Interaksi Rasulullah dengan Teman Dekat

Bang Pitung • 16 August 2021
in group Masjid Astra

 

??  NGAJI DARI RUMAH - MASJID ASTRA  ??


? Kajian Online Interaktif Untuk Ikhwan & Akhwat
?️ SENIN, 9 Agustus 2021 / 30 Dzulhijjah 1442
? 19.30 WIB - Selesai

? Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainudin Al Banjary حفظه لله تعالى
? "Bedah Kitab Kaifa Amalahum"
(Seni Interaksi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam)
"Karya Syekh Shalih Al-Munajjid."

- Chapter 9 -


BAB 2️⃣ 
-----------
? PASAL 7️⃣

?  INTERAKSI RASULULLAH TERHADAP TEMAN DEKAT  ?


Seorang muslim sangat dianjurkan untuk memiliki teman dekat yang dia temani karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Karena salah satu amalan yang sangat bermanfaat diakhirat adalah saling mencintai karena Allah dan akan mendapatkan naungan di padang mahsyar yang pada saat itu tidak ada naungan kecuali naungannya Allah Subhanahu wa Ta'ala.

? Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ

“Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya."
Salah satunya adalah;

وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ

"dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya,"
[HR. Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031]

? Dalam hadits lain disebutkan, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;
“Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah tanpa ada hubungan keluarga dan nasab di antara mereka. Demi Allah, wajah-wajah mereka pada hari itu bersinar bagaikan cahaya di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Mereka tidak takut di saat manusia takut, dan mereka tidak sedih di saat manusia sedih.”
[HR. Imam Tirmidzi]

? Allah Ta'ala berfirman;

فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِينَ

(100) "Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa'at seorangpun,"

وَلَا صَدِيقٍ حَمِيمٍ

(101) "dan tidak pula mempunyai teman yang akrab,"
{QS. Asy-Syu'ara'/26 : 100-101}

? Kat Imam Qatadah bin Da'amah as-Sadusi rahimahullah mengenai ayat tersebut diatas;
"Bahwa seorang teman dekat jika dia shaleh diakhirat akan bermanfaat dan dia akan memberikan syafaat."

Ini menunjukkan bagaimana fungsi dari teman-teman yang shaleh.
Pada kesempatan kali ini kita memperlajari tentang bagaimana Interaksi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam terhadap teman-teman dekat beliau.

⚡ Dan sahabat-sahabat beliau diantaranya adalah :
- Abu Bakar Ash-Shiddiq
- Umar bin Khattab
- Utsman bin Affan
- Ali bin Abi Thalib
- Zubair bin Awwam
- Abdullah bin Mas'ud
- Huzaifah bin Yaman 
- Abdurrahman bin Auf
- Dan lain-lain

⚡ Dari teman-teman dekat tersebut yang paling dekat adalah;
- Abu Bakar Ash-Siddiq
- Umar bin Khattab

? Dari Ali bin Abi Thalib berkata, Aku sering mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ذَهَبْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ ، وَدَخَلْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ ، وَخَرَجْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ

“Aku berangkat bersama Abu Bakar dan Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar, dan aku keluar bersama Abu Bakar dan Umar.”
[HR. Bukhari, no. 3685]

Sahabat-sahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bertingkat-tingkat kedekatannya dengan beliau, keadaan yang membuat demikian;
- Ada yang menjadi sahabat sehari kemudian berpisah,
- Ada yang sepekan kemudian berpisah,
- Ada yang sebulan kemudian berpisah,
- Ada yang setahun kemudian berpisah.


?  Bagaimana Interaksi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam terhadap Para Sahabat beliau.

1️⃣  Beliau mengumumkan bahwa beliau memiliki teman dan sahabat yang beliau cintai.

? Dari Amru bin Ash radhiallahu 'anhu meriwayatkan;
"Bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengutusnya bersama pasukan dalam Perang Dzatus Salasil, 'Amr bertutur,
"Aku datang menemui beliau, lalu bertanya, 'Siapakah orang yang paling engkau cintai?"
Beliau menjawab,
"Aisyah."
Kemudian aku bertanya lagi,
"Yang dari kaum laki-laki?"
Beliau menjawab,
"Ayahnya."
Aku bertanya lagi,
"Kemudian siapa lagi?."
Beliau menjawab,
"Umar bin Khattab."
Setelah itu, dia menyebut nama beberapa orang lagi."
[HR. Bukhari dan Muslim]

Ini menunjukan bahwa boleh menyebutkan orang-orang yang dicintai dari laki-laki dan perempuan, kalau orang yang dia cintai yang dia sebutkan tersebut adalah orang-orang yang dia cintai, karena kita berharap pahala atas kecintaan kita tersebut.


