Duuuuuuuaaaaarmm ...!!! Shuuuut ... duuuarm ... Dorrr ... Dooorr ... Dooorrr ... Duaarm !!!
"Wallahi ... ada apa ini?" ujar seorang ibu setengah berteriak lengkap dengan hijab yang hampir menyentuh tanah. Suasana panik seketika. Terlihat wajah-wajah berdebu berlarian mencari tempat sembunyi. Para orang-orang memanggil anak-anak mereka, meneriaki istri mereka, meneriaki suami mereka. Seorang bapak dengan berpawakan tambun terlihat sibuk menggandeng sekaligus berusaha berdiri, tak peduli reruntuhan demi reruntuhan menimpa tubuhnya.
Puluhan, bahkan ratusan timah panas tak henti menghujani rumah-rumah mereka, membakar apapun yang mengenainya. Asap hitam terus mengepul membumbung tinggi.
"Laknatullah!!" teriak seorang pria sembari menggendong putri kecilnya dengan tangan kirinya yang penuh darah, nyaris terputus.
Sungguh tangisan ini tak terbendung lagi. Sementara timah-timah panas terus menjejali rumah-rumah mereka tanpa jeda.
Seorang gadis cilik berjalan tertatih keluar dari gedung yang mulai tak beratap. Rambutnya berantakan, ada lebam di pelipis, dagu dan telinganya berdarah. Baju polkadot pink dengan pita yang melingkar di pinggangnya terlihat robek sana sini. Tanpa ragu ia melihat sekeliling rumahnya. Sungguh miris, taman yang biasa tempat bermain luluh lantah tak tersisa, pun sebuah toko kue yang menjadi favoritnya hilang bak ditelan bumi.
"Umiiiii ... !!!" teriaknya. Suaranya terdengar tak begitu keras sungguh menyayat hati, "Asy syahid, wallahi umi," lanjutnya.
Syuuuuut ... duaaaaarmmm!!!
Ngiiinng.......
...................
Ngiiiing...
...........
.........
....
Seketika suara menderit panjang membuat ia tak mendengar apapun, pandangannya mengabur dari sisa-sisa reruntuhan gedung.
Sang gadis cilik terus mencoba meraba reruntuhan penuh harapan.
"Umii ... !"
Ia berteriak sekali lagi, namun ia heran suara pun tak terdengar dari mulut mungilnya.
Di sisi barat gedung, ledakan kembali terdengar. Kini menghancurkan bangunan sekolah di depannya. Mobil-mobil yang terpakir pun menjadi sasaran kebiadaban mereka.
Sementara di pelataran Masjid Al-Aqsa, Yerusallem, pada Jumat malam, pria-pria berseragam cokelat terus menembaki apapun yang terlintas di hadapannya. "Hahaha ... mana Tuhan yang kalian sembah? Kenapa kalian tak tunduk dari dulu, maka kalian aman!" teriaknya.
Para pemuda Palestina terus bertahan dengan melempari apapun, mulai dari batu, botol hingga kembang api. Mereka tidak terima kalau tempat tinggal yang mereka bangun dari nol harus berpindah tangan secara paksa.
Di lain sisi terlihat gadis cilik itu kembali menangis histeris begitu melihat uminya menjadi sasaran kebrutalan timah-timah mereka. Dengan hitungan detik sang timah menyarang tepat di bagian dadanya.
"Tenang, nak. Umi akan berjanji tetap bersamamu dalam pelukan-Nya."
"Umi ... aku pun berjanji akan adukan semua kejahatan mereka kepada Allah, aku akan meminta agar Allah tak membiarkan mereka keluar dari jahanam-Nya," ucapnya dengan sangat lirih dan pelan. Sang gadis cilik terus di samping tubuh kaku uminya.
Belum sempat sang gadis menyium pipi uminya, sebuah rudal dengan kecepatan yang tak tergambarkan membumi hanguskan dengan seketika. Kini gadis cilik itu tak terlihat lagi, tertutupi berkepul-kepul asap hitam membumbung tinggi. Hanya kobaran api dan timah-timah panas yang menjadi saksi.
Innalillahi wa innailaihi roji'un...
Betapa mirisnya di hari yang harusnya disambut dengan penuh suka cita bagi seluruh umat islam di dunia, namun tidak dengan umat islam dari saudara kita Palestina. Sejak puluhan tahun yang lalu, negara yang terkenal dengan Masjid Al-Aqsa sebagai kiblat pertama umat islam yang pertama ini bentrok dengan Israel laknatullah.
Semenjak zionis Israel secara sepihak mendeklarasikan negaranya sebagai negara Yahudi, namun mendapat kelebihan wilayah 50% lebih banyak dari yang diputuskan dalam rencana pemisahan PBB. Hal ini membuat negara Semenanjung Arab geram. Belum sejarah perang 6 hari, ketika Yerusalem direbut dan diakusisi sepihak oleh Israel.(***)
Dari sinilah memicu masalah-masalah baru hingga saat ini. Yang terbaru, ketika para warga Palestina sedang menyambut malam Lailatul Qadar di akhir Ramadhan pada Jumat (7/5/2021). Bentrok yang berada di kompleks Masjid Al-Aqsa ini dipicu karena pemukim Yahudi merebut rumah-rumah Palestina di dekatnya, membuat geram warga.(***)
Sikap arogansi para tentara Israel terhadap para Mujahidin membuat kedua negara tersebut saling melancarkan serangan udara di Gaza.
Menurut Kementrian Kesehatan yang dikendalikan Hamas melaporkan, setidaknya 20 orang termasuk 9 anak-anak tewas dalam serangan udara Israel laknatullah.(***)
Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahiim ...
Siapa diriku?
Yang berani mencampakan panggilan-Mu?
Ya Malik, Ya Quddus, Ya Salaam ...
Siapa diriku?
Yang berani tak bersyukur pada-Mu?
Duh Gusti, Pemilik hati
Jiwaku sungguh terikat dengan-Mu
Namun aku seolah enggan menyapa-Mu...
Ibadahku tiada berarti, hanya setetes embun penikmat dahaga...
Bagaimana mungkin setetes embun itu dapat memadamkan jahanam-Mu...
Wahai Allah Yang Maha Perkasa,
Lihatlah kedzaliman yang nyata di depan mata, bantulah para Mujahidin bumi Palestina dalam melawan zionis Israel laknatullah...
Kuatkanlah iman-iman mereka, demi menjaga salah satu bentuk cinta-Mu berupa Al-Aqsa yang mulia. Hancurkan para perusak muka bumi itu sehancur-hancurnya, kekalkan mereka ke dalam Jahanam-Mu. Menangkan Palestina dalam perjuangannya,dan masukan para Mujahidin yang telah gugur ke dalam surga-Mu ya Allah.
Aamiin Yaa Allah ... Yaa Latif ... Yaa Ghafur ...
Aamiin Yaa Robbal Alamin ...
(***)
Sumber berita:
1. Wikipedia.org.id
2. Kompas.com
3. Foto: google.com