?? NGAJI DARI RUMAH - MASJID ASTRA ??
? Kajian Online Interaktif Untuk Ikhwan & Akhwat
?️ RABU, 23 Juni 2021 / 12 Dzulqa'dah 1442
? 19.30 WIB - Selesai
? Pemateri :
Ustadz Nizar Saad Jabal, Lc., MA. حفظه لله تعالى
? "Kitab Sual wa Jawab fi Ahammil Muhimmat"
Karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di.
- Chapter 1 -
? TANYA JAWAB PRINSIP ISLAM ?
Alhamdulillah Allah berikan kesehatan kepada kita, nikmat paling besar adalah Iman.
Iman ini komponennya ada takut, ada harapan, ada cinta.
Yang paling kita takuti dalam kehidupan kita adalah kita wafat dalam kondisi su'ul khotimah. Ini yang paling kita takuti.
Sebab kematian itu banyak, tetapi orang mati itu pasti.
Ketakutan kita didunia ini hanya sebatas manusiawi saja, jangan sampai ketakutan kita masuk kedalam iman. Kita harus tetap berfikir positif, semangat untuk mendapatkan yang bermanfaat dari dikehidupan kita didunia ini. Minta tolong sama Allah. Kalau belum mendapatkan apa yang kita inginkan jangan putus asa, terus berusaha.
Kesehatan kita harus berusaha untuk menjaganya, patuhi ptokes dan kita jaga doa kepada Allah, ini bagian dari kewajiban kita.
Pertemuan pertama dari Kitab:
"Sual wa Jawab fi Ahammil Muhimmat"
Karya Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu Ta'ala yang wafat tahun 1376 Hijriyah.
Beliau guru dari Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullahu Ta'ala.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu Ta'ala dikenal dengan sosok Ulama yang banyak sekali karangan beliau. Dan beliau dikenal dengan tulisan-tulisannya yang ringkas-ringkas dan bahasa yang merakyat, tetapi mengandung makna yang sangat dalam sekali.
Tulisan-tulisan beliau banyak berbicara tentang prinsip-prinsip ke Islaman.
Diantara buku yang akan kita kaji ini sederhana, tapi menjelaskan tentang prinsip-prinsip Islam, dan beliau kemas dalam bentuk tanya jawab.
Beliau mengatakan;
"Ini adalah artikel yang ringkas, didalamnya terkandung prinsip-prinsip yang sangat penting sekali berkaitan dengan masalah keimanan, iman yang dimana kebutuhan seseorang untuk memahaminya sudah sangat diperlukan dan saya menjadikannya dalam format tanya jawab. Karena ini lebih mudah untuk difahami dan lebih mudah untuk memahamkan orang, dan lebih mudah untuk dipelajari dan mudah untuk mengajarkannya."
Di dalam risalah yang singkat ini terdapat 28 pertanyaan yang didalamnya berkaiyan dengan prinsip-prinsip dasar Islam, didalamnya berkaitan dengan masalah Aqidah dan berkaitan dengan masalah muamalah.
☆ PERTANYAAN 1️⃣
Apa itu Tauhid dan apa bagian-bagiannya.?
☆ JAWAB
? Pengertian dari Tauhid yang mencakup semua macam-macamnya adalah :
Ilmu seorang hamba, keyakinannya, pembenarannya, keimanannya, atas ke Esa an Rabb pada sifat-sifat kesempurnaan Nya.
Dan keyakinannya bahwa Rabb ini adalah Dzat yang tidak ada sekutu bagi Nya, tidak ada yang sama dengan Dia dalam hal kesempurnaan Nya.
Dia lah yang memiliki Uluhiyyah, Dia lah yang memiliki ibadah atas semua makhluk Nya.
Jadi kalau kita ingin menjadi hamba yang bertauhid kita harus berilmu dan belajar, karena dengan ilmulah seseorang itu akan mendapatkannya.
Tanpa ilmu dia tidak akan bisa menjadi seorang hamba yang bertauhid.
Semakin luas si fulan belajar maka semakin dalam ketauhidannya.
Tetapi kalau dia tidak mau belajar berarti tidak akan menjadi hamba yang bertauhid, kalau dia tidak mau belajar berarti dia tidak mau menjadi hamba yang bertauhid.
Kalau dia tidak menjadi hamba yang berilmu dan bertauhid berarti dia akan terjebak dalam jurang kesyirikan.