2️⃣  Beliau tidak rela sahabat terdekat beliau dihina.

Ada seorang sahabat Nabi yang sangat terkenal yaitu Khalid bin Walid, beliau masuk Islam ketika penaklukan kota Mekah atau setelah perang Uhud.
Sementara sahabat Nabi yang lain Abdurrahman bin Auf, beliau termasuk kaum Muhajirin yang pertama-tama masuk Islam.
Maka tentunya berbeda antara Khalid bin Walid dengan Abdurrahman bin Auf, suatu ketika mereka berdua terjadi perselisihan.
Kemudian Khalid bin Walid mencela Abdurrahman bin Auf.

? Berkata Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam;

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ 

"Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu ‘ahnu, beliau berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
”Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti Gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya."
[HR. Bukhari dan Muslim]

Ini menunjukkan bahwa bagaimana sahabat Nabi shalallahu 'alaihi wasallam sangat dibela oleh Nabi shalallahu 'alaihi wasallam.

=》 Kenapa sahabat-sahabat as-sabiqunal awwaluna minal muhajirina wal ansari (orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama masuk Islam dari golongan Muhajirin Mekah dan kaum Anshar yang terdahulu masuk Islam sebelum penaklukan kota Mekah, mereka sangat istimewa dihati Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

=》 Karena sedekah yang dilakukan oleh sahabat sebelum penaklukan kota Mekah itu sedekah dalam keadaan sempit, sulit. Tidak sama dengan sedekah yang dilakukan setelah penaklukan kota Mekah.

? Allah Ta'ala berfirman;

لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا ۚ

"Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu."
{QS. Al-Hadid/57 : 10}

Menghina para sahabat radhiallahu 'anhum haram hukumnya.

? Imam An-Nawawi rahimahullahu dalam kitab Al-Minhaj Syarah Nawawi Shahih Muslim;
"Ketahuilah bahwa menghina para sahabat radhiallahu 'anhu hukumnya haram termasuk dari keharaman-keharaman yang sangat keji, baik itu sahabat Nabi yang terjadi peperangan diantara mereka ataupun tidak, baik yang ikut ataupun tidak. Karena mereka berijtihad didalam peperangan tersebut. Mereka mengambil hukum dalam peperangan tersebut."
- Seperti Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu berperang dengan Muawiyyah.
- Seperti Ali bin Abi Thalib berperang dengan kubu Aisyah dalam Perang Jamal.

Kemudian Imam An-Nawawi mengatakan;
"Dan menghina salah seorang dari sahabar termasuk dari dosa-dosa besar."
- Menurut Mazhab Imam Syafi'i dan Jumhur Ulama;
Dan orang tersebut diberikan hukum Ta'zir yaitu hukum yang disesuaikan dengan keputusan hakim.
- Menurut Mazhab Maliki;
Orang tersebut yang menghina sahabat-sahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam adalah dibunuh.

? Perkataan Imam Ibnu Katsir rahimahullah tentang orang yang menghina para sahabat;
"Allah yang Maha Agung telah memberitahukan bahwa Allah telah rela terhadap orang-orang yang terdahulu masuk Islam dari kaum Muhajirin dan kaum Anshor. Dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Maka celakalah orang yang membuat mereka marah atau yang mencela mereka, atau yang mencela dan membuat marah sebagian dari mereka, membeci sebagian dari mereka. Terutama pemimpin sahabat setelah Rasulullah, dan yang paling baik diantara para sahabat, dan yang paling utama diantara para sahabat, terutama Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu 'anhu khalifah yang agung.
Sesungguhnya ada kelompok yang hina mereka dari kaum Rafidho memusuhi para sahabat radhiallahu 'anhu dan seutama-utama sahabat, dan mereka membenci para sahabat, mencela para sahabat.
Kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari perbuatan tersebut.
Ini menunjukkan akal mereka terbalik dan hati mereka tertutupi."


3️⃣  Beliau sangat meletakan para sahabat Nabi shalallahu 'alaihi wasallam yang terdekat pada kedudukannya.

? Dari Abu Darda radhiallahu 'anhu dia berkata:
Dalam suatu hadits, pernah terjadi masalah antara Abu Bakar dan Umar radhiallahu 'anhuma dalam Shahih Bukhari.

