itu akan menjadi bencana baginya pada hari kiamat kelak."

Dan ini menyelisihi mazhab para sahabat yang lain, oleh karena itu beliau hidup penuh dengan kezuhudan yang luar biasa.
Sehingga difahami oleh sebagian orang tokoh sosialis adalah Abudzar Al Ghifari, bahwasanya dia memangdang bahwa harta negara harus dibagi kepada seluruh kaum muslimin secara merata sebagaimana pemahaman sosialis yang bertentangan dengan oara sahabat yang lain.
Namun itu ada adalah pendapat yang keliru, karena Abudzar menyelisihi oara sahabat yang lain, dan beliau punya mazhab sendiri dalam hal ini.
Oleh karenanya uni bukanlah sesuatu yang diserukan oleh islam, terapi ijtihad beliau Abudzar Al Ghifari radhiallahu'anhu.
Sebagaimana disebutkan oleh para salaf bahwa beliau mendapati hadits2 dari Nabi shalallahu'alaihi wasallam di awal islam tentang bagaimana hidup dengan penuh kezuhudan.
Beliau menganggap itu perkara yang wajib, kemudian Nabi shalallahu'alaihi wasallam memberi keringanan kepada para sahabat dan beliau tidak mendapati hadits2 tersebut.
Sehingga beliau berpegang pada hadits2 awal yang beliau dengar dari Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Demikian juga Abudzar Al Ghifari radhiallahu'anhu juga dijadikan dalil tentang bentuk menentang/memberontak kepada pemerintah.
Maka ditulis sebuah buku yang berjudul,
"Abudzar adalah tokoh pertama kali yang memberontak pemerintah."
Sehingga seakan2 sikap menentang pemerintah adalah sesuatu yang dianjurkan, sebagaimana sikap Abudzar kepada Utsman bin Affan radhiallahu'anhu.
Tapi ini juga tidak benar karena dibangun diatas hadits2 yang dhoif.
Nanti akan disebutkan Hadits2 yang shahih bahwasanya Abudzar tidak demikian.

Demikian juga orang2 Syiah, mereka menulis siroh tentang Abudzar, beliau adalah salah satu sahabat yang tidak dikafirkan oleh orang2 Syiah.
Diantara sahabat yang tidak dikafirkan oleh orang2 Syiah adalah,
- Ali bin Abi Thalib
- Abudzar Al Ghifari
- Amr bin Yasir
- Al Miqdad
- Salman Alfarisi.

Mereka meriwayatkan hadits2 dhoif, dimana menurut mereka Abudzar mengingkari Utsman bin Affan yang melakukan, dalam bahasa buruk mereka adalah,
"Mengumpulkan uang dan dibagi2kan diantara para pejabat dari Bani Umayyah sehingga Abudzar kemudian marah dan pergi meninggalkan kota Madinnah menuju Negeri Syam."
Sambil membacakan Firman Allah,
★ Quran Surat At-Taubah ayat 3;

وَبَشِّرِ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا بِعَذَابٍ اَ لِيۡمٍۙ

"Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih."
[QS. At-Taubah : 3].
Seakan2 Abudzar mengkafirkan Utsman bin Affan.
Namun ini semua tidak benar karena ternyata hubungan Abudzar dengan Utsman bin Affan baik.

Kemudian tuduhan2 bahwasanya Utsman bin Affan mengusir Abudzar dari kota Madinnah, kemudian suruh tinggal di Robadhoh.
Ini semua adalah kedustaan yang disebarkan oleh orang2 Syiah.

Abudzar Al-Ghifari ada tiga pemahaman yang keliru, diantaranya,
1. Dianggap sebagai tokoh sosialis.
2. Dianggap sebagai seorang yang memberontak atau melakukan pertentangan kepada pemerintah.
3. Dijadikan dalil oleh orang2 Syiah untuk mengkafirkan sebagian sahabat.

Semua itu ada buku2nya namun dibangun diatas dalil yang dhoif.
Tentunya ketika kita berbicara masalah sejarah seorang sahabat ketika dikaitkan dengan Aqidah, maka harus dibangun diatas hadits2 yang shahih.


? Nama Abu Dzar Al-Ghifari radhiallahu'anhu.

Ada khilat dikalangan para ulama, ada yang mengatakan,
- "Jundub bin Junadah"
- "Yazid bin Junadah"
- "Barir bin Abdillah / Burair bin Junadah"
- "Jundub bin Sakan"

Tapi yang terkenal adalah,
"Jundub bin Junadah."
Dan kunyah beliau adalah,
"Abu Dzar."


? Asal Abu Dzar Al-Ghifari radhiallahu'anhu.

Beliau berasal dari kabilah Al-Ghifar.
Kabilah yang tinggal diantara kota Mekkah dengan kota Madinnah.

Kabilah Ghifar adalah kabilah yang di benci oleh orang2 Quraisy, karena mereka tetap berani berperang meskipun dibulan2 haram. Padahal kita tahu bahwasanya dibulan2 haram tidak boleh melakukan peperangan (Dzulqodah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab).
Tetapi mereka melanggar dan tidak peduli, bahkan mereka dikenal sebagai kabilah yang suka merampok orang2 penduduk Mekah yang ke Madinnah atau sebaliknya. 

Kabilah Ghifar kurang disukai karena terkenal suka maling dan merampok oara kafilah dagang yang melewati area mereka.

Disebutkan dalam sebagian riwayat, diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad dalam thabaqhatnya melewati jalur Muhammad bin Umar al-Wakidi (perawi yang dhoif).
Disebutkan bahwasanya,
"Abu Dzar Al-Ghifari dahulu juga merampok sebagaimana kaumnya."
Disebutkan dalam riwayat lemah tersebut disebutkan,
"Abu Dzar Al-Ghifari saking hebatnya dia berani merampok sendirian kemudian merampok satu kafilah dagang sendirian menghadapi mereka."

