Kajian Online Interaktif Masjid Astra.
AHAD, 30 Agustus 2020
Pukul 10.00 WIB
? NARA SUMBER :
"Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc., MA."
~ DOSA-DOSA LISAN ~
Perkara yang sangat penting untuk kita ketahui bersama dan betapa sering kita lalai dalam hal ini yaitu tentang,
"Dosa-dosa Lisan."
Terutama di zaman sekarang ini yang di mana banyak hal yang memancing kita untuk berbicara, banyak sekali hal yang membuat kita berbicara.
◆ Misalnya :
❎ Urusan Politik.
Karena berbicara tentang politik adalah perkara yang menyenangkan, betapa sering kita berkomentar tentang politik tanpa ada dalil tanpa ada bayyinah, hanya sekedar dengar, hanya sekedar ikut2an, hanya latah, terkadang kita berkomentar, terkadang kita membangun "Al-Bara wa Al-Baro" membangun kebencian dia atas politik tersebut yang semua tulisan kita dan omongan kita akan di hisab oleh Allah Subhanahu wa Ta'alaa.
❎ Urusan Selebitis.
Artis ini, artis itu dan macam2, orang banyak berkomentar kejadian ini, kejadian itu.
❎ Masalah Agama.
Dengan adanya medsos banyak sekali perkara2 agama yang dibicarakan, sehingga terkadang seseorang berbicara dengang kebenaran, dan sering berbicara dengan kebathilan.
Dan ini semua termasuk ke dalam dosa2 Lisan.
◼️Sesungguhnya lisan adalah "Nikmat."
★》Kata Allah subhanahu wa Ta'alaa :
أَلَمۡ نَجۡعَل لَّهُۥ عَيۡنَيۡنِ* وَلِسَانًا وَشَفَتَيۡنِ
“Bukankah Kami telah menjadikan untuknya dua mata, lisan, dan dua bibir?”
[Al-Balad : 8—9]
Di antara nikmat yang Allah ingatkan adalah nikmat lisan dan bibir, sehingga nikmat untuk berbicara,
- Oleh karenanya kalau nikmat ini kita gunakan sebaik2nya maka lisan ini sangat mudah mengantarkan orang ke Surga Allah Subhanahu wa Ta'alaa.
- Namun jika ternyata tidak digunakan pada tempatnya maka lisan ini sangat mudah mengantarkan orang ke Neraka Jahanam.
Maka dia di sebut memiliki 2 mata :
- Bisa mengantarkan kepada kebaikan.
- Bisa mengantarkan kepada keburukan.
✅ Banyak dalil yang menunjukan Lisan mengantarkan kepada kebaikan.
◆》Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الجَنَّةَ
“Barangsiapa yang dapat menjamin bagiku sesuatu yang berada di antara rahangnya (lisannya) dan di antara kedua pahanya (yaitu kemaluannya), maka Aku akan menjamin baginya surga.”
(HR. Bukhari no. 6474)
◆》Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ،َ
"Sungguh seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang diridhai Allah, suatu kalimat yang dia tidak mempedulikannya (memperhatikannya), namun dengannya Allah mengangkatnya beberapa derajat."
(HR. Bukhari no. 6478 dan Muslim no. 2988)
◆》Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
المسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ ,
“Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang selamat orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya.”
(HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 40 )
Jadi kalau dia bisa jaga lisan maka dia akan mudah masuk Surga.
◆ Bukankah dengan Lisan :
- Kita baca Al-Quran,
- Kita berdakwah,
- Kita beramar ma'ruf nahi munkar,
- Kita mengucapkan kalimat Toyyibah,
- Kita menyenangkan hati orang tua, saudara, kawan2.
Banyak yang bisa kita lakukan dengan lisan, kalau seseorang menggunakannya dengan baik maka itu sangat ladang pahala besar baginya.
✅ Dalil yang menunjukan Lisan yang tidak digunakan pada tempatnya maka akan mendatangkan keburukan.
◆》Diriwayatkan dari sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ketika beliau bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya:
أَلا أُخْبِرُكَ بِمِلاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟ قَالَ: بَلَى يَارَسُولَ اللهِ، فَأَخذَ بِلِسَانِ نَفْسِهِ وَقَالَ: كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا ، قَالَ: يَارَسُولَ اللهِ،وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ ؟ قَالَ: ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَامُعَاذُ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّار عَلَى وُجُوهِهِم، أَو قَالَ: “عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلسِنَتِهِمْ
“Maukah kujelaskan kepadamu tentang hal yang menjaga itu semua?” Mu’adz berkata: tentu wahai Rosululloh. Maka beliau memegang lisannya dan berkata: “Jagalah ini”. Maka Mu’adz berkata: “Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa dengan sebab perkataan kita?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Semoga ibumu kehilanganmu! (sebuah ungkapan agar perkataan selanjutnya diperhatikan). Tidaklah manusia tersungkur di neraka di atas wajah mereka atau di atas hidung mereka melainkan dengan sebab lisan mereka.”
(HR. At-Tirmidzi)
Ini isyarat bahwasanya yang menyebabkan orang banyak masuk neraka jahanam yaitu karena Lisannya.
◆》Nabi sahallahu'alaihi wasallam juga mengatakan,
وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ
(سنن الترمذى – ج 8 / ص 15)
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga ditanya tentang apa penyebab terbanyak manusia masuk neraka? Nabi menjawab: mulut dan kemaluan"
(HR At-Tirmidzi jilid 8 halaman 15).