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ كُنْتُ جَالِسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم إِذْ أَقْبَلَ أَبُو بَكْرٍ آخِذًا بِطَرَفِ ثَوْبِهِ حَتَّى أَبْدَى عَنْ رُكْبَتِهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ” أَمَّا صَاحِبُكُمْ فَقَدْ غَامَرَ “. فَسَلَّمَ، وَقَالَ إِنِّي كَانَ بَيْنِي وَبَيْنَ ابْنِ الْخَطَّابِ شَىْءٌ فَأَسْرَعْتُ إِلَيْهِ ثُمَّ نَدِمْتُ، فَسَأَلْتُهُ أَنْ يَغْفِرَ لِي فَأَبَى عَلَىَّ، فَأَقْبَلْتُ إِلَيْكَ فَقَالَ ” يَغْفِرُ اللَّهُ لَكَ يَا أَبَا بَكْرٍ “. ثَلاَثًا، ثُمَّ إِنَّ عُمَرَ نَدِمَ فَأَتَى مَنْزِلَ أَبِي بَكْرٍ فَسَأَلَ أَثَمَّ أَبُو بَكْرٍ فَقَالُوا لاَ. فَأَتَى إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، فَسَلَّمَ فَجَعَلَ وَجْهُ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم يَتَمَعَّرُ حَتَّى أَشْفَقَ أَبُو بَكْرٍ، فَجَثَا عَلَى رُكْبَتَيْهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَاللَّهِ أَنَا كُنْتُ أَظْلَمَ مَرَّتَيْنِ. فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ” إِنَّ اللَّهَ بَعَثَنِي إِلَيْكُمْ فَقُلْتُمْ كَذَبْتَ. وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ صَدَقَ. وَوَاسَانِي بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَهَلْ أَنْتُمْ تَارِكُو لِي صَاحِبِي “. مَرَّتَيْنِ فَمَا أُوذِيَ بَعْدَهَا

“Dari Abu Darda  radhiallahu Ta’ala ‘anhu beliau berkata:
“Aku pernah duduk di sebelah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Tiba-tiba datanglah Abu Bakar menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya.
Nabi shallallahu 'alaihi  wasallam berkata:
"Sesungguhnya teman kalian ini sedang gundah/masalah yang sulit."

Lalu Abu Bakar berkata:
“Wahai Rasulullah, antara aku dan Ibnul Khattab terjadi perselisihan, aku pun segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya agar mau memaafkan aku namun dia enggan memaafkanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang."
(jadi Umar tidak memaafkan Abu bakar lalu ini yang membuat Abu bakar sedih, sedih karena tidak dimaafkan oleh sahabatnya, para sahabat kadang terjadi perselisihan, kesalahan, namun kekeliruan mereka terlalu sedikit bila dilihat dari lautan kebaikan mereka dalam beragama).

Nabi shallallahu 'alaihi  wasallam lalu berkata:
"Allah mengampunimu wahai Abu Bakar."
Sebanyak tiga kali (seakan beliau berkata: biar saja Umar tidak memaafkanmu tapi tenanglah karena Allah mengampunimu walau Umar tidak mau memaafkanmu).

Tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya:
“Apakah di dalam ada Abu Bakar?”
Namun keluarganya menjawab, "tidak."

Umar segera mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Sementara wajah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terlihat memerah karena marah (ketika melihat munculnya Umar), hingga Abu Bakar merasa kasihan kepada Umar dan memohon sambil duduk bertumpu pada kedua lututnya:
“Wahai Rasulullah, Demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah.”
Sebanyak dua kali.
(Sekarang Abu bakar membela Umar supaya Nabi memaafkan Umar).

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya ketika aku diutus Allah kepada kalian, ketika itu kalian mengatakan, “Engkau pendusta wahai Muhammad”,
Sementara Abu Bakar berkata, “Engkau benar wahai Muhammad, setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku? (beliau ucapkan) sebanyak dua kali. Setelah itu Abu Bakar tidak pernah disakiti lagi”.
[HR. Bukhari]

Ini menunjukkan bagaimana kedudukan Abu Bakar Ash-Shiddiq diantara seleruh sahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
Dan ini menunjukkan bahwa kita boleh memuji teman kita dihadapan dia asalkan dia tidak ujub dengan pujian kita.


4️⃣  Beliau mengkhususkan beberapa sahabat dengan perkara-perkara yang khusus dibandingkan sahabat-sahabat yang lain.

? Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah duduk di mimbar, lalu bersabda:
”Sesungguhnya ada seorang hamba yang diberi pilihan oleh Allah, antara diberi kemewahan dunia dengan apa yang di sisi-Nya. Maka hamba itu memilih apa yang di sisi-Nya.”
Lalu Abu bakar menangis dan menangis, lalu berkata:
”ayah dan ibu ku sebagai tebusanmu”

Abu Sa'id berkata:
“yang dimaksud hamba tersebut adalah Rasulullah, dan Abu Bakar adalah orang yang paling tahu diantara kami”

Rasulullah bersabda:
“Wahai Abu Bakar jangan menangis. Orang yang paling banyak memberi dari persahabatannya dan kekayaannya adalah Abu Bakar. Andaikan aku boleh mengambil seorang kekasih dari kalangan umatku (dalam riwayat lain ada tambahan: “selain rabb-ku”), niscaya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai kekasihku. Tetapi ini adalah persaudaraan dalam Islam. Tidak ada di dalam masjid sebuah pintu kecuali telah ditutup, melainkan hanya pintu Abu Bakar saja (yang masih terbuka).”
[HR. Bukhari dan Muslim]

Ini menunjukan bagaimana keistimewaan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu 'anhu.
Yang bisa kita contoh adalah, Beliau bersikap memberikan sesuatu yang khusus kepada teman-teman khususnya dibandingkan teman-teman biasa.
Jadi wajar bila seorang manusia mempunyai teman-teman khusus dan seorang manusia mempunyai teman-teman yang biasa, dan teman-teman yang khusus ini diberikan sesuatu yang khusus itu wajar.


5️⃣  Beliau menjadikan sahabat-sahabat terdekatnya untuk mengurus sesuatu yang khusus milik beliau.

Diantaranya adalah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menjadikan Bilal bin Rabbah termasuk sahabat yang dipilih untuk mengatur perkara sedekah beliau.


6️⃣  Beliau sering mencari sahabat-sahabat beliau terutama sahabat-sahabat terdekat.

▪️ Diantaranya yaitu ada seorang sahabat yang bernama Tsabit bin Qais.

? Anas bin Malik radhiallahu 'anhu meriwayatkan ketika ayat ini diturunkan;
? Allah Ta'ala berfirman;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari."
{QS. Al-Hujurat/49 : 2}

Tsabit bin Qais termasuk sahabat yang suaranya keras, maka ketika Tsabit bin Qais mendengar ayat ini beliau ngumpat didalam rumah dan menangis, karena beliau merasa ayat ini ditujukan kepada beliau.
Dan Tsabit merasa bahwa amalannya akan terhapus dan masuk kedalam neraka.

Kemudian Rasulullah bertanya kepada Sa'ad bin Mu'adz;
"Wahai Abi 'Amr, ada apa dengan Tsabit apakah dia sedang sakit.?"
Sa'ad bin Mu'adz menjawab;
"Dia tetanggaku tapi aku tidak tahu kalau ada apa-apa dengannya."
Sa'ad lalu menemui Tsabit bin Qais dan menyampaikan kepadanya apa yang ditanyakan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

Tsabit mengatakan;
"Ayat ini diturunkan, dan seperti yang kamu tahu akulah yang bersuara paling keras di hadapan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, maka akulah ahli neraka."

Sa'ad kembali dan menyampaikan perkataan Tsabit kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
Beliau menjawab;
"Justru dialah ahli surga."
[HR. Bukhari dan Muslim]

▪️ Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam pernah mencari Sa'ad bin ar-Rabi' ketika peperangan Uhud.

? Kata Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam kepada Zaid bin Tsabit;
"Wahai Zaid bin Tsabit cari Sa'ad bin ar-Rabi', jika engkau melihatnya, bacakan dariku salam dan ucapkan untuknya bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadanya bagaimana keadaanmu."

Maka Zaid bin Tsabit mencarinya diantara orang-orang yang terluka, akhirnya didapati oleh Zaid bin Tsabit.
Kemudian Zaid bin Tsabit berkata;
"Wahai Sa'ad sesungguhnya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengucapkan salam kepada engkau, kemudian Rasulullah bertanya bagaimana kabarmu.?"

Sa'ad bin ar-Rabi' yang saat itu dalam keadaan terluka dan sekarat mengatakan;
"Wahai Rasulullah aku mencium bau surga."