Meskipun beliau berasal dari kabilah yang ma'ruf suka merampok yaitu kabilah Ghifar. 
Namun Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan hidayah kepadanya untuk masuk Islam.
Bisa jadi seorang kita lihat dalam kondisi buruk, namun jika Allah kasih hidayah maka dia akan menuju jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala.


? Keistimewaan Abu Dzar Al-Ghifari radhiallahu'anhu.

▪️Beliau termasuk Al-Ahnaf.
Yaitu orang-orang yang tidak pernah menyembah berhala.

Meskipun beliau dari kabilah Ghifar namu beliau bebas tdiak mengikuti kebiasaan orang2 Arab Jahiliyah saat itu.

Sebelum Nabi diangkat menjadi seorang Rasul ada golongan2 Al-Ahnaf, diantaranya;
- Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam sendiri tidak pernah menyembah berhala.
- Abu Bakar Ash Shiddik tidak pernah menyembah berhala.
- Abu Dzar Al-Ghifari tidak pernah menyembah berhala.
- Zaid bin Amr bin Naufal tidak pernah menyembah berhala.
- Qus bin Saidah tidak pernah menyembah berhala.
- Waraqah bin Naufal tidak pernah menyembah berhala.

Mereka disebut Al-Ahnaf,
"Mereka adalah orang2 yang tinggal di zaman jahiliyyah dimasa Fatrah tetapi mereka tidak pernah menybah berhala, mereka masih memiliki Tauhid."


? Sifat fisik Abu Dzar Al-Ghifari radhiallahu'anhu.

Disebutkan;
》Seorang berkulit asmar yaitu sangat menuju hitam.
》Besar badannya.
》Jenggotnya sangat lebat.

Al-Ahnaf bin Qois berkata,
"Aku datang ke kota Madinnah dan akupun masuk keadalam masjid tatkala aku sedang sholat, tiba2 ada seorang lelaki tinggi, berkulit gelap rambutnya putih semua dan jenggotnya putih semua. Akupun mengikutinya ternyata beliau adalah Abu Dzar radhiallahu'anhu."


? Keutamaan Abu Dzar Al-Ghifari radhiallahu'anhu.

▪️Beliau berjihad bersama Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Beliau masuk Islam masih diawal2 dakwah Nabi di Kota Mekkah, tapi kemudian Nabi menyuruh beliau untuk berdakwah dikampungnya di Al-Ghifar. 
Maka beliaupun pergi ke kampung Ghifar untuk berdakwah, dam beliau tidak kembali lagi ke Nabi karena beliau menunggu kaumnya.
Kaumnya sebagian sudah beriman, dan sebagian lagi mengatakan, 
"tunggu kami tidak mau beriman sampai Muhammad pergi ke Madinnah."

Karena Rasulullah mengatakan,
"Aku akan berhijrah kesuatu daerah yang memiliki banyak kurma, menurutku itu adalah Yastrib (Kota Madinnah), kalau aku sudah disana silahkan datangi aku."

Kemudian Abu Dzar berdakwah kepada kaumnya dalam waktu yang lama, sebagian sudah beriman, sebagian lagi belum mau karena menunggu Nabi hijrah ke Madinnah.
Ketika Nabi sudah hijrah ke Madinnah maka akhirnya sebagian lagi dari kabilah Ghifar beriman, dan Abu Dzar berhijrah ke kota Madinnah belakangan.
Sehingga beliau tidak ikut dalam,
- Perang Badar
- Perang Uhud
- Perang Khandak
Diantara perang yang tidak dia ikuti ketika sudah di Madinnah,
- Perang Dzatur riqa
- Perang Bani Musthaliq
Karena Rasulullah menyuruh beliau menjadi pengganti menjadi Amir di kota Madinnah.

Beliau ikut dalam,
- Perang Tabuk
- Pedang Hunain, bahkan beliau membawa bendera peperangan.

Kata sebagian Ulama,
Abu Dzar Al-Ghifari seorang yang hebat, maka kehebatan beliau digunakan untuk Islam.

Ketika perang Khandak,
Semua sudah jalan dan sudah sampai tujuan sementara Abu Dzar terlambat karena Ontanya gak mau jalan.
Maka dia biarkan Ontanya, dia ambil barang2nya dipikul kemudian dia jalan kaki menuju Tabuk.

Ini menunjukan bagaimana beliau begitu sabar dalam menjalani hal2yang sulit.
Apalagi Perang Tabuk adalah perang yang sangat sulit ketika itu, musim panas dan jarak jauh sampai 700 km, kemudian musuh yang akan dihadapi adalah Romawi yang hebat ketika itu. Dan Abu Dzar tidak mau ketinggala.
Sehingga ketika Ontanya tidak mau jalan, dia pikul barang2nya dan dia jalan kaki melewati padang pasir untuk menuju kepada Nabi shalallahu'alaihi wasallam.

Sampai akhirnya ketika para shahabat sudah sampai, dari kejauhan tampak kelihatan seorang sedang berjalan.
Kemudian Rasulullah berkata,
"Itulah Abu Dzar, semoga Allah merahmati Abu Dzar dia berjalan sendirian, dan dia akan meninggal sendirian dan dia akan dibangkitkan sendirian."
Ini menujukkan bagaimana semangatnya Abu Dzar dalam jihad bersama Nabi shalallahu'alaihi wasallam.


? Adapun Zuhud Abu Dzar Al-Ghifari radhiallahu'anhu.

