Cikarang, 12 April 2021
Sore itu waktu menunjukan pukul 16:15 WIB dimana waktu pulang kerja hanya tinggal 15 menit lagi, semua karyawan terlihat bersiap bergegas pulang menyambut datangnya Ramadhon yang pastinya semua tidak ingin melewatkan moment shalat teraweh pertama dibulan Ramadhon ini. Namun ada juga karyawan yang tidak beranjak dari kesibukan kerjanya karena mereka dituntut untuk lembur guna menyelesaikan tugas kerjaannya. Sebut saja si Fulan, karyawan yang tidak beranjak dari kesibukan kerjanya itu. Untuk menghibur diri si fulan melantunkan sepotong lirik lagu, "Ramadhon tiba Ramadhon tiba Ramadhon Tiba, Tiba-tiba Romadhon, Tiba-tiba Romadhon".
Dikarenakan lirik dari penyanyi Opik yang dirubah tersebut, berhasil membuat beberapa karyawan tertawa dibuatnya. Namun ada seorang karyawan yang tiba-tiba murung dibuatnya. Kucoba untuk menyampiri orang tersebut, sebut saja Pak Setyo.
"Pak Setyo, ada apa kok aku perhatikan wajah bapak tiba-tiba murung sesaat Mas Fulan melantunkan candaan lewat lirik lagu nya" tanya ku kepada pak Setyo.
"Eh mas merhatikan ya" saut pak Setyo sambil membalikkan keyboard yang menandakan beliau siap untuk pulang ontime.
"Begini mas, tiba-tiba terpintas dibenak saya akan lirik yang dirubah itu : Tiba-tiba Ramadhon, menandakan bulan Romadhon ini begitu cepat datangnya, tak dipungkiri waktu bergulir begitu cepat ya mas, baru rasanya kita melewati Romadhon tahun lalu dan sekarang sudah datang didepan mata kita lagi. " ucapnya.
"Iya pak ga berasa banget, perasaan baru aja kemarin aku dapet Tunjangan Hari Raya eh sekarang udah ada didepan mata lagi hehehe" candaku untuk mencairkan suasana.
"Nah mungkin itu mas yang membuat waktu kita terasa begitu cepat berlalu, karena fokus kita hanya kepada duniawi. Coba kita renungkan mas umur saya 53 tahun, berarti sudah puluhan tahun mas saya menjalani ibadah Romadhon, namun yang membuat saya sedih apakah saya sudah memberikan yang terbaik di tahun-tahun Romadhon yang telah saya lalui? Ataukah fokus saya hanya pada kewajiban puasa dan keuntungan dunia semisal mendapatkan THR dan bisa pulang kampung" ujar pak Setyo yang menjadikan tamparan keras bagiku,
"Iya juga ya pak, aku sadar betul puasa tahun lalu ibadahku hanya sebatas puasa dikarenakan kesibukan kuliah dan deadline kerjaan. Yaa Alloh kurang bersyukur rasanya diri ini ya pak, sudah dikasih umur panjang masih melewatkan moment special ini. Seharusnya tidak ada alasan apapun untuk menyambut dan menjalankan semua ibadah di bulan Romadhon ini ya pak" ucapku.
"Alhamdulillah kita masih diberikan kepekaan oleh Alloh Subhanahu Wa Ta'Ala atas kelalaian yang kita lakukan, banyak diluar sana yang masih mengganggap sepele moment Ramadhon ini mas. Coba selepas taraweh nanti mas buat agenda atau target yang akan mas capai di satu bulan ini. Jangan hanya cukup khatam Al-Qur'an satu kali, biasanya nih ujungnya malah ga khatam paling 70-80% hehehe. Kita optimis khatam 2 atau 3x karena harusnya dari tahun ke tahun target kita bertambah dong, gak cuma masalah dunia aja yang kita targetnya selalu bertambah. Perbanyak shodaqoh juga mas, karena diluar sana pasti banyak yang membutuhkan uluran tangan kita. Mas kemarin sudah coba presentasi tahunan kan? dimana didalamnya ada target, ada problem, ada countermeasure. Coba dituangkan deh pasti mas lebih semangat menjalankan ibadah tahun ini karena lebih ter-program dan teratur" jelas Pak Setyo kepadaku.
"Hehehe Pak Setyo tau aja tahun lalu aku gagal khatam cuma dapet 24 juz. Wah benar juga ya pak aku coba buat ah Target Report Romdahon ku tahun ini. Semoga hasilnya jauh lebih dari tahun sebelumnya. Makasih banyak ya pak Setyo, yuk kita bergegas pulang, pasti macet banget nih jalanan pak" ucapku dengan semangat.
"Begitu dong, semoga dimudahkan ya niat baik kita ini untuk melakukan yang terbaik dibulan Ramadhon, semangatnya kita harus berandai-andai kalau ini menjadi Ramadhon terakhir kita. Okeh deh mas hati-hati dijalan ya jangan ngebut-ngebut juga" pinta pak Setyo
"Aamiin Yaa Robbal'Alamiin semoga dimudahkan, baik pak siap" ucapku menutup pembicaraan kita sore ini.
Jadi benar kata pak Setyo ya teman-teman, kita harus menanamkan dalam benak kita seandainya ini menjadi Ramadhon terakhir kita maka amat sangat merugi kita melalui waktu yang berharga ini. Dan jangan lupa fokus kepada target pahala kita jangan memikirkan dunia terus ya teman.
Wassalam,
Lukman Nur Sidik