Lihat disini bagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam lebih-lebih lagi memperhatikan sahabat-sahabat terdekatnya saat dalam keadaan sulit.


7️⃣  Beliau sering berkata kepada sahabat-sahabat terdekatnya bahwa bapakku dan ibuku sebagai jaminannya.

Ini menunjukan bagaimana beliau sangat dekat dengan sahabat-sahabatnya.

? Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Sa'ad bin Abi Waqqash radhiallahu 'anhu saat perang Uhud, Rasulullah berkata;

ارْمِ فَدَاكَ أَبِي وَأُمِّي أَظُنُّهُ يَوْمَ أُحُدٍ

"Wahai Sa'ad lemparlah, demi ayah dan ibuku sebagai tebusannya."
{HR. Bukhari}

@ Tujuannya adalah;
"Kalau seandainya aku punya jalan untuk berqurban, maka bapak dan ibuku sebagai jaminannya."
Tidak ada jaminan yang lebih besar dibandingkan menjaminkan bapak dan ibunya, karena seorang anak mencintai bapak dan ibunya.


8️⃣  Beliau tenggang rasa dengan sahabatnya, sedih saat mereka meninggal, menangis ketika mereka meninggal.

▪️ Dikisahkan sahabat yang bernama Utsman bin Mazh’un adalah sahabat pertama yang meninggal dikota Madinah dan dikuburkan diperkuburan Baqi al-Gharqad.
- Beliau adalah salah satu as-sabiqunal awwalun.
- Beliau saudara sepersusuan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
- Beliau adalah sahabat yang dua kali berhijrah.
- Beliau ikut pada peperangan Badar.

? Diceritakan oleh Aisyah radhiallahu 'anha;
"Aku melihat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mencium Utsman bin Mazh’un dalam keadaan beliau meninggal, sampai aku melihat air mata mengalir diatas kedua pipi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam."


9️⃣  Beliau minta pendapat kepada para sahabatnya.

? Allah Ta'ala berfirman;

وَشَاوِرۡهُمۡ فِى ٱلۡأَمۡرِ ۖ

"Dan bermusyawarahlah dengan mereka."
{QS. Ali-Imran/3 : 159}

Ini menunjukkan bagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengamalkan ayat tersebut, meminta saran kepada para sahabat radhiallahu 'anhu.

▪️ Diantaranya beliau mendengar saran-saran dari sahabat Nabi radhiallahu 'anhu.

Suatu ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengutus Abu Hurairah radhiallahu 'anhu untuk membawa sandal beliau, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda;
"Wahai Abu Hurairah, bawa kedua sandalku ini, siapa yang engkau dapati diluar sana dan dia bersaksi Laa Ilaha Ilallah dan yakin dari hatinya, maka niscaya dia akan masuk ke surganya Allah Subhanahu wa Ta'ala."

Kemudian Abu Hurairah melakukan apa yang diperintahkan oleh Rasulullah dan bertemu dengan Umar bin Khattab radhiallah 'anhu.
Kemudian Abu Hurairah di pukul dibagian dadanya oleh Umar bin Khattab sampai terduduk.

Lalu Rasulullah berkata;
"Wahai Umar kenapa engkau melakukan itu, aku menyuruh Abu Hurairah untuk membawa sandalku dan siapa saja yang bersyahadat Laa Ilaha Ilallah dengan hati yang yakin maka dia masuk ke dalam Surga, tapi enkau malah mendorongnya kenapa.?"

Berkata Umar bin Khattab;
"Wahai Rasulullah benarkah engkau mengutus Abu Hurairah dengan kedua sendalmu dan siapa saja yang bersaksi Laa Ilaha Ilallah maka masuk kedalam surga.?"

Kata Rasulullah;
"Iya."
Umar menjawab dan memberikan saran;
"Jangan dilakukan wahai Rasulullah, aku takut manusia bersandar dengan itu, maka biarkan mereka beramal ibadah."
Rasulullah berkata;
"Baiklah, kalau begitu biarkan mereka beramal ibadah, sudah tidak diperlukan itu lagi."

Ini menunjukkan bagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menerima saran dari Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu.

▪️ Beliau juga meminta pendapat saat perang Badar dan perang Uhud;
"Apakah kita menunggu kaum kafir Quraisy didalam kota Madinah ataukan kita keluar.?"

Kemudian beliau menyetujui saran dari sebagian sahabatnya agar keluar dari kota Madinah dan menghadang mereka.

