??  NGAJI DARI RUMAH - MASJID ASTRA  ??


? Kajian Online Interaktif Untuk Ikhwan & Akhwat
?️ SELASA, 13 Juli 2021 / 3 Dzulhijjah 1442
? 19.30 WIB - Selesai

? Pemateri :
Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc., M.A. حفظه لله تعالى
? "Kisah Kemuliaan Para Sahabat"


?  TAULADAN SAHABAT ZUBAIR BIN AWWAM RADHIALLAHU 'ANHU  ?


Kita kembali mempelajari cuplikan-cuplikan dari kisah dari para sahabat. Kali ini kita akan mempelajari sebagian dari siroh perjalanan sahabat yang mulia yaitu Zubair bin Awwam radhiallahu 'anhu.
Tentunya dengan mempelajari sejarah para sahabat kita akan semakin mencintai mereka, semakin mengetahui bagaimana keutamaan mereka dan semakin mengenang jasa mereka.
Merekalah orang-orang terpilih yang telah dipilih oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk menemani Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, berjuang membela Nabi Nya yang telah mengorbankan harta dan raga mereka untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Zubair bin Awwam adalah salah seorang dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga oleh Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam.

? Mereka dikenal sebagai :

 العشرة المبشرون بالجنة

‎(Al-‘Asyrah Al-Mubasysyiruuna bil jannah)

"Sepuluh sahabat yang diberi kabar gembir masuk surga."

? Dari Abdurrahman bin Auf, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,

عَنْ عَبْد الرَّحْمَنِ بْن عَوْفٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِي الْجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِي الْجَنَّةِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي الْجَنَّةِ وَسَعْدٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَعِيدٌ فِي الْجَنَّةِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِي الْجَنَّةِ . رواه الترمذي

“Abu Bakar di surga Umar di surga, Ustman di surga, Ali di surga, Thalhah bin Ubaidillah di surga, Zubair bin Awwam di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Sa’ad bin Abi Waqqash di surga, Sa’id bin Zaid di surga, Abu Ubaidah bin Jarrah di surga.”
[HR. At-Tirmidzi]


♦️ Nasab Az-Zubair bin Al-Awwam radhiallahu 'anhu.

▪️ Ayahnya.
Al-Awwam bin Khuwailid bin Assad bin Abdul Uzza bin Qushay bin Kilab... dst..

▪️ Ibunya.
Shafiyyah binti Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay.

▪️ Nasab Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay.

▪️ Anak-anaknya Abdul Muthalib diantaranya:
- Shafiyyah
- Abdullah
- Hamzah
- Al-Abbas
- Abu Lahab
- Abu Thalib
- Dan lain-lain.

Dari nasab tersebut bisa dilihat bagaimana kedekatan Nabi Muhammad dengan Az-Zubair, mereka adalah sepupuan.

▪️ Az-Zubair bin Al-Awwam bin Khuwailid bin Assad.
- Kembali ke Bani Assad Quraysi dan bertemu pada kakek Nabi Muhammad pada Qushay bin Kilab.
- Jadi sangat dekat dengan Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam.

▪️ Al-Awwam bin Khuwailid mempunyai saudara diantaranya:
- Khadijah binti Khuwailid (istri Nabi shalallahu 'alaihi wasallam).
- Naufal bin Khuwailid.

▪️ Az-Zubair bin Al-Awwam menikah dengan:
Asma' binti Abu Bakar radhiallahu 'anhu.

▪️ Dari pernikahannya dengan Asma' bin Abu Bakar mempunyai anak diantaranya:
- Abdullah bin Zubair
- Urwah bin Zubair
Anak-anak Zubair semua ini adalah keponakannya Aisyah binti Abu Bakar.

Ketika Zubair bin Awwam lahir tidak lama kemudian ayahnya Al-Awwam meninggal, sehingga dia dipelihara oleh ibunya Shafiyyah bin Abdul Muthalib radhiallahu 'anha.

Dalam beberapa literatur bahwa Shafiyyah sangat keras mendidik Az-Zubair, kadang suka dipukul.
Sehingga ditegur oleh pamannya yang bernama Naufal;
"Kenapa keras terhadap Zubair.?"
Shafiyyah menjawab;
"Aku ingin anakku jadi seorang yang jagoan."