Zuhud beliau menakjubkan.
Beliau punya mazhab sendiri yang berbeda dengan para sahabat.

◆ Beliau menganggap, "Bahwasanya semua harta yang berlebihan harus disedekahkan tidak boleh disimpan, haram hukumnya kalau disimpan. Semua harta yang disimpan akan menjadi bumerang bagi orang tersebut pada hari kiamat kelak. Akan dipanaskan harta tersebut dan dibakarkan kepada orang yang menyimpan harta tersebut pada hari kiamat kelak."
Dan ini diantar sebab menjadikan beliau sangat zuhud. 

Di akhir hayat beliau tinggal di Al-Rabadha (terletak disebelah timur kota Madinnah kira-kira 200km).
Beliau tinggal di Al-Rabdha dan akhirnya meninggal di Al-Rabadha.

▪️Diriwayatkan dari Abu Asma.
Suatu hari Abi Asma menemui Abu Dzar di Al-Arabadha, disisi beliau ada seorang wanita berkulit hitam dan rambut semrawut, tidak ada keindahan diwanita tersebut, mungkin budaknya.

Kemudian beliau berkata,
"Tidakkah kalian melihat apa yang kalian mau perintahkan kepadaku, kalian mau agar saya pergi kekota Iraq.? Kalau saya tiba di Iraq orang2 akan datang kepadaku dengan membawa dunia mereka, sementara kekasihku Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam telah mengambil janji kepadaku."

Rasulullah mengingatkan kepadaku, 
"Bahwasanya diatas neraka ada sirot yang sangat mudah menggelincirkan dan sangat mudah untuk menggoyangkan (Artinya ketika dia mengingat sirot dia ingin memiliki harta yang banyak). Kita melewati jalan tersebut, sementara tidak banyak harta yang kita bawa dan kita mampu memikulnya. Lebih baik daripada kita 
melewati jalan tersebut sementara banyak harta yang kita bawa, kita akan terjatuh dari jembatan tersebut."

Ini yang membuat beliau tidak mau mempunyai harta yang banyak karena takut tidak bisa melewati sirot.
Beliau merasa harta tersebut akan beliau pikul pada hari kiamat kelak.

▪️Suatu hari Abu Dzar melewati Abu Darda.
Abu Darda membangun sebuah rumah, dan Abu Dzar menegur Abu Darda.

"Apa2an ini Abu Darda, engkau membangun sebuah rumah yang telah katakan akan hancur. Aku lebih suka lihat engkau wahai Abu Darda berkotor2an dari pada kondisimu sekarang bangun rumah.."

Yang jadi masalah Abu Dzar punya Mazhab sendiri yaitu mazhab yang tidak boleh simpen duit dan emas, tapi dia juga ingin orang lain seperti dia, gak boleh pikirin dunia.

▪️Dari Salim bin Abil Ja'at dari ayahnya, beliau berkata;
Suatu hari Abu Darda mengirim pasukan ke Abu Dzar, maka utusan Abu Darda datang kepada Abu Dzar dan berkata;
"Wahai Abu Dzar saya utusannya Abu Darda, sesungguhnya saudaramu Abu Darda mengirim salam buat engkau, Abu Darda menasehatimu, 
"Wahai Abu Dzar bertakwalah kepada Allah dan hati2 jangan melanggar hak orang lain."
Abu Dzar berkata;
"Apa urusanku dengan urusan orang2, aku sudah tinggalkan mereka dengan perak dan emas mereka. Mari pergi kerumahku."
Maka utusan Abu Darda masuk ke rumah Abu Dzar dan didalam rumah ada makanan sedikit dan di hidangkan dihadapan Abu Dzar.
Abu Dzar berkata kepada utisan tersebut,
"Makan bersama aku."
Karena makanan tersebut terlalu sedikit mereka tidak mau makan.
Lalu Abu Dzar tegaskan;
"Taruh tanganmu dan makan, aku lebih takut makananku banyak dari pada sedikit."
Maka akhirnya utusan tersebut pulang.

Kemudian utusan tersebut mengabarkan kepada Abu Darda bagaimana sikap Abu Dzar ketika disampaikan pesan dari Abu Darda.
Ketika mendengar cerita tersebut, Abu Darda berkata,
"Sungguh tidak ada seorangpun didunia ini yang lebih benar dari engkau wahai Abu Dzar."

▪️Abdullah bin Khiros berkata,
Aku melihat Abu Dzar di kota Rabadha dan disisinya ada seorang wanita berkulit hitam (budaknya) yang menemani beliau, dia berkata,
"Wahai Abu Dzar kenapa kau tidak cari perempuan lebih baik dari pada budak ini.?"
Maka Abu Dzar berkata,
"Demi Allah aku lebih suka memiliki perempuan yang merendah untuk aku dari pada perempuan yang mengangkat dunia untukku yang akhirnya membuat aku terikat dengan dunia."
Mereka berkata lagi,
"Wahai Abu Dzar engkau seorang lelaki yang seluruh anak2mu meninggal dunia, kau bisa menikah lagi agak punya keturunan."
Abu Dzar berkata,
"Aku memuji Allah yang telah mengambil anak2ku didunia yang fana ini untuk menjadikan mereka sebagai simpananku diakhirat."
Lalu Abu Dzar duduk diatas kain yang kasar, mereka berkata,
"Wahai Abu Dzar kenapa engkau tidak duduk diatas kain yang halus."
Abu Dzar berkata,
"Ya Allah aku mohon ampunan Mu, ambillah apa yang Engkau kehendaki dariku ya Allah."
Lalu Abu Dzar berkata lagi,
"Kita diciptakan bukan untuk didunia, tapi kita diciptakan untuk akhirat yang kita beramal sekarang untuk akhirat dan kita akan kembali kepada akhirat tersebut."