Lalu Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam memakai baju perangnya.
Kemudian para sahabat berfikir;
"Kita ini sudah terlalu memaksa Rasulullah untuk keluar, beliau ingin disini dikota Madinah."
Maka mereka mengatakan;
"Wahai Rasulullah sudah di sudah diam saja dikota Madinah, kami mengikuti pendapat engkau."

Karena Rasulullah sudah memakai baju perang, maka Rasulullah berkata;
"Tidak boleh seorang Nabi kalau sudah pakai baju perang untuk meletakkannya kembali sampai Allah memberikan keputusan apa yang terjadi antara Nabi tersebut dengan musuhnya."

Ini menunjukkah bahwa Rasulullah bermusyawarah dan menerima saran dari para sahabatnya.


?  Beliau sangat menjaga perasaan sahabat terdekat.

Ketika penaklukan kota Mekah, Rasulullah membagi hadiah kepada orang-orang kafir Quraisy dan tidak memberi kepada kaum Anshar sedikitpun.
Maka kaum Anshar bertanya-tanya kenapa Rasulullah membagi-bagikan hadiah kepada orang-orang Quraisy.

Orang-orang mengira bahwa Rasulullah ingin tinggal lagi di kota Mekah meninggal sahabat-sahabat di kota Madinah.

? Maka Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengatakan;
"Wahai kaum Anshar apakah kalian tidak rela, orang-orang pergi dengan Onta, dengan kambingnya, sedangkan kalian kaum Anshar kembali ke kota Madinah kerumah-rumah kalian bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam."

Kemudian beliau bersabda;
"Demi jiwaku yang berada ditangannya, kalau buka karena hijrah maka sungguh aku termasuk dari kaum Anshar. Kalau ada orang-orang jalan disebuah jalan, sedang kaum Anshar jalan disebelahnya, maka aku akan mengikuti jalannya kaum Anshar."

Ini menunjukan bagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menjaga perasaan kaum Anshar.


1️⃣1️⃣  Beliau senantiasa memuji para sahabatnya dengan pujian-pujian luar biasa.

? Dari Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, dan umatku yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar bin Khattab, dan umatku yang paling tinggi sifat malunya adalah Utsman bin Affan, dan umatku yang paling adil sebagai hakim adalah Ali bin Abi Thalib, dan umatku yang paling faham tentang halal dan haram adalah Mu'adz bn Jabbal, dan umatku yang paling faham ilmu waris adalah Zaid bin Tsabit, dan umatku yang paling ahli baca Alquran adalah Ubay bin Ka'ab.”
[HR. Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah]

Ini menunjukkan bagaimana beliau memuji para sahabatnya, maka semestinya seseorang juga memiliki sahabat karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan senantiasa memujinya sehingga pertemanannya tetap karena Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Demikianlah beberapa Seni Interaksi Rasulullah kepada para Sahabatnya.
Insyaa Allah pada pertemuan yang akan datang kita akan membahas,
"Seni Insteraksi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam terhadap pembantunya, budak-budaknya, dan orang-orang yang mengurus beliau."

Insyaa Allah.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.


?  SOAL - JAWAB  ?


1️⃣  PERTANYAAN :
Apakah ada sahabat Nabi yang tidak menikah karena sibuk belajar ilmu agama.?

➡️  JAWAB :
Ustadz tidak tahu ada sahabat yang tidak menikah karena sibuk belajar agama.
Tetapi kalai dari kalangan Ulama banyak, diantaranya adalah:
- Imam An-Nawawi rahimahullah, meninggal di usia 45 tahun dan beliau belum menikah.
- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahahullah, beliau juga belum menikah.

Intinya kalau kita kembalikan kepada ayat Alquran dan hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bahwa menikah adalah sunnah, bahkan sunnah para Rasul bukan saja Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam.
Maka seorang muslim yang sanggup menafkahi lahir dan bathin hendaklah menikah.

? Nasihat Ustadz untuk para perempuan dan para janda.
1.  Jangan mau kalian dikibuli oleh para lelaki yang cuma ingin main-main saja, tidak mau menjadi suami yang maksimal, jangan tertipu dengam godaan-godaan, dengan rayuan-rayuan yang akhirnya sengsara sendiri.
Dan kalau sudah ada gelagat diantaranya adalah nikahnya maunya nikah siri.
Walaupun secara hukum Islam boleh, tetapi secara hukum yang berlaku dinegara ini anda tidak mempunyai kekuatan hukum yang sulit akan berlaku.
Maka saya nasihatkan kalau ada yang ngajak menikah maka nikah resmi dengan catatan sipil, nikahlah dengan cara peraturan agama dan peraturan negara ini, sehingga tidak mudah di zalimi.