◆》Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiayallah'anhu, Rasulullahu shallaahu'alaihi wasallam bersabda,
وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
"Dan sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang termasuk kemurkaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu dia terjungkal di dalam neraka Jahannam."
[HR. Bukhari no. 6478 dan Muslim no.2988]
Maka seseorang berusaha untuk menjaga lisannya, jangan terpancing dengan hal2 yang membuat dia mudah untuk berkomentar.
◼️ Secara Umum Dosa Lisan ada dua, yaitu :
1. Berbicara dengan dosa atau kebathilan, (setan yang berbicara).
2. Mendiamkan kebathilan, (setan yang bisu), dia merasa aman dan selamat.
==》"Dua2nya tercela."
"MACAM-MACAM DOSA LISAN"
⛔ Dosa yang berkaitan dengan Hak Allah Subhanahu wa Ta'alaa.
1️⃣ Berkata tentang Agama tanpa Ilmu.
Berbicara atas Allah tanpa ilmu,
★》Firman Allah dalam akhir ayat QS. Al-A'raf ayat 33,
وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“(mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.”
[QS. Al-A’raf: 33]
◆》 Ibnul Qayyim mengatakan,
“Allah subhanahu wa ta’ala telah mengharamkan berbicara tentang-Nya tanpa dasar ilmu baik dalam fatwa dan memberi keputusan. Allah menjadikan perbuatan ini sebagai keharaman paling besar bahkan Dia menjadikannya sebagai tingkatan dosa paling tinggi.”
★》Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-A'raf ayat 33:
قُلْ إنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Katakanlah: “Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak atau pun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.”
[QS. Al A’raf: 33]
Ini sangat berbahaya di jaman sekarang dengan banyaknya medsos, berkomentar tentang agama, membantah, mengkritik, mengejek tentang agama.
2️⃣ Berdusta atas nama Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
◆》 Dari Al Mughirah, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ ، مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta pada selainku. Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka.”
(HR. Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 4).
- Kalau kita berdusta atas nama orang lain tidak ada kaitannya dengan agama, selesai.
- Tapi kalau kita katakan Nabi bilang begini, Nabi bilang begitu tapi ternyata tidak benar, orang yang mendengar itu agama dan dia akan meyakini serta mengamalkan.
Makanya orang yang berdusta atas nama Nabi itu "Dosa Besar."
- Ini akan membuatnya bertahan lama di neraka jahannam, walaupun dia tidak kafir.
- Hendaknyalah kita hadist2 terhadap hadist2 palsu, tidak boleh disebarkan, kecuali dalam rangka dijelaskan.
- Jika orang yang mendengar dan mengamalkannya dia tidak tahu itu hadist semoga Allah maafkan.
- Kita yang tahu itu Hadist palsu maka jelaskan.
◆ Contoh Hadist2 palsu seperti :
- Menuntut Ilmu dari negeri Cina.
- Ikhtilat umatku adalah rahmat.
- Tentang hadist Nur Muhammad, Allah menciptakan langit dan bumi karena cahaya Nabi. Allah berkata kalau bukan karena engkau Muhammad maka Aku tidak akan menciptakan alam semesta.
- Cinta negeri adalah bagian dari pada Iman.
Ini semua lafalz2 hadist yang tidak boleh kita sandarkan kepada Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wasallam, kita tidak boleh mengatakan Nabi bersabda demikian.
Maka Al Imam Al-Jauzi menulis buku "Hadist-hadist Maudhu (palsu)."
Karena para perawi banyak yang dusta untuk mendukung mazhab2nya seperti para perawi2 Syiah.
Karenanya kita harus waspada bahwa tidak semua dikatakan dari Nabi lalu kemudian ikut disebarkan, khawatir kita ikut menyebarkan kedustaan dan ini bahaya besar.
3️⃣ Bersumpah dengan selain Allah Subhanahu wa Ta'alaa.
◆》 Dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ
“Barangsiapa yang bersumpah dengan menyebut selain nama Allah, maka sungguh dia telah kafir atau musyrik.”
Misalnya dia mengatakan :
- Demi Ka'bah,
- Demi Nabi,
- Demi Allah dan Rasulullah,
Ini semua adalah syirik, di larang bersumpah atas nama selain Allah Subhanahu wa Ta'alaa.
4️⃣ Mencela Zaman / Masa.
◆》 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَسُبُّوا الدَّهْرَ، فَإِنَّ اللهَ هُوَ الدَّهْرُ
“Janganlah mencela masa, karena sesungguhnya Allah Ta’ala adalah (pengatur) masa.”
(HR. Muslim no. 2246)
- Jangan kalian mencela zaman, karena yang pantas di cela adalah penghuni zaman.
- Zaman hanyalah tempat waktu bergulirnya perbuatan manusia.
- Barangsiapa mencela zaman sesungguhnya secara tidak langsung dia mencela Allah, karena Allah yang menciptakan zaman, dan zaman tersebut tidak bisa berbuat apa2, dia hanya waktu untuk bergulirnya kejadian2.
- Yang di cela adalah pelaku zaman tersebut.
◆》Berkata Imam Syafi'i,
"Tidak ada bagi Zaman aib kecuali kita yang menjalankan dalam zaman tersebut."
5️⃣ Menyebut seorang Munafiq sebagai Sayyid (pemimpin baik).
Tidak boleh kita berkata kepada orang munafik Sayyid, Nabi melarang hal tersebut, karena kalau tidak benar Allah akan murka kepada orang yang mengagung-agungkan.