Inilah contoh bagaimana Zuhudnya Abu Dzar radhiallahu'anhu.
Dan dia zuhud bukan berarti beliau tidak ditawarkan harta, beliau ditawarkan harta dan beliau tidak mau.

▪️Bahkan ada seorang lelaki yang datang menawarkan harta kepada Abu Dzar.
Lalu Abu Dzar berkata,
"Saya tidak perlu dengan pemberianmu, saya sudah punya kambing2 bisa saya perah susunya, saya ounya khimar2 yang bisa saya gunakan sebagai tunggangan, saya punya wanita yang melayani saya dan saya punya baju lebih dari yang sedang saya pakai, dan saya khawatir akan dihisab atas apa yang berlebihan dari saya, saya tidak mau dihisab."

▪️Bahkan ada seorang yang mendengar Abu Dzar hidup susah maka dia mengirim kepada Abu Dzar 300 dinar, Abu Dzar tidak mengambil harta tersebut. 
Abu Dzar berkata,
"Apakah dia tidak menemukan orang lain yang lebih miskin dari pada saya, carilah orang yang lebih miskin dari saya, karema saya sudah cukup."
Aku mendengar,
◆ Rasulullah bersabda,
"Barangsiapa yang meminta padahal dia punya uang 40 dirham, sungguh dia telah meminta tanpa hak."
Maka Abu Dzar tolak pemberian uang yang 300 dirham tersebut.

▪️Atho bin Abi Marwan suatu hari melihat Abu Dzar memakai kain kemudian disarungkan kemudian sholat. Maka Atho bin abi Marwan menegurnya.
Beliau berkata,
"Wahai Abu Dzar kau tidak punya baju selain ini.? Saya lihat kau pakai sarung ini terus, beberapa hari yang lalu kau pakai dua baju, kenapa sekarang cuma satu.?"
Kata Abu Dzar,
"Saya sudah kasih kepada orang yang lebih membutuhkan bajuku dari pada aku."
Atho bin Abi Marwan berkata,
"Kau sendiri butuh kepada baju tersebut, kenapa kau kasihkan ke orang.?"
Kata Abu Dzar,
"Ya Allah ampunilah aku, kau ini pencinta dunia, bukankah kau tahu saya sudah punya baju lain ya sudah, Saya punya kambing2 untuk saya peras susunya, saya ounya keledai2 untuk mengangkat makanan saya, dan ada orang yang bantu saya dirumah ya sudah. Nikmat apa lagi yang lebih baik yang saya rasakan sekarang.?"

Abu Dzar ketika beliau hidup susah, beliau tidak mengeluh, tapi beliau bersyukur kepada Allah. Dan beliau sengaja hidup seperti itu.

▪️Ada yang berkata kepada beliau,
"Wahai Abu Dzar kenapa kau tidak punya kerjaan atau kebun sehingga kau bisa dapatkan harta."
Maka Abu Dzar berkata,
"Kalau saya jadi Amir terus saya mau melakukan apa.? Cukup bagi saya setiap hari saya minum susu sudah selesai."

Yang membuat Abu Dzar tidak mau memiliki harya yang banyak dia takut di hisab.
Dia mengatakan,
"Saya takut dihisab atas kelebihan harta yang saya miliki dan saya takut melewati Sirot sementara tanggungan harta yang saya miliki sangat banyak."

◆ Dalam Hadits Mashur,
"Bahwasanya dua kaki seorang hamba tidak bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang empat perkara, diantaranya tentang harta darimana dia dapatkan dan kemana dia habiskan."

Sehingga menurut Abu Dzar radhiallahu'anhu, pertanyaan tentang harta yang dia miliki, sudah cukup membuat dia terlambat masuk ke surga, dan dia tidak mau terlambat masuk ke Surga."

◆ Abu Dzar sering mengucapkan kata2 ini,
"Yang memiliki dua dirham lebih berat hisabnya dari pada yang memiliki satu dirham."

Inilah zuhudnya Abu Dzar tidak mau punya harta berlebih, beliau hanya hidup didunia secukupnya.
Ketika beliau meninggal, beliau tidak meninggalkan apapun kecuali meninggalkan,
- dua ekor keledai betina
- satu ekor keledai jantan
- beberapa ekor kambing.

◆ Dari Awam bin Abdillah bin Utbah bin Mas'ud radhiallahu'anhu berkata,
"Abu Dzar memiliki 2 kain yang bagus, satu dia pakai untuk dia jadikan sarung, yang satu diberikan kebudaknya, kemudia dia keluar menuju maayarakat."
Orang2 protes kepadanya,
"Wahai Abu Dzar kalau kau pakai kain inii dua2nya maka itu akan lebih bagus."
Kata Abu Dzar,
"Memang benar kalau aku pakai keduanya aku lebih bagus,"
◆ Tapi aku mendengar Nabi bersabda,
"Berilah makan kepada mereka budak2 kalian dengan apa yang kalian makan, dan berilah pakaian kepada budak2 kalian dengan apa yang kalian pakai."

Abu Dzar melakukan ini semua tidak lain karena dunia tidak ada nilainya di sisi Abu Dzar radhiallahu'anhu.


? Keutamaan Abu Dzar Al-Ghifari radhiallahu'anhu.