2.  Jika suami sudah tidak menafkahi, tidak mau hidup bareng, dan berlalu beberapa tahun.
Ini yang dungu siapa dan tidak berfikir panjang siapa, suaminya atau istrinya.?
Kalau ada gelagat suami sudah tidak menafkahi, tidak mau tidur bareng lagi, maka pada saat itu adukan kekeluarga besar kedua belah pihak. Jangan sampai terlambat.

3.  Bagi para perawan atau para janda, kalau ingin dijadikan istri kedua atau ketiga atau ke empat, maka minta syarat istri sebelumnya yang masih berstatus istri harus mengetahui hubungan ini dan pernikahannya dengan pernikahan catatan sipil.
Minimal istri lainnya mengetahuinya, karena kalau seorang laki-laki sudah menikah dengan istri pertama, kedua atau ketiga atau keempat, tidak ada yang namanya istri baru atau istri lama. Semuanya berhak mendapatkan giliran dan harus adil.

4.  Terutama kepada orang-orang yang pacaran ataupun orang-orang yang mempunyai hubungan gelap.
Bahwa jika anda terperosok dalam hubungan haram, entah itu sudah serumah atau belum maka tinggalkan.
Jangan mendahulukan perasaan dibandingkan akal sehat. Tinggalkan dia karena Allah, jangan dahulukan perasaan ketimbang akal sehat, dan ingat dosa-dosa.

Dan untuk laki-lakibjika anda zalim, kalau anda tidak dihukum didunia, ingat bagi seorang muslim akan ada permintaan pertanggung jawaban diakhirat.
Wallahu 'alam bishowab.


2️⃣  PERTANYAAN :
Bagaimana akhlak kita terhadap teman atau rekan sejawat kita yang mengisolasi kita ditengah kelompok karena kesalahan kita dimasa lalu..!

➡️  JAWAB :
Kalau sikap orang yang diisolasi atau diboikot, maka pada saat itu dia bersabar dan minta kejujuran dari teman-temannya tersebut; "kenapa kalian mengisolasi saya, apakah kita tidak bisa berteman, apa kekeliruan saya, adakah yang bisa saya perbaiki."
Maka dia bersabar dan berusaha untuk memperbaiki hubungan.

Adapun nasihat untuk orang yang memboikot.
Boikot kalau itu untuk urusan dunia maka tidak boleh lebih dari tiga hari tiga malam.

? Dari Abu Ayyub radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah ﷺ berkata, 

لَا يَحِلُّ لمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ، يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا، وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ  (مُتَّفَقٌ عليهِ)

“Tidak halal bagi seorang muslim untuk menghajr (memboikot) saudaranya lebih dari 3 malam (yaitu 3 hari). Mereka berdua bertemu namun yang satu berpaling dan yang lainnya juga berpaling. Dan yang terbaik diantara mereka berdua yaitu yang memulai dengan memberi salam.”
[Muttafaqun ‘alaih, diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imām Muslim]

Tapi kalau urusan akhirat, misalkan;
Ada teman tidak shalat, kita ingin boikot. Nah yang ingin memboikot ini melihag dulu,
"Kalau saya memboikot dia maslahatnya terjadi gak, dia bertobat gak, akhirnya shalat gak.?"
Jangan sampai akhirnya malah menjadi lelucon.

? Para Ulama mengatakan:
Yang namanya boikot, isolasi orang itu dilihat kepada maslahatnya, kepada kepentingan baiknya. Baik yang menghajrnya (memboikot) ataupun dihajrnya, ada manfaat atau tidak.

Kalau memang tidak ada manfaatnya maka tidak perlu, yang perlu adalah menasehati.

Seperti Rasulullah shalallah 'alahi wasallam mengisolasi Ka'ab bin Malik dan dua sahabat lainnya yang tidak ikut perang Tabuk.
Maka isolasi beliau bermanfaat buat Ka'ab bin Malik.

Tapi kalau seandainya boikotnya malah menjadikan orang yang diboikot tambah parah, lebih baik hentikan boikot dan nasehati.
Dan kita bersabar dengan keadaan dan doakan."
Wallahu 'alam bishowab.


3️⃣  PERTANYAAN :
Bagaimana saudara saya yang dilingkungan kerjanya ini lebih didominasi oleh nin mahrom dan waktunya lebih banyak ditempat kerja, susah mencari teman yang sefrekwensi dalam hal amar ma'ruf nahi mungkar. Mohon sarannya Ustadz, saya percaya tapi saya takut dia itu terbawa pergaulan.!

➡️  JAWAB :
Sebenarnya seorang muslim ketika mencari pekerjaan maka carilah pekerjaan dilingkungan yang kondusif, sama seperti kita mencari rumah.

? Imam Ibnu Katsir ketika menafsiri ayat bahwa Asiyah istri Fir'aun berdoa;

 رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ 

"Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus,"
{QS. Ath-Tahrim/66 : 11}
Ini artinya mencari tetangga sebelum membuat rumah.

Sama juga pekerjaan seperti itu, ketika ingin bekerja disebuah tempat maka lihat dulu keadaannya.
Tetapi jika dia sudah bekerja disitu dan pekerjaannya memang seperti itu, maka jangan keluar.
Tetapi dia harus bisa mengkondisikan bagaimana kondisinya tetap kondusif untuk ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

⚡ Diantara kiatnya;
1. Dikenalkan pada teman-teman yang shalih.

2. Berusaha tidak melakukan kemaksiatan, terutama dalam hal pergaulan dengan lawan jenis, seperti bersalam, berhubungan yang sangat intena kepada yang bukan mahram.

3. Hendaknya berusaha untuk menjauhi ihtilad bercampurnya antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.
Dan ini harus terus dinasehati.

4. Yang tidak kalah penting dan paling utama adalah mengenalkan hukum-hukum agama.
Karena kalau sekedar dilarang tanpa tahu hukum agama, maka dia akan tertekan dan merasa terlalu protek.
Tetapi ketika dia dikenalkan hukum agama maka pada saat itu tahu hukumnya, dan menjauhi berdasarkan hukum agama, bukan hanya sekedar nasihat dari seseorang.

5. Kenalkan setelah kehidupan didunia ada kehidupan akhirat, dimulai dari alam barzah ada permintaan pertanggung jawaban.
Ingatkan ada buku catatan amal, ada timbangan, ada hisab, ada surga dan neraka.

? Pesan Ustadz untuk para orang tua.
Ketika anda sulit menasehati anak-anak anda yng sudah baligh, baik itu laki-laki apalagi perempuan untuk menutup aurat, menjauhi hubungan dengan lawan jenis yang bukan mahram.
Ketika orang tua sulit menasehati anak2 tersebut, maka ajaklah anak-anak tersebut untuk mengenal dan selalu mengingat tentang kematian dan perhitungan setelah kematian.
Dari mulai alam barzah, ada pertanyaan didalam kubur, ada nikmat atau siksa kubur, ada hari kebangkitan, ada penggirangan ke padang mashar, ada hisab, ada timbangan, ada buku catatan amal, ada telaga, ada jalan diatas shirat, ada surga dan neraka.
Kenalkan itu dan ingatkan itu terus menerus dan tanamkan kepada anak-anak kita.
Dan ini sering sekali dan mujarab sekali untuk membuat seseorang kembali ke jalan Allah.
Ingatkan mereka kepada kematian dan kehidupan setelahnya.
Wallahu 'alam bishowab.


4️⃣  PERTANYAAN :
Bagaimana seni interaksi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dalam segi mengajar kepada para sahabatnya.?

➡️  JAWAB :
Banyak sekali seni interaksi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dalam sisi mengajar;
1.  Beliau sering mengambil perhatian dengan berbagai macam cara, seperti beliau menyebutkan angka-angka, tiga perkara, empat perkara, tujuh perkara, dan itu sering sekali.
2.  Beliau bertanya kepada para sahabatnya,
"Maukah aku beritahukan kepada kalian dengan dosa yang paling besar."
Atau beliau bertanya,
"Tahukah kalian apa itu dosa yang paling besar."
3.  Beliau mengulang-ulang apa yang disampaikan, menekankan apa yang beliau ajarkan kepada para sahabat.
4.  Memisalkan sesuatu yang mudah untuk diimajinasikan oleh fikiran kita, diantara hadits tentang perumpamaan orang beriman dengan pohon kurma. Tentang keutamaan shalat lima waktu seperti mandi disungai sehari lima kali.
5.  Dengan contoh praktek langsung seperti praktek shalat, Rasulullah naik keatas mimbar untuk mencontohkan kepada para sahabat.
Wallahu 'alam bishowab.


✍️ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA