*Risalah Harian Ramadhan ke-16*
Alhamdulillah kita sudah sampai risalah ke 16. Masih istiqomah mengkaji agama Islam setiap hari dibulan Ramadhan. Semoga Allah berikan kita kesabaran dan keistiqomahan untuk menyelesaikan kajian Harian kita sampai selesai Ramadhan.
*8 Karakteristik Islam*
Oleh: Junaedi Putra, S. Pd. S. Ag.
*Pendahuluan*
Allah hanya meridhoi Agama Islam krn itulah agama yg Allah berikan untuk semua manusia. Dan itupula agama semua Nabi dan Rasul.
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ وَمَا ٱخۡتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلۡعِلۡمُ بَغۡيَۢا بَيۡنَهُمۡۗ وَمَن يَكۡفُرۡ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ
Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitabkecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS. Ali Imran, 3: 19).
Bahkan Allah mengancam siapapun yg mencari agama selain Islam
وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَٰمِ دِينٗا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ
Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.(QS. Ali Imran, 3: 85)
Sudahlah tidak diterima, rugi pula. Sia sialah hidup orang yang mencari agama selain Islam.
Han ini tentu memiliki konsekuensi logis yaitu Islam memiliki karakter yang mumayyizaat (kelebihan yg membuatnya menonjol) dibanding agama lain.
Pada hari ini kita akan bahas apa saja karakteristik yang menyebabkan Islam itu lebih unggul dan lebih baik dari agama lain.
*(1) Rabbaniyah (orientasi ketuhanan)*
Karakter pertama ajaran Islam adalah berorientasi ketuhanan. Karena Islam berasal dari Tuhan semesta Alam, bukan agama buatan manusia. Ada 3 aspek dalam hal ini:
*A. Robbaniyatul Ghoyah (Tujuannya Ketuhanan)*
Islam menggariskan bahwa dalam melakukan amal apapun harus dilandasi keikhlasan yaitu tujuannya hanya mencari Ridho Allah sebagai satu satunya Tuhan. Allah berfirman
وَمَآ اُمِرُوْا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS. Al bayyinah, 97: 5)
*B. Robbaniyatul Mashdar (Dasar Hukum Ketuhanan)*
Dalam Islam, sumber Hukum itu adalah wahyu bukan hawa nafsu manusia. Maka yg jadi Sumber hukum adalah firman Allah dan keteladanan dari Nabi yg dibimbing oleh wahyu. Allah berfirman
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى
“dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An Najm, 3 & 4)
*C. Robbaniyyatul Manhaj (Ajaran Ketuhanan)*
syari'at dibuat oleh Allah dengan petunjuk dan bimbingan langsung secara teknis oleh Rasulullah. Jadi syari'at bukan akal akalan manusia melainkan atas bimbingan wahyu. Allah berfirman
يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا ٱلرَّسُولَ وَأُولِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
" Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An Nisa, 4: 59)
*(2) Kamil (Sempurna) dan Mutakamil (Saling Menyempurnakan)*
Islam itu sempurna dan ajarannya saling menyempurnakan. Allah berfirman
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا“…
Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah/5: 3]
Dalam bidang apapun, syari'at Islam memiliki ajaran yang sangat sempurna tentangnya. Tidak ada yang dizalimi, semua sesuai dengan kondisi yang semestinya.
*(3) Integal/menyeluruh (syumuliyyah)*
Aspek kemenyeluruhan Al Qur'an ini meliputi 3 aspek:
*A. Syumuliyatul zaman (kesempurnaan waktu)*
risalah Islam berlaku untuk semua zaman dan generasi
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِىٓ إِلَيْهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"” (QS. Al Anbiya, 25)
Semua Rasul disemua zaman mengajarkan Tauhid yg sama.
*B. Syumuliyatul Minhaj (kesempurnaan pedoman hidup)*
Islam adalah risalah yang sempurna bagaikan sebuah bangunan yang kokoh.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam. janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian,” (Surat Al-Baqarah ayat 208).
Islam mengatur hidup manusia dari urusan yg paling kecil seperti cara buang air, sampai urusan mengatur negara.
