Tradisi Punggahan Menjelang Ramadhan

Didik Effendi • 2 April 2022

Masjid Baiturrohman - PT GSIP (AAL) Kalimantan Tengah. Meski dizaman modern seperti saat ini yang notabene serba canggih nan instan, tentu sangat mudah menggerus tradisi atau budaya peninggalan para leluhur nenek moyang kita. Namun nyatanya ada banyak adat istiadat yang terbilang kuno tapi tetap terus dilestarikan hingga kini. Salah satunya adalah tradisi Punggahan atau Megengan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Istilah Punggahan  bukan merupakan sesuatu yang asing lagi khususnya bagi masyarakat Jawa, karena tradisi ini sudah cukup populer dari zaman penyebaran Islam yang dibawa oleh sunan Kalijaga. Meski begitu, ada beberapa perbedaan diberbagai daerah dalam pelaksanaan tradisi Punggahan ini. Namun semua itu tetap dalam satu niatan yang sama yaitu mengungkapkan rasa syukur dan berkirim do'a untuk para ahli kubur menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. 

Dalam tradisi Punggahan/Megengan ini biasanya dilakukan sekitar 20 hari menjelang bulan suci Ramadhan, para warga bergantian mengadakan dirumah masing-masing dgn mengundang para tetangga dan seorang ust untuk memimpin baca Yasin dan tahlil untuk ahli kuburnya. Dan puncaknya dari tradisi Punggahan ini biasanya dilaksanakan H-3, H-2 atau H-1 dimasjid atau mushola menjelang Ramadhan. Masyarakat berkumpul dengan membawa Tumpeng untuk dinikmati bersama setelah melakukan do'a bersama, tumpeng tersebut ditempatkan dalam sebuah tampah/nampan berukuran cukup besar yang didalamnya sudah lengkap dengan beberapa menu sajiannya seperti nasi kuning, ingkung, telur, kulub, mie, tempe dan lain sebagainya. 

Senada dengan kami, bahwa tradisi ini adalah tradisi yang sangat positif yang perlu ikut kita pertahankan dan kita lestarikan, sehingga kami beserta para warga muslim-muslimah Basecamp GSIP pun melakukan hal yang sama, H-2 menjelang ramadhan ba'da magrib 11 Tumpeng sudah terpampang di dalam masjid dan para warga Basecamp pun sudah berkumpul untuk bersama-sama mengekspresikan rasa syukur dan bahagianya dalam menyambut bulan suci Ramadan 1443H. Selain ungkapan rasa syukur tentu bisa menjadi ajang Silaturrahim antar warga dan menjadi pengingat untuk terus meningkatkan keimanan, sebagaimana asal muasal kata Punggahan adalah "Munggah" yang berarti naik, maka dengan datangnya bulan suci ramadhan  benar-benar kita berharap mampu meningkatkan keimanan kita dan membawa kita menuju derajat yang dijanjikan Allah SWT yaitu meraih gelar TAQWA. Setelah pembacaan yasin, tahlil dan do'a selesai, kami beserta para jama'ah yang hadir menyantap Tumpeng-tumpeng yang tersedia, satu tumpeng cukup untuk sekitar 15 hingga 20 orang. Para warga satu persatu bergantian mengambil sajian tumpeng dgn menggunakan centong yang kemudian diletakkan diatas kertas plastik yg sudah  disediakan. Selanjutnya para warga menikmati  kelezatan tumpeng dan  kebersamaan yang InsyaAllah akan terus kami jaga. Itulah hikmah tradisi Punggahan yang bisa kami petik, bukan sekedar hura-hura tapi merupakan wasilah untuk mempererat hubungan dgn Allah, dengan sesama manusia juga ungkapan rasa bahagia atas semua nikmat yang telah diberikan oleh-Nya, serta tidak melupakan para ahli kubur yang telah mendahului kita. Sehingga do'a-do'a yang dipanjatkan bukan untuk kebaikan kita saja tapi juga untuk saudara-saudara kita yang telah lebih dulu dipanggil Allah SWT.

 

Perusahaan Grup Astra
Astra Agro Lestari
Wilayah Grup Astra
Palangkaraya (Kalimantan Tengah)