▪️Dan Abu Dzar adalah seorang yang alim, beliau adalah seorang mufti atau tempat bertanya di zaman Abu Bakar, Umar dan juga Utsman.
Orang2 mengakui ilmunya karena beliau termasuk yang awal2 masuk Islam. Tetapi ilmu beliau tentu saja ada kekurangannya tidak ada yang sempurna. 
Oleh karenanya Abu Dzar radhiallahu'anhu mendengar sebagian hadits Nabi tentang zuhud, sehingga beliau memahami tentang wajibnya zuhud.

◆ Sementara setelah itu Rasulullah mberikan keringan kepada para Shahabat tentang,
"Bolehnya menyimpan harta yang penting sudah dibayarkan zakatnya dan haknya sudah ditunaikan, maka tidak mengapa menyimpan harta kalau ada maslahatnya."

Dan beliau Abu Dzar tidak mendapai Hadits2 Rasulullah yang belakangan ini.
Sehingga apa yang pertama kali beliau pegang itu yang beliau jadikan pegangan, beliau menganggap itu benar, sementara para sahabat mendapati hadits2 yang lain.

▪️Kata Imam Adz-Dzahabi, beliau meriwayatkan 281 Hadits.
Diantaranya,
- 12 Hadits yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhori dan Muslim, 
- 2 Hadits diriwayatkan oleh Bukhori saja,
- 19 Hadits diriwayatkan oleh Muslim saja.


? Bagaimana Islamnya Abu Dzar Al-Ghifari radhiallahu'anhu.

▪️Abu Dzar bercerita tentang dirinya sebagaimana dia Islam.
Dia berasal dari Kabilah Ghifar kabilah yang keras dan yang tegas dan tidak ada basa basi.

Abi Dzar bercerita,
Kami keluar dari kaum kami yaitu kaum Ghifar dan mereka adalah kaum yang menghalalkan Sharul haram (tidak boleh terjadi peperangan kalau mereka tidak ada masalah, mau perang dibulan2 haram bagi mereka tidak masalah).

Maka keluarlah saya, Unais dan ibunda kami dari kampung kami.
Maka kamipun mampir dirumah paman kami (saudara ibu kami), maka paman kami tersebut memuliakan kami dan memberi makan kepada kami. Akhirnya kaum paman kami hasad kepada kami, mereka bikin kebohongan kepada paman kami.
Mereka mengatakan,
"Wahai fulan, kalau kau keluar meninggalkan rumahmu, ponakanmu ganggu istrimu."
Akhirnya paman kami datang dan dia ceritakan kepada kami apa isyu yabg dia dengar.
Dan Abu Dzar marah, beliau berkata,
"Wahai paman, kau telah berbuat baik kepada kami, tapi gara2 omongan kau yang mengatakan bahwasanya saudaraku Unais mendatangi istrimu, kau telah merusak kebaikanmu, saya tidak akan berkumpul lagi bersama kau selama2nya."
Inilah sikap Abu Dzar yang orangnya tegas tidak ada basa-basi walauoun kepada pamannya sendiri.

Maka kamipun segera pergi membawa tunggangan2 kami, dan om kamipun menyesal, dia menutup wajahnya dengan bajunya dan menangis, dan kamipun tidak perduli.
Kamipun terus berjalan meninggalkan ghifar sampai kami tiba di kota Mekkah.

Maka saudaraku Unais bertemu dengan salah seorang penduduk kota Mekkah, kemudian mereka beradu syair dan bayarannya onta.
Saudaraku Unais pandai bersyair dan mereka pergi ke orang Alim. Orang Alim tersebut berkata yang lebih hebat syairnya Unais.
Dan Unais menang dalam lomba syair dan onta2 tersebut dibawa oleh Unais.

▪️Dalam kisahnya Abu Dzar bercerita bagaimana dia masuk Islam.
Beliau bercerita kepada Abdullah bin So'mit (perawi hadits ini).

Beliau berkata,
"Aku sebelum ketemu dengan Nabi, aku sudah sholat 3 tahun (entah sholatnya seperti apa tidak diceritakan, karena beliau termasuk Al-Ahnaf / yg tidak melakukan kesyirikan).
Aku sholat menghadap kemana saja Allah arahkan aku, yang penting aku Sholat (menyembah Allah tanpa syariat).
Aku sholat Isya sampai diakhir malam, aku beribadah sampai aku ketiduran karena kelelahan dan aku tidak bangun kecuali kena terik matahari."

Saudaraku Unais berkata,
"Wahai Abu Dzar sesungguhnya saya punya keperluan di Mekkah, tolong jaga hewan2 bawaan kita."

Maka Unaispun pergi masuk ke dalam kota Mekkah, dan dia terlambat pulang.
Kemudian dia datang dan aku bertanya,
"Apa yang kau lakukan kenapa terlambat.?"
Unais berkata,
"Aku ketemu seseorang di Mekkah (maksudnya Rasulullah), dia seperti kamu, ada sholatnya dan lain2, tapi dia bilang dia di utus sama Allah."
Abu Dzar berkata,
"Apa yang dibilang orang2 tentang orang itu.?"
Unais berkata,
"Orang2 bilang dia adalah penyair, dukun, penyihir. Aku sudah mendengar perkataan2 dukun, tapi orang itu bicaranya bukan seperti perkataan dukun, dia tidak bikin mantra2, tidak jampi2. Saya juga sudah timbang perkataan dia, dan saya bandingkan dengan sihir2 lain, tapi apa yang dikatakan orang tersebut bukan sihir dan syair, aneh dan tidak cocok kalau dibilang dia dukun atau tukang sihir. Demi Allah itu orang benar, mereka yang menuduh orang itu tukang sihir dan dukun merekalah yang berdusta."

Abu Dzar penasaran, dan dia berkata,
"Gantian sekarang saya yang mau pergi ke Mekkah mau lihat orang tersebut, kau disini jaga hewan2 kita."
Maka Abu Dzar masuk ke dalam kota Mekkah.

