[KAJIAN DHUHUR SPESIAL RAMADHAN]- Ustadz Zainal Arifin, Lc, hafidzahullohu ta'ala
TANYA JAWAB USTADZ :MENDULANG PAHALA KETIKA SAFAR
1.Bagaimana batasan seseorang dikatakan safar ?
Jawaban : sebagian Ulama mengatakan bhwa batasan safar minimal 3 hari (siang malm) & diperbolehkan untuk mengambil rukhsoh. Namun baginya jika menemukan jamaah di sana yang kebetulan sedang sholat maka disarankan untuk sholat bersama mereka.
Dijelaskan di dalam hadist lain bahwasanya Rosulullah sholallahu alai wassalam masih menganggap dirinya safar walaupun sdh 19 hari safar.
Terdapat hadits yang diriwayatkan Al Bukhari (1080), dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma, ia berkata:
أَقَامَ النَّبِيُّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- تِسْعَةَ عَشَرَ يَقْصُرُ، فَنَحْنُ إِذَا سَافَرْنَا تِسْعَةَ عَشَرَ قَصَرْنَا، وَإِنْ زِدْنَا أَتْمَمْنَا
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menetap selama 19 hari dengan meng-qashar shalat. Dan kami jika menetap selama 19 hari kami meng-qashar shalat, jika lebih dari itu kami menyempurnakan shalat“
Adapun jika ada yang mengatakan seseorang masih terhitubg safar selama 1 tahun atau dalam jumlah hari yg cukup lama itu merupakan bagian ijtihad dari para Sahabat.
2.Untuk saat ini mudik, baiknya mendahulukan mudik atau meninggalkan iktikaf ?
Jawaban : didalam Islam keduanya merupakan ibadah yng luar biasa. Lailatul qodar merupakan amalan yg sangat besar pahala nya & juga dengan mudik jika itu diniatkan karena Alloh. Namun yang paling afdhol jika mampu menggabungkan & mengkombinasikan kedua amalan tersebut lebih utama & afdol. Seseorang jauh lebih paham dari kondisi yang mereka alami. Sebagai contoh mudik di tanggal 18 Ramadhan kemudian sesampainya di kampung halaman dalam keadaan fit & siapa untuk iktikaf 10 hari terakhir & masih banyak lagi contohnya.
Ditulis oleh Romadhoni Febryantoro
[ ] 25 April 2022M / 23 Ramadhan 1443H
[ ] Masjid Ibaadurrahman