Dalam perjalanan meninjau kebun agronya di Lampung, William dan Soetarto Sigit ditawari durian oleh petinggi Multi Agro. Maka turunlah dia menemui penjual durian.
William menunggu di mobil. Lima menit, sepuluh menit, dua puluh menit... sang petinggi belum juga kembali. Setelah hampir setengah jam tak muncul, William turun dari mobil.
"Ada apa? Sedang apa kamu?" Tanya William.
"Sedang menawar, Oom," jawabnya.
Mendengar jawaban itu, raut wajah William berubah, tampak tidak suka. Dalam nada gusar William berkata, " Kamu tahu, dia butuh waktu setahun untuk bisa panen kemudian menjual duriannya. Sedangkan kamu? Kamu setiap tiga bulan bisa menjual jagung dan kacangmu. Dan, berapa sih yang dia hasilkan setiap tahunnya?"
Akhirnya, tanpa ditawar, semua durian itu diborong William. Satu jip penuh. "Saya lihat sendiri, meskipun beliau orang bisnis, tapi filosofinya bukan mencari profit semata. Bagi beliau profit memang penting, namun harus tetap menghargai orang lain. Penghayatan beliau atas nilai-nilai kemanusiaan sangat mendalam," Ungkap Soetarto Sigit.
_____________________
Dinukil dari buku “Man Of Honor, Kehidupan, Semangat dan Kearifan William Soeryadjaya”
_____________________