*C. Syumuliyatul makan (kesempurnaan tempat/ruang)*
Islam merupakan pedoman hidup yang tidak dibatasi oleh batas-batas geografis tertentu
قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ لآ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِ وَيُمِيتُ فَئَامِنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Katakanlah: “Hai manusia, sesung-guhnya aku adalah utusan Alloh kepadamu semua, yaitu Alloh yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan yang mematikan, maka berimanlah kamu kepada Alloh dan RosulNya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Alloh dan kepada kalimat-kalimatNya (kitab-kitabNya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk. [QS. Al-A’rof (7): 158]
*(4) Lurus (qayyim)*
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا“
Maka apakah mereka tidak menghayati (mendalami) Al-Qur-an? Kalau kiranya (Al-Qur-an) itu bukan dari sisi Allah, pastilah mereka menemukan pertentangan yang banyak di dalamnya.” [An-Nisaa’/4: 82]
Allah menjaga Al Qur'an dari penyimpangan dan pemalsuan. Diantara buktinya adalah tidak ada satu ayatpun yang secara hakikat bertentangan satu dengan yg lain. Hal yg berbeda kita temukan dalam injil, taurat, dll. Didalamnya akan kita temukan banyak pertentangan karena kitab sulitnya sudah dicampur dg perkataan manusia.
*(5) ‘alamiyah (agama untuk seluruh alam)*
Allah berfirman
وَمَا أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al Anbiyah, 107)
Bukan untuk satu negara atau satu suku tertentu. Karena semua Nabi memang untuk kaum tertentu pada masa Tertentu tapi Nabi Muhammad diutus untuk semua manusia di semua zaman sampai hari kiamat. Itulah konsekuensi jadi Nabi Terakhir.
Allah juga berfirman
وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَآفَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada menge-tahui. [QS. Saba’ (34): 28]
*(6) fitrah dan Insaniyyah (Manusiawi)*
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ“
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Ruum, 30: 30)
Hanya Islamlah satu satunya agama yang sesuai fitrah.
Apapun yang merusak kesucian fitrah maka dilarang dalam Islam.
Fitrahnya manusia adalah menikah, jika memilih untuk tidak menikah tanpa alasan syar'i maka yg akan terjadi adalah pelanggaran syari'at seperti zina, _coli_, dan banyak dosa lain karena menentang fitrahnya sendiri.
Menikahpun harus beda jenis kelamin. Menikah sesama lelaki dan sesama perempuan adalah bentuk penyelewengan dari fitrah dan itu dilarang. Karena homo dan lesbi tidak akan bisa melahirkan sementara tujuan pernikahan diantaranya adalah memperbanyak keturunan. Termasuk diantara penyelewengan dari fitrah adalah tidak mau memiliki anak.
Dan banyak lagi penyelewengan fitrah yang dilarang oleh Islam demi menjaga harkat dan martabat manusia itu sendiri.
Ketika Allah memerintahkan puasa di siang hari yang mencegah kita dari makan dan berhubungan badan tp Allah menghalalkannya didalam hari karena Islam mensyari'atkan ibadah puasa untuk mendidik bukan untuk menyiksa. Allah berfirman
أُحِلَّ لَكُمۡ لَيۡلَةَ ٱلصِّيَامِ ٱلرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَآئِكُمۡۚ هُنَّ لِبَاسٞ لَّكُمۡ وَأَنتُمۡ لِبَاسٞ لَّهُنَّۗ عَلِمَ ٱللَّهُ أَنَّكُمۡ كُنتُمۡ تَخۡتَانُونَ أَنفُسَكُمۡ فَتَابَ عَلَيۡكُمۡ وَعَفَا عَنكُمۡۖ فَٱلۡـَٰٔنَ بَٰشِرُوهُنَّ وَٱبۡتَغُواْ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمۡۚ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلۡخَيۡطُ ٱلۡأَبۡيَضُ مِنَ ٱلۡخَيۡطِ ٱلۡأَسۡوَدِ مِنَ ٱلۡفَجۡرِۖ ثُمَّ أَتِمُّواْ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيۡلِۚ وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمۡ عَٰكِفُونَ فِي ٱلۡمَسَٰجِدِۗ تِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقۡرَبُوهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ
Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan isterimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima taubatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beri’tikafdalam mesjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa. (QS. Al Baqarah, 2: 187)
Ketika Islam perintahkan kita puasa, Islam jg perintahkan kita berbuka saat waktunya.