Saya mulai cari2 orang yang paling lemah untuk dia tanya, cari informasi dimana Muhammad tersebut. Dan saya ketemu orang lemah tersebut, dan saya bertanya,
"Hai fulan, mana orang yang kalian tuduh sebagai orang keluar dari adat nenek moyangnya."
Orang itu melihat saya dan berkata dan berteriak dengan keras,
"Ini pengikut Muhammad.. ini pengikut Muhammad.."

Semua orang2 yang ada di Mekkahpun datang dan mereka menimpuki Abu Dzar dengan batu dan segala macam, gara2 dituduh ikut Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam.
Bahkan tulang dilemparkan kepadaku, sampai akupun jatuh pingsan.
Ketika aku sadar aku berdiri seakan2 aku adalah batu yang berwarna merah, darah dimana2. Akupun pergi ke sumur zam2 dan aku bersihkan darahku, dan aku minum dari air zam2.
Aku tinggal kira2 30 hari di Mekkah, aku tidak punya makanan kecuali air zam2 karena mau tanya2 aku takut dipukuli lagi.
Tapi aku minum air zam2 akupun gemuk sampai perutku terlipat, sama sekali aku tidak merasa lapar.

Ketika suatu hari dimalam hari bulan purnama, kemudian langit cerah dan tidak ada awan yang menutupi langit, orang2 penduduk Mekkah sedang tidur pulas.
Tidak seorangpun yang tawaf di Ka'bah ketika itu, tapi ada dua orang wanita yang sedang tawaf, dan mereka sedang berdoa kepada Isab dan Nailah,
(Isab dan Nailah adalah dua berhala yang ada disekitar Ka'bah yang mereka berasal dari kanilah Uzza dan Kabilah Zurhum jauh setelah zaman Nabi Ismail, kemudia ada dua orang pemuda dan pemudi yang berzina didalam Ka'bah maka Allah rubah mereka menjadi patung, lama kelamaan patung ini disembah dan diibadahi oleh orang Musyrikin Arab).
Dan dua wanita musyrik tersebut sedang tawaf di Ka'bah dan berdoa kepada Isab dan Nailah, dan Abu Dzar jengkel karena dia bertauhid, dia tidak suka berhala disembah dan Abu Dzar tau kisah Isab dan Nailah.

Abu Dzar berkata kepada mereka berdua,
"Hai wanita kalian berdua, itu patung Isab dan Nailah suruh menikah saja (bersetubuh)."
Mereka berdua kaget, dan mereka berdua terus berdoa menyebut nama Isab dan Nailah.
Abu Dzar tambah jengkel, maka Abu Dzar bicara lebih parah lagi dengan ejekan, maka kedua perempuan itu pergi sambil berteriak.

Tiba2 mereka berdua bertemu dengan Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam dan Abu Bakar, mereka ingin tawaf, lalu Abu Bakar bertanya kepada dua wanita tersebut,
"Ada apa kalian berdua."
Lalu mereka berkata,
"Itu ada orang yang tidak suka dengan berhala ada disekitar Ka'bah, dan dia mengucapkan kata2 yang tidak pantas kita ucapkan."

Maka Nabi pun kemudian datang ke Ka'bah dan mengusap Hajar Aswad kemudian Tawaf bersama Abu Bakar kemudian Sholat. Setelah Rasulullah dan Abu Bakar sholat maka aku datang menemui Nabi dan aku berkata,
"Assalamualaika ya Rasulullah."
Rasulullah kaget karena tidak kenal, dan Rasulullah jawab,
"Wa'alaika Rahmatullah, siapa engkau.?"
Kata Abu Dzar,
"Aku dari Kabilah Ghifar."

Lalu Rasulullah memegang kepalanya sambil merenung.
Dari Kabilah Ghifar, tukang rampok dan bisa lolos di Mekkah dan masuk Islam.

Kata Abu Dzar, aku berkata pada diriku,
"Kayaknya Nabi gak suka saya Al-Ghifari."
Maka akupun ingin mengambil tangan Nabi dan Abu Bakar larang.

Lalu Rasulullah angkat wajahnya dan berkata,
"Sejak kapan kau disini wahai Abu Dzar.?"
Kata Abu Dzar,
"Saya disini sudah 30 hari ya Rasulullah."
Rasulullah berfikir dan bertanya lagi,
"Siapa yang kasih makan kamu selama ini.?"
Abu Dzar menjawab,
"Aku tidak punya makanan kecuali air zam2, akupun jadi gemuk sampai perutku berlipat2, aku tidak merasakan lapar sama sekali."
Rasulullah berkomentar,
"Sesungguhnya air zam2 air yang berkah, itu adalah makanan yang bisa mengenyangkan."
Maka Abu Bakar berkata,
"Wahai Rasulullah, ijinkan aku untuk menjamu dia malam ini."

Dan akupun berjalan mengikuti Abu Bakar dan Rasulullah, maka Abu Bakarpun membuka pintu dan menghidangkan anggur yang sudah dikeringkan dari Thaif. Itu makanan pertama yang aku makan selama 30 hari, kemudian akupun tinggal disitu.
Kemudian aku datang kepada Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.
Kata Rasulullah,
"Telah ditampakkan kepadaku, diarahkan untuk pergi kesuatu kampung, suatu kota yang disitu banyak kurmanya."
Menurutku ini adalah kota Madinnah.
"Maukah engkau Abu Dzar kau pulang kekampungmu dan berdakwah disana, semoga Allah membuat engkau bermanfaat sehingga mereka dapat hidayah dan Allah berikan pahala kepada engkau."