Karena di zaman tersebut banyak terjadi peperangan, yang kuat yang menang, yang hebat yang dipandang, sehingga Shafiyyah memandang bahwa Zubair harus di didik dengan keras.
Saking kerasnya disebutkan dia diambil oleh pamannya Naufal karena tidak tega melihat Zubair di didik dengan keras oleh Shafiyyah. Dan benar Zubair menjadi orang yang hebat dalam pertempuran karena didikan ibunya.


♦️ Kapan Az-Zubair bin Al-Awwam masuk Islam.

Zubair bin Awwam masuk Islam di tahun pertama kenabian, masuk Islam berkat dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu 'anhu.

▪️ Ada khilaf dikalangan para Ulama pada usia berapa Zubair masuk Islam:
- Ada yang mengatakan ketika berusia 15 tahun.
- Ada yang mengatakan ketika berusia 16 tahun.
- Ada yang mengatakan ketika berusia 12 tahun.
- Bahkan ada yang mengatakan ketika berusia 8 tahun.

▪️ Wafat.
Pada tahun 36 Hijriyah pada peristiwa perang Jamal di usia kurang lebih 61 tahun.


♦️ Sifat Az-Zubair bin Al-Awwam radhiallahu 'anhu.

? Adz-Dzahabi meriwayatkan dari Hisyam bin 'Urwah dari ayahnya 'Urwah bin Zubair tentang sifat fisik kakeknya yaitu Zubair bin Awwam.
- Zubair adalah orang yang tinggi, sampai kalau dia naik tunggangan kakinya sampai ditanah.
- Bulunya banyak sampai dipundaknya. Hisyam bin 'Urwah berkata kadang aku mau jatuh aku menggantung bulu rambut yang ada dipundaknya.
- Beliau berkulit putih dan cambangnya tipis.

Ketika beliau masuk Islam, beliau disiksa ileh pamannya Nufail bin Khuwailid, namun beliau tetap berkata;
"Dan aku tidak akan kafir selama-lamanya."

ketika pamannya sudah putus asa maka dibiarkanlah Zubair dalam Islam, Zubair orang yang kuat karena didikan ibunya.


♦️ Keutamaan Az-Zubair bin Al-Awwam radhiallahu 'anhu.

▪️ Sebagai salah satu tiangnya agama Islam.

? Dari Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu pernah berkata:
"Zubair bin Awwam adalah tiang dari pada tiang-tiang Islam."


▪️ Sebagai hawari (penolong) Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

? Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam pernah berkata:

لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوَارِيٌّ، وَحَوَارِيَّ الزُّبَيْرُ

"Setiap nabi mempunyai penolong (hawari), dan hawariku adalah Zubair bin 'Awwam."
[HR. Bukhari Muslim]


▪️ Sebagai seorang yang mati Syahid.

? Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu meriwayatkan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ عَلَى جَبَلِ حِرَاءٍ فَتَحَرَّكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْكُنْ حِرَاءُ فَمَا عَلَيْكَ إِلَّا نَبِيٌّ أَوْ صِدِّيقٌ أَوْ شَهِيدٌ وَعَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ وَعَلِيٌّ وَطَلْحَةُ وَالزُّبَيْرُ وَسَعْدُ بْنُ أَبِي وَقَّاصٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ

"Bahwa pada suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berada di atas gunung Hira'. Tiba-tiba gunung tersebut bergerak.
Maka Rasulullah berkata:
"Hai Hira', tenanglah! Tidak ada orang yang berada di atasmu melainkan seorang nabi, atau seorang shiddiq, ataupun seorang syahid."
Pada saat itu, di atas gunung Hira' tersebut, ada Nabi Muhammad, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, dan Said bin Abi Waqqash Radhiallah 'Anhum."
[HR. Muslim no. 4439]


▪️ Sebagai generasi terbaik dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ

“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.”
[Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3651, dan Muslim, no. 2533]


▪️ Tidak akan masuk neraka seorangpun dari orang-orang yang membait di bawah pohon Ridhwan (Bai'atur Ridhwan).

? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

 لاَ يَدْخُلُ النَّارَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ أَحَدٌ الَّذِينَ بَايَعُوا تَحْتَهَا 

"Insya Allah, tidak ada satu pun yang masuk neraka dari orang orang yang berbai’at di bawah pohon."
[HR. Muslim]


▪️ Salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga.

? Dari Abdurrahman bin Auf, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,

عَنْ عَبْد الرَّحْمَنِ بْن عَوْفٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِي الْجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِي الْجَنَّةِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي الْجَنَّةِ وَسَعْدٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَعِيدٌ فِي الْجَنَّةِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِي الْجَنَّةِ . رواه الترمذي

“Abu Bakar di surga Umar di surga, Ustman di surga, Ali di surga, Thalhah bin Ubaidillah di surga, Zubair bin Awwam di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Sa’ad bin Abi Waqqash di surga, Sa’id bin Zaid di surga, Abu Ubaidah bin Jarrah di surga.”
[HR. At-Tirmidzi]


▪️ Beliau masuk Islam di tahun pertama kenabian berkat dakwah Abu Bakar Ash-Shidiq radhiallahu 'anhu.

Kemudian beliau menjalani bagaimana beratnya dakwah Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, sampai ketika dibuka Hijrah yang pertama ke negeri Habasyah.

Diantara yang berangkat hijrah ke negeri Habasyah adalah Zubair bim Awwam radhiallahu 'anhu. Kemudian setelah itu dia kembali ke kota Mekah dan akhirnya berhijrah lagi ke kota Madinah.
 “Shahib al-Hijratain” karena pernah mengikuti dua kali hijrah, yakni ke Habasyah dan Madinah.


▪️ Zubair bin Awwam dipersaudarakan oleh Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.

Diantaranya dipersaudarakan dengan Abdullah bin Mas'ud, kemudian juga pernah dipersaudarakan dengan Salamah bin Salamah bin Waqsy.
Ketika masih di Mekah beliau dipersaudarakan dengan Thalhah bin Ubaidillah.

? Ibnu Abdul Hadi penulis buku tentang Zubair bin Awwam mengatakan:
"Ketika Nabi menggandengkan dua orang dua orang, mereka memiliki nasib yang mirip."

@ Contohnya :
- Abu Bakar radhiallahu 'anhu dan Umar bin Khattab sering digandengkan dalam penyebutan, sehingga keduanya sama-sama menjadi khalifah dan keduanya masing-masing putrinya dinikahi oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
- Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib sering digandengkan dalam penyebutan, keduanya menjadi khalifah dan keduanya menikahi putri Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.
- Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam keduanya sering digandengkan dalam penyebutan, dan keduanya tidak menjadi khalifah dan keduanya terbunuh dalam peristiwa yang sama yaitu perang Jamal.


▪️ Adapan Nabi shalallahu 'alaihi wasallam pernah memuji Zubair bin Awwam dengan mengatakan;
"Bahwa Zubair bin Awwam adalah hawariku (penolongku)."
Adalah ketika perang Khandak, dan ini diketahui oleh para sahabat.

Ketika perang Khandak bahwa kondisi sangat mengerikan ketika itu, sepuluh ribu pasukan datang untuk menyerang kota Madinah, sementara kaum muslimin hanya sekitar dua ribu orang saja.

Dan Nabi ingin tahu khobar dari mereka, Nabi mengatakan;
"Siapa yang bisa mengabarkan tentang bagaimana kondisi mereka."
Karena Nabi tidak punya ilmu ghaib, Nabi perlu mata-mata untuk mengecek kondisi kaum Quraysi

Kemudian Zubair berkata;
"Saya ya Rasulullah, saya yang akan berangkat."

Dan ini sangat mengerikan karena harus masuk kedalam barisan mereka dan melihat-lihat kondisi, dan itu pekerjaan yang berat, resikonya tinggi.

? Ketika itu Rasulullah mengatakan;

لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوَارِيٌّ، وَحَوَارِيَّ الزُّبَيْرُ

"Setiap nabi mempunyai penolong (hawari), dan hawariku adalah Zubair bin 'Awwam."
[HR. Bukhari Muslim]

Inilah pujian Rasulullah kepada Zubair bin Awwam yang diketahui sahabat yang lain tentang keistimewaan Zubair bin Awwam.


▪️ Zubair bin Awwam mengikuti segala pertempuran bersama Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.

Mulai perang Badar, perang Uhud, perang Khandak dan perang-perang yang lain, Fathu Mekah, semua diikuti oleh Zubair bin Awwam.

Ketika perang Badar, tidak ada pasukan yang naik kuda kecuali dua orang yaitu Al-Miqdad bin Aswad disebelah kiri dan Az-Zubair bin Awwam radhiallahu 'anhu disebelah kanan.

Ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam membagi ghonimah, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam memberikan kepada Zubair bin Awwam sebanyak empat saham.
- Saham pertama untuk dirinya.
- Dua saham sebagai penunggang kuda.
- Satpam satunya sebagai kerabat Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.

Pada perang Uhud, ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam terluka kemudian pulang ke kota Madinah.
Ternyata Abu Sofyan bersama pasukannya sudah pergi menuju kota Mekah, dan mereka berniat untuk balik menyerang kembali ke kota Madinah, padahal mereka sudah menang.

Ketika itu Nabi dan para sahabat dalam kondisi terluka, akhirnya Nabi dan para sahabat ketika mendengar Abu Sofyan danbpasukan akan balik ke kota Madinah, Nabi dan para sahabat pergi menuju ke Hamra' al-Asad untuk menanti kedatangan Abu Sofyan dan pasukannya.

Diantara orang-orang yang berangkat ke Hamra' al-Asad untuk menunggu kedatangan Abu Sofyan dan pasukannya adalah Zubair bin Awwam dan Abu Bakar Ash-Shidiq.

? Diriwayatkan dari 'Urwah ibnu Zubair, dari Aisyah radhiallahu 'anha ketika menjelaskan Firman Allah dalam Quran Surat Ali ‘Imran Ayat 172:

 ٱلَّذِينَ ٱسْتَجَابُوا۟ لِلَّهِ وَٱلرَّسُولِ مِنۢ بَعْدِ مَآ أَصَابَهُمُ ٱلْقَرْحُ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ مِنْهُمْ وَٱتَّقَوْا۟ أَجْرٌ عَظِيمٌ 

"Yaitu orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar."
{QS. Ali-Imran/3 : 172}

Maka Aisyah berkata kepada 'Urwah,
"Wahai saudariku, sesungguhnya dua bapakmu termasuk dari orang-orang yang menyambut panggilan Allah dan Rasul Nya (yaitu Zubair dan Abu Bakar), dan dua bapakmu termasuk orang-orang yang dipuji oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala."


♦️ Zubair bin Awwam radhiallahu 'anhu terkenal pemberani.

Dalam Perang Yarmuk ketika melawan Romawi, orang yang paling hebat bertempur adalah Zubair bin Awwam radhiallahu 'anhu.
Sebagian sahabat Nabi shalallahu 'alaihi wasallam memotivasi Zubair.

Mereka berkata;
"Ayo Zubair semangat biar kita juga semangat, tidakkah kau maju maka kami akan maju bersama  engkau."

Akhirnya Zubair maju kedepan menembus barisan, ketika zubair maju mereka para sahabat tidak jadi maju. Zubair maju sendirian dan akhirnya dia terluka, tetapi Zubair tidak marah kepada para sahabatnya.
Ada tiga luka ditubuh Zubair, satu ketika perang Badar dan dua luka dipundak kanan kiri ketika perang Yarmuk.

Zubair termasuk sahabat yang sangat zuhud dan sangat tawadhu, dan beliau juga orang yang suka menyembunyikan ibadahnya. Beliau tidak pernah cerita tentang ibadahnya kecuali yang masyhur dari beliau adalah sedekah beliau.
Beliau terkenal rajin bersedekah karena kalau sedekah nampak dan terlihat, adapun ibadah lain beliau tidak pernah cerita. Tapi orang-orang mengenal siapa Zubair bin Awwam.


♦️ Istri-istri Zubair bin Awwam radhiallahu 'anhu.

1️⃣  Asma' binti Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu 'anha.

