PEMUDA YANG PELUPA

Anisa Septiani • 10 May 2021

Bekasi, 20 April 2021

 

Menjabat menjadi seorang manager di salah satu anak perusahaan ASTRA, menjadi kebanggaan tersendiri untukku, pencapaian yang mungkin menurut orang lain sangat rata-rata, namun menurutku ini sudah sangat luarbiasa terlebih  di usiaku yang baru menginjak 24 tahun.

 

Kerberuntungan seakan selalu lekat dengan diriku, Bagaimana tidak selain sukses di dunia pekerjaan, kehidupan sehari-hari pun dirundung keberuntungan. Secara fisik, fisikku terbilang ideal untuk ukuran seorang laki-laki, tinggi bandanku 170cm dengan berat badan tidak lebih dari 70 kg, bahkan beberapa ada yang memuji parasku, ntah benar atau tidak setidaknya itu bukan pendapatku pribadi. dan aku pun  merasa sangat beruntung, memiliki keluarga yang sangat baik. Aku terlahir dari keluarga yang tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang, sosok ibu yang sangat luarbiasa mencintai diriku luar dan dalam yang selalu mencurahkan kasih sayangnya pada diriku sepanjang waktu. Sosok seorang ayah yang tegas namun sangat penyanyang membuatku tumbuh menjadi pribadi yang baik.  selain itu finansial keluargaku pun termasuk ke dalam golongan menengah ke atas, rasanya tidak ada alasan lagi untuk diriku tidak bersyukur pada yang maha kuasa.

 

Sampai pada suatu saat di tahun 2018 lalu, ibuku terkena penyakit stroke, dan tidak berdaya. Dan itu membuat diriku sangat patah hati. Bagaimana tidak, sebagai seorang anak aku hanya bisa melihat ibuku terbaring tak berdaya, dan aku tidak bisa melakukan apa-apa.  Rasanya jika boleh meminta, aku ingin menukar diriku dengan ibuku, biarlah aku ini yang merasa sakit jangan ibuku. Pekerjaanku mulai berantakan, yang terlintas dipikiranku  hanya bagaimana caranya ibuku bisa pulih kembali. 

 

“jangan pernah berputus asa pada rahmat Allah, karena jika Allah berkehendak tidak ada yang tidak mungkin bagi-NYA”. Suara dari salah satu ustadz kondang dari bunyi radio terdengar olehku. Kalimat sederhana itu seketika menyadarkanku, mengapa aku menyerah pada ujian ini, seakan mendahului takdir Allah. Segera aku ambil Air wudhu dan datang ke rumah Allah, Aku bercerita dan meminta dengan lirih kepada Allah supaya ibuku bisa pulih kembali. Setiap hari aku sempatkan untuk bercerita dan meminta kepada yang maha kuasa. Dan tepat dibulan berikutnya, Qadarullah ibuku mengalami perubahan yang sangat drastis, dan perlahan mulai bisa beraktifitas kembali. Memang benar janji Allah, kepada hambanya yang meminta. Aku sangat beryukur dan sangat bersuka cita karena kesembuhan ibuku. Maha suci Allah atas semua kekuasaan-NYA. 

 

Setelah hari itu perlahan pekerjaanku pun mulai mebaik seperti sedia kala. sampai suatu waktu aku diundangan meeting penting, dan pada meeting tersebut karirku sangat dipertaruhkan. Aku mempersiapkan materi meeting dengan seksama dan teliti. Dan setelah semua siap aku bergegas menuju ruang meeting. ditengah perjalanan menuju ruang meeting aku bertemu Andi, salah satu member di departemenku.

 

“Mari pak, kita jalan bersama” ucap andi

“ jalan kemana di ?” tanyaku heran, karena seingatku andi tidak masuk list undangan dimeeting tersebut.

“ loh, Bapak bukannya mau ke masjid pak? Ini kan sudah waktunya Solat,”

 

“ oh, ga di, saya ada meeting dulu, sehabis itu saya akan menyusul ke masjid”

 

“oh maaf pak kalau begitu, saya fikir bapak mau kemesjid, karena beberapa bulan kemarin bapak selalu hadir paling pertama di masjid, dan keluar paling terakhir, dan selalu berurai airmata. Tapi mungkin waktu itu bapak sedang ada masalah ya pak?, dan sepertinya masalahnya sudah beres ya pak ?” tanya andi dengan senyum yang mengartikan banyak hal.

 

“kalau begitu, saya duluan ya pak,”. itulah kalimat terkahir andi sebelum berjalan meninggalkanku yang terdiam.

 

Andi benar, semakin tidak ada masalah, diri ini semakin lalai dalam mengingatnya, dan kini rasanya diriku sangat merasa malu pada Allah. S.W.T, padahal kemarin diriku meminta dengan sangat, namun saat ini ketika Allah S.W.T bermurah hati dan mengabulkan keinginanku, aku seakan lupa siapa yang berkehendak. Aku pun manaruh perlengkapan meeting, dan berjalan ke Arah masjid. Karena sejatinya tidak ada undangan yang lebih penting dari pada panggilan-NYA.

 

Ya rabb maafkan hamba , maafkan hambamu pemuda yang pelupa ini.

Pemuda yang Pelupa

Perusahaan Grup Astra
TD Automotive Compressor Indonesia
Wilayah Grup Astra
Jadetabek