Lalu akupun pulang ketemu saudaraku Unaisa, saudaraku bertanya,
"Apa yang kau lakukan.?"
Aku berkata,
"Aku sudah masuk Islam dan aku sudah membenarkan lelaki tersebut."
Unais berkata,
"Akupun tidak membenci agamamu, akupun masuk Islam bersama engkau wahai Abu Dzar dan aku membenarkan Muhammad."
Kamipun datang kepada ibunda kami dan kami dakwahi dia, maka ibunda kami berkata,
"Akupun tidak benci pada agama kalian berdua wahai putra2ku, akupun telah masuk Islam dan aku membenarkan Muhammad shalallahu'alaihi wasallam."

Kamipun berjalan kembali kekampung kami, sampai kamu ke Kabilah Ghifar, kami dakwahi mereka.
Dan setengah dari Kabilah Ghifar masuk Ispam semuanya.
Adapun sebagiannya berkata,
"Tidak mau masuk Islam kecuali kalau Muhammad sudah pergi ke Madinnah baru kami mau masuk Islam."
Akhirnya Abu Dzar menunggu mereka.
Akhirnya Rasulullah pergi ke kota Madinnah maka seluruh Ghifar akhirnya masuk Islam.

Datang lagi kabilah Aslam (kabilah Aslam dan kabilah Ghifar ada hubungan saudara), maka mereka berkata,
"Wahai Rasulullah, saudara2 kami dari kaum Ghifar sudah masuk Islam, kamipun ingin masuk Islam bersama mereka.
Akhirnya mereka semua masuk Islam karena Ghifar masuk Islam.
Maka Rasulullah berkata,
"Kabilah Ghifar semoga Allah mengampuni mereka, adapun Kabilah Aslam semoga Allah memberi keselamatan dan kedamaian kepada mereka."

Ini menunjukan bagaimana jasanya Abu Dzar Al-Ghifari ketika dia berdakwah, dua kabilah semuanya masuk Islam.

▪️Dalam riwayat yang lain, bagaimana kisah masuk Islamnya Abu Dzar.

Abu Dzar ketika mendengar tentang diutusnya Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam, Abu Dzar berkata kepada saudaranya Unais,
"Wahai Uanis pergilah kau ke dalam Kota Mekkah, cari kabar tentang itu orang yang ngaku2 dia mendapat kabar dari langit."

Akhirnya saudaranya pergi kemudian dia balik dan berkata,
"Aku melihat dia menyuruh kepada akhlak yang mulia, dan berbicara dengan suatu ucapan yang itu bukan syair."
Kemudian Abu Dzar berkata,
"Kau tidak cukup, saya ingin pergi sendiri."
Akhirnya Abu Dzar pergi sendiri ke kota Mekkah dan bertemu Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.

Dalam satu malam Abu Dzar di Masjidil Haram, kemudian datang Ali bin Abi Thalib, kemudian Ali melihat ada orang asing di Ka'bah, maka Ali tahu ini orang asing.
Tatkala Ali melihatnya maka Ali mengikuti, dan mereka berdua saling melihat tapi tidak saling bertanya.
Sampai akhirnya setelah 3 hari mereka saling menyapa, dan akhirnya Ali tahu kalau ini Abu Dzar ingin bertemu dengan Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.

Setelah Abu Dzar masuk Islam dikatakan oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam, lalu Rasulullah berkata,
"Pulanglah kau wahai Abu Dzar ke Ghifar dan berdakwahlah, sampai datang perintahku kepadamu."

Ternyata Abu Dzar tidak diam, maka dia berkata,
"Demi Allah yang jiwaku berada ditangan Nya, aku akan teriak dihadapan mereka orang2 Quraisy."
Maka diapun datang ke Masjidil Haram dan berteriak dengan suara yang paling keras,
"Asyhadu al la ilaha illallah, Wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah (Aku bersaksi bahwa tidak Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah)."
Dan orang2 pun datang memukul Abu Dzar sampai dia terkapar."

Kemudian datang Al-Abbas selamatkan dia, Abbas mengatakan kepada orang Quraisy,
"Kalau tahu ini orang dari Ghifar hati2, kalau kalian celakakan dia nanti perdagangan kalian akan diganggu jika kalian lewat."

Mungkin ini yang bisa disampaikan tentang Abu Dzar Al-Ghifari.
Insyaa Allah dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.
Insyaa Allahu Ta'ala.
Wallahu'alam bishowab.


? SOAL - JAWAB

1️⃣ Disebutkan bahwa Abu Dzar orang yang Zuhud, apa pengertian Zuhud yang mudah untuk difahami sesuai pandangan Islam, dan bagaimana kita bisa istiqomah dalam kezuhudan.?
↪️  Jawab :
Ada zuhud ada wara.
- Kalau zuhud artinya,
"Meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat diakhirat."
- Adapun Wara artinya,
"Meninggalkan sesuatu yang dikhawatirkan akan menambah masalah diakhirat."
Jadi Zuhud lebih tinggi daripada wara.
Contoh zuhud:
- Bisa beli barang mahal, tapi dia tahu bahwa barang mahal itu tidak memberikan manfaat diakhirat, maka dia tidak jadi beli.
- Beli baju mahal, ada gak manfaatnya untuk saya dan kaitannya diakhirat, kalau tidak ada manfaatnya tidak usah beli.
Contoh wara :
- Ragu2 jangan2 haram, ya sudahlah mending saya tinggalkan.
Oleh karenanya Abu Dzar Al-Ghifari meninggalkan zuhud dan wara.
Dia meninggalkan harta yang menurut dia meninggalkan masalah diakhirat, dan dia meninggalkan perkara2 yang tidak ada manfaatnya diakhirat.
Tentunya akan sulit kalau kita seperti beliau.
Intinya kapan kita harus melakukan hal tersebut, meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat diakhirat maka kita telah melakukan zuhud.
Kalau kita mau kumpul2, kira2 kumpul2 ini akan memberikan manfaat gak diakhirat, kalau tidak ada manfaat ya sudah tidak usah kumpul2.
Kalau mau jalan2 kira ada manfaatnya gak, kalau ada manfaatnya demi menyenangkan anak2 dan mendapat pahala, maka silahkan jalani.
Mau membeli rumah lagi atau mobil lagi, ada gak manfaatnya diakhirat, kalau ada beli, kalau tidak ada, tidak usah.
Jadi kita latih diri kita, keluarga kita dan anak2.
Jangan2 bukan lagi tidak ada manfaatnya diakhirat tapi malah bikin tambah masalah diakhirat.
Kalau bikin masalah diakhirat maka tinggalkan, berarti wara. Dengan semakin punya barang semakin banyak hisab pada hari kiamat.
Wallahu'alam bishowab.