◆》 Dari Buraidah radhiallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا تَقُولُوا لِلْمُنَافِقِ : سَيِّدُنَا ، فَإِنْ يَكُنْ سَيِّدَكُمْ فَقَدْ أَسْخَطْتُمْ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ
“Janganlah menyebut orang munafik, ‘Tuanku!’ Bila orang tersebut benar-benar tuan kalian, maka sungguh kalian telah mengundang kemarahan Rabb kalian, Allah azza wa jalla.”
(Shahih. HR. Abu Dawud, An-Nasaa-i, Ahmad)
6️⃣ Masyaa Allah wa Syi'ta.
ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺷِﺌْﺖ
َ
“Atas kehendak Allah DAN kehendakmu.”
Ini tidak boleh karena kita menggandengkan kehendak Allah dengan kehendak manusia.
◆》Yang benar yaitu,
ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺛُﻢَّ ﺷِﺌْﺖ
َ
“Atas kehendak Allah, KEMUDIAN karena kehendakmu.”
⛔ Dosa yang berkaitan dengan Diri Sendiri.
1️⃣ Beramar Ma'ruf Nahi Munkar namun tidak mengerjakan sendiri.
◆》 Usamah berkata, “Aku mendengar Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda,
يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ القِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ، فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِي النَّارِ، فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الحِمَارُ بِرَحَاهُ، فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ فَيَقُولُونَ: أَيْ فُلاَنُ مَا شَأْنُكَ؟ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَانَا عَنِ المُنْكَرِ؟ قَالَ: كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلاَ آتِيهِ، وَأَنْهَاكُمْ عَنِ المُنْكَرِ وَآتِيهِ
“Pada hari kiamat akan dihadirkan seseorang yang kemudian dia dilempar ke dalam neraka, isi perutnya keluar dan terburai hingga dia berputar-putar bagaikan seekor keledai yang berputar-putar menarik mesin penggiling gandum. Penduduk neraka lalu berkumpul mengelilinginya seraya berkata, “Wahai fulan, apa yang terjadi denganmu? Bukankah kamu dahulu orang yang memerintahkan kami berbuat ma’ruf dan melarang kami berbuat munkar?”
Orang itu pun berkata, “Aku memang memerintahkan kalian agar berbuat ma’ruf, tetapi aku sendiri tidak melaksanakannya. Dan aku melarang kalian dari berbuat munkar, namun aku malah mengerjakannya.”
(HR. Bukhari no. 3267 dan Muslim no. 2989)
- Ini peringatan keras bagi orang2 yang hobi menasehati, hendaknya dia berusaha melaksakan apa yang dia ucapkan.
- Maka sering dikatakan bahwasanya, nasihat yang kita tulis di status atau yang kita share, yang paling utama adalah untuk diri kita sendiri sebelum yang lainnya.
- Seorang berusaha, tapi jika dia sudah berusaha, ternyata dia terjerumus dalam kesalahan, dia beristighfar kepada Allah.
- Beramar Ma'ruf Nahi Munkar bisa membuat orang berada di tingkat tertinggi di surga dan bisa menjerumuskan orang ke dalam neraka jahanam.
- Hati2 dengan orang2 yang berkecimpung dalam bidang dakwah jangan sampai kita seperti yang dikatakan Nabi,
◆》Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda,
المُتَشَبّعُ بِمَا لَمْ يُعْطَهُ كَلاَبسِ ثَوْبَيْ الزُّوْرِ
"Barangsiapa yang bergaya dengan sesuatu yang tidak dia miliki maka seakan-akan ia telah memakai dua pakaian kedustaan."
Demikian sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. dua pakaian kedustaan yaitu membohongi dirinya sendiri.
2️⃣ Membeberkan rahasia ranjang.
◆》 Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إنَّ مِن أشرِّ الناس عند الله منزلة يوم القيامة، الرجل يفضي إلى امرأته، وتفضي إليه، ثم ينشر سرَّها
“Diantara manusia yang paling bejat kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah lelaki yang mencumbui istri dan istrinya juga mencumbui suaminya, kemudian lelaki tersebut menyebarkan rahasianya itu”
(HR. Muslim no. 1437)
- "Ini Dosa Besar."
- Ini juga dalil bahwa orang yang melihatnya juga tidak boleh.
3️⃣ Membongkar aib sendiri setelah di tutup oleh Allah.
◆》 Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadis berikut ini,
عن سالم بن عبد اللّه قال: سمعت أبا هريرة يقول سمعت رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم- يقول: كلّ أمّتي معافى إلّا المجاهرين، وإنّ من المجاهرة أن يعمل الرّجل باللّيل عملا، ثمّ يصبح وقد ستره اللّه فيقول: يا فلان عملت البارحة كذا وكذا، وقد بات يستره ربّه، ويصبح يكشف ستر اللّه عنه
Dari Salim bin Abdullah, dia berkata, Aku mendengar Abu Hurairah radhiyallahu’ anhu bercerita bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin (orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut, yang mana dia berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu.’ Sebenarnya pada malam hari Rabb-nya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi pada pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah tersebut.”
- Kita menceritakan dosa kita dalam rangka sedih saja itu tidak boleh, apalagi dengan membanggakan.
- Kalau dia melakukan maksiat jangan ceritakan kepada siapapun, hendaknya dia tutupi.
4️⃣ Mencela Demam.
◆》 Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menjenguk Ummu As-Saaib atau Ummul Musayyib.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya,
مَا لَكِ؟ يَا أُمَّ السَّائِبِ أَوْ يَا أُمَّ الْمُسَيِّبِ تُزَفْزِفِينَ؟
“Ada apa denganmu, Ummu As-Saib atau Ummul Musayyib, badanmu bergetar (karena demam).”
Ummu As-Saib berkata,
الْحُمَّى، لَا بَارَكَ اللهُ فِيهَا
“(Ini karena) demam, semoga Allah tidak memberikan keberkahan kepadanya.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
لَا تَسُبِّي الْحُمَّى، فَإِنَّهَا تُذْهِبُ خَطَايَا بَنِي آدَمَ، كَمَا يُذْهِبُ الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ
“Janganlah Engkau mencela demam. Karena demam itu bisa menghilangkan kesalahan-kesalahan (dosa) manusia, sebagaimana kiir (alat yang dipakai pandai besi) bisa menghilangkan karat besi.”
(HR. Muslim no. 2575)
- Kita harus sabar menghadapinya.
- Kalau kita sakitpun jangan kita cela penyakit tersebut.
- Kalau demam saja tidak boleh di cela apalagi penyakit2 yang lain.
- Kalau marah2 karena penyakit yang dideritanya, maka penyakit tersebut tidak menghapuskan dosa2nya, maka semakin terpuruk dan semakin berdosa di sisi Allah subahanahu wa Ta'alaa.
5️⃣ Meratapi Mayat.
◆》 Diriwayatkan dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ الْخُدُودَ، أَوْ شَقَّ الْجُيُوبَ، أَوْ دَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ
“Bukan dari golongan kami siapa yang menampar-nampar pipi, merobek-robek kerah baju, dan menyeru dengan seruan jahiliyyah (meratap).”
(HR. Bukhari no. 1294 dan Muslim no. 103)
- Kalau ada seorang wanita berniyahah kemudian tidak bertobat kata Rasulullah,
"Dia akan diberi ganjaran dengan pakaian yg dipakai di neraka yang bikin dia gatal2 kulitnya dan ini dosa besar."
- Islam tidak mengajarkan, Islam mengajarkan kita untuk bersabar, tapi nangis boleh, yang tidak boleh meratap, ini Dosa Besar.
6️⃣ Bernyanyi sambil Bermusik.
- Zaman sekarang orang bernyanyi sambil bertik-tok.
Ini argo dosanya berjalan terus.
- Musik adalah dosa besar, maka tidak boleh seseorang bernyanyi dengan musik2an.
- Ini diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'laa.
⛔ Dosa yang berkaitan dengan Orang Lain.
1️⃣ Ghibah.
★》 Firman Allah ta’ala dalam QS. Al-Hujurat ayat 12:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمُ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُم أَنْ يَأكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۚ وَاتَّقُوْا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوّابٌ رَحيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah kamu mencari kesalahan orang lain dan jangan di antara kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah di antara kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? tentu kalian akan merasa jijik. Bertakwalah kalian pada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.”
[QS. Al-Hujurat : 12]
- Orang kalau mau berghibah hendaknya berfikir bahwa itu adalah saudaranya, apakah mau memakan bangkainya.
- Ghibah adalah Dosa Besar.
◆》 Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Tatkala aku dimi’raj, aku berpapasan dengan kaum yang kukunya dari tembaga lalu mereka mencakar wajah mereka dan dada mereka maka aku berkata: ‘Siapa mereka wahai Jibri?’ Jibril berkata: ‘Mereka adalah orang yang memakan daging manusia karena mereka menjatuhkan harga diri manusia."
(Dalam Shahih Musnad (131) dan di Sunan Abu Dawud (4878)).
- Hukum asalnya Ghibah haram.
- Tapi ghibah dibolehi dalam kondisi darurat kalau ada kemaslahatan.
- Bukan dalam rangka melampiaskan kejengkelan.
- Bukan dalam rangka bumbu pembicaraan.
- Bukan dalam rangka untuk menjadikan majelis ada lucu2nya sehingga kita mengghibah orang lain.
◆》 Imam Nawawi lebih ketat memgatakan tentang Ghibah,
"secara lugas dalam al-adzkar mengatakan yang termasuk gibah adalah membicarakan sesuatu yang dibenci baik tentang agama, fisik, perilaku, harta, orang tuanya, anak istrinya, raut muka baik dengan ucapan, tanda, atau sekadar isyarat."
2️⃣ Namimah (mengadu domba di antara manusia).
◆》 Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ نَمَّامٌ / قتات
"Tidak masuk surga pelaku Namimah / Qottat."
Bedanya :
- Nammam adalah : dia hadir langsung dikejadian kemudian dia cerita kesana kemari.
- Qottat adalah : dia dengar2 kemudian dia pergi ke A, pergi ke B, untuk mengadu domba, cerita sana-sini sehingga A dan B pun bertengkar.
==》"Ini dosanya sangat besar."
◆》 Dari Abdullah bin ’Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:
مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَبْرَيْنِ فَقَالَ إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua kuburan, lalu Beliau bersabda: “Sesungguhnya keduanya ini disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa dalam perkara yang berat (untuk ditinggalkan). Yang pertama, dia dahulu tidak menutupi dari buang air kecil. Adapun yang lain, dia dahulu berjalan melakukan namimah (adu domba)”.
(HR. Bukhari, no. 218; Muslim, no. 292)
◆》 Yahya bin Abi Katsir berkata,
ﺍﻟﻨَّﻤَّﺎﻡُ ﻳُﻔْﺴِﺪُ ﻓِﻲ ﺳَﺎﻋَﺔٍ ﻣَﺎ ﻻ ﻳُﻔْﺴِﺪُ ﺍﻟﺴَّﺎﺣِﺮُ ﻓِﻲ ﺷَﻬْﺮٍ
“Pelaku namimah bisa merusak hubungan manusia hanya dalam waktu satu jam saja, sedangkan penyihir terkadang perlu waktu sebulan / setahun.”
- Sebagian riwayat penyebab adzab kubur adalah Ghibah.
- Sebagian riwayat lagi penyebab adzab kubur adalah namimah.
◆ Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan bagaimana hubungan Ghibah dengan Namimah.
》Namimah :
Tujuannya untuk mengadu domba dengan ghibah maupun terang2an.
Misal :
"Bisa jadi orang berghibah kalau ghibahnya tujuannya sekaligus mengadu domba itu namanya namimah."
》Ghibah :
Tujuannya tidak harus mengadu domba.
Misalnya :
"Banyak orang yang ghibah tujuan tidak untuk mengadu domba, pelakunya hanya melampiaskan saja isi hatinya, mungkin dia hasad sama orang tersebut, maka dia ceritakan keorang2 begini dan begitu, niatnya utk menjatuhkan orang tersebut."
Karena semua kemaksiatan itu dalah kenikmatan dan kelezatan,
- Khamr lezat.
- Zina enak.
- Ghibah lezat, majelis yang paling lezat adalah majelis ghibah.
- Musik juga enak.
3️⃣ Pemilik 2 wajah / Bermuka dua. ذُو الْوَجْهَيْنِ
Dia ngomong disini begini ngomong disana begitu.
◆》Dari Abu Hurairah: Bahwa ia mendengar Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ شَرَّ النَّاسِ ذُو الْوَجْهَيْنِ الَّذِي يَأْتِي هَؤُلاَءِ بِوَجْهٍ وَهَؤُلاَءِ بِوَجْهٍ.
"Manusia yang paling buruk adalah yang bermuka dua, yang mendatangi suatu kelompok dengan muka tertentu dan mendatangi yang lainnya dengan muka yang lain."
(Hadits Sahih Riwayat al-Bukhari: 6643)
◆ Ibnu Hajar mengatakan :
"Bisa jadi dia adalah salah satu bentuk dari namimah."
4️⃣ Dusta.
◆ Diantaranya :
1. Bersaksi palsu.
2. Pura-pura mimpi sesuatu.
3. Menyebarkan isyu dusta.
4. Mengaku nasab palsu.
5. Cerita dusta agar orang tertawa.
6. Sumpah palsu agar mengambil hak orang lain.
7. Najusy.
8. Janji bohong.
Kata Rasulullah secara umum tentang dusta,
◆》 Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , dalam hadits yang dibawakan oleh Ibnu Mas’ud Radhiyallahu'anhu bersabda:
وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُوْرِ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ(وفى رواية لمسلم: وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ) حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّاباً. رواه البخاري ومسلم
"Dan sesungguhnya kedustaan akan membimbing menuju kejahatan, dan kejahatan akan membimbing menuju neraka. Sesungguhnya seseorang akan bersungguh-sungguh berusaha untuk dusta, sampai akhirnya ia benar-benar tertetapkan di sisi Allâh sebagai pendusta."
(HR. Bukhari dan Muslim. Lafal di atas adalah lafal Bukhari)
❎ 1. Bersaksi Palsu.
Hukumnya dosa besar, jangan dianggap sepele.
◆》 Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu berkata,
كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَوْ قَوْلُ الزُّورِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ
Suatu ketika kami berada di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau bersabda, “Maukah aku kabarkan kepada kalian dosa-dosa besar yang paling besar?”-beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali-. “Berbuat syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, dan bersaksi palsu atau berkata dusta.” Saat itu beliau bersandar kemudian beliau duduk. Beliau masih saja mengulang-ulang sabdanya sampai-sampai kami berkata kalau seandainya beliau diam."
(HR. Muslim, no 126)
★》Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 8:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
[QS. Al-Maidah [5]: 8]
❎ 2. Pura-pura mimpi sesuatu.
Ini dosanya lebih besar dari pada dusta biasa.
Dusta di alam sadar masih lebih ringan dari pada dusta tentang mimpi.
==》Kenapa :
"Ini ada kaitannya dengan pembenaran, karena tanda2 ke Nabian adalah mimpi, tanda2 dan isyarat dari Allah melalui mimpi. Dan orang yang berdusta dalam mimpi seakan2 orang ada pengagungan terhadap dirinya."
◆》 Dalam hadis dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَحَلَّمَ بِحُلْمٍ لَمْ يَرَهُ كُلِّفَ أَنْ يَعْقِدَ بَيْنَ شَعِيرَتَيْنِ، وَلَنْ يَفْعَلَ
“Siapa yang mengaku bermimpi, padahal dia tidak mengalaminya, maka kelak di hari kiamat dia akan dibebani perintah untuk mengikat 2 biji gandum, dan tidak mungkin bisa melakukannya.”
(HR. Bukhari 7042)
❎ 3. Menyebarkan Isyu Dusta.
Ini sangat berbahaya bagi orang-orang yang bermain di medsos, terutama orang2 pembawa berita.
- Bikin cerita dusta karena masalah politik.
- Bikin cerita dusta karena ingin menutupi keburukan.
Dalam Hadist mashyur tentang orang2 yang diadzab dialam Barzakh,
◆》Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Jibril dan Mikail ‘alaihissalam sebagaimana disebutkan dalam hadits,
فَأَخْبِرَانِي عَمَّا رَأَيْتُ. قَالَا: نَعَمْ، أَمَّا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ بِالْكَذْبَةِ فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الْآفَاقَ فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ،
“Beritahukanlah kepadaku tentang apa yang aku lihat.” Keduanya menjawab,”Ya. Adapun orang yang engkau lihat dirobek mulutnya, dia adalah pendusta. Dia berbicara dengan kedustaan lalu kedustaan itu dinukil darinya sampai tersebar luas. Maka dia disiksa dengan siksaan tersebut hingga hari kiamat.”
(HR. Al-Bukhari no. 1386 dari Jundub bin Samurah radhiyallahu ‘anhu)
◆》Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَه
ُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”
(HR. Bukhari no. 1903)
❎ 4. Mengaku Nasab Palsu.
Berbicara di depan orang saya anaknya ini, keturunan ini, darahnya darah biru, saya ningrat, saya raden, dll.
==》"Ini tidak boleh, Dosa.
◆》 Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam:
مَنِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيْهِ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ غَيْرُ أَبِيْهِ فَالْجَنَّةُ عَلَيْهِ حَرَامٌ.
“Barangsiapa yang mengakui ayah kepada selain ayahnya, sedangkan dia tahu bahwa dia bukan ayahnya, maka Surga diharamkan atasnya.”
Apalagi kalau dia mengaku2 keturunan untuk mengambil harta seseorang atau warisan seseorang, ini lebih parah lagi. "Tidak boleh."
❎ 5. Cerita dusta agar orang-orang tertawa.
Hukumnya haram karena Nabi mengatakan "celaka sampai 3 kali."
◆》 Bercanda seperti ini dilarang oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda:
وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
“Celakalah orang yang berbicara kemudian dia berdusta agar suatu kaum tertawa karenanya. Kecelakaan untuknya. Kecelakaan untuknya.”
(HR Abu Dawud no. 4990. Hasan)
❎ 6. Sumpah palsu untuk mengambil hak orang lain.
( الْيَمِينُ الْغَمُوسُ )
◆》 Dalam sebuah hadits disebutkan:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْكَبَائِرُ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ قَالَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ ثُمَّ عُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ الْيَمِينُ الْغَمُوسُ قُلْتُ وَمَا الْيَمِينُ الْغَمُوسُ قَالَ الَّذِي يَقْتَطِعُ مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ هُوَ فِيهَا كَاذِبٌ
Dari Abdullah bin ‘Amr, dia berkata: Seorang Arab Badui datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Wahai Rasûlullâh! Apakah dosa-dosa besar itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Isyrak (menyekutukan sesuatu) dengan Allâh”, dia bertanya lagi, “Kemudian apa?”, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kemudian durhaka kepada dua orang tua”, dia bertanya lagi, “Kemudian apa?”, Beliau menjawab, “Sumpah yang menjerumuskan”. Aku bertanya, “Apa sumpah yang menjerumuskan itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sumpah dusta yang menjadikan dia mengambil harta seorang Muslim”
(HR. Al-Bukhâri, no. 6255)
Kata Nabi :
"walaupun hanya barang sedikit atau sepele, meskipun hanya kayu siwak."
❎ 7. Najasy.
◆》 Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَلاَ تَنَاجَشُوا
“.. dan janganlah kalian melakukan jual beli najasy..“
(HR. Bukhari no. 2150 dan Muslim 1515)
▪️Najasy adalah :
"Omongan-omongan bohong untuk melariskan perdagangan."
Misalnya :
Si A jualan barang, barangnya tidak terlalu menarik, lalu dia panggil teman2nya B C D pura2 mau beli dan mengatakan barang ini bagus dan murah.
Diiklanin dengan kebohongan maka ini dusta.
❎ 8. Janji Bohong.
◆》 Ciri-ciri orang munafik ada 3 menurut Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Rasulullah SAW bersabda: Tanda orang munafik tiga; apabila berkata ia berbohong, apabila berjanji mengingkari, dan bila dipercaya mengkhianati.”
Hati-hati jangan sampai kita terjerumus kedalam golongan orang yang munafik.
5️⃣ Menuduh orang lain berzina tanpa bukti.
★》 Allâh Azza wa Jalla berfirman dalam QS. An-Nur ayat 23:
إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ ﴿٢٣﴾
"Sesungguhnya orang-orang
yang menuduh (berbuat zina) kepada wanita yang baik-baik, yang lengah (tidak melakukan perzinaan-pen), lagi beriman, mereka kena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar."
[An-Nûr/24: 23]
◆》 Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ دِمَاءَكُمْ، وَأَمْوَالَكُمْ، وَأَعْرَاضَكُمْ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا
"Sesungguhnya Allâh telah mengharamkan atas kamu: darah kamu, harta kamu, dan kehormatan kamu, seperti keharaman harimu ini, di bulanmu ini, di negerimu ini."
(HR. Al-Bukhâri, no. 6043)
★》 Allah berfirman dalam QS. An-Nur Ayat 4:
وَالَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوا بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ فَاجْلِدُوهُمْ ثَمَانِينَ جَلْدَةً وَلَا تَقْبَلُوا لَهُمْ شَهَادَةً أَبَدًا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik."
[QS. An-Nur : 4]
6️⃣ Mengejek.
- Tidak boleh kita mengejek orang lain, kalau kita ada masalah kita jelaskan secara baik2.
- Jangan kita gara2 berbeda dengannya akhirnya kita mengejek2.
- Jangan kita menghadapi kebathilan dengan kebathilan juga.
★》 Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 11:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) itu lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri (maksudnya, janganlah kamu mencela orang lain). Dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar (yang buruk). Seburuk-buruk panggilan ialah (penggilan) yang buruk (fasik) sesudah iman. Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim”
[QS. Al-Hujuraat [49]: 11]
◆ Bisa jadi kebanyakan yang di ejek lebih baik dari yang mengejek.
==》Kenapa kata para Ulama:
"Karena yang mengejek ada keangkuhan dan ada kesombongan, dan kesombongan sebesar dzahroh pun Allah tidak suka."
◆》Dari sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
"Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji debu."
(HR. Muslim)
◆》 Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ
“Cukuplah seseorang berbuat keburukan jika dia merendahkan saudaranya sesama muslim.”
(HR. Muslim).
7️⃣ Berdebat di atas Kebathilan.
◆》Dari hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الأَلَدُّ الْخَصِمُ
“Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.”
(HR. Bukhari, no. 4523; Muslim, no. 2668)
8️⃣ Memuji orang lain Berlebihan.
Apalagi dalam rangka cari muka.
◆》Diriwayatkan dari sahabat Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar seseorang memuji orang lain secara berlebihan. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَهْلَكْتُمْ – أَوْ قَطَعْتُمْ – ظَهَرَ الرَّجُلِ
“Engkau membinasakan atau Engkau memotong punggung kawanmu itu.”
(HR. Bukhari no. 2663 dan Muslim no. 3001)
◆》Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَأَيْتُمُ الْمَدَّاحِينَ، فَاحْثُوا فِي وُجُوهِهِمِ التُّرَابَ
“Jika Engkau melihat orang yang memuji, maka taburkanlah debu di wajahnya.”
(HR. Muslim no. 3002)
◆ Kenapa:
- Karena pujian2 itu kalau berlebihan akhirnya membuat orang jadi berbuat riya, ujub.
- Dia tadinya sudah ikhlas, maka jadi hancur gara2 pujian.
- Tadinya sudah tawadhu jadi sombong gara2 pujian.
9️⃣ Mencaci-Maki.
Kita bermusuhan dengan orang tidak perlu caci maki.
◆》Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالَا فَعَلَى الْبَادِئِ، مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُ
“Apabila ada dua orang yang saling mencaci-maki, maka cacian yang diucapkan oleh keduanya itu, dosanya akan ditanggung oleh orang yang memulai, selama orang yang dizalimi itu tidak melampaui batas.”
(HR. Muslim no. 2587 dan Abu Dawud no. 4894)
- Kecuali kalau yang dicaci berbuat dzolim artinya: "membalas cacian dengan cacian yang lebih dari yang mencaci, maka kelebihan caciannya tersebut dosanya berkumpul kepada yang dzolim tadi."
◆ Diantara bentuk mencela adalah mencela kedua orang tua.
◆》Diriwayatkan dari sahabat ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مِنَ الْكَبَائِرِ شَتْمُ الرَّجُلِ وَالِدَيْهِ
“Termasuk dosa besar adalah seseorang mencaci maki kedua orang tuanya.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah seseorang bisa mencaci maki kedua orang tuanya?”
◆》Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
نَعَمْ يَسُبُّ أَبَا الرَّجُلِ فَيَسُبُّ أَبَاهُ، وَيَسُبُّ أُمَّهُ فَيَسُبُّ أُمَّهُ
“Benar. Seseorang mencela bapak orang lain, lalu orang lain tersebut mencela bapaknya. Dan seseorang mencela ibu orang lain, lalu orang lain tersebut mencela ibunya.”
(HR. Muslim no. 90)
✅ "NASIHAT Ustadz FIRANDA"
》Hukum tulisan sama dengan hukum lisan, hati2.
》Dosa ini bisa jadi dengan omongan, dengan rekaman suara, vidio youtube.
》Bisa jadi dengan tulisan, dikomentar atau di status, diberita.
✅ "Cara-cara agar kita menghindar dari ini semua."
1. Kita harus yakin bahwasanya perkataan kita dicatat oleh malaikat.
Kita harus hati2 dalam menulis dan berbicara.
★》 Firman Allah dalam QS. Qaf Ayat 18:
مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."
[QS. Qaf : 18]
2. Ingat Sabda Nabi shalallahu'alaihi wasallam.
"Seseorang meninggalkan sesuatu yang bukan urusannya."
◆》Nabi bersabda,
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
“Di antara tanda kebaikan keislaman seseorang; jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.”
(Syarah al-Arba’in an-Nawawiyah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, hal 181)
3. Hati-hati sebelum berbicara jangan sampai kita menyesal yang akhirnya kita butuh permintaan maaf dari kata2 tersebut.
◆》 Dari Abu Ayub Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلِّمْنِي وَأَوْجِزْ قَالَ إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ وَلَا تَكَلَّمْ بِكَلَامٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ وَأَجْمِعْ الْيَأْسَ عَمَّا فِي أَيْدِي النَّاسِ
“Seorang laki-laki menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata: “Ya Rasulullah. Berilah aku nasehat yang ringkas.” Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau Engkau mengerjakan shalat, maka shalatlah seperti shalatnya orang yang hendak meninggalkan (dunia). Jangan berbicara dengan satu kalimat yang esok hari kamu akan meminta udzur karena ucapan itu. Dan perbanyaklah rasa putus asa terhadap apa yang ditangan orang lain.”
(Hasan. Dikeluarkan oleh Ahmad (5/412), Ibnu Majah(4171), Abu Nu’aim dalam Al Hilyah (1/462) Al Mizzi (19/347) dan Lihat Ash Shahihah (401))
4. Jagalah Lisan dan betah dirumah.
◆》Sahabat ‘Uqbah bin ‘Aamir radhiyallahu ‘anhu bertanya,
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا النَّجَاةُ
“Wahai Rasulullah, apakah keselamatan itu?”
◆》Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ
“Jagalah lisanmu, hendaklah rumahmu membuatmu merasa lapang (artinya: betahlah untuk tinggal di rumah), dan menangislah karena dosa-dosamu.”
(HR. Tirmidzi no. 2406, shahih)
5. Kalau kita tidak ada urusan maka tidak usah cari tahu urusan orang.
Jadikanlah rumah kita rumah yang lapang dan tentram, sibuk dengan istri dan anak itu lebih penting
✅ Semoga Allah menjaga lisan-lisan kita, semoga lisan kita yang Allah anugerahkan kepada kita, menjadi penyebab kita diangkat derajat kita ke Surga Allah Subhanahu wa Ta'alaa.
"Aamiin ya Rabbal'alamiin."
? SOAL - JAWAB
1️⃣ Kalau kita sudah menasihati baik2 seseorang, tapi tidak di terima, lalu kita mencoba lewat status medsos, berharap orang tersebut membacanya, apakah itu termasuk sindir menyindir atau bukan.?
↪️ Jawab :
Ini semua dibangun di atas maslahat. Kalau kita sudah menyampaikan lewat japri dan kita pastikan dia sudah baca, berarti sudah selesai tugas kita.
Tapi kalau kita japri ternyata tidak terbaca atau kita diblokir, maka kita lihat apakah dengan kita menulis di medsos ada maslahatnya.
Jangan sampai kita bikin status dia juga bikin status, saling sindir akhirnya jadi perang. Mudhorotnya lebih besar.
Intinya kembali kepada maslahat. Boleh menyindir tidak ada masalah, tapi kita lihat ada maslahatnya atau tidak. Tanpa tulis nama tanpa tulis identitas.
Lebih baik kalau kita telpon atau kita datang.
Tugas kita hanya menyampaikan. Tapi dia harus nurut dengan nasihat kita itu bukan tugas kita.
Kembali kepada maalahat dan mudhorot.
Wallahu'alam bishowab.
2️⃣ Bagaimana dengan hukum berbohong demi kebaikan.?
↪️ Jawab :
Berbohong demi kebaikan yang diperbolehkan hanya tiga,
1. Dusta dalam peperangan, kita menunjukkan seakan2 kita kuat padahal tidak.
2. Seorang berbohong antara suami dan istri atau istri dan suaminya, bohong untuk menunjukan kasih sayang.
3. Bohong untuk mendamaikan ishlah, dua orang yang bertengkar agar akur kembali.
Adapun bohong dalam segala hal itu tidak boleh.
Wallahu'alam bishowab.
3️⃣ Apabila kita bercerita atau curhat kepada seorang sahabat mengenai kelakuan saudaranya kaka, adik atau suami yang membuatnya sakit hati dengan tujuan untuk meminta saran dengan merendahan hati apakah ini juga termasuk dosa lisan.?
↪️ Jawab :
Kita lihat ada maslahatnya atau tidak, kalau tidak ada maslahatnya maka kita tidak boleh cerita sama semua orang.
Kata Nabi Yakub:
"Aku mengadukan kesedihanku kepada Allah."
Boleh kita curhat kepada orang yang teman dekat yang kita anggap amanah, dia bisa kasih saran kepada kita, apa yang harus kita lakukan, jangan sama semua orang itu namanya mengumbar aib.
Wallahu'alam bishowab.
4️⃣ Kalau kita lisan selalu cenderung berbicara kasar dan kotor karena kesal. Bagaimana solusinya.?
↪️ Jawab :
Saran coba untuk bernadzar, kalau saya ngomongin orang saya bersedekah, Ini hanya salah satu cara, coba niatkan bernadzar dalam satu bulan, mudah2an lisannya bisa dikendalikan dan melatih untuk menahan dirinya.
Wallahu'alam bishowab.
5️⃣ Hidup saya sangat penuh dengan sumpah palsu, sekarang saya sangat menyesal, kalau kita ingin bertobat dari dosa tersebut apakah kita wsjib minta maaf kepada orang yang kita kasih sumpah palsu tersebut ataukah hanya dengan bertobat.?
↪️ Jawab :
- Pertama bertobat kepada Allah dengan tobat nasuha.
- Seharusnya memang demikian, sampaikan kepada orang tersebut, pelan2 satu persatu anda datangi dan minta maaf sampai iman anda kuat, semampu dan semaksimal mungkin untuk melakukan hal tersebut.
- Kalau tidak mampu serahkan semua kepada Allah Subhanahu wa Ta'alaa.
Semoga Allah Subahanahu wa Ta'alaa mengampuni dosa kita seluruhnya dan angkat derajat kita. Dan semoga Allah jaga lisan2 kita dan menjauhkan kita dari dosa2 lisan. Aamiin.
Wallahu'alam bishowab.
? PENCATAT :
~ Tim Kajian Online Masjid Astra ~