Ketika Islam perintahkan kita sholat di malam hari (Qiyamullail) Islam jg perintahkan kita tidur di sebagian malam.
Begitulah seluruh ajaran Islam itu sangat manusiawi. Islam datang untuk mengatur agar hidup sesuai fitrah bukan untuk mempersulit apalagi menyiksa manusia.
*(7) Wudhuh (Jelas) &Waqi’iyyah (Realistis)*
Dalam Islam hukum fiqh sangat jelas diterangkan tidak ada yg samar samar. Karena manusia tidak boleh beramal dalam keraguan.
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ“
Jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain“. [al-Baqarah/2:184]
Islam juga agama yg Realistis. Jika memungkinkan ibadahlah dengan aturan yg ideal, tp jika tidak bisa karena sakit , dll maka silakan beribadah sesuai kemampuan. Allah berfirman
يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ فَٱغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى ٱلْمَرَافِقِ وَٱمْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى ٱلْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَٱطَّهَّرُوا ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ ٱلْغَائِطِ أَوْ لَٰمَسْتُمُ ٱلنِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَٱمْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al Ma’idah, 5:6)
*(8) Tawazun (Seimbang) dan Wasathiyyah (pertengahan)*
Allah berfirman terkait keseimbangan dunia dengan akhirat
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash [28] ayat 77).
Islam bukan hanya mengurusi dunia dan melupakan akhirat bukan pula sebaliknya hanya mengurus akhirat lalu melupakan dunia.
Fokus hidup haruslah ke akhirat, tp jangan sampai membuat kita melupakan dunia. Dunia hanya secukupnya sekadar jangan lupa krn dunia sementara.
Begitulah tawazun yg Dikehendaki dalam Islam yaitu proporsional bukan 50%:50%.
Allah berfirman ketika menyifati ummat Islam sebagai Ummat Wasatho
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗوَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 143)
Islam adalah agama yang Pertengahan antara ekstrim kiri dan kanan. Islam pertengahan antara yahudi yg membenci Nabi Isa dan Kristen yang mempertuhankan Nabi Isa.
Dia adalah Nabi yg harus dimuliakan tp tak boleh dipertuhankan karena memang bukan Tuhan.
Dalam hal apapun Islam selalu moderat diantara dua ekstrim.
Adapun tentang makna wasathiyah para ulama ahli tafsir menjelaskan lebih lanjut bahwa makna yang lebih spesifiknya adalah adil dan pilihan.
Sebagaimana penjelasan imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini beliau berkata yg artinya
=======awal kutipan===========
"Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Kami palingkan kalian ke arah kiblat Ibrahim 'alaihissalam dan Kami pilihkan kiblat tersebut untuk kalian, hanya karena Kami akan menjadikan kalian sebagai umat yang terpilih, dan agar kalian kelak di hari kiamat menjadi saksi atas umat-umat lain, mengingat semua umat mengakui keutamaan kalian."
Al-wasat dalam ayat ini berarti pilihan dan yang terbaik, seperti dikatakan bahwa orang-orang Quraisy merupakan orang Arab yang paling baik keturunan dan kedudukannya. Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam seorang yang terbaik di kalangan kaumnya, yakni paling terhormat keturunannya. Termasuk ke dalam pengertian ini salatul wusta, salat yang paling utama, yaitu salat Asar, seperti yang telah disebutkan di dalam kitab-kitab sahih dan lain-lainnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan umat ini (umat Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam) merupakan umat yang terbaik; Allah Swt. telah mengkhususkannya dengan syariat-syariat yang paling sempurna dan tuntunan-tuntunan yang paling lurus serta jalan-jalan yang paling jelas"
===========akhir kutipan==========
Wallahu a'lam bisshowwab