Jadi ilmulah yang menghantarkan seseorang, kunci yang menjadikan dia seorang yang bertauhid.
Dengan Tauhid seseorang akan bisa masuk surga dengan Rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Tauhidlah yang menjadikan seseorang itu akan berada di dalam Surga Allah Subhanahu wa Ta'ala.
? Imam Al Bukhari mengatakan:
إِنَّمّا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ
"Ilmu itu bisa diperoleh dengan belajar."
Ketika dia belajar maka akan lahirlah sebuah ketauhidan.
Yang dipelajari adalah ke Esa an Rabb, yaitu:
- Dzat yang menciptakan, mengatur dan berkuasa di alam semesta.
- Asmaul Husna, nama-nama dan sifat-sifat Rabb yang Maha Sempurna. Karena setiap nama Allah mengandung sifat.
Ketika dia mempelajarinya maka akan lahir pembenaran, ketika terjadi pembenaran maka akan lahir keyakinan.
Dari situlah yang dinamakan rangkaian Iman.
▪️ Jadi Tauhid adalah:
- Ilmu
- Keyakinan
- Pembenaran
Ilmu yang akan melahirkan keimanan itu ilmu yang mana, yaitu:
"Ilmu yang melahirkan pembenaran (I'tirof), kemudian dari pembenaran akan lahir keyakinan (I'tikad)."
Iman itu tidak akan terbentuk pada diri seseorang kecuali dia belajar yang akan melahirkan pembenaran dan keyakinan.
▪️ Jadi Tauhid adalah belajar, belajar dan belajar.
Apa yang dipelajari, yang dibenarkan dan yang diyakini pada dirinya, yaitu;
- Sifat-sifat sempurna pada Allah Subhanahu wa Ta'ala, bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Sempurna, dengan sifat-sifat Nya dan keagungan Nya.
- Tidak ada sekutu bagi Nya dan tidak ada yang sama dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala pada sifat-sifat kesempurnaan Nya.
- Dia lah Dzat yang patut diibadahi, semua makhluk harus beribadah kepada Nya, dan semua bentuk ibadah hanya ditujukan kepada Nya.
? Para Ulama Tafsir menafsirkan ayat yang ada pada Surat Adz-Dzariyat Ayat 56.
? Allah Ta'ala berfirman;
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."
{QS. Adz-Dzariat/51 : 56}
=》 Yaitu untuk bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dan ayat ini dijadikan sebagai Ayat pertama pada kitab Tauhid, mengenalkan apa itu Tauhid
? Allah Ta'ala berfirman;
وَمَاۤ اُمِرُوۡۤا اِلَّا لِيَعۡبُدُوا اللّٰهَ مُخۡلِصِيۡنَ لَـهُ الدِّيۡنَ ۙ
"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama."
{QS. Al-Bayyinah/98 : 5}
Dan kita tidak boleh melakukan satu ibadah apapun kecuali ibadah yang kita lakukan itu berdasarkan ilmu, bahwa kesempurnaan itu hanya milik Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Oleh karena itu bentuk ibadah apapun harus ditujukan kepada Dzat yang memiliki kesempurnaan dalam sifat-sifat Nya.
Inilah kewajiban manusia, beibadahlah, bertauhidlah dan lakukan itu secara konsisten, terus-menerus selama kita hidup sampai kematian tiba.
Inilah kewajiban utama dari para Nabi dan Rasul untuk menyampaikannya kepada umatnya, dan kewajiban utama bagi setiap manusia dan pada akhirnya ini menjadi kunci utaman seseorang untuk memasukin surga Allah Subhanahu wa Ta'ala.
? Dari penjelasan diatas, Imam As-Sa'di mengatakan bahwa Tauhid itu termasuk;
(1) Tauhid Ar-Rububiyyah.
Meng-Esa-kan Allah dalam menciptakan, dalam memberikan rezeki, dalam mengatur alam semesta ini.
▪️ Ar-Rabb dalam Asmaul Husna yang ada 99 nama itu intinya ada pada tiga nama, yaitu:
- Nama Allah.
- Rabb, maknanya adalah :
"Dzat yang mencipta, Dzat yang mengatur, Dzat yang berkuasa, Dzat memberikan rezeki, nikmat, kasih sayang.
- Ar Rahman.
Dan manusia wajib mempelajari dan mengetahuinya, membenarkannya, dan meyakininya.