2️⃣ Bolehkah kita mengejar dunia dengan niat membahagiakan otang tua.?
↪️  Jawab :
Boleh saja, tentunya dunia dikejar seperlunya, kalau kita ingin mengejar dunia kalau dengan niat yang baik, dapam rangka menyenangkan hati orang tua adalah niat yang sangat tulus, diantara bentuk berbakti kepada orang tua adalah menyenangkan hati orang tua.
Tapi semuanya ada porsinya, bukan berarti kita mengejar dunia untuk menyenangkan orang tua tapi kita meninggalkan ibadah, tidak berdzikir kepada Allah dan tidak baca Quran.
Tapi kita sambi, niatkan karena Allah untuk menyenangkan hati orang tua, kita juga tetap menjalankan ibadah yang mungkin tidak sebanyak orang lain. Allah Maha Tahu dengan niat kita, bisa jadi Allah kasih kemudahan harta karena niatnya benar.
Wallahu'alam bishowab.

3️⃣ Apakah dosa sahabat pada masa jahiliyah sebelum mereka masuk Islam itu diampuni seluruhnya, walaupun dosa kepada makhluk, seperti merampok.?
↪️  Jawab :
Kalau mereka masuk islam maka semua dosa2 mereka diampuni. Kecuali kalau mereka misalnya membunuh orang dan harus bayar diyat, maka diyat tersebut harus tetap dibayarkan meskipun mereka sudah masuk Islam.
Atau mereka mengambil harta orang kemudian mereka harus kembalikan, maka mereka harus kembalikan. 
Jadi islam menggugurkan dosa2 tapi tidak menggugurkan hak2 diantara manusia.
Wallahu'alam bishowab.

4️⃣ Mengapa Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam dan para sahabat tidak menerima sodakoh.?
↪️  Jawab :
Nabi tidak terima sodakoh tapi terima hadiah, itu berlaku bagi Nabi dan berlaku bagi Ahlul Bait.
Sahabat diantara ada yang merasa cukup ada menerima sodakoh.
Contohnya Ahlul Sufah, mereka jumlahnya ratusan orang dan mereka tinggal dipelataran masjid Nabawi dan setiap hari datang sedekah untuk mereka.
Jadi sahabat juga menerima sedekah.
Adapun Nabi beliau memang haram memakan sedekah, Rasulullah dan Ahlul bait dari Bani Hasym semuanya tidak boleh makan harta sedekah tapi menerima hadiah.
Wallahu'alam bishowab.

5️⃣ Apakah zuhud itu bisa disandingkan dengan menabung dan merencakan kehidupan yang lebih baik.?
↪️  Jawab ;
Kalau mau zuhudnya kayak Abu Dzar maka tidak bisa.
Intinya menabung tidak menjadi masalah.
Nabi shalallahu'alahi wasallam pernah juga mengambil makanan persediaan berbulan2 untuk para istri2nya, tapi bukan berarti kita menabung menjadikan kita pelit.
Kita untuk menabung ada, bersedekah ada, memberi kepada orang tua dan kerabat juga ada. Jika ternyata dengan menabung membuat kita jadi pelit maka itu kesalahan besar, jangan sampai kita menabung menjadikan kita pelit.
Kalau tidak bisa menabung banyak maka menabung sedikit, yang penting sedekah jalan.
Kita tidak tahu kapan kita dipanggil oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, jangan sampai harta yang sudah kita simpan banyak2 ternyata kita meninggal.
Kalau kita meninggal itu harta bukan milik kita, kecuali anak kita sedekahkan atas nama kita.
Kalau sudah diambil anak kita berarti milik anak kita, anak kita mau pakai macam2 atau buat sedekah ya pahala buat dia bukan buat kita lagi.
Oleh karenanya mumpung harta itu masih atas nama milik kita, dan harta itu akan berpindah.
Allah mengatakan,
"Allah menjadikan kalian memiliki harta tersebut."
Ketika harta tersebut menjadi milik kita apa yang kita lakukan dengan harta tersebut, maka pahalanya  buat kita.
Maka kita nabung tapi bukan berarti kita pelit, dan orang yang rajin menabung sehingga lupa untuk sedekah, maka ditegur oleh Nabi shalallahu'alaihi wasallam,
"Jangan kau terlalu mengikat sehingga Allah akan mengikat rezekimu."
Kapan kita keluarkan maka Allah akan kasih gantinya kepada kita.
Wallahu'alam bishowab.


?  PENCATAT :
~ Tim Kajian Online Masjid Astra ~