Ramadhan-Ku Di Negeri Sakura Part #2

ditulis pada tanggal 02 Syawal 1445H

Oleh Bakharudin Yusuf

 

Selanjutnya yang paling terpenting adalah mengenai menu yang biasa saya dapatkan dari Lembaga Training Bahasa Jepang,ia  berupa paket makanan untuk sahur dan berbuka (seperti : nasi, lauk pauk halal dan lain sebagainya),  disini sayapun harus beradaptasi menganai rasa, bumbu dan variasai makanannya. Karena kecenderungan makanan dari Jepang tidak terlalu gurih (sedikit penggunaan penyedap rasa) dan juga tidak terlalu pedas. Untuk mengantipasi kondisi di atas, sebelum berangkat ke Jepang saya sudah menyiapkan terlebih dahulu beberapa lauk kering dan bumbu racikan yang bisa tahan lama untuk dibawa di jepang.

Selain mendapatkan paket menu dari Lembaga tersebut, biasanya saya dan beberapa orang teman lainnya hunting menu makanan Indonesia di sekitaran Lembaga training tersebut. Salah satu nama resto terkenal yang menjual beberapa menu Indonesia tersebut memiliki nama “Bali Bong Resto”. Sesuai dengan Namanya, ternyata pemilik resto tersebut memang orang asli bali Indonesia. Kami banyak melakukan perbincangan/mengobrol dengan sang pemilik resto tersebut. Mulai dari Sejarah berdirinyanya, pengalaman hidupnya hingga latar belakangnya (masa lalu),,,

Menu utama yang saya sering beli adalah tempe Penyet. Satu menu sederhana yang memiliki cita rasa khas kampung halaman. Sang pemilik sangat mahir dalam meracik bumbu dan cara masaknya. Sehingga rasanya pun benar-benar sama dengan yang biasa saya makan di Indonesia.

Selama Ramadhan ini saya beberapa kali ikut berkumpul dengan rekan-rekan dari Indonesia untuk melakukan kegiatan buka bersama. Walaupun suasana sedikit berbeda, namun kita tetap buat suasana tersebut senang dan bahagia, dengan saling bercerita mengenai progress training masing-masing hingga perancanaan liburan di musin panas dan musim dingin.

Selain itu, adanya kegiatan saling tukar bekal lauk yang dibawa dari Indonesia pun menjadi salah satu momen seru kami saat berada di sana. Sehingga rasa persaudaraan kita terus terjalin dan dapat menumbuhkan sikap saling memberi antar sesama peserta training. Dengan adanya beberapa kegitan ini, pelaksanaan ibadah shaum di negeri jepang ini memiliki memori tersendiri untuk saya dan rekan-rekan training lainnya.

 

Bersambung…