Bahwa tidak ada yang bisa menciptakan, tidak ada yang mengatur kehidupan didunia ini, tidak ada yang bisa memberikan rezeki, tidak ada yang bisa memberikan nikmat, kesehatan, kasih sayang kecuali Ar-Rabb ini yang berkuasa terhadap alam semesta.
? Doa bacaan Dzikir pagi petang;
اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، لاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
(Allahuma la mani’a lima a’thoita, wala mu’tia lima mana’ta, wala yanfa’u dzal jaddi minkal jadd)
"Ya Allah tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang mampu memberi apa yang Engkau cegah. Nasib baik seseorang tiada berguna untuk menyelamatkan ancaman dari-Mu."
{HR.Bukhari: 1/225, Muslim: 1/414}
Ini harus diyakini bahwa dilangitlah ada rezeki kita dan apa yang sudah Allah janjikan kepada kita.
- Kesehatan, hanya Allah Rabbul'alamin yang bisa memberikan kesehatan ini.
- Kebaikan, hanya Allah Rabbul'alamin yang bisa memberikan kebaikan ini.
- Nikmat, hanya Allah Rabbul'alamin yang bisa memberikan nikmat.
Untuk itu manusia wajib meyakini hal ini dan menyerahkan semua urusan dunia hanya kepada Rabbul'alamin.
▪️ Termasuk penyelewengan dari prinsip Ar-Rububiyah adalah;
- Seseorang yang meyakini bahwa alam ini mampu dikendalikan oleh selain Allah.
- Ada wali-wali yang mampu mengatur alam.
- Ada manusia-manusia yang mampu mengatur alam, menentukan rezeki dan nasib manusia yang lainnya.
Tentu ini adalah pelanggaran dan syirik yang begitu besar.
Zodiak-zodiak setiap bulan marak dimedia elektronik dan media sosial lainnya.
Berarti ada selain Allah yang mampu mengatur alam.
- Dukun-Dukun atau orang-orang yang dipercaya yang bisa mampu menyembuhkan selain Allah, yang bisa merubah nasib manusia, memberikan kelancaran dalam usahanya, dan sebagainya.
Ini adalah pelanggaran ketauhidan Rububiyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Serahkan semuanya dan berserah dirilah kepada Allah subhanahu wa Ta'ala.
Sebagaimana dahulu para sahabat, seperti kisah Sa'ad bin Abi Waqqash dalam Perang Al-Qadisiyah, begitu besar hati para sahabat dalam hal keimanan dan Tauhid mereka, bahwa yang bisa memberikan pertolongan kepada mereka, memberikan kebaikan kepada mereka, yang bisa memberikan nikmat kepada mereka hanyalah Rabbul'alamin.
Bukan karena banyaknya pasukan ataupun peralatan perang, bahkan Sa'ad bin Abi Waqqash diuji dalam pertempuran itu dengan sebuah penyakit.
Tapi iman mereka begitu kuat, bahwa mereka berjalan untuk menegakkan agama Allah, mereka yakin siapa yang berserah diri kepada Allah pasti Allah akan menolongnya.
? Dalam hadits qudsi berikut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan dengan tegas:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: “أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ”. (رواه مسلم)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: “Aku Dzat yang paling tidak butuh kepada sekutu. Barangsiapa melakukan suatu amalan yang di dalamnya itu ia menyekutukan Aku dengan selain-Ku, niscaya Aku tinggalkan ia bersama sekutunya itu”."
[HR. Muslim]
(2) Tauhid Asma' was Sifat.
Meng-Esa-kan Allah yang berkaitan dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah.
- Menetapkan apa yang telah Allah tetapkan buat dirinya.
- Menetapkan apa yang telah ditetapkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, berkaitan dengan nama-nama Allah yang sempurna dalam kebaikan.
- Dan menetapkan kandungan dari nama-nama itu yang merupakan sifat-sifatnya tanpa menyamakan, tanpa meniadakan dan tanpa membuang nama dan sifat-sifat itu.
Allah Subhanahu wa Ta'al menetapkan pada diri Nya di dalam Alquran nama-nama, atau Allah menyebutkan nama-nama untuk dirinya. Maka kitapun punya kewajiban untuk menetapkan nama-nama itu sebagaimana yang Allah tetapkan untuk dirinya.
Dan juga sebagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menetapkan nama-nama untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dan nama-nama tersebut mengandung sifat, ini yang wajib kita tetapkan apa adanya. Tidak menyamakan sifat Allah dengan makhluk, tidak berusaha untuk menyamakan sifat Allah dengan makhluk dan tidak pula membuangnya.
Banyak dai'-dai' atau ustadz-ustadz yang berdalih dengan dalih tidak menyamakan Allah dengan makhluknya, tetapi dia terjebak didalam membuang nama-nama Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan ini sangat berbahaya.
@ Salah satu dari mereka ada yang mengatakan;
"Siapa yang mengatakan bahwa Allah memiliki sifat 'Ala (Tinggi di atas 'Arsy nya), berarti dia telah menyamakan Allah dengan makhluk seperti layaknya seorang raja yang duduk disebuah singgasana, ini namanya menyamakan Allah."
La Hauwla Wa La Quwwata Illa Billah.
Mereka sendiri yang menyamakan Allah dengan seorang raja, tetapi menuduh yang lain menyamakan Allah dengan makhluknya.
@ Dengan entengnya mereka mengatakan;
"Bahwa Allah tidak tinggi di atas 'Asry nya tetapi Allah ada dimana-mana."
Innalillahi wa innailaiyhi raji'uun.
Mereka berdalih dengan dirinya bahwa tidak menyamakan Allah, tetapi pada hakekatnya mereka yang menyamakan dan akhirnya mereka membuang.
▪️ Bagaimana sikap yang benar.
Prinsip Ahlul Sunnah wal Jamaah, kita mengatakan sebagaimana yang disebutkan oleh Allah didalam Alquran dan Hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.
"Bahwa Allah memiliki sifat 'Ala (Tinggi di atas 'Arsy nya) sesuai dengan keagungan dan kebesarannya."
(3) Tauhid Uluhiyyah / Ibadah.
Meng-Esa-kan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan berbagai macam ibadah dan keikhlasan.
Artinya semua bentuk ibadah hanya dilakukan karena Allah dan untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala, tanpa menyekutukan dari satupun dari ibadah itu.
Inilah macam-macam Tauhid, dimana seorang hamba tidak dikatakan bertauhid kecuali dia sudah memahami, mengamalkan tiga komponen tersebut.
Meyakini bahwa Rabbul 'alamin adalah Dzat yang mencipta, mengatur dan berkuasa dialam semesta, tidak ada seorangpun yang bisa melakukannya kecuali Rabbul'alamin. Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang sesuai dengan keagungan dan kebesarannya, kita menetapkan seperti yang Allah tetapkan dalam Alquran dan juga Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, tanpa menyamakannya dengan makhluk, tanpa membuangnya.
Dan kita menetapkan apa adanya dengan faham makna bahasa arabnya, hakikatnya kita serahkan pada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan beribadah dengan berbagai macam ibadahnya hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
☆ PERTANYAAN 2️⃣
Apa itu Iman dan apa itu Islam, dan apa prinsip-prinsip masing-masing.?
☆ JAWAB
Ketika orang-orang Badui (orang-orang munafik) itu datang dan mengatakan;
"Kami adalah orang-orang yang berimana."
Allah menurunkan ayatnya dalam Alquran Surat Al-Hujurat ayat 14.
? Allah Ta'alq berfirman;
۞ قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا ۖ قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَٰكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ ۖ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
{QS. Al-Hujurat/49 : 14}
Berarti ada yang namanya Iman dan ada yang namanya Al-Islam, dan tingkatan Iman lebih tinggi dari pada Islam.
? Apa itu Iman.?
"Iman adalah pembenaran didalam hati seseorang."
Pembenaran dihasilkan dari ilmu dan ilmu dihasilkan dari belajar.
Ketika seseorang belajar maka akan lahir pembenaran, semakin belajar maka akan lahir yakin, itulah Iman.
▪️ Apa yang dipelajari.?
"Semua yang diperintahkan oleh Allah dan Rasulnya untuk dibenarkan dan dipelajari maka itu wajib untuk dipelajari."
Ketika dia mempelajari lalu membenarkan dan meyakini maka itu akan melahirkan perbuatan, sikap dan perilaku, itulah yang disebut dengan Al-Islam.
? Apa itu Islam.?
"Yaitu berserah diri hanya kepada Allah, tunduk, patuh dan ta'at kepada Allah."
Berarti dimulai dari Iman dulu, yaitu pembenaran didalam hati seseorang atas prinsip-prinsip yang memang diperintahkan oleh Allah dan Rasul Nya untuk dipelajari.
Ketika dipelajari akan melahirkan pembenaran dan keyakinan yang kuat didalam hati, maka keyakinan yang kuat didalam hati itulah yang melahirkan perbuatan keta'atan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Imanlah yang menjadi penggerak atas perbuatan seseorang.
? Prinsip-prinsip keimanan dan keislaman disebutkan dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 136.
? Allah Ta'ala berfirman:
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
"Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
{Al-Baqarah/2 : 136}
Keimanan yang disebutkan diataa akan melahirkan orang-orang Islam yang tunduk dan patuh dan ta'at.
? Penjelasan lengkap tentang Islam, Iman dan Ihsan ada dalam Hadits Arbain nomer 2 dan 3.
? Hadits nomer 2, tentang Islam, iman dan ihsan yang juga diriwayatkan oleh Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu. Dalam hadits ini beliau mengatakan:
بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
"Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya.
Ia segera duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kemudian ia berkata :
“Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab;
”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,”
Lelaki itu berkata;
”Engkau benar,”
Maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
Kemudian ia bertanya lagi:
“Beritahukan kepadaku tentang Iman”.
Nabi menjawab;
”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya, hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,”
Ia berkata;
“Engkau benar.”
Dia bertanya lagi:
“Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab;
”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
Lelaki itu berkata lagi;
“Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”
Nabi menjawab;
”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya."
Dia pun bertanya lagi;
“Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!”
Nabi menjawab;
”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya, jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”
Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku;
“Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?”
Aku menjawab;
”Allah dan Rasul Nya lebih mengetahui,”
Beliau bersabda;
”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.”
[HR Muslim, no. 8]
? Hadits nomer 3, yang menjelaskan tentang Islam dibangun diatas lima prinsip.
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ “
Dari Abu ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhuma, ia mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, menunaikan shalat, menunaikan zakat, menunaikan haji ke Baitullah, dan berpuasa Ramadhan.”
[HR. Bukhari, no. 8; Muslim, no. 16]
Jadi inilah tingkatan yang paling tinggi, Iman;
"Yang memiliki takut begitu tinggi kepada Allah hanya orang-orang yang berilmu tentang Allah."
Keimanan melahirkan takut, harapan dan cinta yang begitu besar, maka akan lahirlah kepatuhan pada diri mereka yaitu Al-Islam.
Muaranya semua adalah Al-Ilmu, berarti amal ibadah seseorang itu muncul dari keimanan dan akhlak seseorang akan muncul dari iman.
? Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.”
[Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47]
Dikaitkan iman dengan sikap dan perbuatan yaitu tutur kata atau perbuatan fisik, sampai menghormati tamu dan tetangga, semua itu adalah cerminan dari iman.
? Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengatakan;
"Taqwa itu aslinya dari hati."
Prinsip dasarnya yaitu rukun Iman, jadi rukun iman bukan hanya sekedar di hafal, Asmaul Husna bukan hanya sekedar di hafal, tetapi dipelajari dan terus dipelajari akhirnya lahirlah yang namanya pembenaran dan keyakinan yang begitu kuat didalam hatinya.
Sehingga ada korelasi yang begitu kuat antara Akhlaq dan Aqidah seseorang.
Inilah bahasan tentang apa itu Tauhid, apa itu Iman, Islam dan tingkatannya.
Kita lanjutkan pertanyaan yang ketiga pada pertemuan berikutnya.
Insyaa Allah.
Wallahu Ta'ala 'alam bishowab.
? SOAL - JAWAB ?
➡️ SOAL :
Apakah rasa takut terhadap dedemit yang kadang suka dirasakan ditempat yang asing atau ketika berada ditempat yang angker, bisa dikatakan sebagai kesyirikan.?
➡️ JAWAB :
Takut itu ada yang manusiawi ada yang bukan.
Kalau takut gelap atau takut lewat kuburan, takut melihat setan atau dedemit, ini adalah sifat manusiawi.
Yang tidak manusiawi adalah takut yang menjadikan kita tunduk dan patuh kepada dia, ini yang gak boleh.
Sami'na wa a to'na sama kiyai atau habib karena takut kualat, ini namanya takut yang menjadikan dia tunduk patuh dan ta'at kepada dia.
Ada konsekwensi bisa mendapatkan keburukan dan ada konsekwensi dia bisa terhindar dari keburukan atau mendapatkan manfaat.
Takut yang seperti itu adalah takut yang masuk kedalam kesyirikan.
Kalau takut gelap, melihat Harimau takut, melihat macan, ular merasa takut, ini manusiawi.
Itulah yang membedakan takut manusiawi dengan takut yang bernilai tauhid.
Wallahu 'alam bishowab wabarakallahu fiyk.
➡️ SOAL :
Bagaimana jika kadang kita merasa berputus asa, ketika ada masalah yang datang, seakan-akan tidak ada harapan untuk membaik dari masalah-masalah yang ada. Kadang terpikir juga rasanya ingin mati saja, mohon nasihatnya Ustad.!
➡️ JAWAB :
Ada ungkapan menarik;
"Jangan menjadi katak dalam tempurung."
"Diatas langit ada langit."
? Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengatakan;
Pandanglah Orang yang di Bawahmu dalam Masalah Dunia
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي اللّه عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasūlullāh bersabda;
“Lihatlah kepada yang di bawah kalian dan janganlah kalian melihat yang di atas kalian, sesungguhnya hal ini akan menjadikan kalian tidak merendahkan nikmat Allah yang Allah berikan kepada kalian.”
[HR Muslim No. 2963]
Lihatlah kebawah, masih banyak orang yang lebih miskin dari kita, yang lebih parah penyakitnya dari kita banyak, banyak orang lain yang problemnya lebih dahsyat dari kita.
Cobalah kita jalan-jalan ke Rumah Sakit (disituasi yang normal), kita alan lihat ternyata didalam Rumah Sakit itu ada yang penyakitnya lebih parah dari penyakit kita.
Cobalah kalau ada yang bagi-bagi sembako ikut turun kelapangan, datangi rumah orang-orang miskin, lihatlah kondisi mereka.
Seperti yang dilakukan para sahabat dahulu, mereka ketok pintu. Dari situ kita alan merasakan ternyata penghasilan kita masih lebih besar. Ada orang yang penghasilannya sebulan cuma sejuta, atau tiga ratus ribu. Begitulah seterusnya.
Manusia yang paling berat cobaannya, paling berat dahsyat cobaannya siapa.?
Beliaulah Rasulullah shalallahu 'alaihu wasallam yang paling berat cobaannya. Gak makan dua hari kadang tiga hari. Kadang kalau makan hanya sebutir kurma untuk seharian.
? Dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al Anshary dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.”
[HR. Tirmidzi no. 2346, Ibnu Majah no. 4141]
Orang yang putus asa ibarat katak dalam tempurung. Kita manusia yang jauh lebih mulia dari binatang, jangan menjadi katak dalam tempurung.
Kita manusia yang punya Rabbul'alamin yang mengabulkan semua do'a, yang mewarnai cabe dan membentuk daun.
Mintalah kepada Allah agar Allah mewarnai kehidupan kita dengan penuh keindahan.
Wallahu 'alam bishowab wabarakallahu fiyk.
➡️ SOAL :
Bagaimana jika kita dihadapkan dengan orang yang tidak bisa menahan lisannya, kita berpegang diri untuk bersabar namun orang tersebut sering menyakiti dengan lisannya tanpa dia sadari.!
➡️ JAWAB :
Ada pepatah; "yang waras ngalah."
Maksudnya;
1. Nasihati dia dan ingatkan dia terlebih dahulu.
2 Kalau dia masih terus melakukan itu maka maafkan dia.
3. Ajak dia untuk berbuat baik, dan doakan dia.
4. Kalau dia masih terus seperti itu maka tinggalkan.
? Allah Ta'ala berfirman:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh."
{QS. Al-Araf/7 : 199}
Wallahu 'alam bishowab wabarakallahu fiyk.
➡️ SOAL :
Kadang saya suka bingung dengan apa yang saya dapatkan dari kajian-kajian.
Kadang saya ngaji dengan Ustadz A penjelasannya terasa masuk akal, dan saya tidak menolak pendapat ustadz A.
Kadang dilain waktu saya ngaji dengan ustadz B pendapatnya beda dengan ustadz A.
Namun saya juga merasa apa yang beliau jelaskan itu masuk dipehamanan saya.
Mohon nasihatnya harus bagaimana saya dalam menuntut ilmu agar tidak bingung sendiri jadinya Ustadz.?
➡️ JAWAB :
Kita dalam belajar ilmu ini seperti orang yang bicara tentang keyakinan, kalau kita yakin dengan ustadz A ya sudah, konsistenlah dengan ustadz A dan teman-teman dari ustadz A.
Adapun yang lain sementara tinggalkan dahulu karena belum memiliki basic/dasar, itulah belajar.
Para Ulama salaf dahulu mengatakan:
"Ilmu yang kita pelajari ini adalah Islam kita, perhatikanlah kepada siapa kita mengambil ilmu."
Salah menilai orang maka Islam kita bisa berantakan.
Kita yakin Ustadz A berjalan diatas pemahaman yang benar, yang disampaikan adalah Aqidah Ahlul Sunnah wal Jamaah, yang disampaikan adalah pemahaman para Salafus Shalih, yang disampaikan adalah Alquran dan Hadits dan pemahaman para Ulama Salafus shalih, maka belajarlah darinya.
Kalau ada Ustadz yang lain yang tidak menyampaikan Alquran dan Hadits seperti yang difahami para salafus shalih maka jangan diikuti, karena akan rusak pemahamannya dan belum punya basic.
Kalau ada yang mengatakan;
"Ambil baiknya buang buruknya."
Jawab saja;
Mohon maaf saya belum bisa memilah antara telor dengan tepungnya dengan margarinnya dalam sebuah roti.
Saya mau beli roti ditempat yang saya percaya kemudian saya makan roti tersebut.
Selesai.
Kalau anda mampu memilah dan memilih, ambil baiknya buang buruknya, berarti seharusnya yang ngisi ceramah adalah anda bukan Ustadz.
Karena anda sudah mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang haq dan mana yang bathil, mana Tauhid mana syirik.
Kalau anda pemula, dan saya dan kita semua pemula, belilah roti yang sudah jadi dari tempat yang dinyatakan sudah benar, belajarlah dari ustadz yang mengambil pelajarannya dari Alquran dan Hadits dan pemahaman para salafus shalih, sedangkan yang lainnya tinggalkan dahulu untuk menjaga hati dan iman kita.
Wallahu 'alam bishowab wabarakallahu fiyk.
➡️ SOAL :
Terkait Khauf dan Rodja ketika dikaitka dengan kehidupan sekarang kadang kita sulit mengatakan yang benar karena takut dengan manusia, takut kehilangan harta dan reputasi, bagaimana mengatasi hal ini Ustadz.?
➡️ JAWAB :
Ketika kita ingin menyampaikan Al-Haq kemudian takut dengan rezekinya, berarti iman kita diujung uang dan lembaran-lembaran uang, Ini musibah.
Kita ini diperintahlan untuk mengatakan yang Haq kalau memang itu haq sesuai dengan kondisi dan ketika tidak ada dampak buruk yang bisa menimpa nyawa kita.
Rodja itu harapan yang kuat untuk mendapatkan Rahmat Allah dan Surga Allah.
Dari situlah seseorang itu akan berlomba-lomba melakukan kebaikan dan apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul Nya, sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah dan Rasul Nya. Karena yang dicari adalah surga Allah.
Perhatian kita kerjakan adalah aturan Allah yang karenanya kita harapkan itu pahala dari Allah, berarti aturan dan ketaatan yang dia kerjakan itu adalah ketaatan yang memang diperintahkan oleh Allah dan Rasul Nya.
- Takut itu adalah takut akan adzab Allah sehingga dia tidak akan berani melanggar apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul Nya.
- Takut adalah sebuah keimanan yang begitu kuat kepada dirinya, menjadikan dia sosok yang tidak pernah merasa dirinya puas dengan apa yang telah dia perbuat, karena dia tidak tahu apakah Allah menerima amal dia atau tidak.
Sehingga kita takut ditolak, takut masuk neraka, harapan yang tinggi untuk masuk surga, kecintaan yang besar kepada Allah dan Rasul Nya menjadi satu kesatuan. Maka lahirlah orang yang berlomba-lomba dalam melakukan keta'atan.
Semua itu dilakukan karena Allah dan untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala, tidak ada dunia didalamnya.
Dunia itu akan ikut kalau kita berjalan diatas ini semua, Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba yang beriman.
Wallahu 'alam bishowab wabarakallahu fiykum.
✍️ TIM KAJIAN ONLINE MASJID ASTRA