Bagaimana kehidupan Asma' sulit bersama Zubair, karena Zubair adalah orang miskin. 
Ketika Asma' ingin bersedekah dia bertanya kepada Rasulullah shalallahu 'alaihu wasallam, dia mengatakan;
"Ya Rasulullah, aku tak punya apa-apa, melainkan sekedar apa yang dibawa Zubair ke dalam rumahnya, maka bolehkah aku memberikan sedekah dengan harta itu.?"

? Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Berikanlah hartamu, janganlah engkau kencangkan (tahan hartamu), niscaya akan dikencangkan pula rezeki atasmu”.
[HR. Abu Dawud]

? Dalam riwayat yang lain:
"Sedekahlah engkau wahai Asma' binti Abu Bakar, jangan kau tahan-tahan maka Allah akan menahan hartamu."

? 'Urwah berkata:
"Aku tidak pernah bertemu dua orang yang sangat hebat dalam bersedekah seperti Asma' binti Abu Bakar dan Aisyah binti Abu Bakar radhiallahu 'anha."

Cara bersedekah mereka berbeda.
- Kalau Aisyah caranya mengumpulkan hartanya sampai banyak, setelah banyak baru disedekahkan.
- Kalau 'Asma tidak pernah mengumpulkan harta, dia dapat harta sedikit langsung dia sedekahkan.

▪️ Anak-anak 'Asma dan Zubair diantaranya;
- Abdullah ibnu Zubair 
- 'Urwah ibnu Zubair

2️⃣  Ummu Khalid binti Khalid bin Sa'ad bin Al-Ash bin Umayyah.
Sahabat junior yang kemudian dinikahi oleh Zubair bin Awwam.

3️⃣  Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abu Mui'th al Umawiyyah.

Uqbah bin Abi Mui'th adalah tokoh yang ketika Nabi Muhammad sedang sujud dalam sholat, kemudian dia ambil isi perut onta kemudian diletakkan diatas pundak Nabi, sehingga Nabi sujud tidak angkat-angkat kepalanya. Sampai akhirnya Fatimah keluar dan membersihkan isi perut onta tersebut.

Tetapi anak-anaknya Uqbah bin Abi Mui'th pada masuk Islam, diantaranya Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abu Mui'th.
- Beliau pertama dia dinikahi oleh Zaid bin Haritsah, kemudian Zaid bin Haritsah mati syahid pada perang Mu'tah pada tahun 8 Hijriyah.
- Kemudian dinikahi oleh Zubair bin Awwam, kemudian di cerai oleh Zubair bin Awwam.
- Kemudian dinikahi oleh Abdurahman bin Auf radhiallahu 'anhu, kemudian Abdurahman bin Auf meninggal dunia.
- Kemudian dinikahi oleh Amr bin Ash, kemudian meninggal ketika bersuamikan Amr bin Ash.

Demikianlah para sahabat dahulu saling care diantara mereka, ada temannya yang meninggal maka istrinya dinikahi oleh teman-teman yang masih hidup untuk menolong sang wanita dan anak-anaknya.

4️⃣  Atikah binti Zaid bin Amru bin Nufail.

Inilah diantara istri-istri Zubair bin Awwam, ada yang diceraikan ada yang tidak diceraikan, sehingga dari pernikahan tersebut Zubair bin Awwam memiliki anak sekitar 20 orang.


♦️ Bagaimana meninggalnya Zubair bin Awwam radhiallahu 'anhu.

Ketika peristiwa perang Jamal, ketika Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu dibunuh secara dzalim pada tahun 35 Hijriyah.
Banyak sahabat yang tidak menerima akan hal tersebut, diantaranya adalah Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Merekapun pergi ke Mekah bertemu dengan istri-istri Nabi shalallahu 'alaihi wasallam ketika mereka sedang berhaji.

Mereka ingin membela Utsman dan akhirnya Aisyah keluar bersama Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Kemudian mereka menuju Basrah ingin menyelasaikan permasalahan tersebut. Karena kalau dibiarkan akan terjadi fitnah yang besar.

Tujuan mereka mulia agar pembunuh Utsman bin Affan segera ditangkap. Namun kondisinya tidak semudah itu karena yang membunuh Utsman sangat banyak dan memiliki kabilah-kabilah yang besar. Kalau menangkap mereka pada saat itu adalah perkara yang berat.

Oleh karenanya Ali bin Abi Thalib berijtihad agar semuanya membaiat beliau terlebih dahulu, tidak ada dualisme dalam kepemimpinan. Beliau menjadi Amirul Mukminin. Nanti kalau sudah aman baru akan diambil satu demi satu.

Diantara yang tidak setuju adalah Aisyah, Zubair bin Awwam dan Thalhah, namun kondisi memang berat.
Ijtihad Ali lebih kuat.. karena sampai pada pemerintahan Muawiyyah, pembunuh Utsman bin Affan tidak berhasil ditangkap, karena memang tidak mudah.

? Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengatakan:
"Bahwasanya pasukan Ali bin Abi Thalib lebih mendekati kepada kebenaran."

Kemudian keluarlah Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah bersama Aisyah radhaillahu 'anha. Dan mereka membawa pasukan yang banyak dan mereka bertemu dengan pasukan Ali bin Abi Thalib, maka terjadilah apa yang terjadi.

Ketika mereka mau berdamai ada provokator masuk dalam dua barisan, sehingga yang satu seakan-akan menyerang yang satunya. Sehingga dianggap dua pasukan saling berkhianat, akhirnya terjadilah perang dan terbunuhlah Thalhah bin Ubaidillah.

Adapun Zubair bin Awwam bagaimana dia terbunuh.
Ketika dalam perang Jamal dia merasa membela kebenaran, kemudian dia menuju ke Ali bin Abi Thalib dan ingin bertemu dengan Ali. Dalam satu riwayat Ali bin Abi Thalib mengingatkan dia dalam satu hadits.

? Kata Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu:
"Aku mengingatkan engkau dengan nama Allah wahai Zubair, ingatkah engkau tatkala Nabi shalallahu 'alaihi wasallam melewatiku dan melewati engkau, kita sedang ngobrol berdua, kemudian Nabi menepuk pundakmu dan Nabi berkata.,
'Demi Allah wahai Zubair, kau akan memerangi Ali dan engkau yang dzalim.'"

Baru Zubair ingat ketika itu, maka Zubair berkata;
"Benar, sesungguhnya aku telah lupa, aku tidak akan memerangi engkau."

Kata Ali bin Abi Thalib;
"Allah persaksikan."

Maka akhirnya Zubair pergi tidak ingin ikut dalam peperangan. Sebagian orang ada yang memprovokasi Zubair, tadinya dia maju kemudian mundur lagi, akhirnya dia pergi tidak mau terkena hadits Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.

Zubair berkata;
"Saya tidak mau menjadi orang yang dzalim memerangi Ali, karena Nabi pernah menegur saya."

Pergilah Zubair meninggalkan medan pertempuran dan sampai pada suatu lembah yang bernama lembah as-Saba, dia bertemu dengan seorang yang bernama Al-Khabab.

Kemudia Zubair berkata;
"Wahai Khabab, aku minta perlindunganmu dan dalam pertanggung jawabanmu karena ini negeri mu, lindungilah aku, aku tidak ingin perang dan aku ingin berhenti."

Saat itu usia Zubair kurang lebih sekitar 60 tahun dan masih kuat.
Maka berangkatlah Khabab membawa Zubair ke pada seorang yang bernama Amr bin Jurmuz.

Khabab berkata;
"Ini tamuku tolong engkau jaga sampai aku carikan tempat buat tinggal dia."

Dan Amr bin Jurmuz tidak tahu siapa orang ini, kemudian Zubair mengikat kudanya kemudian diapun masuk ke dalam rumah dan disiapkan tempat tidurnya.

? Sampai ditengah malam Zubair mengucapkan syair yang maknanya;
"Meninggalkan perkara-perkara yang dikhawatirkan kesudahan yang buruk bagi seseorang, lebih baik dia meninggalkan perkara tersebut untuk dunianya maupun agamanya."

Artinya tidak ikut perang lebih baik dan Zubair berkata-kata sendiri untuk dirinya, dan didengar oleh tuan rumah.

"Maka Ali bin Abi Thalib memanggilku untuk berduel dan itu bukan perkara yang sulit bagiku, sudah biasa aku berduel, tetapi ketika dia menyebutkan hadits tersebut, cukup wahai Ali kau tidak usah menyinyir aku, apa yang kau katakan sudah cukup untukku. Maka aku memilih untuk dihina dan dikatakan pengecut meninggalkan medan pertempuran dari pada memilih api neraka. Bagaimana manusia yang tercipta dari tanah bisa bertahan disiksa dengan api tersebut. Hari ini aku selamat meninggalkan kesesatanku kepada jalan lurusku, dari kebencian kepada kelembutan."

Ketika Amr bin Jurmuz mendengar bait-bait yang diucapkan oleh Zubair bin Awwam, maka dia tahu bahwa itu adalah Zubair bin Awwam yang berperang melawan Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu.

Maka dibiarkan, kemudian Zubair bin Awwam sholat malam ketika itu, maka ketika itu Amr bin Jurmuz mengambil tombaknya dan dia tikam dari belakang, akhirnya Zubair bin Awwam meninggal dalam kondisi sedang sholat malam.
Kemudian dia penggal kepala Zubair bin Awwam dan dia bawa kepada Ali bin Abi Thalib dengan gembira, karena dia merasa telah membunuh musuhnya Ali bin Abi Thalib.

Kemudian dia mengetuk pintu Ali bin Abi Thalib, lalu dikatakan;
"Wahai Ali, pembunuh putranya Shaffiyah ada dipintu."
Kata Ali bin Abi Thalib;
"Biarkan dia masuk dan beri dia kabar gembira bahwa dia akan masuk neraka jahanam."

Kemudian Ali berkata;
"Celaka engkau, kenapa engkau bunuh dia, padahal dia sudah pergi dan tidak ikut perang. Demi Allah kalaupun dia di tahan kau tidak boleh bunuh dia, apalagi kau bunuh dia dengan cara yang tidak benar."

Kemudian dia bawakan pedangnya Zubair bin Awwam, maka Ali pun menangis dengan tangisan yang panjang.
Ali berkata;
"Celaka engkau wahai Amr, kau bawa pedang ini. Betapa sering pedang ini membela wajah Nabi shalallahu 'alaihi wasallam dalam banyak peperangan. Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun."

Demikianlah wafatnya Zubair bin Awwam radhiallahu 'anhu salah seorang dari sepuluh sahabat yang di jamin masuk surga.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.


?  SOAL - JAWAB  ?


➡️  PERTANYAAN :
Apakah benar pada akhirnya Zubair menceraikan 'Asma binti Abu Bakar.? 
Apakah sebenarnya pola pendidikan Shafiyyah diperbolehkan dalam kondisi yang diperlukan untuk mencetak anak yang pemberani.?

➡️  JAWAB :
Dijelaskan pada kisah 'Asma binti Abu Bakar akhirnya Zubair menceraikan 'Asma. Ada permasalahan kemudian dibela oleh Abdullah bin Zubair, akhirnya diceraikan oleh Zubair sehingga 'Asma hidup sendirian.
Wallahu 'alam itulah urusan mereka, tentu kita tidak bisa hanya melihat sekilas urusan mereka.

Kemudian adapun pendidikan Shafiyyah yang begitu keras kepada Zubair, maka disebutkan ketika itu Shafiyyah belum Islam.
Karena Nabi baru berdakwah ketika Zubair sudah besar, selama itu Zubair di didik dengan keras oleh Shafiyyah yang belum Islam, tetapi sebagian Ulama mengatakan apa yang dilakukan Shafiyyah itu tepat untuk Zubair dikondisi seperti itu. Dimana dia tidak punya bapak yang bisa mengayominya dan hidup di zaman yang penuh dengan pertempuran, sehingga Shafiyyah bersungguh-sungguh ingin menjadikan anaknya anak yang hebat.

Kalau kita praktekan sekarang itu tidak pas, karena kita hidup di zaman yang tidak ada pertempuran.
Kita hidup di zaman perang pemikiran, ini yang di butuhkan anak-anak agar kuat dalam hafalan Qurannya, dalam ilmunya, hafal Hadits.
Karena zaman sekarang belum nampak ada perang secara fisik, jadi kurang pas kalau di didik secara keras sebagai mana Shafiyyah mendidik Zubair. 
Wallahu 'alam bishowab.


✍️ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA