Pengagungan Terhadap Ilmu Bagian 1

MAULIA EKA RIANI • 24 February 2024

Halaqah 01 ~

Pengagungan Terhadap Ilmu Bagian 1
Khulashah ta’zhimil ‘ilmi Buah karya Syaikh Shalih Al-Ushaimi  حفظه الله تعالى

 Pemateri Al Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. حفظه الله تعالى

Telah berkata Syaikh Dr. Shalih bin Abdillah bin Hamd Al-‘Ushoimiy hafizhahullah di dalam Muqaddimah kitab “Khulashah Ta’zhimil ‘Ilmi” bahwa banyak sedikitnya ilmu seseorang adalah sesuai dengan pengagungan dia terhadap ilmu itu sendiri.

Barang siapa yang hatinya penuh dengan pengagungan terhadap ilmu maka hati tersebut pantas menjadi tempat bagi ilmu tersebut, sebaliknya barang siapa yang berkurang pengagungannya terhadap ilmu maka akan semakin berkurang bagiannya.

Kemudian beliau menyebutkan 20 perkara yang merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu:

1. Membersihkan tempat ilmu (yaitu hati)  

Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah membersihkan tempat ilmu. Apabila hati kita bersih maka ilmu akan berkenan masuk, dan semakin bersih maka semakin mudah menerima ilmu tersebut. Dan hal yang mengotori hati dan menjadikan ilmu sulit masuk adalah kotoran syahwat dan kotoran syubhaat.

2. Mengikhlaskan niat. 

Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah mengikhlaskan niat karena Allah didalam menuntutnya. Sesuai dengan keikhlasan seseorang dia akan mendapatkan ilmu dan niat yang ikhlas didalam mencari ilmu adalah apabila niatnya: 1) Mengangkat kebodohan dari diri sendiri 2) Mengangkat kebodohan dari orang lain 3) Menghidupkan ilmu dan menjaganya supaya tidak punah 4) Mengamalkan ilmu

3. Mengumpulkan tekad untuk menuntutnya, meminta petolongan kepada Allah, dan tidak merasa lemah. 

Sebagaimana dalam hadits:

احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز

Hendaklah engkau semangat melakukan apa yang bermanfaat untuk dirimu dan memohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah engkau merasa lemah. (HR. Muslim)

Dahulu Imam Ahmad bin Hambal terkadang ingin keluar dari rumahnya untuk menghadiri majelis ilmu gurunya sebelum datang waktu subuh dan sebagian mereka membaca shahih al-bukhari kepada gurunya dalam tiga majelis atau tiga pertemuan.

Ini semua menunjukkan bagaimana semangat dan tekad para pendahulu kita didalam menuntut ilmu.

4. Memusatkan semangat untuk mempelajari Al-Qur’an dan Al-Hadits, karena inilah asal dari ilmu itu sendiri. 

 وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه
Demikian semoga Bermanfaat
Barakallahu fiikum... 
✍️"Al Faqir Abu Ibrohim

DIVISI DAKWAH DKM ALKAUTSAR